Cerita ABG Lesbi : Pedang Pelangi 3

Diposting oleh eysa cerita silat chin yung khu lung on Selasa, 07 Agustus 2012

Cerita ABG Lesbi : Pedang Pelangi 3-Cerita ABG Lesbi : Pedang Pelangi 3-Cerita ABG Lesbi : Pedang Pelangi 3-Cerita ABG Lesbi : Pedang Pelangi 3-Cerita ABG Lesbi : Pedang Pelangi 3-Cerita ABG Lesbi : Pedang Pelangi 3-Cerita ABG Lesbi : Pedang Pelangi 3

Tanpa mengucapkan sepatah katapun dia berjalan menuju
ke depan pembaringan, lalu menyingkap selimut dan mulai
memeriksa jenasah ketuanya dengan seksama
Setelah dilakukan pemeriksaan yang teliti, dalam waktu
singkat dia telah menjumpai bahwa jalan darah Yaa bun hiat
di belakang tengkuk ketuanya telah terluka oleh semacam
ilmu jari yang disebut Jit cun ceng (getaran tujuh inci)
Perlu diketahui, ilmu jari yang disebut Jit cun ceng ini
merupakan ilmu kepandaian khusus bagi perkumpulan
Kaypang sesuai dengan namanya, kepandaian tersebut
biasanya dipergunakan oleh anggota Kay pang untuk
menangkap ular
Asalkan jari tangan sudah menempel pada bagian tujuh inci
dari ular, kemudian memancarkan tenaga getaran ketubuh
binatang tersebut, maka kendatipun bagian yang mematikan
tersebut tidak sampai terpegang tenaga getaran yang
dihasilkan sudah cukup untuk menggetarkan ular itu sampai
pingsan.
Sebaliknya jika digunakan untuk menghadapi musuh ilmu
jari ini termasuk salah satu ilmu serangan maut yang khusus
mengancam jalan darah mematikan ditubuh musuh.
Apalagi jalan darah Yaabun hiat merupakan pusat kontrol
dari semua urat syaraf menuju ke otak. dengan terserangnya
bagian tersebut oleh ilmu Jit cun ceng, secara otomatis
anggota badan manusia menjadi lumpuh semua indera
menjadi kurang berfungsi dan keadaannya amat payah, tak
jauh berbeda seperti keadaan dari ketuanya barusan-
Padahal di dalam ruangan hanya Leng Kang to seorang
sedang orang lain tak akan bisa masuk ke dalam tanpa
panggilan khusus, selain dia sendiri yang membunuh ketuanya
siapa pula yang sanggup berbuat demikianTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Dalam gusar dan gemasnya, Lian Sam sin segera
mendengus berat berat seraya berseru : "Murid durhaka ini
benar benar tidak berperikemanusiaan"
Walaupun dia terhitung seorang jago kawakan dari dunia
persilatan, bagaimanapun juga terhitung manusia kasar.
Setelah menjumpai ketuanya tewas akibat totokan Jit cun
ceng pada jalan darah Yaa bun hiat nya, padahal didalam
ruangan hanya terdapat Leng Kang to seorang otomatis
diapun menuduh pemuda itulah sebagai pembunuhnya:
Tapi dia lupa, sewaktu Leng Kang to hendak memberi obat
kepada gurunya tadi, berhubung keadaan sakit gurunya
terjadi perubahan, dengan langkah yang gugup dia telah pergi
keruang sebelah kiri untuk memanggil dia bersama Kwa Tiang
tay, meskipun jangka waktunya tidak terlalu lama, tapi
bukankah Leng kang to sudah meninggalkan pula tempat
tersebut ?
Dengan sepasang mata memancarkan cahaya kilat Kwa
Tiang tay membalikkan badannya sambil menegur.
"Apakah saudara Lian telah menemukan sesuatu gejala
yang tidak beres...?"
Dengan sepasang mata merah membara dan menggigit
bibir menahan rasa gemesnya sahut Lian Sam sin :
"Murid durhaka ini benar benar sudah tidak berperasaan
lagi, dia telah menotok jalan darah Yaa bun hiat ditubuh
pangcu dengan ilmu Jit cun ceng."
Beberapa kata ini diucapkan olehnya dengan perasaan
pedih, dan sekujur badan gemetar keras.
Sepasang tangan Leng Kang to yang ditelikung kebelakang
diikat kencang kencang dan dipegangi oleh dua orang anggota
perkumpulan, dia masih berdiri disudut ruangan itu. Ketika
mendengar perkataan tersebut, dengan air mata bercucuran
dia segera berseru
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lian tiang lo, apakah kau orang tuapun mencurigai tecu
sebagai pembunuh suhu? biarpun tecu tak becus, pikiranku
belum sampai menyeleweng begitu jauh,aku pun tak
membalas air susu dengan air tuba dengan mencelakai jiwa
suhu yang sedang sakit parah..."
"Didalam ruangan ini hanya terdapat kau seorang, kalau
bukan kau lantas siapa lagi ?" bentak Lian Sam seng dengan
penuh kegusaran-
"oooh, Thian-.." Leng Kang to mendongakkan kepalanya
sambil berpekik sedih "seandainya Leng Kang to benar benar
telah mencelakai suhu aku mampus disambar geledek dan
hancurj adi abu, tecu benar benar merasa terfitnah..."
Disaat dia sedang berteriak teriak itulah dari ruangan telah
muncul dua orang pengemis tua, mereka segera memberi
hormat kepada Tiang tay dan Lian Sam sin sambil katanya:
"Tongcu bagian pewaris ilmu silat ong Tian hay dan tongcu
bagian hukum Song jin bin menjumpai tianglo kiri dan kanan-"
"Saudara ong, saudara Song, pangcu telah kembali kealam
baka..." seru Kwa Tiang tay sambil mengangkat tangannya.
ong Tian hay dan Song jin bin sangat terkejut cepat cepat
mereka mendekati pembaringan dan menjatuhkan diri berlutut
untuk memberi hormat, sementara air mata jatuh bercucuran
dengan derasnya.
Tapi sejenak kemudian mereka sudah bangkit berdiri,
sambil memberi hormat kepada Kwa Tiang tay dan Lian Sam
sin katanya: "Boleh kami tahu apa perintah dari tianglo kiri
kanan?" Dengan sepasang mata berkaca kaca, Kwa Tiang tay
berkata:
"Perkumpulan kami tidak beruntung sehingga muncul
seorang murid murtad penghianat perkumpulan, dimana dia
telah membunuh pangcu. Sekarang harap Song tiang lo
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menggusur pergi penghianat ini dan coba diperiksa apakah
masih ada komplotan lainnya?"
Sembari berkata, dia lantas menuding ke arah Leng Kang
to yang berada disampingnya dengan wajah penuh kesedihan-
Song jin bin nampak bergetar keras seluruh badannya,
dengan suara tergagap dia berseru:
"Mungkinkah perbuatan dari Leng Kang to? Dia kah yang
telah mencelakai pangcu?"
Ia sebagai tongcu hukuman dari Kay pang merupakan
seorang yang amat jujur, selama ini diapun cukup tahu
karakter dari Leng Kang to, itulah sebabnya hampir saja dia
tak percaya dengan pendengaran sendiri, Kwa Tiang tay
mengeluarkan sepotong ampas kiu kiat tok bong dari balik
ampas obat tersebut dan disodorkan kedepan sambil serunya
"Benda ini kuperoleh dari ampas obat yang digunakan
untuk memasak obat pangcu termasuk juga salah satu barang
bukti, padahal obat itu diramu oleh murid durhaka ini sendiri,
dan dia juga yang memasak dan diberikan kepada pangcu,
tiada orang kedua yang pernah membantu usahanya tersebut"
Kemudian setelah berhenti sejenak, terusnya:
Setelah itu, barusan Lian tiang lo pun sudah memeriksa
jenasah dari pangcu dan menemukan ada orang menotok
jalan darah Gl bun hiat ditubuh pangcu dengan ilmu Jit cun
ceng perkumpulan kita, padahal didalam kamar ini hanya ada
murid murtad seorang yang melayani segala kebutuhan
pangcu, kecuali dia seharusnya tiada orang kedua yang bakal
melukai pangcu lagi, nah bukti sudah didepan mata, Song
tongcu harus menggunakan tata cara yang terbaik untuk
mengorek keterangan-"
Yang dimaksud sebagai "tata cara yang terbaik untuk
mengorek keterangan" jelas adalah menyuruh dia
menggunakan cara memukul dan menyiksa guna memperoleh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pengakuan. Bila dihari hari biasa, Lian Sam sin pasti akan
menangkap arti dari perkataan itu.
Setelah Coa pangcu mati, maka jabatan sebagai ketua
otomatis jatuh ke tangan Leng kang to sebagai satu satunya
ahli waris dari Coa pangcu, tapi sekarang sang ahli waris
justru menerima tuduhan sebagai "murid durhaka" yang
mencelakai guru sendiri dan ditangkap pihak bagian hukum,
sudah barang tentu dia tak mungkin bisa menduduki jabatan
sebagai seorang ketua lagi.
Padahal menurut peraturan yang berlaku dalam Kaypang :
"Bila pangcu meninggal dunia atau menjumpai suatu
halangan dan penggantinya belum ditetapkan, maka jabatan
pangcu untuk sementara waktu dipangku oleh tianglo kiri
sampai terpilihnya kembali pangcu baru."
Itu berarti menurut peraturan tersebut, Kwa Tiang tay lah
yang akan menjadi pejabat pangcu sampai terpilihnya ketua
baru nanti.
Karena dewasa ini Leng Kang to tidak lebih hanya seorang
tertuduh pembunuh ketua, padahal dia pun seorang ahli waris
pengganti kedudukan ketua, meski saat ini hak tersebut belum
hilang, namun jika pihak pengusaha bagian hukum berhasil
mendapatkan pengakuan darinya, dan ia sudah terbuki
sebagai pembunuh gurunya, maka hak menjadi ahli waris pun
akan hilang, sedang pihak Kay pang harus memilih ketua
barunya... Ini berarti pengakuan Leng Kang to merupakan
suatu yang penting sekali artinya.
Sudah barang tentu Lian Sam sin pun memahami akan
persoalan ini, namun berhubung Kwa Tiang tay berhasil
menemukan ampas kiu cit tat hong dari tempat memasak
obat, dan dia sendiripun menemukan jalan darah Ya bun hiat
ditubuh ketuanya ditotok orang dengan ilmu Jit cun ceng,
maka terdorong oleh dua bukti yang disaksikan mata kepala
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sendiri, hatinya sedang dicekam kegusaran yang luar biasa,
otomatis diapun tidak berpikir lebih banyak lagi.
Dalam pada itu Tongcu bagian hukum Song Jin bin telah
memberi hormat seraya jawabnya: "Siaute turut perintah"
Selesai berkata diapun segera memberi tanda kepada
kedua orang muridnya.
Kedua orang anggota kay pang itu segera menggusur Leng
Kang to keluar dari ruangan-
Kwa Tiang tay segera berkata pula kepada tianglo pewaris
ilmu silat ong Tin hay :
"Segala sesuatu tentang upacara penguburan jenasah
pangcu kuserahkan kepada saudara ong, harap kau atur
dengan sebaiknya"
"Siaute turut perintah" ong Tin hau segera menjura.
Pelan pelan Kwa Tiang tay membalikkan badannya,
kemudian berkata lagi.
"Tentang bagaimanakah penjelasan atas kematian pangcu
kepada dunia luar serta bagaimanakah memberi kabar kepada
pelbagai perguruan dan partai, terpaksa harus minta bantuan
dari saudara Lian untuk menyelesaikannya."
"Tentu saja siaute kerjakan," Lian Sam sin segera memberi
hormat pula. sesudah memberi hormat dia segera
mengundurkan diri dari ruangan tersebut.
Kembali keruang kiri, Ban Hui jin segera menyaksikan paras
muka pengemis tua itu menunjukkan perubahan yang sangat
aneh, tak tahan gadis itu bertanya^ "Engkoh tua bagaimana
dengan keadaan penyakit pangcu perkumpulan kalian?"
"Pangcu sudah kembali kealam baka" sahut Lian Sam sin
sedih.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pangcu kalian telah kembali kealam baka?" seru Huan cu
im terperanjat.
"Aaai, peristiwa ini merupakan ketidak beruntungan bagi
perkumpulan kami, pangcu telah dibunuh oleh muridnya
sendiri"
"Aaah, masa ada kejadian seperti ini? Siapakah orang itu?"
tanya Ban Hui jin keheranan-
"orang itu adalah Leng Kang to, orang yang pernah kalian
jumpai."
Huan cu im menaruh kesan yang cukup mendalam
terhadap Leng Kang to, ia merasa pemuda itu gagah perkasa
dan tidak mirip manusia yang bisa membunuh guru sendiri,
tanpa terasa dia berseru:
"Aku rasa saudara Leng cukup gagah lembut dan tidak
mirip seorang manusia cecunguk yang mampu membunuh
guru sendiri"
"Benar, aku pun merasa dia tidak mirip orang jahat"
sambung Ban Hui jin. "Tapi bukti nyata sudah didepan mata,
bagaimana mungkin bukan perbuatannya?" Secara ringkas
Lian Sam sin segera menceritakan keadaan yang telah
dialaminya. selesai mendengarkan keterangan tersebut, Ban
Hui jin segera berkata :
"Bukankah barusan Leng Kang to pun telah datang kemari?
Meskipun waktunya amat singkat, namun bila ada orang ingin
membunuh pangcu dan melimpahkan kesalahan dan dosa
tersebut keatas bahu Leng Kang to, maka ia mempunyai
cukup waktu untuk masukkan obat racun kedalam teko
pemasak obat dan menyusup kedalam kamar untuk menotok
jalan darah Ya bun hiat dari coa pangcu dengan manfaatkan
kesempatan disaat ia pergi meninggaikan kamar tadi
bukankah coa pangcu sudah sakit parah dan sama sekali tak
berkemampuan untuk melawan lagi."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sesungguhnya perkataan itu hanya merupakan suatu
dugaan saja, namun beberapa patah kata itu justru bagaikan
genta emas yang berbunyi bertalu talu, setiap patah kata
bergetar nyaring dalam benak Lian Sam sin.
Dalam waktu singkat juga pengemis penakluk harimau Lian
Sam sin ini dibikin sadar kembali, dengan sorot mata berkilat
dia segera mengangguk berulang kali.
"Benar adik perempuanku, untung ada kau, rasanya
peristiwa ini benar benar merupakan suatu intrik dan rencana
keji dari pihak musuh."
Tidak sampai dua orang itu berbicara lagi, dia telah
menyambung lebih jauh:
"Saudara cilik, adik cilik, setelah pangcu berpulang kealam
baka, maka engkoh tuapun masih banyak urusan yang harus
diselesaikan, kita sebagai saudara angkat tentunya tak perlu
sebagai tata krama bukan? engkoh tua tak ingin menahan
dirimu lagi biarlah lewat berapa hari kemudian engkoh tua
pergi menengok kalian"
Kedua orang itu segera bangkit berdiri dan berpamitan
kepada Lian Sam sin, sedangkan pengemis tua itupun
mengantar mereka sampai diluar kuil baru balik masuk.
Ketika Huan cu im dan Ban Hui jin tiba kembali
diperusahaan Seng ki piaukiok. hari sudah menunjukkan siang
hari, mereka segera menuju ke kamar baca seng Bian tong
dimana dalam ruang tengah telah disiapkan hidangan.
Disekeliling meja perjamuan duduk siang Han hui, Seng
Bian tong dan Ban sian ceg bertiga, seorang dayang berbaju
hijau sedang melayani ketiga orang itu bersantap.
Ketika Seng Bian tong menyaksikan kemunculan kedua
orang itu, dia segera mengangkat kepalanya sambil bertanya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Huan hiantit, sampai sekarang kalian baru pulang, apakah
sudah bersantap?" Ban Hui jin dengan cepat menjawab lebih
dulu ^
"Lopek, kami belum bersantap. kay pang sudah terjadi
peristiwa maka kami telah pulang lebih awal"
"Kalau begitu cepat duduk" seru Seng Bian tong. "Cun im,
ayoh cepat siapkan nasi untuk Huan kongcu dan nona Ban" ^
Kedua orang itupun tidak sungkan sungkan lagi, mereka
segera mengambil tempat duduk, sedangkan dayang berbaju
hijau itupun mengambilkan nasi buat mereka berdua.
Menanti kedua orang itu sudah duduk. Siang Han hui baru
bertanya dengan penuh perhatian:
"Apa yang telah terjadi di Kay pang??"
"Coa pangcu dari Kay pang telah berpulang kealam baka,"
kata Huan Cu im.
Seng Bian tong segera dibuat tertegun oleh kabar tersebut,
dengan cepat serunya^
"Aku memang mendengar kalau Coa pangcu telah tiba di
Kim leng, kenapa? Dia telah meninggal dunia?"
"Yaa, dia mati diracuni orang," sahut Ban Hui jin
sekali lagi Seng Bian tong dibuat tertegun, cepat dia
berseru.
"Apa? Coa pangcu mati diracuni orang? Apakah
pembunuhnya sudah ditangkap?"
"Konon yang melakukan pembunuhan tersebut adalah
muridnya yang bernama Leng Kang to"
"Aaah, masa ada kejadian seperti ini"
Sementara itu Siang IHan hui juga berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tahun ini hati manusia memang gampang berubah,
ternyata ada murid begini meracuni guru sendiri, padahal Kay
pang adalah suatu perkumpulan yang mengutamakan
kebenaran dan keadilan, belum pernah terjadi peristiwa
pembunuhan terhadap guru sendiri seperti apa yang terjadi
saat ini"
Perlu diketahui, bagi umat persilatan baik dari golongan
lurus maupuan sesat yang terpenting bagi mereka adalah guru
dan perguruan, membunuh guru sendiri merupakan suatu
peristiwa yang paling dibenci oleh setiap orang.
Pelan-pelan Seng Bian tong menggelengkan kepalanya
berulang kali, kemudian katanya :
"Ciangbunjin, aku rasa ada orang yang telah melakukan
fitnahan dalam peristiwa ini, siapa tahu pembunuhnya adalah
orang lain?. Dari mana kau bisa berkata demikian?"
"Coa pangcu hanya menerima seorang murid saja yakni
Leng Kang to, dalam perkumpulan Kay pang pun dia sudah
dianggap sebagai pewaris kedudukan Coa pangcu, aku sudah
berapa kali bertemu dengannya, orang ini sopan santun dan
merupakan seorang pemuda yang serius dan jujur, sudah
pasti orang semacam ini tak akan melakukan pembunuhan
terhadap guru sendiri, aku kuatir kalau didalam tubuh Kay
pang sendiri ada orang yang mengincar kedudukan sebagai
pangcu maka dia sengaja mengatur jebakan untuk memfitnah
orang lain, bukankah semalam Lengcu emaspun telah
mengirim orang untuk mengerubuti Lian Sam sin? Kejadian
tersebut merupakan suatu bukti yang sangat jelas sekali "
"Apa yang dikatakan Seng lopek memang benar, akupun
merasa Leng Kang to sedang difttnah seseorang" kata Ban Hui
jin pula dengan cepat.
"Adikku, kau jangan sembarangan berbicara" tukas Ban
Sian ceng segera. Dengan cepat Ban Hui jin memberutkan
bibirnya sambil berseru:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Di sini toh tak ada orang luar, apa salahnya kalau aku
berkata demikian? Malahan Huan toa ko sendiri pun berkata
begitu terhadap engkoh tua"
"Selama kalian mertamu di kay pang, apa saja yang telah
kalian dengar?" Seng Bian tong segera bertanya.
"Kami mendengar dari engkoh tua yang mengatakan-.^"
Secara ringkas nona ini segera menceritakan semua
kejadian yang telah berlangsung didalam Kay pang.
Selesai mend engar penuturan tersebut, Seng Bian tong
manggut manggut seraya berkata:
"Nah, itulah dia Kay pang adalah suatu perkumpulan yang
mengutamakan kebenaran dan kesetiaan kawan, tapi
belakangan ini aku rasa memang ada sedikit persoalan-.."
Ia tidak menjelaskan persoalan apa saja itu, sebaliknya
berpaling ke arah siang Ha n hui sambil katanya:
"jangan jangan peristiwa inipun ada hubungannya dengan
pemilihan Bulim bengcu."
Sian Han hui hanya mengelus jenggotnya saja tanpa
berbicara, ia nampak seperti termenung dan memikirkan
sesuatu dengan serius, wajahnya menunjukkan pula
keseriusansebaliknya
Ban Sian ceng segera berseru dengan kaget,
"Aah, masa terbunuhnya coa pangcu ada kaitannya dengan
pemilihan Bu lim bengcu?"
"Ehmm..." Seng Bian tong pelan pelan mengangguk, "coa
Poh tiong dan Sam siang tayhiap mempunyai hubungan
persahabatan yang sangat rapat, apabila coa pangcu tidak
mati, dia pasti akan mendukung Yu Hua liong sebagai calon
bengcu, tapi sekarang coa pangcu telah menemui ajalnya
sebelum pertemuan puncak dibukit Hong san diselenggarakan,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bisa jadi peristiwa ini merupakan hasil karya dari lengcu emas
tersebut..."
"Entah siapakah lengcu emas tersebut, berani amat dia
berbuat semena mena..." seru Ban Sian ceng dengan
mendongkol.
sementara pembicaraan masih berlangsung tampak Seng
ceng hoa lari masuk dengan terburu buru, kemudian setelah
memberi hormat kepada siang Han hui ia baru berkata:
"ciangbunjin, ayah, barusan dari pihak Kaypang tersiar
berita yang mengatakan bahwa coa pangcu telah meninggal
dunia di Kim leng " Seng Bian tong segera tertawa:
"Kami sudah tahu dan sekarang pun baru membicarakan
persoalan tersebut " Seng ceng hoa nampak tertegun, tapi
selanjutnya serunya sambil tertawa :
"Aaah, betul, ananda lupa kalau saudara Huan dan nona
Ban baru saja kembali dari Kay pang"
Kemudian sambil berpaling kearah kedua orang itu,
tambahnya :
"Kalau begitu berita yang mengatakan bahwa coa pangcu
dibunuh oleh muridnya benar juga?"
"Yaa, memang begitulah" Huan Cu im segera manggut
manggut.
"Sungguh keterlaluan, kelihatannya saja orang she Leng itu
baik dan jujur, sungguh tak disangka dia telah melakukan
perbuatan terkutuk seperti itu."
"Seng toako, apakah kau pun merasa bahwa orang she
Leng itu orangnya baik?"
"Itu mah aku sudah salah menilai orang, sungguh tak
kusangka dengan wajahnya yang jujur ternyata memiliki hati
yang jahat dan keji kenyataannya dia telah meracuni gurunya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sendiri sampai mati, apakah perbuatan semacam ini masih
bisa dibilang sebagai perbuatan manusia...?"
"Seng toako, menurut pendapatmu tindakan apakah yang
akan diambil pihak Kay pang terhadapnya?"
"Kay pang selalu mengutamakan kebenaran, keadilan dan
kesetiaan kawan namun dala peraturan perkumpulan yang
ketat membunuh guru sendiri merupakan suatu perbuatan
yang paling berdosa aku rasa hukuman yang bakal dijatuhkan
kepadanya adalah mencincang tubuhnya sampai hancur
berkeping keping di hadapan jenasah Coa pangcu" Ban Hui jin
segera memutar biji matanya sambil berkata lagi :
"Tapi diakan difitnah orang, kita mesti mencarikan akal
untuk menyelamatkan jiwa" Ban Sian cing yang mendengar
perkataan itu segera berubah wajahnya, cepat cepat dia
membentak :
"Adikku, ini kan urusan Kay pang sendiri, buat apa kau
mesti mencampurinya?" Seng Bian tong segera berkata pula.
"Apa yang dikatakan Ban sauhiap memang benar, entah
Leng Kang to benar benar telah membunuh gurunya atau
tidak. hal ini akan ditetapkan sendiri oleh tiang lo bagian
hukum dari Kay pang dan tak mungkin orang luar bisa
mencampurinya, kalau tidak, maka dia akan menjadi musuh
umum bagi seluruh Kay pang"
"Aaah, ini namanya tidak adil, apakah seseorang yang
difitnah orang secara semena mena harus kita biarkan begitu
saja?"
"Setiap perguruan dan partai yang ada di dalam persilatan
masing masing mempunyai peraturan yang berbeda, sudah
barang tentu ada bagian yang sama sekali adil, tapi ada pula
bagian yang tidak adil, akan tetapi orang luar tidak berhak
untuk mencampuri masalah pribadi tersebut."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah Bu lim bengcu pun tidak boleh mencampuri urusan
semacam ini?" Seng Bian tong segera tertawa:
"Seorang Bu lim bengcu tugasnya adalah untuk
menyelesaikan segala pertikaian yang terjadi diantara sesama
umat persilatan, apabila suatu partai terjadi perselisihan
paham dengan partai yang lain, maka mereka dapat meminta
jasa baik dari Bengcu untuk menyelesaikan pertikaian
tersebut, namun bila anak murid suatu perguruan telah
melanggar peraturan perguruannya, mana mungkin seorang
Bengcu dapat mencampurinya?"
"Mengapa Bengcu tak boleh menampilkan diri ?" Kembali
Seng Bian tong tertawa:
"Misalkan saja seorang anggota dari suatu perguruan telah
melanggar peraturan perguruan, bila Bengcu harus turun
tangan untuk menyelesaikan persoalan ini, maka bukankah
akibatnya sang guru dan anggota perkumpulan itu akan saling
beradu pendapat dihadapan Beng cu? Mana mungkin seorang
guru akan berdebat dengan muridnya dihadapan orang? Hal
ini sama halnya dengan seorang anak yang berbuat salah,
kemudian dipanggil kedepan pengadilan untuk diperiksa
bersama orang tuanya, mana mungkin anak yang berdebat
dengan orang tuanya didepan pengadilan-"
"Tapi dalam kasus Leng Kang to toh terjadi penyimpangan?
Dia difitnah orang dan mesti mengorbankan jiwa secara
percuma, kalau persoalan sepele pun tidak kita campuri, apa
pula gunanya kita pilih seorang Bengcu untuk menegakkan
keadilan dan kebenaran bagi dunia persilatan?"
"Adikku, kau jangan sembarangan bicara" sekali lagi Ban
sian ceng membentak keras.
"Tidak bicara yaa sudah, toh yang difitnah bukan aku
pribadi..." gerutu Ban Hui jin kemudian dengan wajah
cemberut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Barusan siang ciangbunjin telah berkata, pertemuan
puncak bukit Hong san sudah semakin dekat, kini cing im
totiang dari Go bi pay telah berangkat ke Kim leng lagi, oleh
sebab itu aku mengambil keputusan akan berangkat besok
luas untuk kembali ke Hong san, akupun akan mengundang
Seng lopek untuk berangkat bersama.
Sebelum berangkat tempo hari ibu telah berpesan berulang
kali agar kau jangan binal, sekarang kita baru sehari setengah
berada di Kim leng, akupun tidak menghalangimu untuk
berpesiar ditempat tempat kenamaan dalam kota Kim leng
tapi jangan sekali kali kau mencari gara gara, kalau tidak
selanjutnya aku tidak mau memberi pertanggungan jawab di
hadapan ibu, asalkan aku tak mau menjamin, akan kulihat
apakah kau dapat keluar rumah tidak?"
"Baik, baiklah, aku tak akan membuat gara gara lagi" seru
Ban Hui jin kemudian-
Lalu dengan kening berkerut ia berpaling sambil tanyanya
lagi:
"Huan toako, bersediakah kau menemani aku berpesiar di
telaga Mo cu oh sore nanti?"
Diajak berkencan oleh seorang gadis di hadapan begini
banyak orang, Huan cu im jadi tersipu sipu dibuatnya, dengan
wajah memerah ia segera berseru: "Aku sendiripun tidak tahu
dimanakah letak telaga Mo cu oh tersebut ?"
"Kalau tak tahu, masa tak bisa bertanya? Kita berangkat
dulu ke Hi hoa tay, disitu baru bertanya jalan, aku yakin
tempat tersebut tentu menyenangkan sekali" Kemudian sambil
menunjukkan jari tangannya dia berkata lebih lanjut :
"Kita masih mempunyai waktu sehari setengah, sore nanti
kita berpesiar ketelaga mo cu oh, besok pergi ketela gai Hian
bu oh, kemudian kita masih dapat pula melihat sumur Yan Ci
keng..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berbicara sampai disini tiba tiba dia berseru tertahan lalu
bertanya lagi^
"Aaah, betul, Huan toako, apakah kau akan menghadiri
juga pertemuan puncak dibukit Hong san?"
"Tentang soal ini..."
Sambil tersenyum Seng Bian tong segera menimbrung:
"Pemilihan Bengcu hanya diselenggarakan sekali dalam
setiap sepuluh tahun, pertemuan puncak semacam ini garang
sekali dapat dijumpai, Huan hiantit sebagai anggota persilatan
tentu saja harus pergi menghadirinya, apalagi bukankah
tujuan Huan hiantit yang terutama adalah mencari ayahmu?"
"Dalam pertemuan puncak dibukit Hong san nanti, pelbagai
jago dari berbagai partai dan perguruan akan menghadirinya
bersama, siapa tahu kalau disitu aku akan mendapatkan kabar
berita tentang ayahmu? Aku rasa Huan hiantit harus ikut kami
untuk menghadirinya, inilah kesempatan terbaik bagimu, Aaah
"
Saking gembiranya Ban Hui jin segera melompat lompat
seperti anak kecil layaknya, selembar wajahnya yang
memerah pun diliputi oleh kegembiraan yang meluap. serunya
sambil tertawa :
"Selain menghadiri pertemuan puncak di bukit Hong san
akupun dapat menemanimu untuk berpesiar keseluruh bukit
tersebut, sampai saatnya kau tak usah bertanya jalan kepada
orang lain"
"Nona Ban-" Sang Ceng hoa segera menggoda sambil
tertawa, "kau hanyalah bertanya kepada saudara Huan
seorang, mengapa tidak bertanya juga kepadaku apakah mau
ikut tidak, apakah kau tidak senang mengundangku turut serta
?"
Atas perkataan itu selembar wajah Ban Hui jin segera
berubah menjadi merah padam, cepat cepat serunya ^
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tentu saja akupun akan menyambut dengan gembira bila
Seng toako ikut hadir"
"Tentunya sambutanmu tidak sehangat sambutanmu atas
kedatangan saudara Huan bukan ?" kembali Seng Ceng hoa
menduga dan tertawa.
Huan cu im yang mendengar godaan tersebut ikut
merasakan pipinya menjadi panas sekali, cepat cepat dia
berseru : "Aaah, aku rasa juga sama saja"
"Tentu saja tak sama" protes Seng ceng hoa sambil
tertawa, "nona Ban kan-.."
Ban Hui jin tidak memberi kesempatan kepadanya untuk
menyelesaikan kata katanya, mendadak dia melompat bangun
sambil menukas.
"Huan toako, jangan berbicara dengannya lagi, ayoh
berangkat, kita berpesiar ketelaga mo chu oh saja"
selesai berkata dengan kepala tertunduk ia segera beranjak
pergi lebih dulu.
Terpaksa dengan wajah memerah karena jengah Huan cu
im berpamitan kepada Siang Han hui, kemudian tergesa gesa
mengikuti di belakang nona itu.
Sepeninggal mereka, Seng ceng hoa baru berpaling kearah
Ban Sian ceng dan berseru sambil tertawa^
"Saudara Ban, nampaknya secawan arak kegirangan ini
pasti akan kucicipi "
Telaga Mo chu oh terletak diluar pintu Sui say bun,
jaraknya hanya dua li. Konon pada jaman cun cu dulu ada
seorang gadis cantik bernama Mo ciu yang gemar menyanyi
berdiam ditepi telaga tersebut, kemudian orang pun menyebut
telaga itu sebagai telaga Mo ciu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sore ini udara sangat cerah, Huan cu im dan Ban Hui jin
berjalan berdampingan menelusuri tepi telaga Mo ciu oh yang
berpemandangan alam sangat indah.
Dalam suasana yang begini cerah, sudah barang tentu
orang yang berpesiar disekitar telaga itupun banyak sekali,
muda mudi dengan pakaian yang beraneka ragam berjalan
hilir mudik disana sini, karena diantara kaum pelancong
banyak yang berpasangan seperti Huan Cu im dan Ban Hui jin-
Namun ketampanan dan kecantikan kedua orang itu
dengan cepat menarik perhatian banyak orang.
Ketika Ban Hui jin menjumpai sorot mata semua orang
sama sama tertuju kearah mereka berdua, meski dalam hati
merasa gembira toh sebagai anak gadis ia merasa rikuh juga,
maka bisiknya kemudian .
"Huan toako, aku dengar orang berkata ditepi telaga Mo ciu
oh terdapat kuil Hoi guan didalam kuil tersebut terdapat
sebuah loteng yang disebut Seng ki lo konon kaisar Beng tay
cu pernah bermain catur dengan Si Tat dibawah loteng itu,
tapi kemudian Beng Tay cu kalah sehingga telaga mo ciu oh
diserahkan kepada Si Tat, tempat itu amat termasyur,
bagaimana kita berkunjung kesana ?"
"Kau tau dimanakah letak kuil Hoan gan an tersebut ?"
"Tidak." Ban Hui jin menggeleng, "tapi aku tahu kalau
letaknya ditepi telaga. mari kita mencarinya pelan pelan, aku
yakin akhirnya pasti akan ditemukan"
Sementara masih berbincang tiba tiba terasa ada segulung
angin berhembus lewat dan membawa semacam bau harum
bunga yang tebal, dibalik harum itu terselip juga bau harum
yang manis menyegarkan-
Tanpa terasa Huan cu im menghentikan langkahnya sambil
berseru tertahan-"Ehmm, harum nian"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baru saja perkataan itu diutarakan, kebetulan sekali dari
arah depan muncul dua orang gadis yang berparas cantik.
Nona yang berada disebelah kiri mengenakan gaun hijau
dengan didepan dadanya bersulamkan sebatang b wee hijau,
usianya antara delapan sembilan belas tahunan, berwajah
cantik dan agak genit.
Sedangkan gadis disebelah kanan memakai gaun merah
dengan sulaman sebiji buah tho merah didadanya, ia berusia
enam tujuh belasan tahun bermata besar dan gerak geriknya
lebih genit.
Mereka berdua sedang berjalan sambil berbincang bincang,
bau harum tersebut ternyata tak lain berasal dari tubuh kedua
orang gadis tersebut.
Disaat Huan cu im mengutarakan kata "harum nian" tadi,
kebetulan kedua orang gadis itu berada disampingnya, tentu
saja ucapan tersebut terdengar juga oleh mereka.
Pada mulanya nona bergaun hijau itu mengira orang yang
mengucapkan perkataan tersebut adalah seorang lelaki hidung
bangor, dia segera mengerling kearah Huan cu im.
Kemudian setelah menyaksikan Huan cu im berada
bersama Ban Hui jin, ia baru tahu kalau orang lain berbicara
tanpa sengaja.
Sementara itu si nona bergaun merah pun sudah
memandang kearah Huan cu im, sorot matanya yang jeli dan
bening segera mengerling pemuda itu dalam dalam sambil
melempar sekulum senyuman yang renyah.
Huan cu im sendiri sebenarnya merasa sangat menyesal
karena ucapannya tersebut, apalagi setelah mengetahui bau
harum itu berasal dari tubuh kedua orang gadis tersebut, ia
semakin rikuh dibuatnya, mukanya jadi merah padam lantaran
jengah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Maka sewaktu melihat orang lain tersenyum kepadanya,
sebagai sopan santun dia pun mau tak mau tersenyum sambil
menganggukkan pula kepalanya.
Sebenarnya peristiwa ini terjadi hanya sekejap mata dalam
berpapasan muka saja, tentu saja persoalan pun lewat dengan
begitu saja.
Terdengar nona berbaju merah itu sempat berbisik kepada
nona bergaun hijau itu dengan lirih:
"Tampaknya orang ini sangat menarik hati"
Sambil berkata dia sengaja berpaling dan diam diam
mengerling kembali ke wajah Huan Cu im.
Sekalipun bisikan itu amat lirih namun suaranya merdu dan
enak didengar, lagipula kedua belah pihak belum berselisih
terlalu jauh, hal ini berarti Huan cu im dan Ban Hui jin pun
dapat mendengar pula suara berisikan tersebut.
Ban Hui jin segera mendengus dingin, lalu sambil
mempercepat langkahnya dia beranjak pergi lebih dahulu.
Cepat cepat Huan Cu im memburu dari belakang sambil
serunya: "Adik Jin mengapa sih kau harus berjalan begitu
cepat?"
Ban Hui jin sama sekali tidak menggubris, dia tetap
meneruskan langkahnya dengan cepat.
"Eeh, kenapa kau membungkam terus?" kembali Huan cu
im menegur lembut.
Ban Hui jin masih juga belum menjawab. dia malah
membalikkan badan meninggalkan tepi telaga dan berjalan
ketempat semula.
Huan cu im tahu kalau gadis itu sedang marah, maka
sambil mengikuti di belakangnya dia berkata lagi:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Adik Jin, bukankah kau hendak pergi ke kuil Boa gan
an,jalanan ini menuju ke rumah, kau telah salah jalan"
OooodwoooO
Jilid: 20
"Aku mau pulang, buat apa kau mengikuti aku?" tiba tiba
Ban Huijin menghentikan langkahnya dan menegur secara
ketus.
"Bukankah kau hendak mengunjungi ke loteng Sin ki lo?
Kenapa secara tiba tiba ingin pulang kerumah?"
"Aku senang," Ban Huijin memandang sekejap kearahnya
dengan dingin kemudian melanjutkan, "bukankah orang lain
bilang ada maksud padamu? Mengapa kau tak mengikuti
orang lain saja?"
Selesai berkata dia segera balikkan badan dan beranjak
pergi lagi. Huan cu im cepat cepat mengejarnya dari belakang
sambil seru kembali : "Adik Jin, kau salah paham, "
"Aku tak mau mendengarkan perkataanmu lagi" Ban Huijin
berjalan semakin cepat dan berteriak lengking "bukankah kau
senang dengan bau harum orang? Kalau suka pergilah
mendengusnya terus, aku mau pulang kerumah, apa
urusannya denganmu?"
"Aaai." Huan cu im mengikuti terus di belakangnya, "Adik
Jin, bagaimana kalau kau jangan terlalu menuruti perasaan
sendiri?jalanlah agak pelan, mari kita berjalan pulang bersama
pula, bila kau pulang seorang diri, orang lain pasti akan
mentertawakanmu"
"Aku justru mau berjalan cepat, biar orang lain
mentertawakan dirimu, Hmm... Bukankah orang lain sudah
tertawa kepadamu dan menaruh minta khusus kepadamu,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
rupanya kau sudah mempunyai hubungan dengan mereka
maka kau baru menganggukkan kepala: Bila aku tidak segera
angkat kaki, bukankah hal ini berarti tidak tahu diri?"
Tampaknya semakin berkata dia merasa semakin
mendongkol, langkah yang sebenarnya sudah jelas kini
semakin cepat lagi bahkan tidak ambil perduli apakah berada
disiang hari atau banyak orang disekitar sana, tiba tiba dia
menjejakkan kakinya dan mengerahkan ilmu meringankan
tubuhnya berkelebat kemuka dengan kecepatan luar biasa
sekali.
Huan cu im merasa kurang baik untuk mengejarnya dengan
menggunakan ilmu meringankan tubuh sebab hal ini dapat
menarik perhatian para pelancong lainnya, maka sambil
memandang bayangan punggung sinona yang menjauh, dia
hanya bisa menggelengkan kepalanya berulang kali terpaksa
diapun mengikuti dibelakangnya menuju kerumah.
Belum jauh ia berjalan, dari arah depan muncul seorang
lelaki berusia tiga puluh tahunan, orang itu berjalan sangat
tergesa gesa sehingga hampir saja bertumbukan dengan Huan
cu im.
Baru saja Huan cu im hendak menghindar kesamping orang
itu segera menghentikan langkahnya setelah melihat diri
pemuda tersebut, sambil memberi hormat katanya kemudian:
"Huan sauhiap hamba memang sedang mencarimu"
Huan cu im sama sekali tidak kenal dengan orang ini, tapi
dia berhenti juga sambil mengamatinya dengan seksama, lalu
tanyanya : "Saudara adalah..."
"Hamba berasal dari kantor cabang Kay pang untuk kota
Kim leng, sekarang mendapat perintah dari Lian toucu untuk
mencari Huan sauhiap. sewaktu Huan sauhiap berkunjung
kekuil san sin bio tengah hari tadi, hamba telah
menjumpaimu, mungkin sauhiap tidak memperhatikan diri
hamba."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Oleh karena apa yang diucapkan lelaki itu memang benar,
terpaksa Huan cu im menjura sambil minta maaf :
"Apakah Lian toucu yang loko maksudkan adalah Lian
tianglo...?" Sambil tertawa paksa sahut orang itu
"Yang hamba maksudkan sebagai Lian toucu datang
mencariku...?"
"Mungkin atas perintah dari Lian tianglo, tapi hamba sih
mendapat perintah dari Lian toucu untuk keluar mencari
sauhiap. tadi hamba telah pergi ke seng kipiauklok menurut
petugas di perusahaan tersebut, Huan sauhiap sedang pergi
ketelaga mo ciu oh, oleh karena itu hambapun menyusul
kemari."
Tak heran kalau napasnya tersengkal seperti kerbau yang
kehabisan tenaga.
"Tahukah loko ada urusan apa Lian tianglo mencariku?"
tanya Huan cu im kemudian. sekali lagi orang tersebut tertawa
paksa :
"Hamba cuma seorang anggota biasa dari kantor cabang
Kim leng yang mendapat perintah untuk mengundang Huan
sauhiap. bila atasan tak menerangkan, tentu saja hamba pun
tidak tahu"
"Baik harap loko sudi membawa jalan kita berangkat
sekarang juga..."
"Harap Huan sauhiap mengikuti hamba" ucap orang itu
kemudian.
Selesai berkata dia segera beranjak pergi lebih dulu dengan
langkah cepat.
Huan cu im sendiripun tidak banyak bicara lagi, dia segera
mengikuti dibelakangnya.
Tak selang berapa saat kemudian mereka sudah melalui
beberapa buah jalan raya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendadak orang itu membelok lagi kedalam sebuah lorong
yang sepi dan terpencil.
Huan cu im yang menyaksikan kejadian itu menjadi sangat
keheranan, tak tahan lagi dia bertanya
"Apakah markas kalian tidak berada di kuil San sin bio?"
"Saat ini kuil San sin bio sedang dipakai untuk mengurusi
layon pang cu, tapi Lian tianglo dan Lian toucu berada disini
semua."
Dalam pembicaraan tersebut dia sudah sampai dimuka
sebuah pintu gerbang yang tinggi besar dan berwarna hitam
pekat. sambil menghentikan langkahnya dan tertawa paksa
katanya
"Sudah sampai"
Dia segera maju ke depan untuk menggoyangkan gelang
pintu.
Dari balik pintu terdengar orang berjalan mendekat lalu
pintu dibuka lebar, seorang lelaki berbaju hitam telah berdiri di
depan pintu sambil bertanya : "Apakah Huan sauhiap telah
datang?"
"sudah"
"cepat undang dia masuk ke dalam" cepat cepat lelaki
berbaju hitam itu memberi hormat.
orang itu segera berpaling dan mengangkat tangannya ke
arah Huan cu im sambil berkata
"Silahkan masuk Huan sauhiap"
Begitu Huan cu im melangkah masuk ke dalam ruangan,
lelaki berbaju hitam itu segera menutup kembali pintu
gerbangnya rapat rapat... cepat cepat orang itu berjalan
menuju ke depan sambil katanya: "Harap Huan sauhiap suka
mengikuti hamba. "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia mengajak Huan cu im memasuki ruangan melalui pintu
kedua disisi kiri.
Tempat itu merupakan sebuah beranda yang panjang,
Huan cu im berjalan mengikuti dibelakangnya melalui dua
lapis bangunan dan tiba disebuah halaman yang sepi dan
terpencil. disekitarnya berderet ruangan yang saling
berhubungan satu sama lainnya suasana begitu sepi, sehingga
tak kedengaran suara sedikitpun.
orang itu mengajak Huan cu im berjalan sampai didepan
undak undakan, kemudian baru menghentikan langkahnya
sambil berseru keras "Huan sauhiap telah datang"
Dari ruangan sebelah tengah segera berjalan keluar
seorang lelaki berbaju hitam, sambil menjura kearah Huan cu
im katanya pelan: "Silahkan masuk Huan sauhiap"
Huan cu im segera melangkah naik ke atas undak undakan
batu itu dan masuk ke dalam ruangan dimana matanya
melayang nampak ruangan itu sangat bersih dan rapih namun
tak nampak bayangan tubuh dari Lian Sam sin ataupun Lian
Sam goan- hal ini membuatnya merasa keheranan-
Bocah berbaju hitam itu ikut masuk pula kedalam ruangan
tersebut, kemudian berkata dengan hormat:
"Silahkan duduk Huan sauhiap"
"Mana Lian tianglo?" tak tahan Huan cu im bertanya.
"Lian tianglo dan Lian toucu telah keluar bersama, namun
Lian toucu telah berpesan, apabila Huan sauhiap telah datang,
maka dipersilahkan untuk menunggu sebentar disini, dengan
cepat mereka akan kembali lagi. Sekarang biar hamba
sediakan air teh dulu untuk sauhiap"
Huan cu im yang mendengar bahwa engkoh tuanya
bersama Liansam goan sedang keluar dan akan kembali
terpaksa ia harus menunggu disitu, dan mengambil tempat
duduk.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tak selang berapa saat kemudian, bocah berbaju hitam itu
sudah muncul kembali dengan membawa sebuah cawan,
setelah meletakkan cawan teh itu ke meja, katanya dengan
hormat: "Huan sauhiap. silahkan minum teh"
"Terima kasih" sahut Huan cu im, kemudian tanyanya pula
"engkoh cilik, dimanakan sekarang kita berada?"
"Tempat ini adalah kantor cabang perkumpulan kami untuk
kota Kimleng"
"Bukankah kantor cabang kota Kim leng terletak di kuil San
sin bio..?"
"Huan sauhiap. kau tidak tahu kantor cabang kami tak
pernah disiarkan kepada umat persilatan secara bebas, tapi
setelah pangcu tiba di Kim leng dan mungkin juga ada rekan
rekannya yang akan berkunjung sehingga kurang leluasa
untuk menermimanya disini terpaksa kami mempergunakan
San sin bio untuk sementara waktu"
"oh, kiranya begitu"
Tidak sampai pemuda itu melanjutkan pertanyaannya lagi,
bocah berbaju hitam itu segera memberi hormat dan segera
mengundurkan diri dari situ.
Huan cu im duduk seorang diri dengan santai karena
menganggur maka dia pun mengangkat cawannya dan
menghirup air teh itu pelan pelan.
Siapa tahu tunggu punya tunggu, lambat laun hari pun
menjadi bertambah gelap. tapi belum nampak juga bayangan
tubuh dari Lian Sam sin dan Lian Sam goan, sementara
secawan air teh pun sudah habis diteguk.
Dalam keadaan begini, timbul rasa curiga didalam hatinya,
apalagijika dibayangkan kembali semua peristiwa tersebut, ia
merasa persoalannya makin mencurigakan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baru saja dia hendak bangkit berdiri untuk menanyakan
persoalan ini kepada bocah berbaju hitam itu, mendadak
kepalanya terasa amat pening, semua pemandangan yang
dijumpainya seakan akan turut berputar kencang tanpa sadar
ia segera berpekik "Aduh celaka"
Akhirnya pemuda itu tak sanggup menahan diri lagi dan
segera roboh terjengkang ke atas tanah.
Saat ini sudah menjelang saat memasang lentera.
Pada halaman sebelah kiri pada halaman kedua perusahaan
Seng ki piauklok terletak kamar baca dari Seng bian tong.
Seng loya cu sudah hampir tiga tahun tak pernah
mencampuri urusan perusahaan, biasanya membaca buku dia
suka akan ketenangan biasanya dia tidak memperkenankan
siapapun untuk mengganggu ketenangannya dikamar baca.
Tapi beberapa hari belakangan ini keadaannya justru
berobah terutama sekali sejak tibanya ketua partai mereka
Siang Han hui dikota Kim leng, kamar baca itu sudah disulap
menjadi kamar tidur ciang bunjin.
Semenjak Ban Sian ceng kakak beradik dan Huan cu im tiba
disitu sedang kamar baCapun paling leluasa sebagai tempat
untuk berbincang bincang, maka sehari tiga kali bersantap.
semuanya diselenggarakan didalam kamar baca, sebab disaat
sedang bersantap seringkali mereka pergunakan pula untuk
merundingkan suatu masalah.
Saat ini cahaya lenterapun sudah menyinari ruangan tamu
didalam kamar baca tersebut, diatas sebuah meja besar telah
disiapkan pula masakan yang lezat, inilah saatnya bersantap
malam.
Didalam kamar baca duduk Siang Han hui, Seng Bian tong
dan Ban Sian ceng bertiga mereka sedang berbincang bincang
dengan suara rendah. siang ciang bunjin sebagai orang yang
terpelajar, selalu bicara dengan suara pelan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seorang dayang muncul didepan pintu dan berkata sambil
memberi hormat: "Loya cu, apakah perjamuan boleh dimulai?"
"Apakah Huan kongcu dan nona Ban telah pulang?" tanya
Seng Bian tong sambil berpaling.
"Lapor Loya cu, baru saja budak telah naik loteng nona Ban
telah pulang, ia menutup kamarnya tidak menyahut,
sedangkan Huan kongcu agaknya belum pulang"
"Bukankah mereka pergi berpesiar ketelaga Mo ciu oh
kenapa hanya nona Ban seorang yang pulang?"
"Budak sendiri pun kurang tahu, budak telah mengundang
nona Ban untuk bersantap pintu sudah kuketuk berapa kali,
namun nona Ban sama sekali tidak menyahut, Budak yakin
orangnya sudah kembali"
"Ah, masa ada kejadian begini ?"
Ban Sian ceng segera bangkit berdiri sambil berkata :
"Kalau begitu biar keponakan saja yang pergi
menengoknya"
Seng Bian tong sebagai seorang jago yang berpengalaman
segera menduga apa yang terjadi, dia mempermainkan
sepasang peluru bajanya dan manggut manggut : "Ya,
memang lebih baik saudara Ban saja yang menengoknya"
Ia menduga diantara sepasang muda mudi ini pasti sudah
terjadi cekcok kecil, kalau tidak mustahil mereka yang pergi
bersama ternyata yang satu pulang duluan sambil mengunci
didalam kamar.
Ban Sian ceng pun tentu sudah mengetahui bagaimanakan
watak adiknya yang manja, siapa tahu ia lagi marah, maka
setelah bangkit berdiri, cepat cepat dia menuju ke atas loteng.
Ketika tiba didepan kamar adiknya ia mendorongnya
namun pintu dikunci dari dalam, maka diapun mengetuk pintu
sambil berseru keras:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Adikku kau sudah pulang bukan? Ayoh cepat keluar, sudah
waktunya bersantap malam". Tiada jawaban dari dalam
ruangan.
Sekali lagi Ban Sian ceng mengetuk pintu berapa kali
kemudian berseru dengan suara lebih keras :
"Adikku sudah kau dengar teriakanku ini?"
"Sudah," jawaban dari Ban Huijin kedengaran sangat
terpaksa, "aku tak ingin bersantap. kalian tak usah
menantikan diriku lagi"
"Bukankah pintu kamar, aku hendak membicarakan sesuatu
denganmu..."
"Aku tak mau makan, kalian tak usah mengurusi aku lagi"
Ban Sian ceng dapat mendengar kalau adiknya sedang
mengambek. maka ia berseru kembali :
"Adikku, kau sedang bertamu ditempat ini sebagai seorang
tamu yang sopan. kau tak boleh ngambek ayoh cepat buka
pintu dan turun bersamaku, Seng lopek dan Siang ciang
bunjin masih menantimu dikamar baca"
"orang toh tak mau makan-.." Ban Huijin membuka pintu
dengan terpaksa, kemudian berjalan kembali kesisi
pembaringan, "masa tidak makan pun tak boleh?" Dengan
dibukanya pintu, berarti boleh mengajukan pertanyaan
kepadanya. Ban Sian ceng segera melangkah masuk kedalam
sambil ujarnya kembali.
"Aku mau tau, bukankah kau berpesiar ke telaga Mo ciu oh
bersama saudara Huan? mengapa kau sudah pulang, sedang
saudara Huan belum juga nampak ?"
Mendengar Huan cu im belum pulang, diam2 Ban Huijin
berpikir kembali:
"Bagus sekali, setelah aku pulang, ternyata dia justru pergi
mencari dua orang perempuan siluman itu "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berpikir sampai disini, hatinya merasa semakin mendongkol
sambil mencibirkan bibirnya dia berkata dingin-
"Kaki toh tumbuh ditubuh orang, kalau orang tak kepingin
pulang, dari maka aku bisa tahu?"
"Apakah kau sedang cekcok dengannya?" tanya Ban Sian
ceng agak gusar.
"Buat apa aku mesti cekcok dengannya. Dia tidak pantas
untuk cekcok denganku"
"Aku melarangmu berkata demikian" dengan cepat Ban sian
ceng berseru kembali, "bukankah kau pergi bersama sama
saudara HUan sudah seharusnya kalau pulangpun bersama
sama, sekarang Seng lopek menanyakan, bagaimana kau akan
menjawab ?"
"Apa sih susahnya untuk menjawab? Aku mau pulang maka
akupun pulang duluan, sedang dia tak mau pulang, maka dia
pun tidak pulang"
"Ayoh jalan, kau harus berbicara sendiri kepada Seng
lopek"
"Jalan yaa jalan" Ban Huijin semakin marah- "kau anggap
aku tak mampu mengucapkan kata kata tersebut?"
Ban Sian ceng tidak menyangka kalau nona itu berani
berbicara sendiri, cepat cepat dia menariknya sambil berpesan
^
"Adikku tunggu dulu, setelah bertemu dengan Seng lopek
nanti kau mesti berbicara agak lembut, jangan sampai
kehilangan hormat dan adat kesopanan, mengerti?"
"Toako, apakah kau anggap aku adalah seorang bocah
yang berusia tiga tahun sehingga berbicarapun tidak mampu?"
Dengan cepat kedua orang itu turun dari loteng dan
melangkah masuk ke dalam kamar baca, Seng ceng hoa
segera ikut masuk pula kedalam ruanganTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Sementara itu diatas meja perjamuan telah siap beraneka
macam hidangan yang lezat, baru saja Seng Bian tong dan
Siang Han hui mengambil tempat duduk mereka sudah
melihat dua orang itu masuk kedalam ruangan, maka tegurnya
segera :
"Ban sauheng, nona Ban cepat duduk"
Ban Sian ceng dan Ban Huijin segera mengambil tempat
duduk.
Kembali Seng Bian tong berkata :
"ceng hoa, kau pun duduk juga dan bersantap disini"
"Ananda sudah bersantap diluar tadi" kata Seng ceng hoa
segera.
Pelan pelan Seng Bian tong mengalihkan sorot matanya ka
wajah Ban Huijin, kemudian ujarnya sambil tersenyum.
"Nona Ban, bukankah kau bersama Huan hiantit bersama
sama pergi berpesiar mengapa sampai sekarang Huan hiantit
belum juga kembali? Tahukah kau dia telah pergi ke mana?"
"Aku mau pulang sedang dia tak mau pulang siapa yang
tahu dia telah pergi ke mana ?"
Seng Bian tong segera mengelus jenggotnya yang panjang
dan tersenyum, katanya: "Apakah Huan hiantit telah
melakukan suatu kesalahan terhadap diri nona ?"
"Tidak"
"Sampai sekarang dia belum kembali aku sih tidak
menguatirkan terjadi sesuatu atas dirinya cuma saja
berhubung malam berselang Lengcu emas telah
memerintahkan kepada Huan hiantit yang ternyata tidak
dilaksanakan olehnya, sudah pasti dia bermaksud untuk
menegur Huan hiantit bila ia sampai tersesat karena tak tahu
jalanan dikota Kim leng dan terjadi..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bagaimanapun juga dia memang seorang jagoan jago
kawakan yang sangat berpengalaman, ternyata ia sama sekali
tidak bertanya soal perselisihan diantara mereka berdua,
bahkan menyinggung pun tidak tapi beberapa patah kata
tersebut justru memberikan kemanjuran yang lebih jitu.
Sekalipun Ban Huijin pulang dengan membawa perasaan
mendongkol, maklum, kaum wanita memang suka
mengambek dan marah marah sekalipun diluarnya tidak
menggubris padahal dalam hatinya selalu berharap agar dia
ikut pulang dibelakangnya kemudian minta maaf atau
mengucapkan kata kata yang manis kepadanya, maka dia pun
akan menghilangkan rasa mendongkol itu dan menunjukkan
kembali senyumnya.
Tapi didalam kenyataan setelah ia pergi dengan perasaan
mendongkol ternyata Huan cu im sama sekali tidak
menyusulnya, akibatnya dia merasa semangkin bersedih dan
murung, oleh sebab itu sekembalinya dari perusahaan, dia
segera menutup pintu kamarnya dan menjatuhkan diri keatas
pembaringan, hampir saja dia menangis saking
mendongkolnya.
Tapi sekarang, setelah mendengar perkataan dari seng
Bian tong dan terbayang hingga sekarang pun Huan cu im
belum juga kembali, dia mulai menguatirkan keselamatan
pemuda tersebut, jangan jangan memang sudah terjadi
sesuatu atas dirinya. Dalam keadaan cemas, tak tahan lagi ia
segera bertanya: "Lantas bagaimana baiknya?"
"Hal ini harus ditanyakan kepadamu, kau telah berpisah
dengan saudara Huan dimana lalu sepanjang jalan telah
berjumpa dengan siapa saja yang mencurigakan?"
Mendadak Ban Huijin teringat kembali dengan dua orang
gadis yang cantik lagi genit itu, sehingga tanpa terasa ia
bergumam dengan suara lirih: "Ehmmm, bau harum mereka
memang sedikit agak mengherankan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa kau bilang? Bau yang mengherankan?" tanya Ban Sian
ceng segera.
Merah padam selembar wajah Ban Huijin katanya
kemudian:
"Aaah, tidak. kami hanya bertemu dengan dua orang gadis
berdandan genit di tepi telaga Mo ciu oh, sewaktu melintas
dari tubuh mereka menyiarkan bau harum yang tebal dan
manis, setelah kau menyinggung soal manusia yang
mencurigakan, aku baru teringat bahwa kedua orang gadis itu
memang sedikit agak mencurigakan"
"Apakah diatas pakaian mereka berdua bersulamkan
sekuntum bunga?" tiba tiba Seng Bian tong bertanya.
"Yaa betul, tahukah Seng lopek siapakah mereka berdua?"
tanya Ban Huijin sambil manggut manggut.
Seng Bian tong tidak menjawab dia bertanya lebih jauh:
"Bagaimana ceritanya sampai kalian dapat berjumpa
dengan kedua Nona itu?"
Terpaksa Ban Huijin menceritakan keadaan yang
dialaminya tadi secara garis besarnya, tentu saja ia tidak
menerangkan kalau dia pulang karena mendongkol dan
cemburu.
Selesai mendengar penuturan tersebut, seng Bian tong
segera berseru dengan wajah terkesiap:
"Aaah, ternyata memang benar mereka."
"Ayah, siapakah mereka itu?" tanya seng ceng hoa segera.
Seng Bian tong memandang sekejap ke arah Siang ciang
bunjin, kemudian pelan pelan ujarnya:
"sudah pasti orang orang Pek hoa pang"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pek hoa pang?" Seng ceng hoa berseru keheranan,
"mengapa ananda belum pernah mendengar tentang
perkumpulan seratus bunga ini?"
"Perkumpulan Pek hoa pang muncul semanjak tiga puluhan
tahun berselang, semua anggota perkumpulannya adalah
gadis gadis yang berparas cantik lagipula ilmu silat yang
mereka miliki sangat hebat, tak sampai setahun nama
perkumpulan mereka sudah termashur di seluruh dunia
persilatan sehingga daya pengaruh dari sembilan partai besar
waktu itu pun kena tertindih.
Tapi bukan saja gerak gerik mereka serba misterius selain
itupun selama orang lain tidak mengganggunya diapun tak
akan mengganggu orang, itulah sebabnya suasana dunia
persilatan tetap tenang dan damai tetapi jikalau ada orang
telah melanggar pantangan mereka, maka pembalasan yang
mereka lakukan akan jauh lebih kejam dan buas daripada
siapapun.
"oleh sebab itulah orang persilatan memandang
perkumpulan Pek hoa pang bagaikan ular atau kalajengking
beracun, namun perkumpulan Pek hoa pang pun hanya
muncul selama tujuh delapan tahun saja dalam dunia
persilatan untuk kemudian hilang lenyap dengan sendirinya.
semenjak itu tak pernah kedengaran iagi kabar berita tentang
mereka. Ada orang mengatakan pasukan wanita ini sudah
pada kawin tapi bagaimanakah kenyataan yang sebetulnya tak
diketahui oleh siapapun-.."
Sian Han hui segera bergumampula dengan kening
berkerut kencang :
"Sungguh tak disangka orang orang Pek hoa pang kembali
munculkan diri didalam dunia persilatan-.."
"Ayah" Seng ceng hoa segera berseru. "Sampai sekarang
saudara Huan belum kembali juga jangan jangan-.."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tidak sempat Seng ceng hoa menyelesaikan kata katanya,
sambil mendengus Ban Huijin telah menimbrung :
"Kalua dia tak ingin pulang sudah dapat dipastikan dia
tentu sudah terpikat oleh dua orang wanita siluman itu"
"Adikku, kau jangan sembarangan berbicara..." Ban Sian
cing segera membentak keras.
"Memangnya perkataanku itu salah? Seandainya dia tidak
terpikat oleh kecantikan dua orang perempuan siluman itu,
mengapa aku sudah pulang namun dia belum juga kembali ?"
Dari nada pembicaraan gadis tersebut, Seng Bian tong
segera dapat menduga apa gerangan yang telah terjadi
tampaknya sewaktu mereka sedang berpesiar ditepi telaga
secara kebetulan telah berjumpa dengan anggota Pek hoa
pang tersebut.
Mungkin dalam kesempatan itu Huan cu im menengok
berapa kejap ke arah nona nona muda itu, maklum sebagai
lelaki, siapa pun pasti akan memperhatikan nona yang
berparas cantik maka akibatnya ia menjadi cemburu dan lari
pulang lebih duluan. Menduga sampai ke situ, Seng Bian tong
segera mengelus jenggotnya sambil berkata.
"ceng hoa, coba kau utus berapa orang siang cujiu untuk
mencari jejaknya, mungkin saja Huan hiantit sudah tersesat
dijalanan"
Seng ceng hoa mengiakan dan terburu beranjak menuju
keluar ruangan
Sementara itu Ban Huijin menjadi amat masgul, gelisah dan
tak tenang pikirannya terutama bila terbayang olehnya
kemungkinan besar Huan cu im telah tertimpa musibah...
ooodowooo
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kain putih tanda berkabung telah di depan kuil San sin blo,
para anggota kay pang sedang sibuk mempersiapkan upacara
penguburan bagi ketua mereka.
Pada bagian belakang kuil San sin bio sebenarnya
merupakan sebuah kamar gudang, dapur dan tempat
menyimpan kayu bakar, semuanya terdiri dari lima enam
ruangan tapi sekarang hanya dua diantaranya yang masih
tetap utuh dan sebuah lagi dipakai sebagai dapur umum.
Selain itu terdapat pula sebuah kamar untuk menyimpan
kayu bakar yang kini pintunya tertutup rapat, ada empat
orang anggota Kay pang dari tingkatan berkarung delapan
melakukan penjagaan yang ketat diluar pintu.
Rupanya kamar penyimpanan kayu bakar itu telah dirubah
fungsinya sebagai kamar untuk menahan orang.
Tongcu bagian hukum Song Jin bin telah turun tangan
sendiri untuk memeriksa Leng kang to yang dituduh
melakukan pembunuhan terhadap guru sendiri, tapi sejak pagi
sampai malam, selain meraung maung penasaran, Leng Kang
to sama sekali tidak memberikan pengakuannya barang
sekejap.
Saat itu waktu untuk bersantap malam telah tiba, pejabat
ketua si pengemis penakluk naga Kwa Tiang tay segera
mengutus orang untuk menundang Song Jin bin agar
bersantap bersama karena ada persoalan penting yang
hendak dirundingkan-
Itulah sebabnya di depan pintu ruang tahanan itu hanya
dijaga oleh empat orang anggota berkarung delapan-
Tempat itu merupakan kantor cabang kay pang untuk kota
Kim leng, dihari hari biasa pun tak ada yang berani datang
mencari gara gara apa lagi saat ini berkumpul berapa orang
tianglo yang semuanya memiliki kepandaian silat sangat
tinggi, sudah barang tentu semakin tiada orang yang berani
mencari gara gara.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi apa yang terjadi didalam dunia persilatan kadang kala
memang jauh diluar dugaan orang apa yang dianggap sesuatu
yang tak mungkin terjadi justru kadang kala terjadi juga.
Belum lama Song Jin bin meninggalkan tahanan mendadak
dari depan ruangan tersebut tanpa sebab telah berhembus
lewat segulung angin lembut.
Keempat anggota kaypang itu hanya merasakan
pandangan matanya menjadi kabur, tahu tahu dihadapan
mereka telah bertambah dengan tiga manusia baju hitam
yang berkerudung kain hitam, hampir bersamaan waktunya
mereka berseru tertahan, namun belum sempat menjerit,
jalan darah mereka sudah bertotok semua.
Sebagai pemimpn dari rombongan manusia berbaju hitam
itu adalah seorang lelaki yang berperawakan besar dia segera
memberi tanda kedua orang rekannya yang secepat kilat
menerjang masuk kedalam kamar tahanan.
Kebetulan sekali pada waktu itu muncul seorang anggota
Kaypang lain yang membawa keranjang makanan, ketika
menyaksikan kejadian tersebut ia segera berteriak keras :
"Ada mata mata"
Ditengah malam yang sepi, teriakan itu segera menyebar
sampai ketempat yang jauh sekali.
Antara ruang belakang dengan ruang kedua hanya
dipisahkan sebuah pintu saat itulah diruang tengah halaman
kedua pejabat ketua Kwa Tiang tay sedang bersantap
bersama Lian Sam sin Ong Tin hay dan Song jin bin sambil
membicarakan suatu masalah.
Diantara keempat orang ini, Kwa Tiang tay yang duduk
dikursi utama merupakan jago berilmu paling tinggi dan reaksi
paling cepat, begitu mendengar ada orang berteriak "mata
mata" dia segera berputar kencang lalu melejit keudara
seperti seekor burung elang dan langsung menerjang keruang
belakang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lian Sam sin, Ong Tin hay dan Song Jin bin serentak
bangkit berdiri dan menyusul pula dibelakangnya, namun
bagaimana pun jua gerakan mereka masih kalah selangkah
daripada Kwa Tiang tay.
Pada saat Kwa Tiang tay menerjang masuk kehalaman
belakang inilah, lelaki berkerudung hitam yang berada diluar
kamar tahu tahu berseru keras : "Angin kencang "
Dua orang manusia berkerudung yang berada didalam
kamar tahanan itu segera mengundurkan diri dengan cepat,
tiga sosok bayangan manusia serentak meluncur kearah
dinding pekarangan-
"Mau lari kemana?" bentak Kwa Tiang tay sambil tertawa
terbahak bahak.
Dia menjejakkan kakinya keatas tanah dan melejit keudara
untuk melancarkan terkaman-
Gerakan tubuhnya benar benar dapat dan tak malu disebut
pengemis penakluk naga, ketika tubuhnya menerjang keatas
dinding pekarangan, tangan kanannya telah melepaskan
sebuah totokan kilat. "Bluukkk..."
Seorang manusia berkerudung hitam segera tertotok dan
roboh terjengkang keatas tanah.
Semua peristiwa ini berlangsung dalam sekejap mata,
menanti Lian Sam sin sekalian menyusul kesitu, bayangan
musuh sudah berada ditempat yang amat jauh.
Song Jin bin segera melompat kedepan keempat orang
anggota Kay pang berkurang delapan itu kemudian membantu
mereka untuk membebaskan pengaruh totokan ditubuh
masing masing.
Kwa Tiang tay juga tidak mengejar lebih jauh, dia segera
melayang tutun kembali ke tanah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lian Sam sin segera memburu kedepan sambil tegurnya:
"Saudara Kwa, siapakah pihak lawan?"
"Pihak musuh diri dengan cepat sekali sebelum kami bersua
muka, namun siaute berhasil menahan seorang diantara
mereka" kata Kwa Tiang tay.
Sementara itu para penjaga yang berada dihalaman kedua
telah meluruk masuk bersama sama, dua diantara mereka
segera menghampiri manusia berbaju hitam itu , menelikung
tangannya dengan otot kerbau.
Setelah membebaskan jalan darah keempat anak buahnya
yang tertotok. dengan cepat Song Jin bin menerjang masuk ke
dalam gudang kayu bakar, dia jumpai tali yang membelenggu
sepasang tangan Leng Kang to sudah dipotong orang dengan
pisau, namun berhubung terburu buru, tali yang
membelenggu kakinya belum selesai dipotong, sehingga
orangnyapun belum sampai tertolong. Sambil mendengus
gusar Song Jin bin membentak.
"Manusia durhaka, kau mengatakan terfitnah, bukankah
komplotanmu telah berusaha menolongmu? "
"Harap tongcu memaklumi, tecu sama sekali tidak kenal
dengan mereka, sekalipun mereka bebaskan tecu pun, tidak
nanti tecu akan ikuti mereka untuk kabur dari sini" kata Leng
Kang to dengan air mata bercucuran.
Sementara berbicara, Kwa Tiang tay Lian Sam sin dan Ong
Tin hay telah muncul secara beruntun disitu, menyusul
kemudian empat orang anggota Kay pang membelenggu
seorang manusia berkerudung hitam turut masuk pula
kedalam. Kwa Tiang tay segera mengulapkan tangannya
sambil berkata:
"coba kalian lepas kalin kerudung hitam yang menutupi
wajah orang ini, coba kalian lihat siapakah orang ini"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Seorang anggota Kay pang segera mengiakan lalu merobek
kain kerudung hitam yang menutupi wajah orang itu.
Melihat wajah orang tersebut, tak tahan lagi Kwa Tiang tay
tertawa dingin, lalu serunya sambil berpaling:
"Lian tianglo, bukankah orang ini adalah saudara Huan
yang baru saja kau kenal?"
Dia memang tak lain adalah Huan cu im hanya saja jalan
darahnya tertotok. matanya terpejam dan berada dalam
keadaan tidak sadar. Lian Sam sin menjadi tertegun, lalu
bisiknya agak keheranan: "Mana mungkin bisa dia... mana
mungkin hal ini bisa terjadi...?"
"Apakah Lian tiang lo kenal dengan orang ini?" tongcu
bagian hukum Song Jin bin segera bertanya.
Sambil tertawa dingin Kwa Tiang tay segera menyela:
"orang ini adalah saudara cilik Lian tiang lo yang bernama
Huan cu im."
Ucapan tersebut benar benar suatu tuduhan yang sangat
keji dan tidak berperasaan-
Dengan wajah serius Lian Sam sin segera berkata:
"Benar, dia adalah saudara cilikku, namun aku she Lian
yakin kalau dia tak mungkin menjadi komplotan dari Leng
Kang to, lebih tak mungkin lagi datang kemari untuk
menyelamatkan Leng Kang to, aku curiga kalau dibalik
kesemuanya ini masih terdapat hal hal yang tidak beres"
"Kenyataan sudah didepan mata dan kita semua telah
menyaksikan dengan mata kepala sendiri, memangnya
dianggap aku sengaja hendak melimpahkan tuduhan
kepadanya?"
"Terus terang saja, aku merasa amat curiga dengan
peristiwa kematian pangcu, aku pun tidak yakin Leng Kiang lo
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang telah mencelakai pangcu" Kwa Tiang tay segera tertawa
terbahak bahak:
"Haah... haah... haah... Lian tianglo, prinsip hidup kita
sebagai orang Kay pang adalah mengutamakan kesetiaan
kawan dan kebenaran, dalam setiap masalah yang penting
harus ada bukti yang nyata, kita tak pernah memfitnah
seorang apalagi terhadap anggota perkumpulan sendiri, tapi
sekarang Lian heng menyatakan menaruh curiga, mumpung
kita empat tianglo berkumpul semua disini, mengapa saudara
Lian tidak manfaatkan kesempatan ini untuk melakukan
penyelidikan sejelas jelasnya?"
"Siaute memang bermaksud demikian"
Kwa Tiang tay segera berjalan menuju ke hadapan Huan cu
im dan secara beruntun menepuk bebas tiga buah jalan darah
ditubuhnya kemudian katanya seraya berpaling: "Sekarang
saudara Lian boleh mengajukan pertanyaan kepadanya..."
Sesudah jalan darahnya dibebaskan, Huan cu im
merasakan tubuhnya menjadi kendor dan enteng kembali, dia
segera membuka matanya dan mengerdipkan berapa kali,
baru setelah mau bergerak. dia menjumpai kalau tubuhnya
telah dibelenggu dengan otot kerbau.
Menyaksikan orang yang berdiri dihadapannya adalah Kwa
tianglo dari Kay pang, engkoh tua nya serta dua orang
pengemis tua yang tidak dikenal, diam diam ia merasa
semakin keheranan, sesudah berseru tertahan tanyanya:
"Engkoh tua, mengapa tanpa sebab musabab kau telah
membelenggu siaute ?"
Sementara itu Lian Sam sin sedang menaruh curiga yang
amat sangat setelah melihat Kwa Tiang tay melepaskan tiga
buah totokan diatas tubuh Huan cu im yang berarti ada tiga
buah jalan darah yang tertotok. padahal sewaktu Kwa Tiang
tay menerjang ke udara tadi, sudah jelas dia hanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melepaskan sebuah totokan belaka. Mendengar itu dia pun
berkata dengan suara dalam.
"Kau memang saudara cilik ku, tapi apa yang telah kau
lakukan tentunya kau lebih jelas daripada ku bukan?"
Lewat berapa saat kemudian Huan cu im baru dapat
menenangkan pikirannya kembali, dia segera balik bertanya:
"Apa sih yang telah kulakukan? Harap Lian tianglo sudi
menjelaskan kepadaku"
Dia tidak lagi menyebut "engkoh tua", hal ini menunjukkan
kalau pemuda tersebut merasa marah dan mendongkol karena
sepasang tangannya telah dibelenggu mereka.
Sambil mendesis sinis Kwa Tiang tay berkata^
"Huan sauhiap. tak ada salahnya kalau ceritakan
bagaimana kejadian sampai kau bisa tiba disini, apa kau
merasa ada sesuatu yang terpaksa, maka sesuai pemeriksaan
nanti, kami tentu akan membebaskan kau"
"Betul," sambung Lian Sam sin cepat, "coba kau ceritakan,
mau apa kau datang kemari?"
"Sebenarnya aku bersama nona Ban sedang berpesiar
ditelaga Mo cho oh, kemudian dalam perjalanan pulang telah
bertemu dengan seorang saudara dari kantor cabang
perkumpulan kalian untuk kota Kim leng yang mengatakan
baru saja datang dari Seng kipiau klok khusus untuk
mencariku ketika aku bertanya ada urusan apa, dia bilang
mendapat perintah dari Lian huntocu (ketua kantor cabang)
untuk mengundangku, konon Lian tianglo pun sedang
menungguku di kantor cabang..."
"Waah, itu mah tidak benar, ketua kantor cabang kota Kim
leng kami berasal dari marga Lian"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Soal itu mah aku kurang tahu, aku hanya mendengar
orang itu berkata bahwa ketua kantor cabang Kim leng adalah
Lian Sam goan"
"Selama ini Lian Sam goan selalu mengikuti aku sipengemis
tua, dia bukan seorang ketua kantor cabang"
Menyusul kemudian Lian Sam sin bertanya lebih jauh,
"Apakah kau bertanya kepadanya siapakah namanya ?"
"Tidak"
Agaknya Kwa Tiang tay merasa tidak senang hati karena
Lian Sam sin menukas berulang kali dengan suara dalam ia
segera berseru
"Huan sauhiap. teruskan saja ceritamu, bagaimana
kemudian?"
"Kemudian diapun mengajak aku datang ke kantor cabang
perkumpulan kalian-."
"Tunggu dulu," kembali Lian Sam sin menukas, "tempat
yang didatangi kalian tentunya bukan kuil Sam sin bio ini
bukan?"
"Bukan, tempat ini merupakan gedung besar yang terletak
disebuah lorong terpencil didalam kota"
"Tengah hari tadi bukankah engkoh tua sudah memberi
tahukan kepadamu kuil San sin bio adalah kantor cabang
perkumpulan kami untuk kota Kim leng ?"
"Aku masih ingat dengan jelas, itulah sebabnya akupun
bertanya kepadanya, menurut orang itu kantor cabang
perkumpulannya tak pernah diumumkan kepada umat
persilatan, tapi berhubung pangcu kalian sudah tiba di kim
leng dan mungkin akan merdatangan banyak umat persilatan
untuk melakukan kunjungan, dan lagi mengingat tak leluasa
untuk menerimanya dikantor cabang maka untuk sementara
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
waktu digunakan kuil San sin bio tersebut sebagai tempat
penerima tamu"
"Kurangajar, dia berani mengemukakan alasan palsu
seperti ini " umpat Lian Sam sin dengan gusar.
"Di tengah jalan diapun berkata kalau Lian tianglo dan Lian
hu toucu sedang menungguku dikantor cabang, tapi setelah
masuk didalam gedung tersebut, sama sekali tidak kujumpai
bayangan tubuh Lian tianglo maupun Lian hu toucu."
"Tapi menurut seorang bocah berbaju hitam yang berada
dalam gedung tersebut, Lian hun toucu sedang keluar
bersama, namun katanya Lian Hun toucu telah berpesan agar
aku tetap menunggu dikantor cabang..."
"Haaahh... haaahh... haah..." Kwa Tiang tay segera tertawa
terbahak bahak dengan suara parau, "tampaknya benar benar
ada orang hendak merebut kursi pangcu, sehingga kantor
cabang untuk kota Kim leng pun telah dipersiapkan jauh hari
sebelumnya..."
Maksud dari perkataan tersebut sudah jelas sekali, yaitu
menuduh Lian Sam sin ikut serta pula dalam komplotan
pemberontakan tersebut, kalua tidak Lian sam goan sebagai
orang kepercayaannya mengapa bisa menjabat sebagai ketua
kantor cabang kota Kim leng?
Berkilat sepasang mata Lian Sam sin setelah mendengar
perkataan itu, dengan suara dalam segera tegurnya:
"Kwa tianglo, apa maksudmu dengan perkataan itu?" Kwa
Tiang tay segera tertawa seram:
"Heeehhh... heee... heeeh... siaute bilang ternyata dalam
usaha pembunuhan terhadap pangcu bukan dilakukan oleh
Leng Kang to seorang, agaknya dibelakangnya masih ada
orang yang bersedia menjadi tulang punggungnya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kwa tianglo" bentak Lian Sam sin dengan muka gusar.
"kau harus menjelaskan lebih mendetil siapa yang kau
maksudkan sebagai tulang punggung Leng Kang to ?"
"Hemmm... kenyataan sudah berada di depan mata, apa
yang mesti siaute katakan lagi ?"
Tianglo pewaris ilmu silat Ong Tin hay cepat cepat melerai
setelah melihat situasi bertambah tegang :
"Harap kalian berdua jangan salah paham Huan sauhiap
belum selesai menerangkan duduk persoalan, mari kita
dengarkan dulu penuturannya sebelum melakukan
perbincangan lebih lanjut"
"Yaaa, betul" dukung Song Jin bin, tongcu bagian hukum,
"perkataan Ong tianglo memang benar, harap kalian berdua
jangan bertengkar sendiri, mari kita dengarkan dulu
bagaimana penjelasan selanjutnya dari Huan sauhiap?" Pelan
pelan Huan cu im melanjutkan kembali kata katanya,
"Lama sekali aku menunggu sambil meneguk air teh yang
disuguhkan bocah berbaju hitam itu, kemudian kepala ku pun
terasa amat pening sehingga akhirnya jatuh tak sadarkan diri,
sampai Kwa tianglo membebaskan jalan darahku tadi aku baru
sadar kembali" Mendengar sampai disini Lian Sam sin segera
berpikir:
"Kalau didengar dari pembicaraannya sih tampaknya benar,
kalau begitu dibalik kesemuanya ini pasti masih terdapat
rencana busuk lainnya..."
Sementara itu Kwa Tiang tay berseru sambil tertawa
kering^ "Hmm, enak amat kau hendak cuci tangan dari
persoalan ini..."
"Dalam hal mana aku hendak mencuci tangan?" tanya
Huan cu im sambil menahan rasa mendongkolnya .
"Atas petunjuk siapa kau datang ke kuil San sin bio ini
untuk menolong Leng Kang to? Siapa pula komplotan yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
datang bersamamu? Bagaimana pun juga kau harus
menjelaskan semuanya ini?"
"Menolong Leng Kang to?" Huan cu im merasa amat
terkejut, "dengan Leng Kang to pribadi pun aku baru bersua
satu kali, mengapa aku harus datang menolongnya?"
Kwa Tiang tay segera tertawa seram:
"Soal ini mah mesti ditanyakan kepadamu, atas petunjuk
siapa kau datang kemari? Lebih baik berbicaralah terus terang,
memandang diatas wajah Lian tianglo aku masih bersedia
memberi sebuah jalan hidup untukmu, tapi bila kau berani
berbohong sepatah kata saja, hukuman dari pihak Kay pang
tentu tak enak untuk dirasakan..."
"Semua pengalaman yang kualami sudah kuutarakan
semua, apa lagi yang mesti kusampaikan? "
"Benar benar seorang bocah keparat yang tak tahu diri"
bentak Kwa Tiang tay dengan sorot mata berkilat, "Song
tongcu, beri siksaan yang cukup untuknya, aku tak percaya
kalau ia tak mau mengaku terus terang..."
"Tunggu dulu " Lian sam sin segera mengulapkan
tangannya, "Huan cu im adalah saudara cilikku, bagaimanakah
watak serta tindak tanduknya aku she Lian tahu dengan jelas,
dia tak nanti akan melakukan perbuatan jahat seperti ini, dan
lagi aku she Lian percaya kalau apa yang dituturkan olehnya
merupakan kenyataan, oleh sebab itu aku orang she Lian
merasa kita wajib melakukan penyelidikan lebih dulu sebelum
ambil keputusan"
Dengan suara ketus Kwa Tiang tay segera berseru :
"Ditengah malam buta dia berkunjung ke kantor cabang
kita untuk menculik Leng Kang to, dan usaha ini berhasil
kuhalangi, apakah kejadian semacam ini bukan merupakan
kenyataan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
------ Ada yang Hilang----
Dengan cekatan nona berbaju merah itu menyelinap
kedepan menghadang gadis berbaju hijau itu kemudian
katanya
"Enci Bwee, aku seorangpun sudah mampu untuk
menghadapi kedua orang itu, kau tak usah repot untuk turun
tangan sendiri "
"Hey, kalian orang orang Kay pang sebenarnya tahu aturan
tidak? Kami toh cuma datang untuk menjenguk pesakit,
apakah kalian hendak mengandalkan jumlah yang banyak
untuk menganiaya kami dua orang kakak beradik ?"
Kwa Tiang tay sama sekali tak menggubris ucapan nona
nona cantik itu, kembali bentaknya
"Tangkap kedua orang itu mengapa kalian masih belum
juga turun tangan ?"
Kedua orang anggota Kay pang itu segera menyahut, lalu
mereka maju bersama sama untuk menangkap nona berbaju
merah itu.
Si nona berbaju merah itu mengerling nakal, kemudian
bentaknya keras keras. "Siapa diantara kalian yang berani
menyentuh aku ?"
Sebetulnya dua orang anggota Kay pang itu sudah turun
tangan siap menangkap lawannya, namun mereka segera
dibuat tertegun setelah melihat kegenitan lawan, sehingga
akibatnya untuk sesaat mereka jadi lupa untuk
menangkapnya.
Nona berbaju merah itu segera merentangkan sepasang
amtanya, dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat telapak
tangannya menyambar pergelangan tangan kedua orang itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada hakekatnya dua orang anggota Kay pang itu sama
sekali tidak berkemampuan untuk menghindarkan diri,
sekalipun kebasan tersebut dilancarkan dengan sangat ringan,
namun separuh badan mereka seperti tersambar oleh aliran
listrik bertegangan tinggi, sama sekali tak mampu berkutik
lagi.
"Hmm, Lan hoa hud hiatjiu (ilmu totokan jalan darah bunga
anggrek)..." dengus Kwa Tiang tay hambar, "tak nyana kau si
bocah perempuan mempunyai kepandaian juga, tapi bila ingin
membuat keonaran di Kay pang, kalian masih ketinggalan
sangat jauh"
Dia berpaling dan memandang sekejap ke arah Ong Tin
hay, maksudnya agar rekannya ini yang turun tangan untuk
membekuk nona berbaju merah itu.
Saat ini, orang yang hadir dalam gudang kayu bakar ini
selain keempat tianglo, hanya empat penjaga kamar saja yang
hadir, sebenarnya masih ada empat orang anggota dari ruang
hukum yang berjaga diluar pintu, namun kenyataannya dua
orang nona itu bisa masuk tanpa ada yang menghadang hal
ini membuktikan kalau mereka sudah dirobohkan lawan-
Sedangkan dari empat orang yang menjaga tawanan, dua
orang memegangi Leng Kang to dan Huan cu im, sedangkan
dua orang yang lain telah ditotok jalan darahnya oleh nona
berbaju merah itu dengan ilmu Lan hoa hud hui hiatjiu nya.
Sebaliknya dari empat tianglo yang hadir, Kwa Tiang tay
adalah pejabat pangcu, Lian Sam sin adalah tianglo kanan,
kedudukan mereka tinggi sekali, sedangkan Song Jin bin
adalah tianglo bagian hukum, maka setelah hitung punya
hitung, tentu saja hanya Ong Tin hay yang pantas untuk turun
tangan-
Perlu diketahui tianglo pewaris ilmu silat merupakan guru
yang bertanggung jawab mengajarkan ilmu silat kepada
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
segenap anggota Kay pang, sudah barang tentu kepandaian
silatnya luar biasa...
Bila berada dihari hari biasa dimana jago dari Kay pang
banyak sekali jumlahnya, dia tak perlu turun tangan sendiri,
tapi keadaan saat ini sama sekali berbeda.
ong Tin hay dengan perawakan tubuh yang tinggi besar
segera maju kehadapan kedua orang itu, kemudian dengan
mempergunakan telapak tangannya yang besar bagaikan
kipas dia menepuk satu kali keatas bahu aang dan Apiau.
Begitu kedua orang itu sudah bebas dari pengaruh jalan
darah, Ong Tin hay segera membentak: "Mundur"
Dua orang jago itu segera memberi hormat dan
mengundurkan diri dari situ.
Ong Tin hay segera memandang sekejap ke arah gadis
berbaju merah itu kemudian katanya.
"Nona cilik, mari aku hendak mencoba kepandaian silat
yang kau miliki"
Nona berbaju merah itu segera mundur selangkah,
kemudian berkata dengan muka cemberut,
"Tidak mau ah, kau kan sudah tua, masa mau berkelahi
dengan aku? Malu..." Dengan jari tangannya yang lentik dan
putih dia segera meledek pengemis tersebut.
Ketika sorot mata Ong Tin hay saling beradu dengan sorot
mata lawan yang jeli itu, tiba tiba saja dia merasa tertegun
dan melongo, tiba tiba saja timbul suatu perasaan aneh dalam
hati kecilnya, ia merasa tidak pantas untuk turun tangan
terhadap seorang nona cilik yang cantik jelita semacam dia.
Tapi peristiwa tersebut hanya berlangsung dalam waktu
singkat, setelah tertegun sejenak, Ong tianglo segera
membentak keras, tubuhnya yang tinggi besar itu segera
bergerak kemuka, tangan kanannya yang besar dengan jari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tangan yang kekar dan ditekuk seperti kaitan langsung
mencengkeram bahu nona berbaju merah itu.
cengkeraman tersebut dilancarkan dengan mengerahkan
tenaga besar, lima gulung desingan angin serangan yang
tajam dan mengerikan segera menyapu kemuka.
Si nona berbaju hijau yang semenjak masuk kedalam
ruangan selalu membungkam diri dalam seribu bahasa, kini
berubah wajahnya setelah melihat datangnya serangan dari
Ong Tin hay yang sangat kuat dan dahsyat itu, segera
bentaknya^ "Hati hati "
"Aku mah tak akan takut" seru nona berbaju merah itu
sambil mencibirkan bibirnya.
Sembari berkata tubuhnya segera berkelit kesisi kiri dengan
suatu gerakan yang manis dan lembut.
Gagal dengan cengkeraman mautnya Ong Tin hay segera
tertawa dengan suara dalam, kaki kirinya maju kemuka
sementara badannya berputar kencang, pergelangan tangan
kirinya ikut digetarkan, segulung desingan angin jari yang
sangat kuat langsung menyergap jalan darah penting didepan
dada nona berbaju merah itu.
cepat cepat nona berbaju merah itu menarik badannya
kebelakang kemudian menghindar kearah kanan, dengan
demikian serangan jari tangan dari Ong Tin hay kembali
mengenai sasaran yang kosong.
Atas kejadian tersebut bergeloralah hawa amarah Ong Tin
hay, wajahnya yang lebar segera berubah menjadi hijau
membesi, bentaknya keras keras-
"Bocah perempuan, kau sendiri yang mencari mempus,
jangan salahkan bila aku akan melancarkan serangan keji
yang mematikan"
Hal ini memang tak bisa disalahkan, ia sebagai tongcu
pewaris ilmu silat perkumpulan Kay pang berarti bertanggung
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jawab terhadap semua ilmu silat yang dimiliki anggota Kay
pang, namun kenyataannya dalam pertarungan kali ini, dua
serangan beruntun yang dilancarkan ternyata tidak berhasil
menyentuh ujung baju seorang nona kecil, bila kejadian ini
sampai tersiar kedunia persilatan, akan ditaruh kemanakah
wajahnya itu?
0oodwoo0
Jilid: 21
Ia segera membentak keras, tiba tiba tubuhnya bergetar
sehingga seluruh tulang belulangnya bergemerutuk keras,
kemudian sepasang lengannya direntangkan dengan sepasang
telapak tangannya yang lebar bagaikan kipas dia melepaskan
sebuah pukulan yang amat dahsyat seperti hembusan angin
puyuh.
Melihat datangnya serangan amat dahsyat dan kuat, cepat
cepat nona berbaju merah itu berkelit kesamping untuk
menghindarkan diri.
Ong Tin hay mendesis dengan suara dalam dan berat
kelima jari tangan kirinya dipentangkan lebar lebar lalu
mengejar kedepan lebih jauh sambil mencengkeram dada
lawan.
Nona berbaju merah menjadi gugup, cepat cepat dia
melompat mundur kebelakang segulung desingan angin
pukulan yang kuat segera menyambar lewat dari atas bahunya
yang menimbulkan rasa sakit dan peri.
Hal ini membuat hatinya kaget bercampur gusar, segera
jeritannya keras keras-"Kau situa bangka yang tak tahu malu,
kau anggap aku takut kepadamu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Disaat ia sedang mengumpat Ong Tin hay secara beruntun
telah melancarkan tiga buah serangan lagi, dimana setiap
serangannya selalu berhasil dihindari nona berbaju merah itu
secara tepat.
Sesungguhnya kalau berbicara soal ilmu silat, sinona
berbaju merah yang baru berusia enam tujuh belas tahunan
itu sudah barang tentu tak dapat mendampingi kelihayan dari
Ong Tin hay, si tiang lo pewaris ilmu silat, karena itu dia selalu
mengandaikan kelincahan tubuhnya untuk menghindar kekiri
dan berkelit kekanan secara genit dan lincah.
Siapa tahu disaan keadaan sinona berbaju merah itu
semakin kritis dan Ong Tin hay hampir berhasil dengan
serangannya itulah mendadak langkahnya menjadi gontai lalu
badannya miring kesamping dan...
Bluuum
Tahu tahu tubuhnya yang tinggi besar seperti bukit karang
itu sudah roboh terjengkang keatas tanah
Kwa Tiang tay, Lian Sam sin dan Song jin bin yang
menyaksikan peristiwa itu kontan saja dibuat sangat terkejut.
Dengan suara lantang Kwa Tiang tay segera membentak:
"Bocah perempuan, mengapa kau lukai Ong tiang lo?"
Tangan kanannya segera diayunkan kedepan melepaskan
sebuah pukulan dahsyat, angin serangan yang sangat kuat
segera mendesak nona berbaju merah itu untuk menghindar
kesamping.
Mengambil kesempatan tersebut Song Jin bin segera
menerobos maju kemuka dan membangunkan Ong Tin hay,
namun rekannya memejamkan mata rapat rapat dan berada
dalam keadaan tak sadar.
Song Jin bin sebagai tongcu bagian hukum dari Kay pang
tentu saja memiliki pengetahuan dan pengalaman yang sangat
luas dalam sekilas pandangan saja ia sudah tahu kalau Ong
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tin hay sudah terkena obat pemabuk lawan hal ini membuat
amarahnya kontan saja meledak.
"Budak cilik" bentaknya keras keras, "Kau berani
mempergunakan obat pemabuk untuk menghadapi Kay
pang?"
"Siapa sih yang menggunakan obat pemabuk?" tanya nona
berbaju merah itu tercengang, "oooh... dia masih terhitung
seorang tianglo dari Kay pang begitu cabul dan tak tahu
malu?"
"Seandainya kau tidak mempergunakan obat pemabuk.
mengapa Ong tianglo bisa roboh tak sadarkan diri?"
Nona berbaju merah itu segera tertawa cekikikan :
"Hal ini disebabkan pakaian kami telah diberi sari harum
dari seratus bunga sehingga bau harumnya amat tebal,
mungkin lantaran mengendus kelewat banyak maka kepalanya
menjadi pening lantas masa aku yang disalahkan?"
Tiba tiba satu ingatan melintas dalam benak Lian Sam sini
setelah mendengar ucapan tersebut, segera tegurnya :
"Nona berdua apakah berasal dari perkumpulan seratus
bunga ?"
Menurut berita yang tersiar dalam dunia persilatan setiap
anggota perkumpulan seratus bunga selalu mengenakan
pakaian khusus yang telah diberi bahan wewangian yang amat
tebal, bila orang itu bertarung melawan musuh maka bau
harum itu segera akan terpancar ke mana mana akibatnya
lawan yang mengendus bau itu kelewat banyak segera akan
jatuh tak sadarkan diri karena mabuk.
Hanya saja perkumpulan seratus bunga sudah hampir dua
puluh tahunan lamanya tak pernah muncul didalam dunia
persilatan, mengapa mereka bisa muncul di kota Kim leng
sekarang ?
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ditatapnya kedua orang nona itu lekat lekat, sementara
dalam hatinya timbul perasaan heran dan tak habis mengerti,
pikirnya:
"Mungkinkah mereka berasal satu komplotan dengan
Lengcu emas?"
Tampaknya nona berbaju hijau itu enggan untuk
mengungkapkan identitas mereka tidak sampai nona berbaju
merah itu menjawab, buru buru dia sudah berseru: "Ngo moy
mari kita pergi saja"
"Kalian masih ingin pergi dari sini?" jeng ek Kwa Tiang tay
sambil tertawa. Dia segera berkelebat ke depan dan
menghadang jalan pergi mereka berdua.
"Enci Bwee, orang ini benar benar tak tahu adat" seru nona
berbaju merah itu segera.
"Tak usah kita gubris" sahut nona berbaju hijau itu dingin.
Dia segera mengebaskan ujung bajunya lalu dari sakunya
meluncur setitik cahaya hitam yang meluncur keluar pintu.
Menurut hukum alam, angin selalu menembus dari beranda
mengembusi pintu baru masuk kedalam ruangan entah angin
macam apapun, hukum ini selalu berlaku.
Maka dari itu ketika nona berbaju hijau tadi mengayunkan
sesuatu kedepan pintu, dari sana segera berhembus masuk
segulung asap yang amat tebal
Asap tebal itu tentu saja masuk karena terhembus angin
tapi tak seorangpun tau dari manakah datangnya asap tebal
tersebut...
Asap itu bukan cuma tebal, seperti segumpal kabut hitam,
lagi pula berkembang dengan cepatnya menyambar kemana
mana.
Dalam waktu singkat, hampir seluruh ruangan gudang kayu
bakar itu sudah tercekam oleh kabut tebal
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dimana kabut tersebut menyusup, suasana segera berubah
menjadi gelap gulita sehingga sukar untuk melihat kelima jari
tangan sendiri...
Dengan menebalnya asap otomatis menyesakkan pula
napas namun dibalik asal tebal itu justru mengandung bau
harumnya bunga yang sangat tebal
Tapi bukan berarti lantaran asal tebal itu mengandung bau
bunga maka berakibat tidak menyesakkan napas, sebaliknya
justru karena mengandung bau bunga yang tebal maka
baunya. semakin menusuk hidung serta tenggorokan
membuat orang orang yang berada disitu menjadi sesak
napas sampai mencucurkan air mata
Nona berbaju hijau dan nona berbaju merah yang berdiri
tak jauh dari pintu tahu tahu saja sudah lenyap tak berbekas,
sampai Leng Kang to yang masih dibelenggu di kursinya serta
Huan cu impun tahu tahu sudah lenyap tak berbekas
Justru karena asap tebal berkembang terlalu cepat
sehingga pada hakekatnya sama sekali tidak memberi waktu
bagimu untuk berpikir lebih jauh, akibatnya meski dihadapan
mereka memberi empat orang tianglo dari Kay pang (Ong Tin
hay masih belum sadar?) nyatanya mereka tak sempat
memberikan pertolongan-Dengan suara dalam Lian Sam sin
segera membentak keras: "Saudara Kwa, saudara Song, cepat
mundur, aku lihat asap tebal ini rada aneh"
Sambil berseru tangan kirinya segera menyambar tubuh
Ong Tin hay sementara tangan kanannya melepaskan sebuah
pukulan yang sangat kuat ketengah udara lalu dengan
gerakan cepat dia melompat mundur kebelakang.
Namun berhubung pintu keluar sudah tertutup oleh asap
tebal, terpaksa ia mundur kembali keruang dalam.
Kwa Tiang tay dan Song Jin bin pun sudah melihat kalau
keadaan tidak beres apalagi dengan kekuatan tenaga dalam
yang dimiliki Ong Tin hay pun segera roboh tak sadarkan diri
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
setelah terendus bau harum yang memancar keluar dari
pakaian lawan, otomatis merekapun menaruh kewaspadaan
yang tinggi terhadap kedua orang gadis tersebut.
Kini setelah melihat datangnya asap tebal begitu cepat,
lagipula dibalik asap terendus bau harum bunga yang tebal.
tentu saja mereka semakin tak berani gegabah, masing
masing segera menutup pernapasan dan mundur kebelakang
sementara sepasang telapak tangan diayunkan berulang kali
melepaskan serangkaian pukulan yang kuat.
Bayangkan saja betapa sempurnanya tenaga dalam yang
dimiliki ketiga orang tianglo tersebut serangan gabungan yang
mereka lepaskan itu benar benar sangat kuat seperti
hembusan angin puyuh, kekuatannya sangat mengerikan hati.
Semestinya, dengan tenaga gabungan dari ketiga orang
jago lihay itu kabut tebal tadi niscaya akan tersapu lenyap
atau paling tidak terdorong keluar dari pintu ruangan-
Siapa tahu kabut tebal itu seakan akan selembar kain hitam
yang digantungkan dalam ruangan saja, betapapun
dahsyatnya tenaga pukulan yang dipancarkan, paling banter
hanya menyebabkan kabut itu bergelombang sedikit, sama
sekali tidak berhasil membuyarkannya sama sekali.
Sedangkan pukulan demi pukulan yang mereka lancarkan
itu justru tertelan lenyap dengan begitu saja setelah
menembusi kabut tebal tadi dan hilang dengan begitu saja
Malahan runyamnya, semakin keras kabut tebal itu
bergetar karena angin pukulan, semakin cepat pula kabut tadi
menyebar kemana mana
Selangkah demi selangkah ketiga orang jago lihay dari Kay
pang itu mundur terus hingga akhirnya sampai disudut
ruangan mereka benar benar sudah berada dijalan buntu.
Asap yang tebal bau yang menyengat membuat napas
mereka semakin sesak dan air mata mengucur keluar tiada
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hentinya, bukan cuma mata mereka tak mau dibuka, bahkan
kepalapun terasa pusing dan sakit seperti mau meledak.
Kwa Tiang tay yang menyaksikan mereka bertiga sudah
terdesak sampai kesudut ruangan oleh kabut tebal itu
sehingga tak mungkin untuk mundur lebih jauh terpaksa dia
lepaskan sebuah pukulan dahsyat ke atas dinding ruangan itu.
Blam
Diiringi suara benturan yang sangat keras, dinding ruangan
itu segera roboh berantakan dan mereka bertiga segera
menerobos keluar melalui lubang itu Sesampainya diluar
ruangan mereka baru dapat menghembuskan napas panjang.
Dengan jebolnya dinding maka kabut yang menyelimuti
ruangan itu pun lambat laun semakin menipis sebelum hilang
Menanti kabut itu benar benar sudah lenyap. kedua orang
nona dari perkumpulan seratus bunga itu sudah tidak nampak
lagi batang hidungnya bahkan Leng Kang to dan Huan cu im
berdua pun turut lenyap tak berbekas
Dengan kening berkerut Kwa Tiang tay segera berseru
penuh kegusaran
"Kurang ajar, dua orang perempuan siluman itu berani
benar bermusuhan dengan Kay pang, Song tianglo, kau
segera memberi kabar kepada semua kantor cabang kita agar
menyelidiki jejak dari kedua orang perempuan siluman itu
bilamana perlu kejar kembali murid durhaka pembunuh ketua
kita dan jatuhi hukuman sesuai dengan peraturan, bilamana ia
berani memberikan perlawanan bunuh saja tanpa ampun"
"Saudara Kwa coba dengarkan dulu sepatah kataku" Lian
Sam sin segera mengulapkan tangannya.
"Lian tianglo, sampai keadaan seperti ini, apakah kau masih
berusaha untuk membelai murid durhaka itu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Peristiwa ini sudah melibatkan perkumpulan seratus
bunga, apakah kau anggap anggota perkumpulan kita
sanggup untuk menghadapi mereka? Apabila saudara Kwa
menurunkan perintah tersebut, entah berapa banyak anggota
kita yang akan kehilangan nyawanya, berbicara bagi Kay pang
kita, bukankah hal ini akan menciptakan suatu kerugian yang
besar sekali ?"
"Lantas bagaimanakah menurut pendapatmu?"
"Menurut pendapatku, kalau toh perkumpulan seratus
bunga sudah muncul kembali d idalam dunia persilatan, sudah
pasti mereka mempunyai pimpinan, dengan sendirinya pihak
perkumpulan seratus bungapun pasti akan memberikan
alasannya mengapa sampai menculik tertuduh yang dicurigai
sebagai pembunuh pangcu, berbicara soal dunia persilatan,
pihak merekalah yang melanggar peraturan lebih dulu, maka
aku pikir lebih baik kita selesaikan secara baik baik saja
sebelum menggunakan kekerasan, toh penyelesaian secara
damai lebih baik..."
"Apakah Lian tianglo dapat bertemu dengan pemimpin
mereka?" tegas Kwa Tiang tay.
"Dalam menghadapi persoalan ini, kita tak boleh terlalu
terburu napsu, tak ada salahnya bila kau serahkan saja
persoalan ini kepada siaute untuk diselesaikan"
"Baiklah," Kwa Tiang tay segera manggut manggut,
"dewasa ini pertemuan puncak di bukit Hong san sudah
semakin dekat, siautepun harus segera berangkat kebukit Hoa
san, maka persoalan ini kuserahkan penyelesaiannya kepada
saudara Lian cuma kita pihak Kaypang sudah kehilangan
muka, kuanjurkan kepadamu agar tidak kelewat melihatkan
kelemahan, paling tidak saudara Lian harus memberikan ancar
ancar waktunya berapa lama yang dibutuhkan selewatnya
batas waktu tersebut, kami akan memandang pihak Pek hoa
pang secara terbuka, sebab berbicara yang sebenarnya, kita
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memang tak usah bersikap sungkan sungkan terhadap
mereka"
"Kalau begitu berilah waktu satu bulan kepada siaute untuk
menyelesaikan persoalan ini dengan mereka, kalau bisa
diselesaikan secara damai tentu saja lebih baik, sebaliknya
kalau sampai terjadi perselisihan tak ada salahnya kalau kita
minta keadilan dari Bengcu yang bakal terpilih nanti"
"Baik begitu pun ada baiknya juga" kata Kwa Tiang tay
kemudian.
Malam sangat kelam, kabut tebal menyelimuti tanah
perbukitan yang sepi dan terpencil.
Tiba tiba terdengar langkah kaki manusia yang terburu
buru dibalik kabut, meski tak nampak orangnya namun dapat
terdengar suara pembicaraan manusia terdengar seorang
perempuan dengan suara yang merdu sedang berseru keras:
"Mengapa kalian belum juga mau pergi?"
Suara itu lembut lagi manis, sedikit mengandung nada
menggerutu, namun setengahnya manja.
Kemudian terdengar pula seorang lelaki yang kasar
bertanya: "sebenarnya siapakah kalian? Aku harus pergi
kemana?"
"Kau tak usah mengurusi soal itu, yang penting berjalanlah
agak cepatan sedikit"
"Aku tidak mau jalan-" seru lelaki itu gusar. "kalian bukan
lagi menolongku, sebaliknya justru mencelakai aku bila aku
pergi maka selama hidup dosa ini tak akan bisa dicuci dari
tubuhku"
"Perkataan saudara Leng memang benar dia memang tidak
boleh pergi" kata seorang lelaki yang lain dengan suara
nyaring "bila tidak pergi berarti fitnahan tersebut masih bisa
dicuci bersih, tapi dengan kaburnya dia dari situ berarti
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tuduhan sebagai pembunuh gurunya tak akan bisa dicuci
bersih lagi bahkan aku pun..."
"Kau pun membantunya berbicara" seorang nona lain
dengan suara yang merdu segera menukas pula, "hm tidak
mau pergi dari situ jika tidak segera angkat kaki lagi maka
beberapa orang pengemis tua yang bau itu pasti akan
mencincang tubuh kalian berkeping keping, jika sampai
begitu, kalian mau menuntut hal ini kepada siapa lagi? Apakah
kepada raja akhirat ?"
"Demi keselamatan jiwanya maka enci Bwee telah turun
tangan menolongnya, dan kau, telah difitnah dan diculik orang
tanpa kau sadari apa yang telah terjadi kalau tidak
membawamu kabur dari situ, siapa yang bisa membayangkan
apa yang terjadi denganmu? Hm, benar benar manusia yang
tak tahu diri "
Ternyata mereka adalah nona berbaju hijau dan nona
berbaju merah yang baru saja berhasil membawa lari Leng
Kang to dan Huan cu im dari tangan orang Kay pang.
Nona berbaju hijau itu tidak begitu suka berbicara sedang
suara pembicaraan yang merdu lagi nyaring itu berasal dari
nona berbaju merah... Huan cu im segera berkata:
"Atas bantuan dari nona berdua sudah barang tentu aku
merasa berterima kasih sekali, cuma saja dengan kejadian ini
maka pihak Kay ang tentu tak akan berdiam diri saja." Nona
berbaju merah itu segera tertawa cekikikan :
"Perduli amat dengan mereka, kawanan pengemis busuk
itu tak seorang pun yang baik, orang mereka sendiri yang
memberontak. justru kesalahannya ditimpakan kepada orang
lain, justru kami merasa tak senang menyaksikan tingkahnya
orang orang itu maka kami baru turun tangan membantu"
"Ngo moay, tak usah berbicara lagi" tukas nona berbaju
hijau itu segera, "tempat ini masih dekat letaknya dari kota
Kim leng andaikata malam ini tak berkabut, niscaya orang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang Kay pang sudah menyusul sampai disini lebih baik kita
segera pergi saja dari sini"
"Apa gunanya kau mendesakku terus menerus bila orang
lain enggan pergi?"
"Sebenarnya kalian hendak membawaku pergi kemana?"
tanya Leng Kang to kemudian "aku adalah anggota Kay pang,
kini guruku sudah dibunuh orang, dendam sakit hati belum
terbalas, fitnahanpun belum bisa tercuci bersih sekalipun
kalian membawaku sampai keujung langitpun tak ada
gunanya, sebab disitupun pasti terdapat anggota Kaypang,
mana mungkin aku bisa lolos dari cengkeraman mereka?"
"Leng sauhiap. apabila kau tidak pergi bagaimana mungkin
dendam sakit hati terbunuhnya gurumu bisa dituntut balas?"
kata nona berbaju hijau itu dengan suara lembut, "sekalipun
kau rela mengorbankan jiwamu, namun relakah kau
membiarkan dendam sakit hati gurumu tak ada yang
membalaskan?"
"Perkataan nona memang benar" Huan cu im segera
mendukung.
"Kalau memang benar, ayoh kita segera berangkat" kata
nona berbaju merah itu sambil tertawa cekikikan
Sementara berbicara, dengan tangan yang halus dan
lembut ia segera menarik Huan cu im untuk diajak berangkat
sambi berlarian kedepan ia berpaling dan serunya:
"Enci Bwee, kau tak usah banyak berbicara lagi dengannya
mengapa tidak kau tarik saja orang itu untuk meneruskan
perjalanan?" Suara tersebut lambat laun semakin jauh.
Dengan perasaan gelisah nona berbaju hijau itu segera
berseru: "Ngo moay, kalian tak usah terburu napsu, kabut
tebal jangan sampai salah arah" Kemudian dengan suara
pelan dia berkata lagi: "Leng sauhiap. kita harus segera
menyusul mereka"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekalipun dia lebih tenang dan lembut, namun dalam
gelisahnya, tanpa memperdulikan hal yang lain lagi ia segera
menarik tangan Leng Kang to dan diajak berlalu dari situ.
Setelah berada dalam keadaan demikian, terpaksa Leng
Kang to membiarkan tangannya ditarik nona itu untuk diajak
pergi, katanya:
"Nona, akulah yang telah merepotkan dirimu"
"Leng sauhiap tak usah kuatir, aku sudah mempunyai
perhitunganku sendiri" kata nona berbaju hijau itu dengan
suara lembut
Setelah berlarian sekian waktu kabut tebal semakin
menyelimuti angkasa sehingga sulit untuk membedakan arah
mata angin bahkan bayangan manusia pun sama sekali tak
terlihat, sudah barang tentu merekapun tak berhasil menyusul
dua orang yang berada didepan.
Dengan perasaan gelisah nona berbaju hijau itu segera
berkata^
"Budak kelima memang paling nakal dan tak sabaran,
entah kemana dia telah pergi. IHuuh, sungguh membuat hati
orang merasa amat gelisah"
"Mungkin kabur terlalu tebal sehingga tak terlihat bayangan
tubuh mereka, aku rasa mereka tak akan pergi terlalu jauh"
Kembali mereka berdua meneruskan perjalanannya
kedepan, lambat laun Leng Kang to mulai mengendus bau
harum bunga yang aneh, seketika itu juga dia merasakan
semangatn berkobar kembali.
Semakin kedepan mereka berjalan, bau bungapun semakin
lama semakin bertambah tebal.
Pada mulanya dia mengira bau harum semerbak itu berasal
dari tubuh sinona berbaju hijau itu, karena dari tubuh nona itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memang tersiar pula bau harumnya bunga yang tebal, namun
lambat laun dia merasakan sesuatu yang tak beres.
Nona berbaju hijau itu sedang menariknya untuk
menempuh perjalanan, seandainya bau harum itu berasal dari
tubuhnya, maka bau itu seharusnya terendus dari arah depan,
namun bau harum yang terendus sekarang justru menyebar
diseluruh angkasa dimana pun terdapat bau itu, kenyataan
tersebut tentu saja membuat hatinya keheranan, sehingga
akhirnya tak tahan lagi dia segera bertanya:
"Nona, tempat apakah ini mengapa terendus bau bunga
yang begini harum?"
Nona berbaju hijau itu agak tertegun, mendadak dia
menghentikan langkahnya dan mengendus ke empat penjuru,
setelah itu baru katanya dengan suara lirih:
"Jangan bersuara dulu, kita telah salah jalan, lebih baik
meninggalkan tempat ini secepatnya"
Selesai berkata cepat cepat dia menarik Leng Kang to dan
diajak berlalu dari. kalau didengar dari nada pembicaraannya,
agaknya dia merasa terkejut bercampur takut.
Leng Kang to yang menyaksikan kejadian tersebut diam
diam menjadi sangat keheranan, pikirnya kemudian:
"sewaktu mereka berdua memasuki San sin bio sebagai
tempat yang sangat rawan bagi perkumpulan kami sikapnya
nampak sangat tenang seakan akan sama sekali tidak
memandang sebelah matapun terhadap keempat tianglo,
mengapa setelah mengendus bau harum bunga mereka justru
kelihatan takut sekali? Benar benar suatu kejadian yang
sangat aneh..."
Sementara dalam hati kecilnya berpikir demikian, langkah
kakinya masih mengikuti terus dibelakang nona tersebut
Kabut semakin tebal dan suasana amat gelap sehingga
pada hakekatnya amat sukar untuk mencari jalan, ketika
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sudah berjalan berapa lamanya, mereka jumpai jalanan bukit
itu semakin lama semakin berbukit, batuan berserakan dimana
mana, medan yang tidak merata membuat perjalanan terasa
sulit untuk dilanjutkan-
Pada dasarnya nona berbaju hijau itu memang tidak begitu
suka berbicara apa lagi setelah kewaspadaannya ditingkatkan,
dia semakin tak berbicara lagi, sambil menggandeng tangan
pemuda itu perjalanan ditempuh lebih cepat lagi.
Dengan perjalanan yang begitu cepat dalam waktu singkat
dua puluh li semestinya sudah ditempuh namun sepanjang
perjalanan Leng Kang to masih saja mengendus bau harum
bunga malahan bau tersebut semakin tebal seakan akan
melayang sampai dimana mana Kejadian ini membuat hatinya
sangat keheranan, baru saja dia hendak berbicara...
Mendadak dari sisi sebelah kiri mereka mendengar suara
sinona berbaju merah sedang berbicara:
"Hey apa gerangan yang telah terjadi? Malam ini kita benar
benar sudah ketemu setan, kita sudah tiga kali melewati
tempat ini..."
"Benar" Huan cu im kedengarannya menyahut, "kenapa
kita bisa kembali lagi ketempat semula? Mungkin tanah
perbukitan disini berbentuk bulat sehingga menyerupai tong
setan"
Nona berbaju hijau mendengar pembicaraan mana cepat
cepat berseru gelisah, "Ngo moay, kau jangan sembarangan
berbicara"
"Aaah" nona berbaju merah itu berseru tertahan "enci
Bwee rupanya kalian sudah datang semua, tempat ini benar
benar sangat aneh..."
"Aku suruh jangan sembarangan berbicara" bentak nona
berbaju hijau itu cepat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Si nona berbaju merah itu segera menarik Huan cu im
untuk datang bergabung, kemudian katanya^
"enci Bwee, mengapa sih kau ini?"
"Apakah kau lupa suhu berkata bahwa di luar kota Kim leng
berdiam seorang cianpwee dari perguruan kita dan melarang
kita pergi mengusik ketenangannya?"
"Aaah..."
Nona berbaju merah itu hanya berseru tertahan sampai
setengah jalan saja kemudian membungkam diri dalam seribu
bahasa seandainya saat itu tiada kabut tebal yang menyelimuti
angkasa, mungkin semua orang dapat melihat kalau wajahnya
yang semula bersemu merah kini telah berubah menjadi pucat
pias seperti mayat.
"sebenarnya tempat apakah ini?" tanya Huan cu im dengan
suara yang lirih
Nona berbaju merah itu segera menempelkan jari
tangannya keatas bibir sendiri dan berbisik lirih : "Ssst.."
Sedangkan nona berbaju hijau itu berkata pula: "Mari kita
segera pergi dari sini."
"Kami sudah tiga kali berputar disekitar tempat ini, agaknya
tak mungkin bisa lolos lagi dari sini" bisik nona berbaju merah
itu dengan cepat
Nona berbaju hijau itu tak berbicara lagi dia segera
memimpin yang lainnya untuk beranjak lebih dulu
meninggalkan tempat tersebut...
Kabut yang tebal dan malam yang kelam membuat suasana
di sekitar tempat itu sangat gelap. dengan tidak terlihatnya
suasana disekitar situ otomatis sulit juga buat mereka untuk
mencarijalan keluar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi mereka berempat dengan dipimpin nona berbaju hijau
itu segera meneruskan perjalanan dengan penuh
kewaspadaan
Sepertanak nasi sudah lewat tanpa terasa. Leng Kang to
sebagai satu satunya ahli waris ketua Kay pang dengan
sendirinya memiliki pengetahuan yang amat luas dan
pengalaman yang lebih matang dari kebanyakan orang,
sepanjang perjalanan dia selalu merasa bahwa di sekeliling
tempat itu masih tetap diliputi bau harum bunga yang amat
tebal.
Itu berarti sekalipun mereka berempat sudah menempuh
perjalanan setengah hari lamanya namun masih belum juga
berhasil lolos dari lingkaran wilayah tempat tinggal locianpwee
dari Pek hoa pang yang dimaksudkan nona berbaju hijau itu.
"Jangan-jangan disekitar tempat tinggal orang itu telah
diatur barisan Pat kwa tin atau sebangsanya? Sehingga kami
berempat yang terjebak kedalam barisan ini tak berhasil lolos
lagi?"
Berpikir sampai disini tanpa terasa dia menghentikan
langkahnya seraya berkata: "Nona berdua, kita tak usah
meneruskan perjalanan lagi"
"Mengapa?" tanya nona berbaju merah itu
"Sebab kita sudah terkurung sekarang, biarpun berjalan
sehari semalam lagi pun kita hanya berputar putar terus
ditempat yang sama, jangan harap kita dapat lolos dari sini
bila tidak menemukan kunci dari barisan tersebut."
"Kalau begitu, kita benar benar sudah memasuki wilayah
Sian hoa gay? enci Bwee bagaimana baiknya sekarang?" seru
nona berbaju merah itu gelisah.
Ia berbicara dengan suara gemetar bahkan hampir saja
menangis saking gelisahnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ngo moay, tak ada gunanya kita gelisah" bujuk nona
berbaju hijau itu dengan lembut, "kita kan tak sengaja
tersesat sampai disini, sebentar bila kita berjumpa dengan
supek, dia orang tua pasti dapat memaklumi kita dan tak akan
menyusahkan kita sebagai angkatan muda..."
Sekalipun dia sedang membujuk dan menghibur nona
berbaju merah itu, namun kedengaran jelas kalau nada
suaranyapun terkandung perasaan takut dan gugup. Huan cu
im yang mendengar pembicaraan itu, dalam hati kecilnya
segera berpikir "Entah siapakah orang ini, sehingga mereka
kakak beradik pun dibuat sangat ketakutan?"
Sementara itu nona berbaju merah itu sudah bertanya lagi:
"Bagaimana dengan mereka berdua?"
"Mereka berdua adalah orang luar, yang sama sekali tidak
mengetahui tentang peraturan yang ditetapkan supek. sudah
barang tentu supek tak akan menyusahkan kita berdua"
Kemudian dengan suara lirih katanya lagi:
"Leng sauhiap bila sudah sampai didalam lembah nanti,
kejadian apapun yang kalian jumpai harus dihadapi dengan
sabar dan pikiran dingin sekalipun harus mengalami hal hal
yang diluar dugaan, janganlah dihadapi secara kasar, aku
harap soal ini bisa kalian ingat secara baik baik"
"Mengapa demikian? Apakah tuan rumahnya tak tahu
aturan? Kita kan tersesat jalan karena kabut malam yang
tebal, siapakah suruh dia memasang barisan diluar daerah
kediamanya? Kalau dia adalah seorang yang tahu diri,
semestinya segera mengirim orang untuk mengajak orang
keluar dari barisan ini"
Nona berbaju merah ini menjadi amat gelisah sekali, cepat
cepat ia menututpi mulut pemuda itu sambil katanya "Huan
sauhiap kau tak boleh berkata begitu..."
Belum selesai dia berkata tiba tiba dari atas kepala mereka
terdengar seseorang mendengus dingin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengusan dingin itu tidak terlalu keras suaranya, namun
amat menusuk pendengaran suara itu seakan akan berasal
dari atas kepala mereka, tapi seakan akan pula berasal dari
tempat yang jauh, membuat orang tak bisa merabanya secara
pasti
Nona berbaju hijau dan nona berbaju merah itu menjadi
amat terperanjat tanpa terasa mereka segera bertekuk lutut
dan menyembah keatas tanah serunya bersama^
"Tecu sekalian tersesat karena kabut malam amat tebal,
apabila salah memasuki daerah terlarang, harap supek sudi
memaafkan"
Huan cu im yang menyaksikan kejadian tersebut diam diam
segera berpikir^
"Aneh sekali, mungkinkah semua pembicaraan yang
dilakukan kami semua disini dapat didengar dengan jelas oleh
orang yang berdiam d idalam lembah bukit itu?"
Dalam pada itu terdengar suara teguran yang dingin ketus
tapi merdu itu kembali bergema:
"Apakah Hoa Tin tin juga turut datang?"
Sekalipun orang itu berbicara dari tempat yang jauh sekali,
namun seakan akan seperti orang yang berbicara dari
hadapan muka mereka saja.
cepat cepat nona berbaju hijau itu memberi hormat seraya
menjawab:
"Jawab supek suhu sama sekali tidak datang, sedangkan
tecu dan sumoay tersesat sampai didaerah terlarang supek
karena menjumpai kabut malam yang amat tebal hingga
tersesat jalan"
"Tak usah berbicara lagi" tukas suara yang dingin tapi
merdu itu sambil mendengus, "kalian boleh menjumpai aku di
pagoda yong kek..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tecu terima perintah" buru buru nona berbaju hijau
membungkukkan badannya memberi hormat.
Selanjutnya suasana menjadi sangat hening dan suara
itupun tak kedengaran lagi, saat itu nona berbaju hijau itu
baru berani meluruskan badannya kembali.
"enci Bwee dimana sih letak pagoda Hu yong kek itu?"
tanya sinona berbaju merah itu kemudian
"Aku sendiripun tidak tahu, namun setelah supek berkata
demikian, sudah pasti kita akan menemukannya secara
mudah."
Belum selesai dia berkata, tiba tiba dari kejauhan sana,
entah sedari kapan tahu tahu sudah muncul setitik cahaya
lentera merah dari balik kabut tebal yang gelap. cahaya
tersebut bergerak amat pelan-
Kejut dan girang nona berbaju merah itu segera berseru:
"enci Bwee, coba lihat, disana ada lentera merah"
"Mari kita segera berangkat, sudah pasti supek yang
mengirim orang untuk memberi petunjuk jalan buat kita"
Lalu sambil berpaling kearah Leng Kang to dan Huan cu im
kembali bisiknya:
"Harap kalian berdua mengikuti dibelakang kami berdua,
setibanya dipagoda IHu yong kek nanti seperti apa yang
kukatakan tadi harap kalian berdua suka mengingatnya baik
baik"
Selesai berkata, dia menarik tangan nona berbaju merah itu
dan beranjak lebih dulu dari situ.
"Saudara Huan" Leng Kang to segera berbisik. "tampaknya
kita harus mengikuti mereka" Huan cu im manggut manggut:
"Ya a, perkataan saudara Leng benar, lebih baik kita turut
melihat keadaan-"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan mengikuti dibelakang kedua orang gadis tersebut
berangkatlah mereka bersama sama menuju kedepan.
Lentera merah yang berjalan dimuka itu bergerak sebentar
keatas sebentar kebawah seakan akan terbang dengan
menempel di atas permukaan tanah, bergerak cepat sekali.
Berhubung kabut yang menyelimuti angkasa amat tebal
keempat orang yang berada dibelakangnya tak berani berayal
terpaksa mereka harus mempercepat langkah mereka masing
masing untuk mengejar dari belakang.
Terasa keadaan medan yang dilalui semakin keatas
sementara bau harumnya bunga pun kian lama kian
bertambah tebal sayangnya pemandangan disekeliling situpun
tertutup oleh kabut sehingga tak dapat terlihat dengan jelas.
Tak lama kemudian, lentera merah yang bergerak didepan
itu semakin melamban, lamat lamat terlihat sebuah bangunan
berloteng muncul dihadapan mata, didepan bangunan
berloteng itulah lentera merah itu berhenti.
Dipimpin oleh nona berbaju hijau itu, mereka berempat
segera lari mendekat, ternyata orang yang membawa lentera
merah itu adalah seorang nona berbaju kembang yang baru
berusia tiga empat belas tahunan-
Waktu itu dia masih membalikkan badan dan mengawasi
keempat orang itu dengan sepasang matanya yang jeli dan
indah, kemudian baru katanya: "Silahkan kalian masuk
kedalam"
Nada suaranya dingin, kaku dan hambar.
"Terima kasih" sahut nona berbaju hijau itu singkat
Huan cu im yang kebetulan berdiri di belakangnya dapat
mendengar kalau nada suaranya agak gemetar, seakan akan
merasa takut sekali untuk bersua dengan supeknya. Tanpa
terasa ia berpikir lagi:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Macam apa sih supeknya itu? Sampai di mana sih
hebatnya sehingga membuat kedua orang ini begitu
ketakutan?"
Sementara dalam hati kecilnya berpikir, dia sudah
mengikuti dibelakang mereka untuk menaiki anak tangga
batu.
Diatas undak undakan batu itu merupakan sederet serambi
panjang yang bertonggak merah, seorang dayang baju hijau
yang menyoren pedang berdiri didepan ruangan Begitu
bertemu dengan orang orang itu, dia segera berkata dengan
suara dingin- "Ayoh ikut aku"
Dia segera membalikkan badan dan menelusuri serambi
panjang menuju kesisi kiri. Diujung serambi panjang itu
adalah sebuah pintu berbentuk bulat setelah memasuki pintu
bulat kembali tampak sebuah serambi lain yang panjang sekali
setiap jarak satu kaki tergantung sebuah lentera keraton
berbentuk segi enam suasana disitu terang benderang
bagaikan disiang hari saja.
Langkah kaki dayang berbaju hijau itu cepat sekali, tiba
diujung serambi dia belok lagi kekanan dan masuk kesebuah
halaman gedung yang lain, dihadapan mereka nampak tiga
buah bangunan yang berjajar, namun suasana sepi sekali.
Dayang berbaju hijau itu segera berjalan mendekati tirai
dimuka pintu dan berseru sambil memberi hormat:
"Lapor majikan, keempat anggota Pek hoa pang sudah
digusur kemari"
Kata "digusur" tersebut kedengarannya amat menusuk
pendengaran dan tak sedap didengar.
Dari balik tirai bambu itu segera berkumandang kembali
suara yang dingin tapi merdu seperti apa yang mereka dengar
sebelumnya^ "Bawa mereka masuk kedalam"
"Siap" sahut dayang berbaju hijau itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia segera membalikkan badan dan berkata dengan suara
dingin:
"Ayoh ikuti aku masuk kedalam"
Ia menyingkap tirai dan segera masuk.
Nona berbaju hijau itu tak berani banyak berbicara, mereka
segera ikut masuk kedalam ruangan itu.
Kiranya tempat itu merupakan sebuah pesanggrahan,
namun berhubung malam sudah gelap.
maka sekeliling tempat itu sudah tertutup oleh tirai bambu,
sedangkan pada empat sudutnya tergantung empat buah
lentera yang memancarkan sinar amat lembut.
Dibagian tengah terdapat sebuah tempat duduk beralas
kasur yang mewah, dan disitu duduklah seorang perempuan
cantik berdandan model keraton-
Perempuan cantik itu mempunyai rambut yang berwarna
perak. kalau dilihat dari warna rambutnya, seharusnya dia
sudah berusia tujuh delapan puluh tahun, namun kalau dilihat
dari wajahnya yang cantik jelita, matanya yang bening dan
kulit mukanya seperti bunga itu, maka kecantikannya mirip
gadis yang berusia tujuh delapan belas tahunan.
Dibelakang perempuan berdandan keraton itu berdiri tiga
orang dayang baju hijau yang menyoren pedang, usia mereka
serasi namun wajah mereka justru dingin seperti es dan keren
sekali, berikut nona berbaju hijau yang menjadi petunjuk jalan
itu, jumlah mereka persis empat orang.
Setelah memasuki ruangan tersebut, nona berbaju hijau
dan nona berbaju merah itu hampir boleh dibilang tak berani
angkat kepalanya, dengan langkah yang sangat berhati hati
mereka maju beberapa langkah ke muka kemudianjatuhkan
diri berlutut di hadapan perempuan cantik itu sambil katanya^
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Anak murid perguruan seratus bunga Leng Bwee oh dan
Ay Ang tho menjumpai supek"
Ternyata nona berbaju hijau itu bernama Leng Bwee oh,
sedangkan nona berbaju merah itu bernama Ay Ang tho,jelas
semua anggota perkumpulan seratus bunga menggunakan
nama bunga sebagai namanya.
Kalau mereka berdua segera berlutut sambil menyembah,
maka Leng Kang to dan Huan cu im justru hanya berdiri tegak
ditempat semula tanpa melakukan sesuatu gerakan pun
Perempuan cantik berambut perak itu segera mengangkat
kepalanya dan mengawasi kedua orang itu lekat lekat,
kemudian ujarnya dengan suara dingin: "Setelah berjumpa
denganku, mengapa kalian tidak berlutut?"
Ketika sorot matanya saling membentur dengan mereka
berdua, tanpa terasa kedua orang pemuda itu merasakan
hatinya bergetar keras. Leng Kang to segera menjura seraya
berkata ,
"Aku dan saudara Huan bukan anggota perkumpulan Pek
hoa pang, berhubung kabut tebal sehingga akhirnya tersesat
disini, untuk itu harap hujin sudi memaafkan"
"Kurang ajar"
Gadis berbaju hijau yang jadi petunjuk jalan mereka tadi
segera membentak keras setelah mendengar sebutan hujin
itu, terdengar ia berseru lagi: "Sesudah bertemu dengan
majikan kami, kalian harus memanggilnya sebagai dewi" Leng
Kang to nampak tertegun, lalu sekali lagi dia menjura seraya
berkata: "Aku tidak mengetahui bagaimana menyebutmu,
harap siancu (dewi) sudi memaafkan"
"Hemm, kalian berasal dari perguruan mana?" dengus
perempuan cantik berambut perak itu.
sekali lagi Leng Kang to menjura seraya berkata: "Aku Leng
Kang to berasal dari Kay pang"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dan kau ?" tanya perempuan cantik berambut perak itu
sambil mengalihkan sorot matanya ke wajah Huan cu im.
"Aku Huan cu im, tak punya perguruan" kata Huan cu im
kemudian sambil menjura.
Perempuan cantik berambut perak itu memandang sekejap
pedang pelangi hijau yang berada dipinggang pemuda itu,
kemudian tanyanya lagi. "Lantas siapakah gurumu?"
"Hmm, belum pernah kudengar namanya"
Melihat perempuan itu bermaksud memandang hina
gurunya, Huan cu im menjadi sangat mendongkol, segera
ujarnya dengan suara lantang
"Guruku amat hambar soal nama dan kedudukan, selama
inipun jarang sekali berkelana didalam dunia persilatan, tentu
saja siancu tak pernah mendengarnya padahal aku sendiripun
belum pernah orang lain menyinggung soal nama besar
siancu." Paras muka perempuan cantik berambut perak itu
segera berubah sangat hebat. Seorang dayang berbaju hijau
yang berdiri disisinya segera membentak keras:
"Berani amat kau berbicara kasar dihadapan majikan,
heem, nampaknya kau sudah bosan hidup?"
Huan cu im segera berpaling dan memandang sekejap
kearah dayang berbaju hijau itu, lalu katanya sambil tertawa
hambar.
"Aku sedang berbicara dengan siancu, namun nona justru
mengganggu dengan bentakan tak sopan, beginikah caramu
menerima tamu?"
Dayang berbaju hijau itu menjadi gusar sekali, paras
mukanya segera berubah jadi hijau membesi, sambil meraba
gagang pedangnya dia membentak. "Kau..."
"Besar amat nyalimu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siancu terlalu memuji, biarpun aku masih berpengalaman
cetek karena baru terjun ke dalam dunia persilatan dan tidak
mengetahui asal usul siancu, namun semenjak memasuki
pagoda Hu yong kek, aku sudah merasa kalau siancu
mempunyai kewibawaan yang luar biasa dan tentu bukan
manusia sembarangan paling tidak kau tentu seorang Bu lim
cianpwee. sebagai seorang yang berpengetahuan luas dan
berjiwa besar, aku yakin siancu pun pasti tak akan menegur
seseorang yang berbicara secara blak blakan. itulah sebabnya
aku tak perlu merasa takut takut"
Dengan wajah yang agak lembut perempuan cantik
berambut perak itu manggut manggut katanya kemudian,
"Kau memang pandai sekali berbicara"
Sementara itu Leng Bwee oh dan Ay Ang tho masih berlutut
diatas tanah, oleh karena perempuan cantik berambut perak
itu tidak menyuruh mereka bangkit berdiri sudah barang tentu
merekapuntak berani berdiri, ketika mereka berdua
mendengar pembicaaan dari Huan cu im itu, tanpa terasa
keringat dingin jatuh bercucuran karena kagetnya, dengan
tubuh gemetar mereka hanya berlutut terus tanpa berani
megnangkat kepalanya kembali.
Hingga saat itulah perempuan cantik berambut perak itu
baru berkata kepada mereka berdua sambil mendengus
dingin:
"Hmm, pernahkah guru kalian menyinggung tentang
peraturan yang berlaku ditempat kediamanku ini?"
"Suhu kerap kali menyinggung soal ini kepada tecu supek
adalah kakak kandung suhu, juga seorang angkatan tua dari
perguruan kami..." ucap Leng Bwee oh segera.
"Ngaco belo" bentak perempuan cantik berambut perak itu
gusar, "apakah dalam pandangan mata gurumu masih
terdapat aku sebagai kakak kandungnya? Yang ingin
kutanyakan adalah peraturan ditempatku ini, apakah yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akan dilimpahkan kepada setiap anggota Pek hoa pang yang
memasuki tebing Sian hoa gay ini?"
Meskipun nada ucapan tersebut sangat dingin dan kaku,
namun suaranya justru sangat merdu, hanya beberapa patah
kata yang terakhir inilah diucapkan suara sangat keras dan
tandas.
Sambil tetap mendekam diatas tanah, Leng Bwee oh segera
berkata dengan suara gemetar:
"Setiap anggota Pek hoa bun yang berani memasuki tebing
Sian hoa gay akan dimusnahkan ilmu silatnya..."
"Asal kau tahu saja, ini lebih bagus" kembali perempuan
cantik itu berkata, "lantas bagaimana kalau sampai membawa
orang luar memasuki tebing sian hoa gay?"
"Dipotong sepasang kakinya" Perempuan cantik itu segera
mendengus:
"IHmm, apakah kalian berdua sudah melanggar kedua hal
tersebut pada malam ini?" Leng Bwee oh segera menyembah
berulang kali sambil ujarnya.
"Harap supek sudi mengampuni kami, sewaktu masih dikaki
bukit tadi tecu telah melapor kepada supek bahwa tecu
berdua bersama Leng sauhiap dan Huan sauhiap tersesat
sampai didaerah terlarang ini karena kabut yang tebal..."
"Aku tak ambil perduli terhadap persoalan itu" tukas
perempuan cantik itu dingin, "apa peraturan itupun ditetapkan
oleh suhu kalian sendiri, kalian tak usah menyalahkan aku
lagi"
Berbicara sampai disini, dia segera berpaling kearah dayang
yang berada dibelakangnya sambil membentak:
"Kalian gusur pergi dulu kedua orang itu, dan laksanakan
hukuman sesuai dengan perintah"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dua orang dayang berbaju yang berada di belakang
perempuan cantik itu segera menyahut dan tampil kedepan
dengan langkah lebar, katanya dingin: "sekarang kalian
berdua segera berdiri dan ikut kami keluar dari sini"
"supek, ampuni kami..." rengek Ay Ang tho sambil
menangis tersedu.
"Seret dia keluar" bentak perempuan cantik itu
Huan cu im yang menyaksikan cara berbicara maupun
tindakan yang diambil perempuan cantik itu sama sekali tak
pakai aturan, lagipula bagaimana pun juga mereka bisa
tersesat sampai didaerah terlarang ditebing Sian hoa gay ini
lantaran harus menyelamatkan dirinya berdua dari pihak Kay
pang, sudah barang tentu pemuda itu tak bisa berpeluk
tangan belaka.
Api amarahnya segera berkobar, tak tahan lagi dia
berteriak keras-
"Tunggu dulu"
Perempuan cantik itu segera mendengus
"Hmm, kau berani menghalangi aku untuk bertindak?"
"Peristia ini bisa terjadi gara gara kami berdua, karena itu
aku minta siancu sudi mendengar sepatah dua patah kata
dariku"
"Katakan"
"Sebenarnya kami berdua sama sekali tidak kenal dengan
kedua orang nona itu, justru terdorong oleh kebenaran dan
keadilan saja mereka telah menyelamatkan aku dan saudara
Leng dari pihak Kay pang. Tapi pada waktu itu udara sangat
gelap dan lagi kabut pun sangat tebal, sehingga akhirnya kami
tersesat memasuki daerah terlarang dari siancu, andaikata
tidak disebabkan menolong orang, kedua orang nona itu pun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tak akan sampai mendatangi daerah terlarang siancu, apalagi
siantu toh masih terhitung angkatan tua dari nona itu."
"Tutup mulut " bentak perempuan cantik itu keras,
"diantara aku dan guru mereka sudah tidak terikat hubungan
apa apa lagi, termasuk juga hubungan perguruan"
Huan cu im jadi termanug, dia tak tahu perselisihan apakah
yang terjalin diantara kakak beradik dua orang itu, namun
kembali katanya:
"Sekalipun siancu tak sudi disebut angkatan tua dari
perguruan mereka, paling tidak kedua orang nona ini kan
bukan secara sengaja memasuki daerah terlarang siancu, bagi
seorang yang belajar ilmu silat, memunahkan kepandaian
silatnya merupakan suatu kejadian yang amat menyiksa
perasaan apalagi jika sepasang kakinya dikutungi, bukankah
siksaan ini terasa jauh lebih berat daripada dibunuh? oleh
sebab itu dengan memberanikan diri diminta kepada siancu
agar mau melepaskan mereka berdua, bukan saja hal ini akan
membuat nona berdua merasa berhutang budi kepada siancu,
sekalipun aku dan saudara Leng pun pasti akan merasa
berterima kasih pula kepadamu"
"Jadi kau sedang mintakan ampun buat mereka berdua?"
jengek perempuan cantik itu sambil tertawa dingin.
"Aku hanya memohon kebijaksanaan siancu dalam
persoalan ini..."
Sekali lagi perempuan cantik berambut perak itu
mendengus berat berat, kemudian baru katanya:
"Aku tak lebih hanya menghukum anggota Pek hoa bun
saja, sedangkan kalian berdua yang telah memasuki daerah
Sian hoa gay pun sama saja akan dijatuhi hukuman"
"Sian hoa gay adalah tempat kenamaan di Kim leng,
memangnya pesiar tak boleh masuk kemari?" tanya Leng
Kang to.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Keculali gedung tempat kediamanku ini, setiap orang
diperbolehkan mengunjungi sian hoa gay ini, tapi bagi umat
persilatan yang membawa senjata, mereka harus mengikuti
peraturan yang telah kutentukan"
"Aku ingin mendengar bagaimanakah peraturan dari siancu
itu?"
Perempuan cantik berambut perak itu memandang sekejap
kearah kedua orang itu, lalu katanya.
"Hemm, dengan mengangalkan kalian berdua... baiklah Sau
hoa beritahu kepada mereka."
Dayang yang dinamakan Sau hoa (menyapu bunga) adalah
dayang berdiri disudut kiri di belakang tubuhnya, ia segera
menyahut dengan hormat, "Budak menerima perintah."
Dengan langkah yang pelan dia muncul ke depan, lalu
katanya dengan wajah dingin. "Kalian dengarkan baik baik"
Leng Kang to yang menyakslkan usianya tidak begitu besar
namun sengaja menirukan gaya yang dingin, hatinya benar
benar merasa tak sabar, segera katanya ketus. "Kami toh
sudah mendengarkan"
Sau hoa mendengus dingin, kemudian baru ujarnya^
"Setiap anggota Bu lim yang berani memasuki sian hoa gay
dengan membawa senjata, dia akan dipunahkan ilmu silatnya
dan diusir dari Sian hoa gay, tapi bagi mereka yang
sebelumnya tak tahu akan peraturan tersebut maka
hukumannya agak ringan asalkan dia sanggup menghadapi
satu diantara keempat dayang dari tempat ini sebanyak tiga
jurus, maka ia bisa dibebaskan dari hukuman dipunahkannya
ilmu silat mereka, namun sebagai gantinya dia harus berbakti
selama satu bulan disini, setelah batas waktunya lewat baru
dia akan dibebaskan, sebaliknya bagi mereka yang bisa
bertahan sebanyak lima jurus, maka dia akan dibebaskan dari
tugas berbakti itu dan boleh pergi dengan bebas. Nah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekarang kalian boleh mencoba mengukur kemampuan
sendiri"
"Aku masih ingin mengajukan satu pertanyaan lagi kepada
nona" Huan cu im segera menjura.
Sau hoa memandang sekejap kearahnya, lalu dengan
wajah agak lembut katanya: "Apa yang ingin kau tanyakan?"
"Nona hanya mengatakan bila ada orang sanggup
menerima tiga jurus atau lima jurus dari satu diantara
keempat dayang, tapi bagaimana bila keempat dayang
tersebut justru tak mampu menerima tiga jurus atau lima
jurus serangan lawan?"
Paras muka Sau Hoa segera berubah membesi setelah
mendengar perkataan itu, dia mendengus dingini
"Hemm, berapa besar sih kemampuan yang kau miliki,
berani amat berbicara besar?" Sebaliknya perempuan cantik
berambut perak itu segera berkata^
"Bilamana kalian berempat sanggup menerima tiga atau
lima jurus seranganku, maka kedua orang dayang ini boleh
kau bawa pergi dari sini"
"Sungguhkah perkataan dari siancu itu?"
"Setiap perkataanku berat seperti bukit, apa yang telah
diutarakan tak pernah akan disesalkan lagi"
"Bagus sekali kalau begitu, silahkan siancu memerintahkan
kepada keempat dayangmu agar segera tampilkan diri"
"Hmm, kau tak usah tekebur dulu" jengek Sau hoa sambil
tertawa dingin, "yang penting coba dulu lima jurus seranganku
sebelum berbicara lebih jauh"
"Baiklah, kalau begitu silahkan nona untuk melancarkan
serangan-.."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Saudara Huan..." Leng Kang to segera berseru. Huan cu
im segera mengulapkan tangannya sambil menukas^
"Saudara Leng, biar siaute yang mencoba lebih dulu, bila
siaute tak sanggup itu berarti urusanku sendiri, saudara Leng
masih dapat berbuat menurut peraturan mereka, sebaliknya
bisa siaute beruntung dan berhasil meraih kemenangan, maka
kedua orang nona inipun bisa tertolong juga, bukankah hal ini
jauh lebih baik lagi?"
Leng Kang to tidak mengetahui sampai di manakah
kemampuan ilmu silat yang dimiliki Huan cu im, dengan agak
kuatir serunya
"Tapi..."
"Leng heng tak usah banyak berbicara lagi, "silahkan kau
mundur berapa langkah, keputusan siaute sudah bulat dan
terpaksa harus dicoba dengan menyerempet bahaya"
Kemudian sambil menjura kepada Sau hoa, katanya lagi^
"Silahkan nona"
Sementara itu Leng Bwee oh dan Ay Ang tho sudah bangkit
berdiri dan mundur ke samping, melihat Huan cu im berani
sesumber bahkan menantang keempat dayang untuk maju
bersama, diam diam hatinya merasa amat gelisah.
Tapi Ay Ang tho dapat merasakan juga kegembiraannya,
dengan sepasang mata yang bening dan jeli diawasinya Huan
cu imi dengan pandangan penuh cinta kasih.
Sau Hoa sebenarnya menaruh kesan baik terhadap Huan cu
im karena menyaksikan dia lemah lembut seperti seorang
anak sekolahan, tapi sekarang hatinya menjadi sangat
mendongkol setelah mendengar kata katanya yang sesumbar
dengan wajah dingin seperti es serunya.
"Kalau begitu berhati hatilah kau"
"Silahkan nona melancarkan seranganmu" sahut Huan cu
im sambil tertawa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Belum selesai dia berkata, Sau hoa sudah menyorot maju
kehadapannya dimana sepasang tangannya segera bergerak
bersama, kesepuluh jari tangannya yang lentik dengan kuku
berwarna merah dipentangkan lebar lebar seperti kaitan, satu
mencengkeram pergelangan tangan kanan sementara yang
lain mencengkeram bahu kiri, semuanya dilakukan dengan
kecepatan bagalkan sambaran kilat.
Ay Ang -ho yang melihat datangnya ancaman tersebut
menjadi gelisah sekali, tak tahan dia berseru keras-"Hati hati"
Huan cu im mempunyai perhitungan sendiri dalam hati
kecilnya, dia berpendapat bahwa kemampuan yang dimilikinya
sudah cukup untuk menghadapi lawan, atau paling tidak
apabila keadaan terdesak. dia bisa mengeluarkan jurus
serangan yang manapun dari ilmu IHweetin pat ciang untuk
membebaskan diri dari ancaman, seperti apa yang pernah
dialaminya tatkala bertarung melawan si pengemis penakluk
harimau Lian Sam sin tempo hari.
Waktu itu, engkoh tuanya yang begitu lihay pun berhasil
didesak mundur, itulah sebabnya dia percaya bahwa
kepandaian silat yang dimilikinya masih mampu untuk meraih
kemenangan dari keempat dayang tersebut.
Dengan bekal ini, maka dia dapat bertarung dengan tenang
dan lebih mantap bahkan sewaktu mendengar Ay Ang tho
berseru tadi, dia sengaja tidak memandang sebelah matapun
terhadap Sau hoa, melainkan malah berpaling dan menyahut
kearah Ay Ang tho.
Padahal disaat dia sedang berpaling itulah tangannya telah
melepaskan sebuah pukulan dahsyat.
Hwee sin pat ciang sesuai dengan namanya, maka setiap
kali hendak melepaskan serangan, dia harus memutar lebih
dulu sebelum melepaskan serangan-
Dalam pada itu Sau hoa telah melancarkan serangan
dengan sepasang tangannya, sedia hendak memberi sedikit
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pelajaran kepada Huan cu im, tapi ketika dilihatnya pemuda
itu justru berpaling untuk berbicara dengan Ay Ang tho, dia
semakin mendongkol lagi dibuatnya, sebuah cengkeraman
maut segera dilepaskan kembali.
Siapa tahu pada saat itulah dia merasakan datangnya
segulung angin berpusing dari sisi tubuhnya, boleh dibilang dia
tak sempat melihat dengan jelas bagaimana Huan cu im
melepaskan serangannya, tahu tahu saja dia merasakan
tubuhnya bergetar keras dan keseimbangan badannya segera
punah termakan oleh dorongan segulung kekuatan yang amat
besar.
Bagaikan tersapu oleh angin puyuh yang maha dahsyat
saja, badannya segera terpental sejauh delapan sembilan
depa lebih, meski masih dapat berdiri, namun tubuhnya
terhuyung kembali sejauh empat lima langkah dengan
sempoyongan, sementara pakaian yang dipakai berkibar
kencang terhembus angin-
Peristiwa ini segera saja membuat paras muka perempuan
cantik itu berubah, demikian juga dengan ketiga orang dayang
lainnya. sedangkan Leng Bwee oh dan Leng Kang to diam
diam merasa terkejut, hanya Ay Ang tho seorang yang masih
tetap berseri.
Padahal Huan cu im yang semenjak kecil sudah melatih
ilmu Hwee sin pat ciang ini secara matang, dia dapat
menggunakan tenaga pukulan sesuai dengan kehendak
hatinya.
Berhubung pihak lawan hanya seorang perempuan muda,
maka dalam serangan tersebut dia tak lebih hanya
menggunakan tenaga sebesar dua tiga bagian saja
Perlu diketahui, keempat dayang yang berada disisi
perempuan cantik itu sudah berada ditebing Sian hoa gay
semenjak masih kecil, semua kepandaian silat yang dimilikinya
berasal dari didikan perempuan cantik itu, meski namanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
saja majikan dan pelayan, padahal hubungan mereka lebih
akrab daripada hubungan seorang guru terhadap muridnya.
Berbicara tentang kepandaian silat yang mereka miliki,
dalam dunia persilatan masih termasuk jago kelas satu yang
berilmu tinggi, siapa tahu hanya dalam sekali gebrakan saja
dayangnya berhasil dihajar sampai mencelat oleh Huan cu im,
tak heran kalau perempuan cantik berambut perak itu diam
diam merasa terkejut.
Setelah berhasil berdiri tegak. tiba tiba Sau hoa menutul
sepasang kakinya keatas tanah dan menerjang balik seperti
kupu kupu ditengah bunga. begitu sampai dihadapan Hua cu
im, dengan wajah hijau membesi serunya ketus^
"Apa yang terjadi tak lebih hanya jurus pertama, kau belum
tentu bisa dianggap sudah menang"
"Nona, kau harus memahami tentang satu hal" kata Huan
cu im sambil tersenyum "Apa yang harus kupahami?"
"Aku tak ingin melukai orang karena berada dihadapan
siancu, dalam hal ini nona harus mengerti, dengan
mengandalkan kemampuan yang dimiliki nona seorang, kau
masih bukan tandinganku"
saking mendongkolnya hampir Sau hoa menangis, segera
bentaknya keras keras:
"Paling tidak aku harus mencoba tiga jurus lagi, aku hendak
membunuh dirimu dalam dua jurus berikut "
Kalau begitu nona sudah dibuat marah, maka bukan saja
mulutnya berbicara semau sendiri, bahkan serangan yang
dilancarkan juga tak pakai aturan-
OoodwooO
Jilid: 22
Begitu selesai berkata, sepasang tangan dengan kesepuluh
jari tangannya segera direntangkan seperti bunga anggrek,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lalu kuku tangan kanannya mencengkeram jalan darang Yu
bun hiat didada, tangan kirinya membentuk selapis bayangan
cakar yang seakan akan hendak tenggorokan musuh, tapi
dalam sekejap mata itu juga dia membalik arah dan sepasang
kukunya yang tajam menyergap sepasang mata Huan cu im.
Andaikata terkena oleh serangan tersebut dapat dipastikan
sepasang biji mata pemuda tersebut tentu akan terluka oleh
sambaran ujung jari yang tajam itu, boleh dibilang ancaman
tersebut benar benar amat keji dan mengerikan-
Huan cu im sudah berulang kali menghadapi musuh
tangguh, pengalamannya boleh dibilang sudah bertambah
banyak secara otomatis diapun dapat memanfaatkan setiap
peluang yang dijumpainya, tak sampai Sau hoa mendesak
lebih kedepan, dia sudah memutar badannya sambil
melepaskan sebuah pukulan dengan tangan kanannya.
Kali iinipun dia masih tetap mempergunakan tenaga
sebesar tiga bagian, hanya saja kali ini dia menyerang bahu
Sau hoa meski serangan tersebut sangat ringan, namun cukup
berat bagi Sau hoa yang menerimanya ia segera mendengus
tertahan dan tubuhnya segera terlempar sejauh beberapa kaki
ke belakang.
Untung saja Huan cu im masih berbelas kasihan kepadanya
sehingga tenaga pukulannya segera dikurangi dengan satu
bagian lagi ketika mengenai bahunya.
Untung juga kepandaian silat yang dimiliki cukup tangguh,
sehingga sewaktu badannya terlempar kedepan, dia sempat
berjumpalitan berapa kali untuk menghilangkan sebagian dari
tenaga pukulan karenanya setelah berjumpalitan sejauh tujuh
delapan depa dari posisi semula, ia dapat segera melompat
bangun kembali.
Sejak belajar ilmu silat, belum pernah ia menderita
kekalahan seperti apa yang dialaminya pada malam ini rasa
malu yang dirasakan membuat dayang itu menjadi nekad
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sambil membentak keras dia segera mempersiapkan diri untuk
melancarkan terkaman lagi.
"cau hoa, tahan" tiba tiba perempuan cantik berambut
perak itu membentak keras.
Sau hoa sudah bersiap sedia melancarkan terkaman dia
segera menghentikan langkahnya sesudah mendengar seruan
tersebut, sambil menurunkan kembali tangannya, dia
mengangkat kepala dan berseru :
"Budak masih ada kesempatan satu jurus"
"Apa yang ia katakan benar, kau seorang diri bukan
tandingannya..."
Kemudian sambil berpaling ke arah tiga orang dayang
berbaju hijau lainnya, kembali dia berkata:
"Kalian bertiga boleh maju bersama, sambutlah beberapa
jurus darinya..."
Dari tiga orang dayang tersebut, seorang masih berdiri
dibelakang tubuhnya dan dua orang yang lain sedang
menggusur Leng Bwee oh dan Ay Ang tho kini dua orang yang
berdiri di samping dua gadis tersebut segera mengiakan
setelah mendapat perintah dan serentak mengepung Huan cu
im.
Ay Ang tho sama sekali tidak menyangka kalau Huan cu im
mempunyai kepandaian silat yang begitu tangguh, saking
gembiranya dia sampai berseri, matanya yang jeli dikedipkan
berulang kali dan bibirnya yang kecil mungil dicibirkan hingga
nampak baris giginya yang putih dan kecil.
Sambil memegangi lengan Leng Bwee oh, dia berbisik lirih :
"Toaci, enci Bwee, menurut kau dapatkah dia..."
Agaknya Leng Bwee oh masih menaruh perasaan waspada
terhadap supeknya ini, cepat cepat dia menikutnya pelan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sambil berbisik : "Ngo moay berada didepan supek kau tidak
boleh kehilangan adat."
Leng Kang to sendiripun merasa sedikit agak tercengang
melihat kelihayan ilmu silat yang dimiliki Huan cu im,
nampaknya hal ini sama sekali berada diluar dugaannya.
Kini, setelah menyaksikan perempuan cantik berambut
perak itu memerintahkan keempat dayangnya untuk maju
bersama, tanpa terasa dia mulai menguatirkan keselamatan
jiwa Huan cu im pikirnya dalam hati :
"Andaikata saudara Huan tak sanggup menahan diri,
haruskah aku turun tangan untuk membantunya ?"
Dalam pada itu keempat dayang berbaju hijau yang
meluncur ke arena itu sudah mengambil polisi mengepung dan
masing masing menempati satu kedudukan tertentu.
cukup ditinjau dari keadaan mereka itu biar seseorang yang
tidak mempunyai pengalaman dalam menghadapi musuh pun
pasti dapat melihat kalau orang orang itu sudah terlatih sekali
dalam ilmu barisan itu merupakan kemampuan yang
diandalkan.
Huan cu im kalau dibilang berpengalaman, maka dia tak
lebih hanya anak ayam yang baru terjun ke arena.
Sudah jelas pihak lawan telah membentuk barisan Su siu
tin untuk mengurungnya di tengah arena, bila komando
diberikan maka serangan segera akan dilancarkan kearahnya
dari empat penjuru.
Tapi pemuda itu sama sekali tidak mengambil persiapan
apapun, malahan sambil menjura kepada keempat orang nona
itu ujarnya sambil tertawa : "Harap nona berempat sudi
memberi petunjuk..."
Adapun pemimpin dari keempat dayang ini adalah Sau hoa,
setelah berulang kali dipentaikan oleh angin pukulan yang
dilancarkan Huan cu im, dalam hati kecilnya telah timbul
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perasaan yang amat mendendam maka begitu melihat
musuhnya masih berbicara dengan sikap yang santai dia
segera manfaatkan kesempatan tersebut dengan sebaik
baiknya. Mendadak ia bersiul nyaring.
Siulan tersebut tak lain adalah kode rahasia mereka untuk
melancarkan serangan serentak keempat orang dayang itu
bergerak cepat, tampak empat sosok bayangan hijau
menerjang kemuka cakar maut tendangan kilat semuanya
ditujukan kearah jalan darah penting ditubuh pemuda itu.
Gerakannya kali ini benar benar cepat bagaikan sambaran
petir.
Tapi Huan cu im sudah membuat persiapan semenjak tadi,
ia bukan seorang kutu buku sungguhan, sudah barang tentu
dia tidak sedemikian bodohnya sampai sempat menjura dan
menyapa orang kendatipun dirinya sudah dikurung.
Perlu diketahui, tindakan yang dilakukan olehnya barusan
sebenarnya tak lain untuk memancing perhatian musuh sebab
ilmu pukulan Hwee sin pat elang ajaran gurunya memang
terdapat semacam jurus simpanan yang khusus dipakai untuk
menghadapi ancaman musuh dari empat penjuru, tapi untuk
mempergunakan jurus serangan tersebut maka tubuhnya
mesti ikut berputar mengikuti gerakan serangannya tadi.
Maka dari itu diapun menjura keempat penjuru sebagai
tameng dari usahanya untuk mempersiapkan diri sebaik
baiknya.
Disaat keempat sosok bayangan hijau itu menerjang datang
inilah, sepasang tangan Huan cu im yang sedang menjura itu
mendadak direntangkan kesamping lalu tangan kanannya
mengikuti gerakan perputaran badannya melancarkan sebuah
sapuan ke depan-
Gerakan yang dilakukan olehnya kali ini pada hakekatnya
dilancarkan bersamaan waktunya ketika keempat dayang itu
melancarkan serangan, dimana telapak tangan kanannya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melancarkan sapuan segera terasalah segulung desingan
angin berpusing meluncur kedepan dan berkembang keluar
dimana akhirnya membentuk segulung kekuatan maha
dahsyat yang segera memancar ke empat penjuru.
Belum lagi keempat dayang itu berhasil mendekati Huan cu
im tampak empat sosok bayangan manusia sudah terlempar
ke tengah udara oleh pusaran angin kencang itu.
Berkilat sepasang mata perempuan cantik berambut perak
itu setelah melihat gerakan mana dia segera bangkit berdiri
sambil bentaknya keras keras : "Tahan "
Melihat serangan mereka gagal total bahkan kena dilempar
sejauh tujuh delapan depa oleh lawan dalam satu gebrakan
saja, keempat dayang itu sama dibuat terkejut dan berdiri
tertegun dengan wajah pucat, perasaan kaget dan gugup
memancar keluar dari balik matanya
setelah memandang sekejap ke arah perempuan cantik
berambut perak itu, dipimpin oleh Sau hoa, mereka berlutut
bersama sambil bisiknya : "Budak benar benar tak becus..."
"Tak ada urusan dengan kalian, mundur semua dari sini"
kata perempuan cantik itu sambil mengulapkan tangannya
Keempat orang dayang itu mengiakan dan segera
mengundurkan diri dari situ dan kembali ke belakang tubuh
perempuan cantik tersebut.
Dari sikap keempat dayang yang begitu kebetulan terhadap
perempuan cantik tersebut, Huan cu im bisa menduga betapa
keras dan ketatnya cara mendidik dari perempuan cantik itu.
Lama kelamaan timbul juga perasaan tak tega dari hati
kecilnya, dia segera menjura kepada keempat dayang itu
sambil ujarnya "Nona berempat, maafkanlah kekasaranku"
Dengan sorot mata yang tajam perempuan cantik berambut
perak itu mengawasi Huan cu im tanpa berkedip^ sekian lama
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kemudian dia baru manggut manggut sambil katanya : "Kau
bernama Huan apa?"
"Huan cu im "jawab pemuda itu sambil menjura.
"Apakah ayahmu bernama Huan Tay seng?" kembali
perempuan cantik itu bertanya dengan pelan
"Benar, apakah siancu kenal dengan ayahku?"
"Bukan hanya kenal saja" dengus perempuan cantik itu
senyum tak senyum, "bukankah ilmu pukulan Sian hong ciang
yang kau pergunakan adalah ajaran dari ayahmu?"
"Ayah sudah sepuluh tahun meninggalkan rumah dan
sampai sekarang belum ada kabarnya, malah aku sedang
berusaha menemukan jejak ayahku."
"Hmm, ternyata tidak meleset dari apa yang kuduga" seru
perempuan cantik itu kemudian dengan wajah berubah.
Satu ingatan segera melintas dalam benak Huan cu im
setelah mendengar perkataan itu, cepat cepat dia bertanya:
"Apakah siancu mengetahui kabar berita tentang ayahku?"
Mencorong sinar tajam dari balik mata perempuan cantik
itu, sesudah tertawa seram katanya :
"Tidak bakal meleset, apa yang aku duga rasanya
mendekati benarnya..."
"Sungguh?" Huan cu im berseru penuh kegembiraan, cepat
cepat dia maju memberi hormat sambil ujarnya lagi,
"bersediakah siancu untuk memberitahukan jejak ayahku? Aku
tentu akan merasa berterima kasih sekali..."
"Kecuali aku, mungkin dikolong langit dewasa ini tiada
orang kedua yang akan tahu tentang kabar berita ayahmu
lagi."
Kemudian sesudah tertawa terkekeh, perempuan cantik itu
berkata lebih jauh :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tentu saja aku bersedia memberi tahukan kepadamu,
bahkan aku akan menghantarkanmu sendiri untuk mencari
perempuan yang tak tahu malu itu dan menyelamatkan
ayahmu"
Huan cu im segera merasakan suara tertawanya sangat
tinggi melengking dan amat menusuk pendengaran seakan
akan dibalik kesemuanya itu masih terkandung perasaan benci
yang tak terlukiskan dengan kata, hal ini segera
membangkitkan kewaspadaannya.
"Siancu maksudkan ayahku sudah dikurung orang?"
tanyanya kemudian-
"Tempat itu adalah neraka perempuan, mungkin ayahmu
malah menganggap sebagai dusun yang nyaman" seru
perempuan cantik itu dengan penuh kebencian-
Dari pembicaraan tersebut, Huan cu im dapat mendengar
bahwa ayahnya seperti diikat oleh seorang perempuan, tapi
sejak kecil ia sudah sering mendengar dari ibu maupun
pengurus rumah tangganya bahwa ayahnya ialah seorang
lelaki sejati, tak nanti dia akan meninggalkan ibu hanya
dikarenakan terpikat seorang perempuan- Dia percaya
ayahnya tak mungkin akan meninggalkan orang dikasihi
dengan begitu saja. Maka segera serunya keras : "Tidak ayah
bukan manusia sebangsa itu"
Sekali lagi perempuan cantik berambut perak itu tertawa
terkekeh kekeh, suara tertawanya sangat tinggi melengking
dan tajam sekali, kembali ujarnya dengan suara tajam.
"Huan cu im, kau anggap ayahmu adalah manusia macam
apa? Tahukah kau, semasa muda mudanya dulu dia amat
romantis? Bukankah kau hendak mencari ayahmu? Aku tentu
akan mencarikan sampai ketemu."
Huan cu im berpaling dan memandang sekejap kearah
Leng Kang to serta Leng Bwee oh dan Ay Ang tho berdua, lalu
katanya :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku memang keluar rumah untuk mencari ayahku, sudah
barang tentu aku akan merasa sangat berterima kasih bila
siancu dapat membantuku untuk menemukan kembali jejak
dari ayahku, cuma kepergianku mencari ayahku sama sekali
tak ada sangkut pautnya dengan saudara Leng maupun kedua
orang nona ini, dapatkah siancu membebaskan mereka semua
lebih dulu ?"
"Tidak bisa" tukas perempuan cantik berambut perak itu,
"aku bersedia membawamu kesitu, otomatis mereka pun
harus pergi pula bersama samamu, kau anggap aku bakal
menyusahkan mereka ?"
"Harap siancu maklum" Leng Kang to segera menukas,
"bukannya aku tidak bersedia untuk pergi bersama sama
saudara Huan sesungguhnya didalam perkumpulan kami telah
terjadi peristiwa besar, dan aku harus ikuti peraturan kami
semua"
"Perkataan siancu benar, suhuku telah dibunuh orang, dan
aku sedang difitnah orang...""
"Jadi coa coan tiong sudah mati diracuni orang ? Haahh..
haahh... haah... kematian yang amat tepat, dia memang
sudah sepantasnya mampus" tukas perempuan cantik
berambut perak itu sambil tertawa terkekeh kekeh lagi.
Leng Kang to yang mendengar ucapan tersebut menjadi
naik pitam, segera serunya dengan gusar:
"Aku mengerti siancu sebagai seorang Bu lim cianpwee
mengapa kau justru mengucapkan kata kata seperti itu?"
Mencorong sinar tajam dari balik mata perempuan cantik
berambut perak itu katanya dengan suara dalam:
"Tempo dulu andaikata bukan coa coan tiong yang suka
mencampuri urusan orang, aku Hoa Siang siang tak bakal
kalah ditangan perempuan rendah itu, aku tidak mencari balas
kepadanya, hal ini sudah terhitung cukup sungkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kepadanya." Ternyata perempuan ini bernama Hoa Siang
siang.
Baik Leng Kang to maupun Huan cu im tidak habis
mengerti apa yang dimaksudkan tapi kalau didengar dari nada
pembicaraannya, dapat dilihat kalau diantara dia dengan ketua
Kaypang coa coan tiong pernah terjalin perselisihan-
Persoalan angkatan yang lebih tua tentu saja tidak
diketahui Leng Kang to, karenanya dia tak berani banyak
berbicara.
Leng Bwee oh dan Ay Ang tho lebih lebih tak berani buka
suara selama berada di hadapannya.
Hoa Siang siang segera mengulapkan tangannya kemudian
berkata:
"Sudahlah percuma kalian banyak berbicara, persoalan ini
tak perlu ditunda tunda lagi mari kita segera berangkat. Sau
hoa, coba kau perintah kepada mereka untuk menyiapkan
empat buah kereta."
Sau hoa segera mengiakan, memberi hormat dan tergesa
gesa melangkah keluar dari situ. Huan cu im segera menjura
pula seraya berkata:
"Terima kasih banyak siancu, gara gara mencari ayahku,
aku mesti merepotkan siancu"
"Gara gara mencari ayahmu?" Hoa Siang siang segera
tertawa terkekeh kekeh, "aku tak pernah bekerja demi orang
lain, aku tak lebih hanya menaruh rasa mendongkol dan ingin
membalas dendam terhadap perempuan rendah yang tak tahu
malu itu "
Huan cu im segera merasa keanehan dari perempuan itu, ia
merasa perempuan tersebut sebentar gusar, sebentar gentar,
sorot matanya sebentar memancarkan kesengitan sebentar
lagi memancarkan kebencian, membuat orang tak bisa meraba
bagaimanakah perasaannya yang sebenarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi untuk mengetahui kabar berita tentang ayahnya,
terpaksa dia harus bersabar diri Tak selang berapa saat
kemudian Sau hoa sudah masuk kembali sambil melapor :
"Lapor majikan, kereta kuda telah disiapkan didepan "
"Bagus sekali," kata Hoa Siang siang sambil mengangguk
"Kalian berempat masing masing berdua menggusur mereka
pergi dari sini." Ay Ang tho segera berseru :
"Supek, bila kau orang tua menghendaki boanpwee berdua
turut serta dalam perjalanan ini, boanpwee berdua tak berani
membantah, cuma tak usah menggusur kami pergi dari sini."
"Kau anggap aku hendak kemana." jengek Hoa Siang siang
sambil tertawa dingin "aku justru hendak pergi mencari guru
kalian yang tak tahu malu, kalau aku tidak menggusur kalian
pergi, siapa tahu kalau secara diam diam kalian kabur untuk
memberi laporan ?"
Selesai berkata dia segera mengulapkan tangannya, dua
orang dayangnyapun tidak banyak bicara, mereka segera
menggusur pergi Leng Bwee oh dan Ay Ang tho dari situ.
Ketika Huan cu im mendengar orang yang hendak mereka
cari adalah guru dari dua orang nona tersebut yaitu ketua
perkumpulan Pek hoa pang, hatinya merasa sangat terkejut,
namun diapun merasa tidak leluasa untuk bertanya lebih jauh.
Melihat kedua orang dayangnya menggusur pergi dua
orang nona tersebut, sekulum senyuman bangga segera
menghiasi wajah Hoa Siang siang, dia berpaling dan
memandang sekejap ke arah Huan cu im serta Leng Kang to
kemudian katanya lagi :
"Ikutilah aku pergi dari sini"
Selesai berkata dia segera beranjak lebih dulu
meninggalkan tempat tersebut.
Sau hoa dan seorang dayang lainnya segera mengikuti
dibelakangnya berlalu dari situ.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan cu im dan Leng Kang to saling berpandangan
sekejap. terpaksa mereka harus mengikuti dibelakangnya.
Dibawah tebing telah siap empat buah kereta kuda yang
indah dan megah serta berwarna hitam berkilat.
Disisi depan kuda digantung dua buah lentera bersegi
enam yang bergoyang kian kemari ketika terhembus angin,
nampak indah dan sangat menarik hati.
Didepan setiap kereta kuda itu masing masing berdiri
seorang lelaki kekar berbaju hijau yang membawa caping
lebar pada punggungnya, mereka berdiri dengan sikap hormat
dan dada dibusungkan sudah jelas orang orang itu adalah
sang kusir kereta.
Ketika Hoa siang siang tiba disebuah kereta kuda, Sau Hoa
dan seorang pelayan yang lain segera menuju ke depan
membantu untuk membukakan tirai. Hoa siang siang segera
naik keatas kereta kemudian sambil berpaling katanya :
"Suruh mereka naik ke atas."
Sau Hoa segera berseru kepada Huan cu im dan Leng Kang
to berdua : "Siancu suruh kalian naik keatas kereta"
Huan cu im memandang sekejap ke arah kereta kuda yang
berada dibelakangnya, lalu pikirnya :
"Entah siapa saja yang berada di dalam ketiga kereta itu ?"
Dia segera mengangkat tangannya seraya berkata ^
"Silahkan saudara Leng."
ooodowooo
Sesudah masuk kedalam ruangan kereta itu, mereka
berdua dapat merasakan bahwa ruangan kereta tersebut
sangat lebar. karena Hoa Siang siang sudah duduk dibagian
tengah, terpaksa mereka duduk disudut sebelah kiri.
Setelah Sau hoa dan seorang dayang yang lain naik keatas
kereta merekapun duduk disebelah kanan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sang kusir segera menurunkan tirai kereta kemudian tanpa
diperintah lagi dia pun melompat naik keatas kereta,
mengayunkan cambuknya dan menjalankan kereta tersebut
menuju kedepan
Huan cu im dapat mendengar kalau kereta kuda yang
merepa tumpangi ikut berjalan dipaling muka, sedangkan tiga
buah kereta yang lain mengikuti dari belakang.
Kereta berjalan amat tenang tapi cepat dengan ruangan
yang lebar, mereka dapat duduk dengan nyaman- Sepanjang
jalan kecuali terdengar derap suara kaki kuda dan putaran
roda kereta sama sekali tidak terasa menderita.
Sementara itu Hoa siang siang telah memejamkan matanya
untuk mengatur pernapasan-
Sekalipun d idalam hati kecil Huan cu im dan Leng Kang to
masih dicekam oleh banyak persoalan yang mencurigakan,
namun berhubung Hoa Siang siang sedang mengatur napas
maka merekapun tak berani membicarakannya entah
mengapa mereka seperti menaruh beberapa bagian perasaan
segan dan takut terhadap perempuan tersebut.
Sau Hoa dan seorang pelayan yang lain tak berani pula
mengantuk seakan akan takut kalau keuda orang itu akan
memanfaatkan kesempatan untuk melarikan diri, sorot
matanya tajam ditujukan ke arah kedua orang itu tanpa
berkedip.
Selama berada dalam ruangan kereta, tak seorangpun yang
berbicara, otomatis suasana amat sepi, lambat laun Huan cu
im Leng Kang to memejamkan matanya juga untuk
beristirahat.
Kereta melaju sangat cepat, waktupun berlalu dengan
cepatnya, dari malam hari kini pagi haripun menjelang.
Tapi kereta itu masih berjalan terus tiada hentinya,
sepanjang perjalananpun tidak berhenti untuk beristirahat,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
karena diatas kereta sudah tersedia rangsum dan air maka
merekapun bersantap d idalam kereta.
Biarpun Huan cu im sama sekali tak berpengalaman namun
diapun dapat menduga kalau keempat buah kereta tersebut
sama sekali tidak melalui kota ataupun dusun, semua jalan
yang dilewati terpencil dan sepi.
Hari ini perjalanan dilanjutkan sampai hari menjelang
malam baru beristirahat di luar sebuah hutan orang orang
yang berada dalam keretapun dapat turun dari kereta untuk
menggerakkan tubuh dan melemaskan otot
Tempat itu berupa sebuah tanah yang terpencil selain
bayangan bukit yang remang remang dari kejauhan sana
didepan tak nampak dusun, dibelakang tak nampak bayangan
rumah, pada hakekatnya sulit bagimu untuk menduga tempat
macam apakah itu ?
Ketika fajar mulai menyingsing, keempat kereta itu mulai
melanjutkan perjalanannya lagi, sampai hari menjadi gelap
kereta baru berhenti, namun kereta itu lagi lagi berhenti ditepi
hutan pemandangannya sesuai dengan pemandangan
semalam.
Perjalanan ini benar benar merupakan sebuah perjalanan
yang penuh rahasia setelah mengalami dua hari lambat laun
Huan cu im dan Leng Kang to mulai terbiasa dengan keadaan
tersebut, kecuali waktu beristirahat mereka dapat berbincang
bincang, setelah berada dalam kereta tak seorang pun
diantara mereka yang berbicara.
Demikianlah keadaannya selama tiga hari barulah pada
senja hari keempat buah kereta tersebut baru mendekati
sebuah kaki bukit, dibawah kaki bukit terdapat sebuah
bangunan kecil yang dikelilingi pagar pekarangan yang sangat
tinggi.
Ketika keempat buah kereta itu tiba di depan gedung
tersebut, tiba tiba pintu gerbang terbuka lebar, maka kereta
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kereta itu pun bergerak memasuki pintu gerbang dan berputar
menuju kesuatu jalanan yang berada disebelah kiri.
Ketika rombongan kereta sudah lewat, pintu gerbang
tertutup kembali, dan diujung jalanan sebelah kiri terdapat lagi
sepasang pintu gerbang yang segera terbuka ketika kereta
kereta itu tiba disitu.
Dengan sangat teratur kereta kereta itu segera menerobos
masuk ke dalam dan berhenti dibelakang gedung.
Dengan cepat kusir kereta melompat turun dari kereta dan
membukakan pintu.
Sau Hoa (Menyapu bunga) dan Song hoa (mengubur
bunga) segera melompat turun dari kereta, disusul kemudian
oleh Hoa Siang siang baru kemudian disusul Leng Kang to dan
Huan cu im.
Tetapi setelah turun dari kereta malam ini, mereka segera
menjumpai keadaannya sama sekali berbeda dengan keadaan
dimasa lampau, tampaknya mereka sudah tiba ditempat yang
dituju, karena kereta kereta kuda itu sudah berhenti didepan
sebuah beranda besar.
Delapan buah lentera yang berada diatas undak undakan
itu membuat suasana dalam halaman terang benderang.
Dua puluh empat orang gadis berbaju bunga dan
membawa pedang berdiri berjajar dimuka pintu, cahaya
pedang yang bersinar tajam membuat sikap mereka nampak
amat berwibawa.
Kedua puluh empat orang perempuan itu berusia antara
dua puluh tahunan, semuanya berperawakan langsing dan
memiliki ketinggian badan yang hampir seimbang, sekali
terdiri dari kaum hawa namun sikap dan gerak gerik mereka
justru nampak keren dan gagah.
Dipihak lain berdiri Leng Bwee oh, Ay Ang tho serta dua
orang dayang berbaju hijau menggusur mereka kedua orang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dayang itu bernama Ti hoa (pemetik bunga) dan cu hoa
(mencangkul bunga).
Diam diam Huan cu im manggut manggut selama tiga hari
ini dia tak habis mengerti aoa isi dari ketiga buah kereta kuda
lainnya, ternyata isinya adalah sepasukan wanita
Hoa Siang siang sama sekali tak memandang sekejappun
kearah mereka dia langsung menaiki anak tangga menuju
keruangan-
Huan cu im Leng Kang to, Leng Bwee oh dan Ay Ang tho
ditambah keempat dayang segera mengikuti pula dari
belakang.
Ditengah ruangan bermandikan cahaya lentera, sebuah
meja perjamuan telah disiapkan dengan lengkap. seakan akan
perjamuan tersebut memang khusus disediakan untuk
mengundang tamu terhormat.
Hoa Siang siang langsung menempati kursi utama
sementara seorang dayang segera menyodorkan sebuah
baskom perak.
Hoa Siang siang segera merendam sepasang tangannya
yang putih dan indah itu kedalam air baskom, lalu seorang
dayang lain menyodorkan sebuah handuk panas.
Hoa Siang siang kembali menerimanya untuk disekakan
keatas wajahnya dari jari tangannya, semua perbuatannya itu
dilakukan dengan indah dan lembut. Tak lama kemudian
kedua orang dayang itu sudah mengundurkan diri dari situ.
Setelah itulah Hoa siang siang baru mengangkat
kepalannya dan berkata kepada keempat orang itu sambil
tertawa.
"Selama tiga hari beruntun kalian tentu tak pernah makan
dengan nikmat, mari, setelah tiba di perkampungan Sau Hoa
san ceng ku ini, sudah sepantasnya aku menjadi tuan rumah
yang baik, nah silahkan duduk"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ternyata ia berbicara dengan sikap yang jauh lebih
sungkan.
"Dengan kehadiran supek disini tecu merasa tak punya hak
untuk ikut duduk" cepat cepat Leng Bwee oh berkata seraya
menjura, Hoa siang siang segera tersenyum^
"Kalian berempat adalah tamu yang pertama kali
mengunjungi perkampungan Sau hoa san ceng ku ini selama
dua puluh tahun terakhir, setelah kupersilahkan kalian untuk
duduk, silahkan saja kalian duduk. tak usah sungkan tak usah
terikat adat"
Leng Bwee oh tak berani membangkang, dia segera
mengiakan lalu memandang sekejap kearah Huan cu im dan
Leng Kang to sebelum masing masing mengambil tempat
duduk.
Dua orang dayang segera muncul menghidangkan air teh
disusul kemudian muncul berapa orang dayang yang
menghantar arak dan sayur.
Seorang dayang berbaju hijau dengan poci perak ditangan
memenuhi pula cawan semua orang dengan arak.
Sedang Sau hoa sekalian berempat hanya berdiri berjejer
dibelakang tubuh Hoa Siang siang.
Selang berapa saat kemudian Hoa Siang siang baru
mengangkat cawan araknya dan berkata:
"Mari kita keringkan secawan arak"
Selesai berkata ia segera meneguk lagi isi cawannya
sampai kering
Huan cu im menundukkan kepalanya memperhatikan
sekejap isi cawan tersebut, ternyata arak itu berwarna bening
dan kental seperti getah, entah arak apa namanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Namun berhubung tuan rumah sudah mengeringkan
cawannya terpaksa dia pun turut meneguk isinya, terasa arak
itu harum dan segar seperti madu.
Leng Kang to paling terbuka orangnya diantara berapa
orang itu, karenanya dia pula yang mengeringkan isi cawan itu
paling cepat, sedangkan Leng Bwee oh dan Ay Ang tho
dibawah tekanan supeknya terpaksa ikut meneguk pula isi
cawan itu.
Malam ini, sikap Hoa Siang siang seakan akan berubah
menjadi orang lain, melihat semua orang telah mengeringkan
isi cawannya, sambil tertawa senyum dia lantas berkata:
"Arak bunga mawarku ini manis lagi harum, tak ada
salahnya bila kalian meneguk berapa cawan lebih banyak"
Dayang berbaju hijau segera muncul untuk memenuhi
cawan masing masing dengan arak Huan cu im segera bangkit
berdiri lalu katanya sambil mengangkat cawannya:
"Terima kasih banyak untuk perjamuan dari siancu, biarlah
kubalas siancu dengan secawan arak pula"
Dengan sorot mata yang lembut Hoa Siang siang
memandang sekejap kearahnya, lalu katanya sambil tertawa^
"Kau sama manisnya seperti ayahmu. aai... dua puluh
tahun lewat bagaikan sambaran kilat, rambut seorang gadis
pun sudah beruban-.."
Ia seperti amat tersentuh oleh keadaan tersebut segera
diangkatnya cawan sendiri dan meneguknya sampai habis.
Menggunakan kesempatan tersebut Huan cu im segera
bertanya:
"Bukankah siancu telah menyanggupi untuk mencarikan
ayahku, sampai kapan beliau baru bisa ditemukan?" Hoa siang
siang tertawa licik,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tak lama lagi, sekarang kita sudah sampai
diperkampungan Sau hoa san ceng ku ini, tak sampai tiga hari
lagi, kau tentu dapat bersua dengan ayahmu"
"Kalau begitu terima kasih sebelumnya untuk siancu"
Hoa siang siang segera mengalihkan pandangan matanya
dan memandang sekejap orang orang itu kemudian katanya:
"Silahkan kalian semua makan sayur"
Hidangan yang lezat dihidangkan beruntun, bukan saja
masakannya lezatpun mewah d membuat orang merasa lapar,
bahkan banyak diantara hidangan tersebut yang tidak
diketahui namanya namun Huan cu im merasa amat enak
setelah dimakan.
Leng Bwee oh Ay Ang tho yang menyaksikan sikap
supeknya pada malam ini amat cerah, merekapun bersikap
lebih santai dan leluasa, hidangan pun segera dimakan
dengan lahap.
Arak bunga mawar itu meski tidak keras, ternyata cukup
mendatangkan rasa mabuk bagi mereka semua.
Hoa Siang siang segera bangkit berdiri lalu pesannya
kepada Sau Hoa:
"Bawalah kedua orang tua lelaki itu untuk beristirahat
dikamar tamu, sedangkan chu hoa ajak kedua kakak beradik
itu beristirahat di belakang."
Sau hoa dan chu hoa segera mengiakan dan masing
masing mengundurkan diri untuk melaksanakan tugasnya.
sementara Hoa Siang siang sendiri kembali ke ruang timur,
tempat itu merupakan sebuah kursi malas sedang cang hoa
menghidangkan air teh.
"Mana Hong Su koh?" tiba tiba Hoa Siang siang berpaling
sambil bertanya, "apakah dia sudah datang?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bibi Hong telah kembali sore tadi, sekarang dia sedang
menunggu diluar," sahut cang hoa cepat.
"Suruh dia masuk ke dalam."
cang hoa mengiakan dan segera mengundurkan diri dari
tempat tersebut.
Tak lama kemudian Sau hoa dan chu Hoa telah muncul
kembali disusul oleh cang hoa yang membawa serta seorang
perempuan setengah umur yang berusia empat puluh tahun-
Ketika berjumpa dengan Hoa Siang siang, perempuan
setengah umur itu segera maju ke depan, berlutut dan
katanya pelan : "Budak Hong su koh menemui siancu"
Hoa Siang siang segera mengangkat tangannya dan
berkata sambil tersenyum^
"Silahkan bangun, kita sudah berkumpul sedari kecil,
setelah berjumpa kembali, mengapa kau mesti banyak adat?"
Hong Su koh bangkit berdiri, lalu katanya sambil tertawa
paksa:
"Bagaimanapun juga siancu adalah majikan dan budak
adalah pelayan, adat kesopanan tak bisa dihilangkan dengan
begitu saja"
"Duduklah dulu, aku hendak berbicara denganmu"
Hong Su koh mengiakan dan duduk dikursi yang telah
tersedia, lalu baru ujarnya: "Ada persoalan apa siancu
mengundang kedatangan budak?"
"Kau adalah orang lama dalam perkumpulan Pek hoa pang,
aku dengar Tin tin si perempuan rendah itu pernah melahirkan
seorang anak gadis pada enam belas tahun berselang, apakah
anaknya berada juga di perkumpulan Pek hoa pang?"
"Soal ini budak kurang jelas"
Tiba tiba Hoa Siang siang menarik muka dan mendengus :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah kau masih berusaha untuk merahasiakan
persoalan ini demi perempuan rendah itu? Memangnya aku
bukan majikanmu?"
"Harap siancu jangan marah," cepat cepat Hong Su koh
berkata dengan gugup, "budak tak berani membohongi
siancu, budak... sesungguhnya budak tidak tahu secara jelas
karena... budak orangnya cerewet, maka sudah lama aku tak
bertemu dengan pangcu. orang orang yang dipercayai adalah
orang orangnya sendiri, sedang budak cuma mengurusi
persoalan bagian luar..."
"Tapi paling tidak kau toh pernah mendengar sesuatu?"
tanya Hoa Siang siang lagi dengan wajah yang lebih tenang.
"Dulu aku pernah mendengar kalau bayi perempuan itu
dipelihara diluar gunung, kemudian tak pernah ada kabar
beritanya lagi, sebagaimana diketahui semua anggota Pek hoa
pang kebanyakan adalah bayi bayi terlantar yang dipelihara
diluar bukit, setelah berusia empat lima tahun, mereka baru
dibawa kembali ke gunung untuk diberi pendidikan, oleh
karena itu.. budak kurang begitu tahu"
"coba kau pikirkan sekali lagi, apakah bayi perempuan itu
mempunyai suatu tanda atau suatu ciri badan yang istimewa?"
"Aaai... ada, ada" seru Hong Su koh sambil tertawa licik,
"budak teringat sekarang, belasan tahun berselang budak
mendapat tahu dari Hoa hiang, katanya bayi perempuan itu
berwajah mirip dengan pang cu, yang paling aneh ialah diatas
dadanya terdapat sebuah tahi lalat, ciri tersebut kudengar
karena suatu kesempatan yang tak disengaja"
Hoa Siang siang tertawa, tertawanya begitu keji, begitu licik
dan menggidikkan hati, katanya sambil manggut manggut:
"Bagus, bagus sekali..."
Kemudian menggapai kearah Sau hoa, dia berkata lebih
lanjut:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bawa kemari benda itu"
Sau hoa mengiakan dan segera mempersembahkan sebuah
kotak yang terbungkus .
Hoa siang siang menerima bungkusan itu dan membuka
penutupnya, lalu mengambil keluar sebuah mutiara besar,
setiap benda itu besarnya seperti buah tho, bulat dan
bersinar, semuanya berjumlah belasan butir lebih. Kemudian
sambil mendongakkan kepalanya dia berkata:
"Aku lihat kedua belas mutiara ini memancarkan sinar yang
bersih dan berkilauan akan kuhadiahkan semua untukmu"
Lalu dia masukkan kembali mutiara mutiara tersebut
kedalam kantongnya, mengikat kembali dan diangsurkan
kemuka.
Dengan sorot mata rakus Hong Su koh melirik sekecap
bungkusan itu, kemudian katanya sambil tertawa:
"Setiap tahun siancu tentu membagi hadiah, tapi mutiara
yang begitu berharga tak berani budak menerimanya..."
"Itu sih tak terhitung seberapa" kata Hoa siang siang
dengan suara hambar, "di kemudian hari aku masih ada
urusan lain yang minta kepadamu untuk melaksanakannya,
ambil saja semua benda itu"
"Budak adalah orangnya siancu, persoalan apapun yang
siancu perlukan, asal diperintahkan saja niscaya akan budak
lakukan, tapi hadiah besar dari siancu ini tak berani
menerimanya, tapi... tapi jika dipaksa pun, budak akan
menerimanya juga" Dengan cepat dia menerima bungkusan
itu lalu dimasukkan ke dalam saku.
"Apakah perempuan rendah itu tahu ketika kau datang
kemari?" tanya Hoa siang siang kemudian
Hong Su koh tertawa paksa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sekarang budak mendapat tugas mengurusi urusan diluar,
jadi saban hari kerja ku diluaran saja, sudah barang tentu
pangcu tidak akan tahu"
"Bagus sekali, kalau begitu kau boleh mengundurkan diri
lebih dahulu"
Dengan diiringi ucapan beribu ribu terima kasih, Hong Su
koh segera mohon diri dari situ.
Sepeninggal Hong su koh, Hoa Siang siang membalikkan
badan dan berseru kepada chu hoa:
"cepat kau undang kemari Ay Ang tho, aku hendak
mengajukan pertayaan kepadanya"
chu hoa mengiakan dan segera mengundurkan diri dari
situ, tak lama kemudian dia telah muncul kembali sambil
mengajak Ay Ang tho. cepat cepat Ay Ang tho maju kemuka
dan memberi hormat seraya berkata: "Ada urusan apa supek
memanggil tecu menghadap?"
"Ehmmm..." dengan sepasang matanya yang jeli dan
tajam, Hoa Siang siang mengamati wajah Ay Ang tho tiada
hentinya, lalu sambil tersenyum ia berkata, "duduklah dahulu,
supek hendak mengajakmu berbincang bincang"
"Persoalan apakah yang hendak supek tanyakan? Biar tecu
menjawabnya sambil berdiri saja"
Hoa siang siang segera menariknya agar duduk dibangku
disisinya, setelah itu ujarnya lagi dengan ramah:
"Suhumu dan supek adalah kakak beradik sekandung, jadi
kita boleh dibilang bukan orang luar lagi, jadi berada
dihadapan supek. kau tak usah kelewat sopan dan menuruti
tata krama"
Seperti terkejut menerima anugrah tersebut, cepat cepat
Ay Ang tho menahut dengan nada takut: "Baik.. baik."
Hoa Siang siang segera berpaling sambil berseru:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalian semua boleh keluar dulu, takperlu melayani kami
lagi disini."
Sau hoa sekalian berempat sama sama membungkukkan
badan memberi hormat lalu mengundurkan diri dari situ.
Ay Ang tho tidak mengetahui persoalan apakah yang
hendak dibicarakan supeknya itu, sebagai seorang gadis yang
dihari hari biasa selalu polos, terbuka dan tak pernah bersyak
wasangka, kali ini berdebar debar juga hatinya.
Dengan senyuman dikulum dan wajah yang amat ramah,
Hoa siang siang segera bertanya: "Ang tho, berapa sih usiamu
tahun ini?" ^
"Tahun ini tecu berusia enam belas" jawab Ay Ang tho agak
ketakutan-
"Ehmm..." Siang siang manggut manggut, "jadi kau
dilahirkan pada bulan lima?"
"Benar"
"Baikkah sikap gurumu kepadamu?"
"Selama ini suhu selalu bersikap baik sekali kepada tecu,
kebaikannya melebih ibu kandung sendiri"
Hoa Siang siang segera tertawa dingin, tapi kembali dia
bertanya: "Terhadap orang lain, dia tentu bersikap galak dan
keras bukan-..?"
"Suhu dia orang tua selalu bersikap baik dan ramah
terhdap setiap suci moay yang berada disitu, semuanya
disayang sama rata, tak pernah beliau pilih kasih atau
membeda bedakan antara yang satu dengan lainnya."
"Ehmmm..." sekali lagi Hoa siang siang mengangguk.
Kemudian dia mengangkat cawan air tehnya dan
menghirup setegukan, sesudah itu sambil mengangkat kepala
dia bertanya lagi: "Tahukah kau tentang asal usulmu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tecu pernah dengar, hampir setiap anggota Pek hoa pang
terdiri dari bayi bayi buangan yang terpencar dari berbagai
wilayah yang berbeda, dimana oleh pihak perkumpulan
dititipkan kepada keluarga yang ada diluar bukit,jadi siapa pun
tidak mengetahui tentang asal usul mereka sendiri"
"Yang katakan tadi hanya berlaku untuk para anggota Pek
hoa pang yang lain," ujar Hoa Siang siang sambil tertawa
hambar, kemudian setelah berhenti sejenak. terusnya lebih
jauh, "tapi kau... semestinya boleh dibilang paling istimewa"
"Bagaimanakah keistimewaan tecu?" tanya Ay Ang tho
semakin keheranan disamping ingin tahu.
"Benarkah kau tidak mengetahui tentang asal usulmu
sendiri ?"
"Tecu benar benar tidak tahu"
Hoa Siang siang kembali tertawa seram.
"Kau tahu ibu kandungmu tidak lain adalah suhumu
sendiri..."
"Aaah Hal ini tidak mungkin-.." teriak Ay Ang tho dengan
perasaan kaget bercampur keheranan-
Dengan sorot mata yang tajam bagaikan sembilu, Hoa
Siang siang mengamati wajah Ay Ang tho dari atas hingga
kebawah, kemudian katanya lebih jauh :
"Sejak pandangan pertama ku sewaktu bertemu dengan
kau tadi, aku sudah mengenali kau sebagai putri kandung Hoa
Tin tin"
"Tidak... Tidak mungkin-.. Mengapa suhu tak pernah
membicarakan persoalan itu dengan tecu?" jerit Ay Ang tho.
Hoa siang siag tertawa semakin keji dan menyeramkan:
"Setelah dia melakukan perbuatan terkutuk yang
memalukan, bayangkan saja, apakah dia masih punya muka
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk menyampaikannya kepadamu? Lagi pula jika ketua Pek
hoa pang ingin kawin dengan orang, perkawinan itu toh mesti
diselenggarakan secara terang terangan dan diketahui umum,
bukan main serong dengan lelaki lain secara diam diam dan
main sembunyi"
"Suhu bukan manusia semacam ini, dia... tak mungkin
melakukan perbuatan semacam ini," jerit Ay Ang tho terkejut
dan gemetar. sekali lagi Hoa Siang siang tertawa dingin:
"Dari mana kau tahu kalau dia tak mungkin melakukan
perbuatan tersebut ? Setelah dia berbuat serong dengan laki
laki, untuk menjaga mukanya, memangnya dia akan
menceritakan aibnya itu kepada seorang budak cilik macam
kau?"
Tidak sampai Ay Ang tho buka suara, dia telah berkata
lebih jauh:
"Baik, kalau begitu aku ingin bertanya kepadamu, apakah
diatas dadamu terdapat sebuah tahi lalat berwarna merah?"
Dengan wajah merah padam karena jengah dan suara
gemetar sahut Ay Ang tho. "Aku..."
"Ayoh kemari dan tunjukkan kepadaku"
"Aku... aku... tidak punya..." seruAy Ang tho dengan
perasaan malu bercampur gelisah.
Hoa Siang siang segera tertawa dingin, dengan cepat dia
menarik gadis itu kehadapannya, kemudian berseru:
"Pokoknya aku harus melihatnya"
Dengan cepat tangan kanannya menyambar kemuka dan-..
"Sreet" pakaian bagian dadanya segera robek menjadi dua
bagian
Dengan begitu maka seluruh dada Ay Ang tho yang montok
menonjol besar itu menongol semuanya dari balik pakaian,
ternyata betul juga, pada lekukan dalam antara kedua
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
payudaranya itu memang terdapat sebuah tahi lalat berwarna
merah darah
Dengan perasaan malu bercampur gelisah Ay Ang tho
menututpi payudaranya dengan kedua belah tangan,
sementara mulutnya menjerit lengking saking kagetnya.
"Plok" Hoa Siang siang melepaskan sebuah tamparan keras
kewajahnya sambil membentak ketus:
"Perempuan tak tahu malu, siapa namamu? IHmm, kau
masih berani menyangkal bukan anaknya Hoa Tin tin?"
"Tecu benar benar tidak tahu..." keluh Ay Ang tho dengan
air mata bercucuran. Hoa siang siang kembali tertawa seram:
"oleh karena diatas dada Hoa Tin tin, ibu kandungmu itu
terdapat juga sebuah tahi lalat berwarna merah, maka kau
yang jadi anaknya pun terdapat tanda yang sama, sekarang
kau sudah mengerti?"
Kemudian selesai berkata dia bertepuk tangan dua kali
sambil berseru: "Pengawal..."
Sau hoa sekalian berempat yang berada di luar pintu
serentak maju kedalam ruangan setelah mendengar pang gila
n tersebut, sambil memberi hormat serunya^ "Budak siap"
Sambil menuding kearah Ay Ang tho, Hoa Siang siang
segera berseru keras: "Gusur dia pergi dari sini"
chu hoa dan Ti hoa segera menyahut dan maju kedepan,
lalu menggusur pergi Ay Ang tho dari situ.
Sekulum senyuman yang licik dan keji segera menghiasi
wajah Hoa Siang siang, mendadak dia menggapai kearah Sau
hoa.
cepat cepat Sau hoa maju menghampiri, Hoa Siang siang
pun menempelkan bibirnya disisi telinga orang itu serta
membisikkan sesuatu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sau hoa segera membungkukkan badannya menerima
perintah dan mengundurkan diri dari situ.
Huan cu im dan Leng Kang to dipersilahkan menempati
kamar tamu yang amat megah, ruangan tersebut sangat indah
dengan perabot yang mewah dan menawan, pepohonan yang
rindang dan aneka bunga yang harum baunya membuat
suasana disekeliling tempat itu sangat menawan hati.
Berhubung kedua orang itu menyaksikan pelayanan yang
diberikan Hoa Siang siang selama ini sangat ramah dan
sedikitpun tiada maksud jahat, maka kewaspadaan mereka
yang ditingkatkan beberapa hari permulaan, tanpa terasa
diperkendor kembali.
Embun bunga mawar meski tidak memabukkan seperti
alkohol, tak urung mereka toh merasakan badannya ringan
dan kepalanya terasa berat, maka sekembalinya kedalam
kamar, kedua orang itupun melepaskan pakaian dan pergi
tidur.
Setelah tiga malam berturut turut harus tidur tidur ayam
diatas kereta, sudah barang tentu mereka tak pernah tertidur
nyenyak, tak heran kalau begitu menempel kasur, kedua
orang itu sudah tertidur sangat nyenyak.
Entah berapa saat sudah lewat, dalam kenyenyakan
tidurnya, tiba tiba Huan cu im merasa seperti dibangunkan
orang.
Biasanya bagi seorang yang belajar ilmu silat, kendatipun
dalam keadaan tertidur nyenyak. mereka selalu sigap dan
tajam pendengarannya, sayang sekali Huan cu im terlampau
lelah dan mengantuk malam ini, sehingga ia tak merasa sama
sekali kalau ada orang telah menyusup kedalam kamarnya
Tapi begitu ada orang mendorong tubuhnya, ia segera
mendusin dari tidurnya, ketika membuka mata, segera dikenali
orang itu sebagai Sau hoa, seorang diantara empat dayang
Hoa Siang siang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika itu Sau hoa berdiri didepan pembaringannya dengan
membawa sebuah lentera. cepat cepat Huan cu im melompat
bangun, lalu sambil menengok kearahnya dia berseru:
"Nona..."
"Aku mendapat tugas untuk mengundangmu, ayoh cepat
bangun" seru Sau hoa ketus.
"Agaknya majikan mereka Hoa Siang siang memang
seorang manusia yang sangat aneh" demikian Huan cu im
berpikir, "masa ditengah malam buta selagi orang sedang
tertidur nyenyak pun, disuruhnya seorang palayan untuk
membangunkan orang."
Terpaksa pemuda itu melompat turun dari atas
pembaringannya, mengenakan pakaian luar dan bertanya:
"Tahukah nona, ada urusan apa siancu mengundangku?"
"Asal kau sudah menghadap nanti, urusan toh akan kau
ketahui sendiri..." ucap Sau hoa dengan wajah dingin kaku
dan membalikkan badannya. Huan cu im mengenakan bajunya
baik baik, menggembel pedangnya lalu berkata. "Silahkan
nona "
Sau hoa tidak berbicara lagi, dia membalikkan badan dan
segera beranjakpergi dari situ.
Dengan mulut membungkam Huan cu im mengikutinya
keluar dari kamar tamu, menembusi kebun bunga dan entah
mereka lewat berapa buah bangunan rumah berikutnya.
Sau hoa yang berjalan di depan akhirnya berhenti dan
memutar badan setelah memasuki sebuah pintu dan tiba
disebuah halaman kecil, sambil mengeluarkan sebuah kain
hitam dari sakunya, dia berkata:
"Tempat ini merupakan tempat terlarang dari
perkampungan Sau hoa san ceng, kau harus menutup
sepasang matamu sebelum boleh masuk kesitu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau toh perkampungan kalian mempunyai peraturan
begini, sudah tentu aku harus melaksanakan sesuai dengan
peraturan, harap nona serahka kain hitam itu kepadaku, biar
kuikatkan sendiri keatas wajahku" kata Huan cu im sambil
tertawa.
"Tidak- aku yang akan mengikatkan untukmu" kata Sau
hoa dingin.
"Baiklah" kata Huan cu im kemudian, "kalau begitu
merepotkan nona untuk mengikatkan buat diriku"
Sau hoa segera menggantungkan lentera itu diatas tiang
ruangan, kemudian mengeluarkan kain hitam itu dan
menghampiri Huan cu im, tapi berhubung tubuhnya lebih
pendek daripada perawakan si anak muda itu, maka katanya
kembali^ "coba kau berjongkoklah sedikit "
Huan cu im menurut dan segera berjongkok, maka Sau hoa
pun mengikatkan kain hitam itu diatas matanya dan mengikat
tali simpul dibelakang kepalanya itu.
Selama ini boleh dibilang dia tak pernah berdekatan dengan
seorang lelaki, tapi sekarang, untuk mengikatkan tali simpul di
belakang kepala Huan cu im maka tubuh mereka berada
hampir berdekatan satu dengan lainnya, tiba tiba saja dia
mengendus bau lelaki yang tawar tapi amat merangsang
perasaannya.
Padahal bau itu sangat tipis dan tawar, tetapi bagi seorang
gadis perawan semacam ia justru mendatangkan reaksi yang
amat kuat, entah mengapa tiba tiba saja perasaannya menjadi
kalut, hatinya berdebar keras, tangannya menjadi gemetar
dan sekujur badannya terasa panas, akibatnya ikatan tali
simpul itu belum juga selesai dilakukan-..
Semakin gelisah hatinya semakin sulit tali itu diselesaikan
dan semakin kalut juga perasaannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan cu im yang tunggu punya tunggu tetapi belum juga
nampak pekerjaan itu selesai, akhirnya bertanya: "Nona,
sudahkah selesai?"
"Belum..." jawab Sau hoa pelan-
Nada suaranya yang semula dingin dan kaku, kini telah
berubah menjadi sangat lambat. "Perlukah kubantu dirimu ?"
tanya pemuda itu lagi.
"Kau... kau... tidak... tidak usah..." nada suara Sau hoa
kedengaran agak gemetar.
Akhirnya dia selesai juga mengikatkan tali pengikat mata
tersebut, sekalipun dalam hati kecilnya dia ingin sekali berada
dalam posisi demikian lagi, tapi dia tak berani berbuat
demikiancuma
satu perasaan aneh dirasakan olehnya selama ini,
yaitu selama tubuhnya berdekatan dengan tubuh pemuda itu,
maka timbul suatu perasaan hangat dari tubuhnya, dan
perasaan ini belum pernah dirasakan sebelumnya.
Dengan wajah bersemu merah karena jengah, diam diam ia
mendesis lirih, kemudian dengan memperdengarkan suaranya
yang dingin dan hambar katanya pula: "Nah sudah selesai "
Huan cu im segera bangkit berdiri, tapi katanya kemudian-
"Setelah mataku kau ikat dengan kain hitam, bagaimana
caraku untuk berjalan?"
Sau hoa yang sementara itu sudah mengambil kembali
lampu lenteranya, segera menarik tangan pemuda itu seraya
berkata: "Mari kutarik kau untuk meneruskan perjalanan"
Ketika tangannya menyentuh tangan pemuda itu, kembali
secara tiba tiba sau hoa merasakan tubuhnya seperti disambar
aliran listrik yang bertegangan tinggi, sekujur badannya
segera gemetar keras sekali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah nona merasa kedinginan?" Huan cu im segera
menegur, "aku dapat merasakan tubuhmu sedang gemetar..."
Tangan Sau hoa memang sedang gemetar keras, tentu saja
pemuda itu tak tahu kalau hatinya jauh lebih hebat
gemetarnya daripada gemetar ditangan-
Sebetulnya Sau hoa ingin mendengarkan suaranya yang
lebih dingin dan kaku, tapi sayang berhubung hatinya sedang
gemetar, secara otomatis suaranya turut terpengaruh juga.
Maka katanya kemudian dengan sedihi "Aaai, kau ini... mari
kita segera berangkat"
Dengan menarik tangan pemuda itu, dia berjalan menaiki
anak tangga batu, memasuki ruangan gedung lalu belok
kearah sebuah bangunan rumah lain-Tiba tiba Sau hoa
menghentikan langkahnya sambil berkata: "Berdirilah disitu
jangan bergerak" Huan cu im menurut dan berhenti.
Tiba tiba dia mendengar suara gemerincingan nyaring,
seperti ada sesuatu benda berat yang sedang digeser, diam
diam pemuda itu berpikir dengan keheranan:
"Aneh betul, apa sih yang sedang dia lakukan?"
Sementara masih termenung, kedengaran Sau hoa sudah
berkata:
"Nah selesai sekarang kau boleh ikut aku turun kebawah"
Kembali sebuah tangan menarik tangannya.
Lama kelamaan Huan cu im habis sudah kesabarannya, tak
tahan lagi dia bertanya: "Bukankah siancu mengundangku?
Tempat macam apakah tempat ini...?."
"Kau tak usah banyak tanya"
Setelah menarik maju beberapa langkah, dari belakang
tubuhnya kembali bergema suara gemerincing yang sangat
nyaring. Terdengar Sau hoa berpesan lagi^
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kita sedang menuruti undak undakan batu, kau mesti
berjalan dengan berhati hati sekali, jangan sampai
membiarkan tubuhmu terjerembab ke muka."
Dalam hati kecilnya Huan cu im merasa semakin curiga,
namun ia menurut saja dengan menuruti undak undakan batu
itu secara pelan pelan-
Untung saja ada Sau hoa yang menggandengnya, sehingga
pemuda itu tidak menjumpai banyak kesulitan-
Dalam keadaan beginilah dia menuruti belasan buah undak
undakan sebelum secara tiba tiba Sau hoa berhenti berjalan
"Sudah sampaikah nona?" tanya Huan cu im kemudian
"Belum "
Dimulut Sau hoa menjawab demikian, sementara tubuhnya
sudah membalik kemudian bisiknya lirih:
"Majikan tak akan mendengar pembicaraan kita selama kita
berada disini, kau harus ingat baik baik, dikolong langit hanya
binatang saja yang akan berbuat semaunya dengan saudara
sendiri"
"Apa maksudmu?" tanya Huan cu im dengan perasaan
heran dan tak habis mengerti. Dengan sedih Sau hoa berkata:
"Aku hanya dapat mengatakan demikian saja, semoga kau
dapat memahami maksudku itu serta mengingatnya selalu
didalam hati, sebetulnya aku tak boleh menyampaikan kata
kata tersebut kepadamu, bila sangsi ketahuan majikanku, aku
pasti akan dijatuhi hukuman mati, tapi berhubung...
berhubung aku... aku merasa kau adalah orang baik baik..."
"Kalau dugaanku tak salah, tempat ini pastilah sebuah
kurungan bawah tanah" kata Huan cu im keheranan,
"mengapa sih siancu menyuruh nona membawaku ke tempat
seperti ini?"
"Majikan menyuruh kau datang menjumpai seseorang"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba tiba saja Huan cu im merasakan hatinya bergetar
keras, segera pikirnya:
"Hoa Siang siang telah berjanji akan membantuku mencari
ayah, mungkinkah ayah disekap orang ditempat ini?" Berpikir
sampai disitu, cepat cepat dia bertanya. "Siapa sih orang itu?"
"Setelah berjumpa nanti, kau toh akan mengetahui dengan
sendirinya." kata Sau hoa dingin-
"Kalau begitu mari kita cepatan sedikit"
Sau hoa mendengus, lalu menggandeng tangan pemuda itu
dan meneruskan perjalanannya turun kebawah.
Undak undakan batu itu paling tidak mencapai tiga empat
puluh undakan lebih, ketika selesai menuruni undak undakan
tersebut, Sau hoa baru berkata dingin: "sekarang berdirilah
dulu jangan bergerak"
Huan cu im sungguh dibuat tak habis mengerti oleh
perubahan suara Sau hoa yang sebentar sedih, sebentar
lembut, tapi sebentar kemudian secara tiba tiba berubah
menjadi dingin dan sangat kaku, pikirnya dalam hati:
"Hoa Siang siang sendiripun terhitung manusia yang
gampang marah ataupun gembira tidak heran kalau para
dayangnya ketularan watak seperti itu, suka berubah watak
dalam sekejap mata."
Menyusul kemudian ia mendengar suara kunci pintu baja
dibuka orang dan Sau hoa mendorong punggungnya kuat kuat
sehingga dia maju ke depan-
"Sekarang kau boleh masuk ke dalam" kata dayang itu
ketus, "ada seseorang sedang menantikan dirimu disana "
Sebagaimana diketahui, sepasang mata Huan cu im
dikerudungi kain hitam sehingga ia takpernah menyangka
kalau tubuhnya bakal didorong orang dari belakang, tak kuasa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lagi badannya terhuyung maju sejauh empat lima langkah ke
depan-Blaam
Dari arah belakang dia mendengar suara benturan amat
keras seperti ada orang menutup pintu baja keras keras,
kemudian disusul pula suara kunci yang berputar seperti
mengunci sebuah pintu.
Dengan keheranan Huan cu im segera berseru: "Nona,
sudah kau dengar suara suara itu?" Tak terdengar suara
jawaban dari Sau hoa.
"Bolehkah kulepaskan kain hitam penutup mataku ini?"
kembali Huan cu im bertanya.
Namun tiada terdengar juga suara jawaban dari Sau hoa.
Diam diam Huan cu im merasa sangat keheranan, pikirnya
lebih jauh
"Barusan aku mendengar suara pintu besi yang ditutup
rapat rapat, jangan jangan dia telah menyekapku ditempat ini
?"
OoodwooO
Jilid: 23
Cara kerja IHoa Siang siang memang sangat aneh dan
sukar diduga orang sebelumnya.
Pada setengah malam sebelumnya mereka dijamu secara
mewah dan diberi kamar tamu yang indah dan mewah, tapi
setengah malam buta lalu disekap diruangan bawah tanah...
sebenarnya apa maksud dan tujuannya itu?
Dengan suatu gerakan yang cepat dia melepaskan kain
hitam yang menutupi matanya lalu mencoba memperlihatkan
sekeliling tempat itu, benar juga dalam kegelapan yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mencekam sekeliling tempat itu, ia dapat mengenali tempat
itu sebagai sebuah ruangan bawah tanah.
ooodowoooo
"Jangan jangan ayahku disekap di dalam ruangan bawah
tanah ini..." mendadak satu ingatan melintas dalam benaknya
Berpikir demikian cepat cepat saja dia maju kemuka sambil
melakukan pencarian
Di atas dinding batu ruangan itu tergantung sebuah lentera
minyak. Huan Cu Im segera menyulut lentera tersebut
sehingga secara sinar memancari luas kemana mana
Di dalam ruangan itu terdapat sebuah pembaringan, di atas
pembaringan kelihatan seseorang duduk di situ, hanya saja
orang itu duduk membelakanginya ditambah lagi sinar
lenteranya kelewat redup sehingga dia hanya sempat melihat
sebagai sesosok bayangan manusia belaka
Pelan pelan dia berjalan mendekati pembaringan tersebut
Semakin berjalan ke depan, semakin dekat dengan
bayangan manusia itu, mendadak Huan Cu Im merasa
keadaan semakin tidak beres, ternyata orang yang duduk di
atas pembaringan kayu itu adalah seorang wanita muda...
Tanpa terasa dia menghentikan langkahnya sambil
menegur :
"Siapakah nona ?"
Tiba tiba nona itu membalikkan badan, lalu berseru agak
terkejut : "Kau... kau adalah Huan sauhiap..."
Suaranya penuh kemanjaan dan kelembutan, tapi disertai
juga oleh perasaan terkejut bercampur gembira ternyata gadis
itu adalah Ay Ang tho.
Sudah barang tentu kejadian ini sama sekali berbeda diluar
dugaan Huan Cu Im dia tak menyangka kalau Hoa Siang siang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyuruh dia datang menjumpai Ay Ang tho. Tapi, mengapa
pula gadis itu disekap seorang diri d idalam ruangan bawah
tanah ? setelah tertegun sejenak segera katanya "oooh,
rupanya nona Ay, kau..."
Kiranya sejak Hoa Siang siang merobek pakaian Ay Ang
Tho dan mengatakan gurunya, ketua Pek hoa pang adalah ibu
kandungnya, gadis tersebut mulai disekap didalam ruangan
bawah tanah itu.
Sekalipun gadis ini tak pernah tahu secara pasti apa yang
menyebabkan permusuhan antara supek dengan suhunya,
tapi paling tidak ia pernah mendengar tentang sikap kedua
orang yang ibarat air dengan api itu.
Oleh sebab itu sejak supeknya menuduh dia sebagai putri
gurunya dan menyekapnya didalam ruangan tersebut, ia tak
tahu hukuman apa yang bakal dijatuhkan supeknya
kepadanya, suatu perasaan takut yang tak terlukiskan dengan
kata sempat membuat menangis tersedu sedu hingga bengkak
sepasang matanya.
Waktu itu sebetulnya dia sedang putus asa karena tak
mungkin bisa lolos dari situ siapa tahu saat itulah Huan Cu Im
telah menampakkan diri di sana.
Sebagaimana diketahui juga, Huan Cu Im adalah pangeran
berkuda putih yang merupakan pujaan hatinya kalau bukan
demikian diapun tak akan pergi ke San Sin Bio bersama toasucinya
untuk menyelamatkan dirinya.
Dengan keadaan dan suasana seperti ini Ay Ang Tho
merasa seakan akan telah bertemu dengan sanak keluarga
sendiri saja, ia seperti lupa kalau pakaiannya robek robek dia
pun seperti lupa kalau Huan Cu Im tak lebih hanya seorang
teman yang belum lama dikenalnya.
Tiba tiba saja ia menubruk kedepan menjatuhkan diri
kedalam pelukannya, lalu menangis tersedu sedu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan Cu Im lebih lebih tidak menyangka kalau gadis itu
bakal menubruk kedalam pelukannya tapi setelah si nona
menubruk datang sudah barang tentu dia tak sempat
menampiknya
Huan Cu Im yang sekarang sudah kaya dengan
pengalaman, segera terduga olehnya bahwa gadis itu bisa jadi
telah menerima suatu siksaan batin yang amat berat hingga ia
berbuat demikian, tentu saja pemuda itu pun tak akan
mendorong badan si nona dari pelukan.
Karena diapun mementangkan tangannya lebar lebar dan
membiarkan gadis tersebut bersandar diatas dadanya.
Ruangan bawah tanah itu memang sangat gelap. tapi
pemuda itu masih dapat melihat rambutnya yang kusut,
wajahnya yang pucat pias, terutama butiran air mata yang
membasahi wajahnya bagaikan mutiara yang putus benang,
sebutir demi sebutir jatuh berderai membasahi pipinya,
membuat gadis itu nampak lebih mengenaskan dan patut
dikasihani... Dengan lembut dibelainya rambut si gadis, lalu
katanya dengan suara yang halus:
"Nona Ay, kau tentu baru saja mengalami siksaan batin
yang sangat besar bagaimana ceritanya sampai kau disekap
ditempat ini Sekarang duduklah dahulu, agar kita bisa
bercerita secara pelan pelan"
Ay Ang Tho manggut manggut dan pelan pelan
meninggalkan pelukannya, tapi sekejap kemudian dia seperti
menjumpai pakaiannya yang robek sehingga nampak
sepasang payudaranya yang menonjol keluar
Dengan cepat gadis itu mendesis lirih, selembar wajahnya
berubah menjadi merah padam karena jengahnya cepat cepat
dia menutupi dadanya dengan kedua belah tangan, lalu sambil
miringkan badannya dia kembali kepembaringan dan duduk
membelakangi sementara jantungnya berdebar sangat keras,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk beberapa saat lamanya tak sepatah katapun yang
mampu diutarakan-
Huan Cu Im sendiri mengira gadis itu terlampau kaget
sehingga sikapnya menjadi ketakut takutan, hatinya merasa
semakin iba.
Pelan pelan dia berjalan mendekatinya, lalu duduk disisinya
dan berbisik lembut.
"Nona Ay, sebetulnya siksaan batin macam apakah yang
kau alami? Mana temanmu nona Leng?"
Sambil tetap menutupi payudaranya dengan kedua belah
tangan dan duduk membelakangi pemuda tersebut, sahut Ay
Ang tho:
"Aku tidak tahu apakah enci Bwee ikut disekap atau tidak.
aku bisa disekap disini karena supek mengundangku untuk
berbicara"
"Apa saja yang ditanyakan siancu kepadamu?"
"Dia bilang aku adalah putri suhuku, kemudian.. merobek
pula pakaian yang kupakai..."
Baru sekarang Huan Cu Im mengira kalau gadis itu enggan
membalikkan badan berhubung pakaiannya robek. maka
diapun bertanya lebih jauh: "Hanya karena persoalan ini saja
maka dia menyekapmu ditempat ini?"
"Benar" Ay Ang Tho manggut manggut.
"Padahal setahuku, siancu ini dengan gurumu adalah
saudara kandung, tapi heran mengapa mereka justru
berselisih, sebetulnya persoalan apa yang membuat mereka
saling bermusuhan?"
"Aku sendiripun tidak tahu" Ay Ang Tho menggeleng.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kemudian setelah berhenti sejenak. dia pun bertanya pula
dengan suara sedihi "Bagaimana dengan kau? Mengapa pula
kau disekap mereka ditempat seperti ini?"
"Siapa yang tahu? Siancu memerintahkan seorang
dayangnya datang mengundangku di kamar tamu, dia bilang
aku disuruh menengok seseorang, sesampainya disini Sau hoa
segera mengunci pintu ruangan dari luar mungkin dia
menyuruh aku datang menengok nona"
Sekujur badan Ay Ang Tho gemetar keras, sepasang
tangannya yang menutupi payudaranya lebih diperketat lagi,
serunya agak terkejut: "supek menyuruh kau datang
menengok aku, kau... kau..."
Melihat sikap ketakutan yang tiba tiba diperlihatkan gadis
itu, Huan Cu Im merasa amat keheranan, dia segera menegur
"Nona apakah kau merasa kedinginan? Beristirahatlah
sebentar diatas pembaringan bukankah diatas pembaringan
terdapat selimut tebal."
Bagaikan seekor burung yang nyaris terkena panah, Ay Ang
Tho segera bangkit berdiri dan berdiri membelakanginya
dengan perasaan makin ketakutan-
"Tidak tidak... aku... aku tidak tahu" serunya cepat cepat
"Apa sih yang nona takuti?"
"Supek tidak bermaksud baik," keluh Ay Ang Tho sambil
menangis, "itulah sebabnya kau disuruh datang untuk
mencemoohku menghinaku dan.. dan merusakku sampai mati
pun aku tak akan mengabulkan."
Kali ini Huan Cu Im dapat menangkap apa yang diartikan
sinona, tanpa terasa merah padam selembar wajahnya, dia
segera berseru:
"Nona, kau telah berpikir sampai dimana? Aku bukan
manusia seperti itu..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tanpa terasa Ay Ang Tho membalikkan badannya kembali,
dengan wajah memerah karena jengah dan air mata
membekas dipipinya, dia berkata cepat:
"Aku tahu kau bukan manusia semacam itu mungkin juga
kaupun dipaksa datang kemari, akulah yang salah
menuduhmu, maaf"
Melihat sepasang tangan nona itu selalu disilangkan di
depan dadanya untuk menutupi payudaranya yang menongol
keluar, Huan Cu Im tahu pakaian yang dipakai tentu sudah
robek ditangan Hoa Siang siang, iapun melepaskan jubah
luarnya dan dikenakan diatas tubuh si nona baru berkata :
"Kenakan dulu pakaianku ini, biar jelek yang penting dapat
dimanfaatkan bukan?"
Dengan penuh rasa terima kasih Ay Ang Tho melirik
sekejap kearahnya, lalu berbisik sedih:
"Kau sangat baik..."
Sambil membalikkan badan ia kenakan jubah panjang itu,
sudah barang tentu jubah lelaki yang dikenakan itu sangat
kedodoran terutama bagian lengan, pinggang dan kerah atas
Menyaksikan keadaan sendiri, Ay Ang Tho segera
menggerak gerakkan sepasang lengannya dan berseru sambil
tertawa
"Kalau melihat tampangku sekarang dengan pakaianmu,
aku jadi teringat dengan badut dipanggung sandiwara..."
Menyaksikan potongan badannya dengan pakaian yang
kedodoran itu tak tahan Huan Cu Im tertawa geli, ujarnya
"Nona Ay, sudah semalam suntuk kau tidak tidur, apakah
kau ingin beristirahat sebentar ?"
"Tidak- aku tidak akan beristirahat" sahut Ay Ang Tho
dengan wajah merah jengah, "kalau kau mengantuk silahkan
beristirahat sendiri"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku bisa duduk dilantai untuk bersemedi sebentar nona
tidak usah bersungkan sungkan denganku"
Ay Ang Tho memandang pembaringan kayu itu sekejap.
lalu katanya tergagap :
"Aku..."
"Nona harus tahu, posisi kita sekarang amat berbahaya,
jadi yang penting bagi kita sekarang adalah beristirahat yang
cukup sehingga kesegaran badan bisa pulih kembali, itulah
sebabnya bila ada kesempatan untuk beristirahat kau harus
pergunakan kesempatan itu dengan sebaik baiknya bila
kondisi badan baik, segala persoalan baru dapat diatasi. Nah,
aku rasa malam sudah larut sekarang, aku harus duduk
bersemedi lebih dulu" seusai berkata, diapun duduk bersila di
atas tanah
"Tidakkah kau merasa kedinginan dengan duduk diatas
lantai?" tanya Ay Ang Tho tiba tiba.
"Tidak mungkin. sewaktu aku belajar ilmu dengan guruku
dulu, biar ditengah malam musim salju yang bekupun aku
harus duduk semedi disebuah batu besar diatas gunung
hingga fajar menyingsing"
Sambil menutupi bibirnya dengan tangan dan menguap. Ay
Ang Tho berkata kemudian "Aku benar benar merasa rada
ngantuk"
"Kalau begitu cepatlah pergi tidur dan jaga kondisi badan
sebaik baiknya, siapa tahu kalau besok pagi kita akan
memperoleh kesempatan untuk melarikan diri dari sini."
"Sungguh?" seru sinona.
Ia segera membaringkan diri diatas pembaringan dengan
muka berhadap kedinding ruangan dan menarik selimut untuk
ditutupkan tubuh sendiri. Huan Cu Im sendiripun tak berbicara
lagi, pelan-pelan ia pejamkan matanya... Selang berapa saat
kemudian Ay Ang Tho membalikkan badan dan memanggil :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku tak bisa tidur, bagaimana kalau kaupun tak usah
bersemedi? Mari kita gunakan waktu yang ada sambil
berbincangan?"
Sambil berkata dia turun dari pembaringan dan pelan pelan
berjalan kebelakang tubuh Huan Cu im.
Tapi Huan Cu Im sama sekali tak menggubris dia masih
tetap duduk tak bergerak diatas tanah dengan sepasang mata
dipejamkan rapat rapat.
Diam diam Ay Ang Tho tertawa geli, sebab keadaan sianak
muda itu benar benar persis seorang Hwesio tua.
Dasar sifat kekanak kanakannya belum hilang, dan lagi dia
pun sudah terbiasa bergurau dengan saudara saudara
seperguruannya dalam Pek hoa pang dihari hari biasa maka
secara diam diam dia mencabut selembar rambutnya lalu
dikilik kilikan ke dalam lubang telinga pemuda tersebut...
Waktu itu, baru saja Huan Cu Im selesai menghimpun
hawa murninya ketika secara tiba tiba lubang telinganya
terasa gatal sekali, terpaksa hawa murni yang baru terhimpun
itu pelan pelan dibuyarkan kembali lalu cepat cepat
mengkorek lubang telinganya dengan jari tangan-
Ay Ang Tho yang menyaksikan kejadian ini segera tertawa
cekikikan :
"Ayoh sekarang mau kulihat apakah kau bisa duduk
mematung seperti seorang Hwesio tua lagi atau tidak ?"
Begitu Huan Cu Im membuka matanya, dia sudah melihat
Ay Ang Tho berdiri di hadapannya dengan senyuman dikulum.
Sebagai pemuda yang baru menanjak dewasa melihat
senyuman Ay Ang Tho yang begitu ayu, indah dan
menggairahkan itu , terangsang juga hatinya, tapi cepat cepat
dia mengendalikan diri dan menenangkan kembali
perasaannya "Nona cepatlah pergi tidur" dia berkata pelan,
"fajar segera akan menyingsing"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku kan tak bisa tidur, kau harus menemani aku
berbincang bincang..." seru Ay Ang Tho dengan manja, dia
malahan duduk disisi pemuda itu.
"Andaikata kita bakal dikurung disini dan siancu tidak setuju
melepaskan kita dari sini waktu luang untuk berbincang
bincang bakal tersedia sangat banyak. paling baik adalah
beristirahat diwaktu malam, dengan begitu kondisi badan kita
baru akan segar kembali pada keesokan harinya"
"Aaah tidak bila supek tak mau melepaskan kita dari sini
kita toh tak bisa membedakan kapan siang dan kapan malam
yang benar justru waktu tidur bakal tersedia sangat banyak.
ataukah kau kuatir tak punya waktu untuk tidur? Sekarang aku
tak bisa tidur, bila kau tertidur sekarang maka bila sampai
waktunya aku ingin tidur kau justru sudah mendusin, menanti
kau mau tidur, akupun telah mendusin bukankah ini berarti
untuk selamanya tiada kesempatan buat kita untuk berbincang
bincang? Pokoknya aku tak ambil perduli, kau mesti menemani
aku untuk kongkou"
"Tapi apa yang hendak kita perbincangkan?"
Ay Ang Tho bertopang dagu sambil mengawasi wajah Huan
Cu im, kemudian baru katanya: "Huan toako, bagaimana kalau
membicarakan soal kau saja?"
"Apa yang menarik untuk dibicarakan tentang diriku?"
"Banyak sekali" seru Ay Ang Tho dengan pasti, "seperti
misalnya apa saja yang pernah kau lakukan sewaktu masih
kecil dulu? Siapa saja yang berada dirumahmu?" Huan Cu Im
yang tak sanggup direcoki terus akhirnya mengalah juga ia
berkata:
"sewaktu masih kecil aku berdiam didusun, sering kali aku
naik gunung seorang diri, disitu aku memanjat pohon untuk
menangkap burung, kadangkala memanjat pohon untuk
menangkap tupai, tapi tupai tupai itu cepat sekali larinya
hingga susah ditangkap. Suatu hari kujumpai ada seekor tupai
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bersembunyi di dalam liang pohon, maka aku pun merogoh ke
dalam liang tersebut dan berhasil menarik sebuah ekor, waktu
kubetot keluar dengan sekuat tenaga, kau apakah yang
berhasil kudapat ? Ternyata seekor ular beracun yang
bertubuh belang belang..."
"Aaah" Ay Ang Tho menjerit kaget tapi segera protesnya,
"aku paling benci dengan ular, lebih baik kau jangan bercerita
soal itu, coba kau ceritakan saja ada siapa dirumahmu ?"
"Ayahku sudah sepuluh tahun lebih meninggalkan rumah,
dirumah hanya ibuku seorang"
"Apakah kau tidak mempunyai saudara?" tanya Ay Ang Tho
sambil mengerdipkan matanya.
"Tidak ada"
"Waah kau tentu amat kesepian ? Ehm mmm, apakah tidak
mempunyai seseorang yang sangat... sangat baik sekali
kepadamu?"
"Manusia macam apa yang kau maksud?"
"Aaai..." Ay Ang Tho menghela napas pelan- "mengapa sih
pertanyaan semacam inipun tidak kau pahami? Maksudku
apakah kau mempunyai... tee... teman istimewa yang baik...
baik sekali kepadamu?"
"Tiang lo kanan dari perkumpulan Kaypang yang disebut
orang Pengemis penakluk harimau Lian Sam Sin adalah
sahabat yang sangat baik denganku, aku malah
memanggilnya engkoh tua kepadanya."
"Siapa sih yang menanyakan persoalan ini kepadamu?"
seru Ay Ang Tho agak mendongkol
"Lantas apa yang kau tanyakan?"
Dengan wajah bersemu merah karena jengah kata nona itu
:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku ingin bertanya, apakah kau pernah mempunyai
hubungan yang baik sekali dengan anak perempuan? "
Merah dadu juga selembar wajah Huan Cu Im menghadapi
pertanyaan ini, dengan cepat dia menggeleng : "Tidak punya"
"Kau bohong" seru Ay Ang Tho sambil cemberut, "sewaktu
bertemu di tepi telaga Mo ciu oh tempo hari, bukankah kau
berjalan bersama seorang nona, siapakah nona itu ?"
"oh, dia adalah nona Ban dari keluarga persilatan di bukit
Hong san, aku datang ke Kim leng bersama mereka kakak
beradik dua orang, waktu itu kakaknya tak punya waktu, maka
dia minta aku yang menemaninya berpesiar ke telaga Mo ciu
oh"
Sambil melototkan sepasang matanya, Ay Ang Tho
mengawasi wajah pemuda itu lekat lekat, lalu tanyanya lagi :
"Bukankah hubungan kalian baik sekali?"
"Nona Ban memanggil aku Huan toako, dan akupun hanya
menganggap dia sebagai adik saja."
"Kalau akupun memanggil Huan toako kepadamu apakah
kau akan menganggap aku sebagai adikmu ?"
"Bila kau memanggil toako kepadaku, sudah barang tentu
akupun akan menganggapmu sebagai adikku pula."
"Huan toako," dengan sepasang mata yang bening dan
kepala diangkat, Ay Ang Tho segera memanggil, Kemudian
serunya pula :
"Ayoh kaupun harus memanggil adik kepadaku "
Biarpun Ban Huijin termasuk genit lagi cantik, tapi dibalik
kemanjaan dan keayuannya terselip pula sikap yang angkuh,
berbeda dengan nona ini dibalik kemanjaannya justru terselip
sikap polos dan alimnya, perempuan yang manja, polos dan
alim pasti akan terasa manis sekali untuk dipandang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kembali Huan Cu Im merasakan hatinya berdebar keras,
dia segera memanggil : "Adikku..."
Ay Ang Tho mendesis lirih kemudian menubruk kedalam
rangkulannya.
Huan Cu Im adalah seorang pemuda yang berdarah panas,
bagaimana mungkin dia bisa menahan godaan dan
rangsangan yang begini besarnya ? Kontan saja detak
jantungnya semakin bertambah cepat serta merta dia balas
merangkul gadis itu dan membenamkan kepalanya diatas
dada sendiri lalu kepalanya makin lama semakin merendah
dan akhirnya mulai menciumi rambutnya
Gadis itu sama sekali tidak bergerak hal ini membuat Huan
Cu Im semakin terangsang dan ingin sekali maju selangkah
lagi dengan mengecup bibirnya
Tapi pada saat itulah dia teringat kembali dengan Ci Giok
yang berada di benteng keluarga Hee, dia amat mencintai
gadis itu sebab dia sangat pintar dan anggun, sudah jelas
bukan seorang pelayan
Gadis itu merupakan gadis pertama yang masuk kedalam
lubuk hatinya, baik dulu maupun sekarang orang yang dicintai
untuk pertama kalinya memang paling sukar dihapus dari
dalam benaknya.
Mendadak saja dia sadar dari rangsangan Ay Ang Tho telah
melepaskan budi kepadanya, dan sekarang mereka sama
sama berada dalam keadaan gawat, dia hanya bisa
menganggap nona itu sebagai adik kecil saja
Dia memang menyayanginya, itu berarti harus lebih
melindunginya, biarpun ada perasaan cinta, cinta itu hanya
terbatas pada perasaan cinta kasih kakak terhadap adiknya,
dia tak boleh mempermainkannya, apalagi melakukan
tindakan lebih jauh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Secara tiba tiba saja pikirannya menjadi lebih terbuka,
dibelainya rambut si nona dengan penuh kasih sayang, lalu
bisiknya dengan lembut :
"Adikku, coba katakanlah bagaimanakah perasaanmu
setelah kita menjadi kakak beradik sekarang?"
Sembari membenamkan kepalanya didalam pelukan
pemuda itu, sahut Ay Ang Tho "Aku merasa sangat gembira.
Huan toako kau memang sangat baik sekali..."
"Kalau memang begitu, kau harus menuruti perkataan
toako, ayoh cepat kembali keatas pembaringan dan
beristirahat sebentar, siapa tahu setelah terang tanah nanti,
siancu bakal membebaskan kita berdua..."
Ay Ang Tho masih saja membenamkan kepalanya kedalam
pangkuan pemuda itu, sambil menggeleng berulang kali dia
berseru : "Tidak mungkin, supek tak bakal membebaskan aku"
"Bila dia tak akan membebaskan kita maka, kita lebih lebih
harus beristirahat dengan cepat, simpan tenaga, atur kondisi
badan dengan begitu baru bisa mencari akal untuk kabur dari
sini, adikku yang manis, turuti perkataan toakomu,
beristirahatlah sejenak, akupun harus bersemedi."
Pelan pelan Ay Ang Tho bangkit berdiri wajahnya bersemu
merah dan matanya bening seperti air, sambil memandang
pemuda tersebut katanya kemudian dengan lirih "Baiklah"
Dengan perasaan yang apa boleh buat pelan pelan dia
bangkit berdiri lalu sambil cemberut kembali keatas
pembaringannya serta membaringkan diri.
Huan Cu Im menengok sekejap ke arahnya, melihat gadis
itu tak berselimut, tanpa terasa dia menggelengkan kepalanya
berulang kali, terpaksa dia bangkit berdiri dan menghampiri
pembaringan lalu menengok ke wajahnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ternyata gadis itu sudah tertidur nyenyak, maka diapun
menarik selembar selimut dan pelan-pelan ditutupkan keatas
tubuhnya.
Kemudian dia balik ketempat semula dan duduk bersila
sambil mengatur pernapasan dan mulai bersemedi
Di bawah sinar lampu yang amat redup setelah kedua
orang itu menjadi tenang kembali suasana d idalam ruangan
batu itupun bertambah hening bertambah gelap...
Entah berapa lama sudah lewat, mendadak terdengar suara
pintu yang dibuka orang bergema datang
Huan Cu Im segera tersentak bangun dari semedinya dan
bangkit berdiri, sedangkan Ay Ang Tho berlagak seolah olah
tidak mendengar dia malah membalikkan badan dan tidur
menghadap ke dinding
Setelah pintu ruangan dibuka, muncullah Ti hoa, ditangan
kirinya dia membawa lentera dan tangan kanannya membawa
kotak berisi makanan, wajahnya kelihatan amat dingin dan
kaku, setelah meletakkan kotak makanan ke atas meja, dia
menengok sekejap ke arah Ay Ang Tho yang berbaring di atas
pembaringan, kemudian katanya sambil tertawa dingin "Kalian
boleh sarapan sekarang"
"Aku ingin bertemu dengan siancu, dapatkah nona
sampaikan pesanku ini kepadanya?" kata Huan Cu im.
"Hari ini majikan repot sekali, tak ada waktu untuk
berjumpa denganmu" jawab Ti hoa ketus.
"Sebetulnya apa maksud siancu dengan menyekap diriku
bersama nona Ay diruang bawah tanah ini ?"
"Tanyakan sendiri kepada majikan bila kau bertemu
dengannya nanti"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Habis berkata dia membalikkan badan, siap beranjak pergi
dari situ, tapi secara tiba tiba saja dia memandang sekejap ke
arah Huan Cu Im dengan pandangan lirih lalu menegur
"Semalam apa saja yang telah dikatakan enci Sau hoa
kepadamu..."
"Tidak- dia tidak berkata apa apa"
"Tidak ?" Ti hoa tertawa dingin "kalau tidak mengatakan
apa apa, mengapa lidahnya dipotong oleh majikan ?"
"Apa ?" Huan Cu Im amat terkejut, "lidah nona Sau hoa
telah dipotong oleh siancu ? Mengapa begitu ?"
"Hm semuanya gara gara kau " seru Ti hoa dengan penuh
perasaan dendam.
Begitu selesai berkata dia lantas membalikkan badan dan
beranjak pergi dari situ, menyusul kemudian pintu baja itupun
dikunci kembali
Memandang pintu baja yang ditutup kembali itu, Huan Cu
Im menghela napas pelan
"Aaai, gara gara sepatah kata saja, masa terhadap pelayan
sendiri yang sudah bertahun tahun mengikutinya pun dia tega
turun tangan keji ? orang ini betul betul kelewat keji dan tidak
berperikemanusiaan "
Ay Ang Tho segera melompat bangun dari atas
pembaringan lalu bertanya :
"Huan toako sebetulnya apa sih yang dikatakan kepadamu
?"
"Padahal tidak mengatakan apa apa, hanya sepatah kata
yang amat biasa "
Dengan sepasang matanya yang jeli dan berkilat Ay Ang
Tho mengawasi wajahnya lekat lekat, kemudian mendesak
lebih jauh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ia pasti telah mengucapkan kata kata istimewa kepadamu,
ayoh cepat beritahukan kepadaku"
"Dia bilang : Di kolong langit ini hanya binatang saja yang
dapat berbuat tak karuan terhadap saudara kandung sendiri."
"Berbuat tak karuan ?" tanya Ay Ang Tho keheranan, "apa
yang dimaksudkan dengan perbuatan tak karuan itu?"
Biarpun dia telah berumur enam belas tahun, tapi
berhubung selama ini hanya bergaul dengan saudara saudara
sesama anggota Pek hoa pang saja, dan boleh dibilang tak
pernah berhubungan dengan orang lelaki, maka ia sama sekali
tidak tahu tentang hubungan antara lelaki dan perempuan.
Sebaliknya Huan Cu Im mendapat pendidikan yang ketat
dari ibunya semasa kecil, sudah barang tentu diapun setengah
mengerti setengah tidak. hanya saja setelah dia berkelana dan
bergaul dengan orang selama berada diluar belakangan ini,
otomatis pengetahuan yang diperolehnya pun semakin
bertambah banyak, kata "perbuatan tak karuan- itu segera
dapat diartikan kemasalah tersebut, cuma saja bagaimana
mungkin ia dapat menjelaskan soal itu kepada seorang gadis?
Maka dari itu dia menggelengkan kepalanya berulang kali
sambil berkata : "Aku sendiripun tidak jelas apa maksud dari
perkataannya itu"
"Aku pikir perkataannya itu tentu mempunyai suatu maksud
tertentu, kalau tidak masa disebabkan sepatah kata yang tiada
arti pentingnya, mengapa supek sampai menjatuhi hukuman
yang begitu berat kepadanya dengan memotong lidahnya?"
"Aku rasa siancu adalah seorang perempuan yang berjiwa
sempit berpikiran cupat dan seseorang yang mudah berubah
perasaan mungkin saja dia tak senang karena Sau hoa
mengajakku berbicara, karena itu di dalam gusarnya diapun
memotong lidahnya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ia seperti menaruh perhatian khusus kepadamu...?" tiba
tiba Ay Ang Tho berkata dengan dingin.
"Gara gara harus berbicara denganku, sau hoa harus
menerima siksaan yang begitu keji bayangkan saja bagaimana
rasanya seseorang yang sehat walafiat tahu tahu dipotong
lidahnya, bukankah dia akan menderita cacad untuk
selamanya?"
Huan Cu Im tertegun, ditengoknya wajah si nona lalu
serunya sambil tertawa : "Heran, mengapa sih kau berpikir
sejauh itu ?"
"Aku tak akan berpikir sejauh ini, cuma kalau kau memang
mencintainya, setelah bebas nanti kau bisa minta Sau hoa dari
tangan supekku untuk dijadikan ensoku, tanggung sepanjang
hidupmu kau tak bakal diomeli bibimu..."
Mendadak dia merasa perkataan itu menggelikan sekali
sehingga tanpa terasa lagi dia tertawa cekikikan.
Sambil tersenyum Huan Cu Im berkata pula.
"Kau memang benar benar nakal sekali, sudahlah, kita
harus sarapan dulu"
Bagaikan sekuntum awan merah, Ay Ang Tho melayang
kedepan meja dan membuka kotak makanan tersebut serta
mengeluarkan empat piring sayur, sebaskom nasi, sepiring
berisi dua biji bakpao besar serta dua pasang sumpit,
kemudian meletakkan kotak makanan itu kelantai dan mengisi
mangkuk dengan nasi.
Sebuah meja yang kecil segera dipenuhi dengan pelbagai
hidangan tersebut
"Terima kasih..." kata Huan Cu im
"Bila siaumoay mengambilkan nasi untuk toako, apakah
kaupun harus berterima kasih?" ucap Ay Ang Tho sambil
tertawa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Inilah yang dinamakan tata krama kehidupan suami dan
istri pun harus saling hormat menghormati, harga menghargai,
sudah tentu saudarapun harus saling bersungkan sungkan"
Walaupun perkataan itu diutarakan tanpa mengandung
maksud lebih mendalam, akan tetapi merah padam juga
selembar wajah Ay Ang Tho sesudah mendengar kata "suami
istri" tersebut, pikirinya :
"Di tempat ini hanya terdapat sebuah pembaringan dan
sebuah meja, bukan aku dan dia berduaan persis seperti laki
bini keluarga miskin dibawah kaki bukit sana?"
Sekalipun merasa agak malu, toh terasa juga manis dan
hangat dihati, gembiranya bukan alang kepalang.
Sementara itu Huan Cu Im telah duduk di sebuah bangku
dihadapannya, ketika melihat Ay Ang Tho masih berdiri disisi
meja dengan kepala tertunduk. dia lalu menegur "Ayohlah
duduk dan bersantap. kalau nasinya sudah dingin tentu tak
enak "
Setelah ditegur Ay Ang Tho baru duduk di hadapannya dan
bersantap dengan kepala tertunduk.
Huan Cu Im mengambil sepotong bakpao besar dan
disodorkan ke hadapannya sambil berkata lagi
"Kedua bakpao ini, satu untukmu "
"Aku tidak mau, aku sudah cukup makan semangkuk bubur
bakpao itu untuk kau saja"
Huan Cu Im ambil bakpao itu dan pelan-pelan melalapnya,
tak selang berapa saat sebiji bakpao sudah habis termakan,
ketika merasa kurang kenyang, dia mengambil lagi bakpao
yang kedua dan memotongnya separuh lalu makan lagi
semangkuk bubur sebelum perutnya terasa kenyang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Memandang ke wajah pemuda itu, Ay Ang Tho segera
bertanya sambil tertawa "Masih sisa separuh mengapa tidak
kau makan juga?"
"cukup" sahut Huan Cu Im sambil tertawa, "bakpao ini
kelewat besar, satu setengah biji sudah cukup untuk
mengganjal perutku yang lapar"
Sementara pembicaraan masih berlangsung, mendadak
ditemukan Ay Ang Tho cuma berdiri tak bergerak, ketika sorot
mata mereka bertemu, tampak olehnya sorot mata sinona
yang bening dan jeli sedang mengawasinya dengan mesra,
seakan akan dibalik pandangan itu terselip cinta kasih yang
membara.
Anehnya, dari wajah nona itu tiba tiba muncul warna merah
yang menyelimuti seluruh pipinya seakan akan dilapisi oleh
selapis warna merah yang membuat gadis itu nampak lebih
cantik bergairah dan membangkitkan daya rangsangan yang
besar
Huan Cu Im segera merasa terangsang sekali menyaksikan
keadaan tersebut, tiba tiba saja timbul hawa panas dari dalam
tubuhnya, mula mula dia mengira hawa panas itu timbul
akibat dia makan bubur panas itu.
Tapi lambat laun dia merasa hawa panas yang hangat
menggairahkan itu pelan pelan menyebar dari pusar kemana
mana dan menimbulkan keinginan yang aneh sekali,
sementara Ay Ang Tho yang berada dihadapannya terlihat
kian lama kian bertambah menarik.
Pelan-pelan dia bangkit berdiri dari tempat duduknya dan
berjalan mendekati Ay Ang tho.
Bagaimana pun juga Ay Ang Tho masih seorang gadis
perawan, sekalipun dia terangsang pula napsu birahinya,
selain sorot matanya yang bening mengawasi pemuda itu, ia
kelihatan masih ragu atau lebih dikatakan merasa rada takut
takut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi setelah Huan Cu Im berjalan menghampirinya, gadis
itupun tak kuasa menahan diri serta menyambut
kedatangannya
Sebenarnya kedua orang itu masih terpisahkan oleh sebuah
meja, tapi ibarat besi yang terhisap besi semberani, mula mula
mereka masih bergerak amat lambat, tapi begitu saling
berdekatan, tiba tiba saja daya hisap yang timbul pun semakin
bertambah kuat. Ay Ang Tho mendesis lirih kemudian
menubruk kedalam rangkulannya...
Huan Cu Im tidak membuatnya kecewa, mengimbangi
gerakan tersebut ia rentangkan sepasang tangannya lebar
lebar dan memeluk si nona erat erat.
Dalam waktu singkat kedua orang itu sudah saling
berpelukan sangat erat, ketika Huan Cu Im mengendus bau
harum yang tersebar kuat dari tubuh Ay Ang tho, peredaran
darah dalam tubuhnya segera berdebar semakin kuat, napsu
birahinya berkobar semakin membara, tak tahan lagi dia
menundukkan kepalanya dan mengecup bibir si nona dengan
penuh bernapsu.
Bagaikan tersentuh aliran listrik bertegangan tinggi, Ay Ang
Tho segera memejamkan matanya rapat rapat, sekujur
badannya terasa amat lemas sehingga hampir saja tak mampu
berdiri tegak.
Huan Cu Im sudah kehilangan kesadaran pikirannya merah
membara sepasang pipinya dan merah berapi sorot matanya,
napsunya memburu sehingga kedengaran ngos ngosan,
bagaikan sudah tak mampu untuk menahan diri lagi, tiba tiba
ia bopong tubuh si nona dan berjalan menuju ke
pembaringan.
Dalam keadaan sadar tak sadar dan dipengaruhi kobaran
napsu birahi, tiba tiba terdengar Ay Ang Tho mengeluh lirih:
"Huan toako, kau... kau hendak berbuat apa?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Biarpun panggilan "Huan toako" diucapkan pelan, namun
segera menyadarkan Huan Cu Im yang sedang terpengaruh
napsu birahi itu dari rangsangan, ia menjadi tertegun, lalu
serunya sambil menatap wajah sinona. "Kau... kau adalah...
nona Ay..."
cepat cepat dia melepaskan genggamannya atas sepasang
tangan nona tersebut.
Dengan wajah tersipu sipu malu kembali Ay Ang Tho
berkata :
"Aku adalah adikmu"
"Ya a, kau memang adikku, adikku..."
Sebenarnya pikiran dan kesadaran Huan Cu Im masih
melayang dan belum sadar secara penuh, namun setelah
mendengar kata "adikku" tersebut, secara tiba tiba saja ia
teringat kembali dengan peringatan dari Sau hoa waktu itu:
"Dikolong langit hanya binatang saja yang dapat berbuat
tak senonoh dengan saudara sendiri"
Ia menjadi amat terperanjat, pikirannya yang kalut pun
serta merta menjadi terang kembali, segera katanya agak
tersipu sipu :
"Aku.. aku memang pantas mati... aku telah
menganggapmu sebagai adik kandungku sendiri, tapi... tapi
aku akan berbuat tak senonoh kepadamu?"
"Aku tak akan menyalahkan dirimu, kau, kau tidak
melakukan perbuatan tak senonoh" sahut Ay Ang Tho lirih.
Akhirnya dia dapat memahami juga apa maksud yang
sesungguhnya dari kata "tak senonoh" tersebut, mukanya
kontan saja berubah menjadi semakin merah.
Sebagaimana diketahui, semenjak masih kecil dulu Huan Cu
Im telah berlatih ilmu tenaga dalam aliran lurus, oleh sebab itu
kendatipun pikirannya sudah menjadi terang kembali, toh ia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
masih dapat merasakan sesuatu gejala yang sangat aneh
timbul dalam tubuhnya, dengan perasaan terkesiap bercampur
kaget segera pikirnya
"Mustahil aku bisa melakukan perbuatan semacam ini tanpa
sesuatu sebab musabab, ah... Jangan jangan ada orang telah
mencampuri sejenis obat perangsang ke dalam hidangan
sarapanku tadi?" Kemudian ia berpikir lebih jauh:
"Yaa, betul Dia toh tidak makan bakpao yang tersedia, ini
berarti obat perangsang itu telah dicampurkan kedalam bubur
tersebut... Berpikir sampai disini, diapun segera berkata
dengan lirih: "celaka nona Ay, mereka telah mencampuri
bubur tadi dengan obat perangsang"
Ay Ang Tho sama sekali tidak menanggapi seruan tersebut,
sebab kali ini dia terangsang kembali oleh bekerjanya obat
perangsang yang bekerja dalam tubuhnya, kalau tadi dia
masih malu malu kucing, maka kali ini gadis tersebut tak
sanggup menahan diri lagi.
Dengan sepasang mata merah membara, tiba tiba ia
berbisik lembut: "Engkoh sayang, ke... kemarilah kau,
panggillah adikmu dengan mesrah..."
Seketika itu juga Huan Cu Im merasakan hatinya sangat
terangsang, tapi dengan cepat ia sadar kembali akan keadaan
yang gawat, cepat cepat dia berteriak: "Nona Ay... adikku,
segeralah sadarlah diri, kita telah dipecundangi orang"
"Tidak- aku tidak merasakan apa apa... aku merasa sangat
nyaman. oooh Huan toako, aku... aku sangat mengharapkan
pelukan hangatmu..."
Sepasang pipinya nampak membara, biji matanya yang jeli
berkilat kilat penuh godaan-sebagai seorang gadis yang
berparas menawan, kali ini nampak jauh lebih cantik menawan
dan mempesona hati, ditambah pula seusai berkata, pelanpelan
dia maju ke depan menghampiri si anak muda
tersebut...
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan Cu Im sendiripun dapat merasakan kobaran api
rangsangan yang serasa membakar seluruh tubuhnya apalagi
pikirannya makin terhanyut oleh suasana erotik tersebut,
kesemuanya ini membuatnya semakin panik dan gelisah.
Tapi justru lantaran kegelisahan dan kepanikannya, peluh
dingin sempat bercucuran keluar membasahi seluruh tubuhnya
yang membuat pemuda itu nampak jauh lebih tenang kembali.
Ia menanti sampai nona itu mendekatinya, lalu
mencengkam tangannya dan menggencet kuku jari tangannya
keras keras.
"Aduuuh" Ay Ang Tho menjerit kesakitan "Huan toako,
mengapa sih kau ini? Aduuuh... sakit benar jari tanganku kau
gencet"
"cepatlah sadarkan diri, kita sudah diracuni oleh siancu
dengan obat perangsang" seru Huan Cu Im lagi.
sakit yang menyerang secara tiba tiba segera menyadarkan
Ay Ang Tho dari pengaruh rangsangan dia segera berseru
tertahan-
"Aaah, jangan jangan dia telah menggunakan bubuk
penghancur cinta Hoa hun jui cing san?"
"Kau mempunyai obat penawarnya?" tanya sang pemuda.
"Tidak..." Ay Ang Tho menggeleng, "aku pernah
mendengar congkoan kami Hoa hiang bercerita, bahwa diapun
pernah mencelakai suhu dengan obat perangsang Hoa hunjui
cing san tempo dulu, aah, ada akal..."
Dengan cepat dia merogoh kedalam sakunya dan
mengeluarkan sebuah botol porselen, kemudian ujarnya lebih
jauh:
"Isi botol ini adalah embun seratus bunga penolak racun
Pek hoa ciat tok liok, cepatlah kau teguk sedikit, entah bisa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak dipakai untuk memusnahkan pengaruh obat perangsang
tersebut?"
cepat cepat Huan Cu Im menerimanya dan membuka
penutup botol itu lalu diteguk berapa puluh tetes, ia tak berani
menghabiskan isinya tapi meninggalkan separuh lagi untuk Ay
Ang tho, katanya kemudian : ”Kau sendiri harus segera
meneguknya”
Ketika Pek hoa ciat tok liok masuk ke dalam tubuhnya,
pemuda itu segera merasakan hawa dingin yang menyegarkan
menyusup ke seluruh tubuhnya, pikiran dan kesadarannya
menjadi terang, hawa panas yang membakar badannyapun
turut berkurang banyak.
Ay Ang Tho segera meneguk habis sisa obat yang masih
tertinggal dalam botol itu, setelah badannya menjadi segar
kembali, dia baru berkata dengan wajah tersipu.
"Supek memang jahat sekali, masa dalam buburpun dia
sengaja mencampuri obat perangsang yang terkutuk itu..."
Kemudian setelah berpikir, kembali katanya lagi:
"Huan toako, selama tersekap disini, kita perlu makan,
bagaimana kalau dia mencampuri lagi makanan untuk kita
dengan obat perangsang? Toako, kita mesti mencari akal
untuk melarikan diri dari sini"
"Tempat ini adalah sebuah ruang bawah tanah yang sangat
kuat, pintu luar terbuat dari baja asli yang dikunci dari luar,
bagaimana cara kita untuk kabur dari situ?" Tapi setelah
berpikir sejenak, kembali katanya:
"Aaah, ada akal, siancu pasti belum tahu kalau kita sudah
minum obat penawar racun Pek hoa ciattok liok sehingga obat
perangsangnya telah berhasil dipunahkan, tengah hari nanti
pasti mereka akan mengutus orang lagi untuk mengirim
hidangan untuk kita, waktu itu kita bisa berpura pura pingsan,
begitu utusan mereka masuk, kita sergap dia dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membekuknya, lalu kita gunakan kesempatan itu untuk
melarikan diri dari situ"
"Huan toako, siasatmu itu sangat hebat..." seru Ay Ang Tho
sambil bertepuk tangan kegirangan-
Siapa tahu belum sampai perkataan itu diucapkan,
mendadak terdengar suara tertawa berkumandang datang dari
luarpintu baja, menyusul kemudian terdengar suara Hoa Siang
siang berkata.
"Kalian sedang bermimpi disiang hari bolong, huuh,
sekalipun pek hoa ciat tok liok dapat mencegah bekerjanya api
birahi dalam tubuh kalian, hal itu hanya bersifat sementara
waktu, jangan kau anggap dapat memunahkan racun Hoa
hunjui ciang san ku secara seratus persen"
"Sebentar kalian pasti akan tahu sendiri bahwa supek
berbuat demikian sesungguhnya demi kebaikan kalian- Budak
Ay, bukankah kau sangat mencintai bocah muda she Huan itu?
Nah, aku toh telah membantumu untuk memenuhi apa yang
kau inginkan? Gurumu telah kuundang datang, paling lambat
hari ini pasti sudah sampai disini, bila kalian sudah kawin
nanti, malam nanti aku tentu akan menyelenggarakan
perjamuan yang meriah untuk kalian berdua pengantin baru"
Tak terkirakan rasa gusar Huan Cu Im setelah mendengar
perkataan itu, segera bentaknya keras keras-
"Hoa siancu, apa sih gunanya kau celakai orang lain tanpa
menguntungkan dirimu sendiri? AKu tahu, kau tentu menaruh
perasaan dendam terhadap ayahku, maka kau sengaja menipu
kami datang kemari.Jika kau menganggap dirimu sebagai
tokoh persilatan yang punya nama, sepantasnya kalau
membebaskan aku dari sini, biar ada membayar hutang
ayahku tempo dulu dengan melangsungkan pertarungan
terbuka denganmu, sekalipun aku sadar masih bukan
tandinganmu, tetapi aku tak akan menyesal untuk mati..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hoa Siang siang yang berada diluar pintu segera tertawa
terkekeh kekeh.
"Heee... heee... heeeh.. kau keliru besar, hubunganku
dengan ayahmu bukan saja tidak bermusuhan, malah masih
berbau famili, terus terang saja kuberitahukan kepadamu,
adikku adalah kekasih gelap ayahmu, dulu ia rela dipergundik
ayahmu, malah sempat melahirkan pula seorang putri
baginya..."
"Kau ngaco belo" bentak Huan Cu Im penuh amarah, tapi
tiba tiba saja dia teringat akan suatu persoalan-
Ay Ang Tho pernah bercerita, Hoa Siang siang menuduhnya
sebagai putri gurunya, malah merobek pula pakaian yang
dikenakan.
Kini Hoa Siang siang mengatakan pula bahwa gurunya Ay
Ang Tho adalah kekasih gelap ayahnya, bahkan melahirkan
pula seorang putri bagi dirinya.
Mungkinkah kejadian itu benar? Benarkah Ay Ang Tho
adalah adiknya seayah lain ibu? Mendadak ia teringat pula
dengan perkataan Sau Hoa semalam
"Dikolong langit ini hanya binatang yang melakukan
perbuatan tak senonoh dengan saudara kandung sendiri"
Kemudian dia pun sempat berkata pula kepadanya:
"Bila perkataanku ini kedengaran majikanku, dia pasti akan
menjatuhkan hukuman mati kepadaku"
Hal ini berarti Sau hoa telah mengetahui rencana keji dari
Hoa Siang siang sehingga secara diam diam memperingatkan
kepadanya agar tidak sembarangan melakukan perbuatan tak
senonoh.
Tak heran kalau dalam gusarnya Hoa Siang siang telah
memotong lidah Sau hoa. Sementara itu, Hoa Siang siang
yang berada diluar pintu baja telah tertawa terkekeh kekeh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan penuh rasa bangga ketika tidak mendengar lagi suara
jawaban dari Huan Cu im, ujarnya kemudian-
"Tentunya kau sudah mengerti bukan sekarang? Hoa Tin
tin tidak setia kawan lebih dulu kepadaku, maka akan kusuruh
dia cicipi buah kegetiran atas perbuatannya itu, ketika ia tiba
disini nanti, kalian sudah selesai melakukan hubungan intim,
paling baik lagi kalau akibat dari perbuatan intim tersebut,
budak kecil itu menjadi bunting juga seperti ibunya dulu,
waah, waktu itu suasananya pasti menggembirakan sekali"
"Kau... perempuan siluman berhati bengis, kau perempuan
tak tahu malu... kau tidak pantas disebut manusia" umpat
Huan Cu Im dengan penuh amarah.
"Ehmm, umpatan yang amat sedap. tapi percuma sebab
tak lama lagi obat perangsang itu akan mulai bekerja lagi,
akupun segan banyak berbicara lagi denganmu"
Seusai perkataan itu berkumandang, suasana disekitar sana
menjadi hening dan tidak kedengaran lagi suara apa pun-
Dengan sekujur badan gemetar keras Ay Ang Tho segera
berbisik, "Huan toako, sungguhkah apa yang dia katakan itu?"
"Kemungkinan besar apa yang dia katakan memang benar"
"Lalu... lalu bagaimana kita sekarang?" tanya gadis itu lagi
dengan wajah murung. "Kita harus berupaya untuk keluar dari
sini"
"Tapi pintu baja itu..."
Huan Cu Im tidak menjawab, otaknya segera berputar
kencang untuk berusaha mencari jalan keluar dari kesulitan
yang dihadapi itu.
Siapa tahu begitu ia berusaha memeras otak. tiba tiba saja
terasa olehnya rasa masgul, murung dan kobaran hawa panas
yang luar biasa memenuhi seluruh benaknya, bagaimana pun
dia berusaha untuk berpikir nyatanya bayangan yang muncul
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
di hadapannya adalah senyum tersipu sipu dari Ay Ang Tho
yang cantik, lembut dan penuh kemesraan-
Lama kelamaan pemuda itu tak mampu lagi untuk
mengendalikan kobaran nafsu birahi yang semakin membara
itu, tiba tiba ia berteriak keras dan menubruk ke muka serta
memeluk tubuh Ay Ang Tho erat erat, lalu secara brutal
menundukkan kepalanya dan menciumi bibirnya yang
mungil...
Ay Ang Tho masih seorang gadis perawan yang selama ini
belum pernah dijamah lelaki manapun sebagai seorang gadis
remaja dia selalu berharap ada orang yang memadu cinta
dengannya secara halus, lembut dan penuh kemesraan-
Andaikata ada lelaki yang bisa merayunya dengan halus
dan penuh kehangatan, tak bisa disangkal lagi, gadis tersebut
tentu akan hanyut oleh badai asmara.
Tapi sayang sekali Huan Cu Im yang sedang terpengaruh
obat perangsang telah kehilangan semua kontrolnya, tindak
tanduknya sekarang selain kasar dan ganas, lagipula brutal
dan menyeramkan.
Biarpun saat itu Ay Ang Tho sendiri juga terpengaruh oleh
kobaran api birahi, tapi ia segera dibuat terkejut oleh sikap
kasar dan brutal dari pemuda itu.
Akibatnya semua rangsangan dan kobaran napsu birahi
yang mulai memuncak serta pikiran serta kesadarannya yang
mulai hilang menjadi sadar dan hilang kembali.
Ketika Huan Cu Im memeluknya erat erat serta berusaha
menciumi bibirnya, tiba tiba saja gadis itu menggigit bibir
Huan Cu Im keras keras.
Akibat dari gigitan tersebut Huan Cu Im segera menjerit
kesakitan dan melepaskan kembali pelukannya .
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Huan toako. kau harus mencari akal dengan segera, kita
mesti tinggalkan tempat ini secepatnya" kata Ay Ang Tho lagi
dengan suara lirih.
Atas gigitan yang amat keras itu, Huan Cu Im segera sadar
pula dari pengaruh birahi yang membara, ia tahu bahwa obat
perangsang yang berada didalam tubuhnya telah mulai
bekerja, kemungkinan besar pengaruh racun itu dapat
membuatnya melakukan perbuatan tidak senonoh.
Begitu sadar dari keadaannya, Huan Cu Im merasa kaget
bercampur malu sekali, dengan cepat dia meloloskan pedang
pelangi hijaunya dan diiringi suara bentakan keras langsung
menerjang kearah pintu baja, pedangnya diayunkan menusuk
pintu itu dengan keras.
Sesungguhnya tindakan nekad ini dilakukan karena
dorongan rasa malu dan menyesal yang bercampur aduk
dalam hatinya, jadi tanpa memperhitungkan apakah
tusukannya akan berhasil atau tidak menjebolkan pintu baja
itu.
Siapa tahu ketika pedangnya ditusukkan ke depan,
mendadak terdengar suara gemerincing nyaring, disusul
kemudian pedang mestikanya itu sudah tembusi pintu tadi
hingga tinggal gagangnya
Kejadian yang sama sekali di luar dugaan Huan Cu Im ini
dengan cepat membuat pemuda itu tertegun bercampur
kegirangan.
Dengan perasaan gembira yang meluap luap. Ay Ang Tho
segera berteriak keras.
"Huan toako, kita telah berhasil, cepat kau tebas kutung
palang pintu yang berada di depan"
Tidak sampai gadis itu berkata, Huan Cu Im telah
mengerahkan segenap tenaga yang dimilikinya untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengayunkan pedang pelangi Hijau tersebut berulang kali
diatas pintu baja.
Didalam delapan bacokan pedang yang beruntun, palang
pintu diluar sudah kena ditebas sampai kutung, lalu "Duukk"
dengan sebuah tendangan keras, pintu baja itu sudah dihajar
sampai roboh.
Tidak membuang waktu lagi, pemuda itu segera menerobos
keluar dari lubang pintu dan menerjang kedepan seperti
harimau kelaparan-
Ketika tiba diluar pintu, pemuda itu menemukan lagi
sebuah pintu baja disebelah kiri yang dikunci pula dengan
sebuah gembokan besar, tanpa membuang waktu pemuda itu
mengayunkan pula pedangnya mengutungi gembokan
tersebut dan membuka pintunya.
Tampak olehnya Leng Kang to dengan sepasang mata
merah berapi api sedang memeluk tubuh Leng Bwee oh
kencang kencang, sepasang muda mudi itu sedang
bermesraan dengan penuh hawa nafsu sehingga tak
seorangpun diantara mereka yang tahu kalau pintu besi telah
dibuka orang.
Sebagaimana diketahui, sebetulnya Huan Cu Im sendiripun
sedang terpengaruh oleh obat perangsang yang sedang
bekerja, selama ini dia dapat menerjang keluar dari pintu
hanya mengandalkan setitik pikiran yang jernih, oleh karena
itu setelah menyaksikan sepasang muda mudi itu sedang
berpelukan itu, tanpa terasa ia tertawa terbahak bahak dan
lari naik keatas undak undakan batu.
Ay Ang Tho yang mengikuti dibelakangnya segera berteriak
keras-"Huan toako tunggu aku..."
Saat itu Leng Kang to serta Leng Bwee oh sudah
terjerumus kedalam kobaran birahi yang memuncak,
kesadaran mereka yang sudah hampir punah tiba tiba saja
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
disadarkan kembali oleh suara gelak tertawa yang amat
nyaring itu.
Leng Bwee oh adalah murid pertama dari ketua
perkumpulan Pek hoa pang, sudah barang tentu dia cukup
mengetahui akan kehebatan dari daya kerja obat perangsang
Hoa hunjui cing san tersebut.
Mula mula dia masih sanggup mempertahankan diri dari
godaan, tapi kemudian setelah Leng Kang to mulai
memeluknya erat erat, kobaran napsu birahinya tak
terkendalikan lagi dan diapun mengikuti kemauan pemuda
tersebut untuk bermesrahan secara hangat.
Untunglah disaat yang paling kritis inilah Leng Bwee oh
dibuat sadar oleh suara gelak tertawa yang amat keras itu,
dengan cepat dia menjewer telinga Leng Kang to keras keras
sampai berdarah.
Sedemikian kerasnya jeweran itu, Leng Kang to yang
merasa amat kesakitan segera tersadar pula dari pengaruh
napsu birahi. cepat cepat Leng Bwee oh berseru: "Leng
sauhiap. kita cepat kabur"
Dengan cepat dia menarik tangan Leng Kang to dan segera
kabur keluar pintu:
Dalam pada itu, Huan Cu Im yang menyaksikan adegan
mesrah dari Leng Kang to serta Leng Bwee oh segera
merasakan kobaran napsu birahi dalam tubuhnya semakin
membara.
Hawa panas yang membara didalam tubuhnya itu begitu
kuat dan dahsyatnya sehingga dia hampir saja tak mampu
untuk menahan diri.
Untung saja kesadarannya otaknya belum sampai hilang
punah sama sekali, dalam situasi yang amat gawat, diapun
menggunakan gelak tertawa yang keras untuk membuyarkan
kobaran hawa panas didalam badannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan sekuat tenaga dia mendaki undak undakan batu itu
dan lari secepatnya ke depan, begitu kerasnya dia lari
sehingga teriakan dari Ay Ang Tho yang berada dibelakang
tubuhnya pun sama sekali tak kedengaran.
Dalam waktu singkat dia telah tiba diujung undak undakan
batu itu, sebuah pintu kayu yang amat tebal dan berat
kembali menghalangi jalan perginya.
Pintu baja yang begitu tebal dan kuatpun tak mampu
menahan terjangan pedang mestika dari Huan Cu im, sudah
tentu pemuda itu tak acuh terhadap sebuah pintu kayu biasa,
sambil membentak keras pedangnya segera diputar kencang
dan tubuhnya menerjang maju ke depan-
Ternyata diluar pintu kayu itu berupa sebuah almari kayu,
ketika pedangnya diayunkan ke muka dibarengi sebuah
tendangan keras, entah barang apa saja yang hancur
berantakan akibat dari terjangannya itu.
Suara benturan keras yang amat nyaring pun bergema
memecahkan keheningan, di tengah debu dan pasir yang
beterbangan, pemuda itu sudah menerobos keluar dari balik
almari kayu itu.
Ternyata dia berada didalam sebuah ruangan Budha.
Ay Ang tho, Leng Kang to serta Leng Bwee oh segera
menyusul pula dibelakangnya muncul dari balik almari.
Huan Cu Im tak berani berayal lagi setelah mengetahui
bahwa kobaran nafsu birahi didalam tubuhnya agak berkurang
setelah dia menerjang keluar dari pintu kayu itu, tanpa buang
waktu lagi dia menerjang lebih ke depan dengan senjata
terhunus.
Suara gemuruh dan pecahan benda yang bergema nyaring
dalam ruangan Budha itu mengejutkan pula semua penghuni
yang berada disekitar bangunan itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika Huan Cu Im tiba di depan pintu, dia saksikan
bayangan manusia berkelebatan lewat dari balik pepohonan,
kemudian muncul dua orang gadis berbaju bunga bunga yang
membawa cangkul bunga.
Kedua orang gadis itu segera menghadang jalan perginya,
kemudian diiringi bentakan, cangkul bunganya disilangkan
didepan dada untuk menghalangi kepergiannya itu.
Waktu itu, sepasang mata Huan Cu Im telah berubah
menjadi merah membara, suaranya kedengaran agak parau
dan mukanya menyeringai seram.
Ketika melihat jalan perginya dihadang orang, sekali lagi
dia membentak keras, pedang pelangi hijaunya diputar
membentuk satu lingkaran didepan tubuh kemudian didorong
ke depan-"Traang, traang "
Diiringi dua kali benturan nyaring, cangkul bunga itu patah
menjadi dua bagian dan rontok ke tanah.
Kedua orang gadis itu segera menjerit kaget kemudian
cepat cepat melompat mundur.
Dengan suara parau Huan Cu Im kembali tertawa keras, ia
menerjang keluar dari pelataran lalu menjejakkan kakinya
keatas tanah dan melompat naik keatas atap rumah-
Tiga orang rekannya yang berada dibelakang segera ikut
pula melompat naik keatap rumah.
Dicekam oleh perasaa terkejut dan ngeri, dua orang gadis
itu segera mengeluarkan sumpitan dari sakunya dan
dibunyikan keras keras...
ooood-woooo
Tengah hari sudah tiba, dari jalan raya beralas batu hijau
diluar perkampungan Sau hoa san Ceng tampak sebuah tandu
berwarna hijau yang digotong oleh dua orang penandu
bergerak mendekat dengan gerakan amat cepat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dibelakang tandu itu mengikuti seorang perempuan
bergaun hijau yang berusia tiga puluh tahunan, ditangannya
membawa sebuah pot bunga terbuat dari kemala hijau dan di
dalam pot bunga tersebut tampak sekuntum bunga Botan
yang merah dengan daun yang segar, bunga itu besar sekali
seperti mangkok.
Waktu itu memang musim bunga Botan mekar, tapi bunga
Botan yang berada di pot tersebut berwarna merah tua,
sekilas pandangan saja orang akan tahu kalau bunga itu dari
jenis yang aneh.
Padahal bunga itu sebetulnya bunga palsu yang dibuat
persis dengan aslinya.
Perempuan berbaju hijau itu meski berjalan mengikuti
dibelakang tandu sambil membawa pot bunga, namun langkah
kakinya selalu mantap dan teratur, betapa cepatnya si
petandu itu berjalan dia tak pernah ketinggalan setengah
langkah pun-
Kini tandu berwarna hijau tersebut telah berhenti didepan
pintu gerbang.
Tirai tandu pun segera bergoyang, tampak sesosok
bayangan merah melompat naik ke atas undak undakan batu
dengan kecepatan tinggi, ternyata bayangan merah itu adalah
seorang gadis kecil berbaju merah.
Gadis cilik ini berusia paling banyak tujuh delapan tahun,
mukanya bersih dan manis sehingga kelihatan amat menarik
hati.
Ditengah gadis kecil berbaju merah itu memegang sebuah
kartu nama merah yang besar, ia langsung menuju ke pintu
besar dan mendongakkan kepalanya memandang sekejap
kedua gelang pintu yang berada jauh di atas kepalanya itu,
sedemikian tinggi letak gelang pintu itu sehingga tangan si
nona cilik itupun tak mencapainya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan tenang gadis cilik itu sendiri di bawah gelang pintu,
tangannya segera merogoh kedalam sakunya dan
mengeluarkan seutas tali pinggangnya, diujung tali pinggang
itu terdapat sebuah bola bunga yang besar, ketka dia
menggetarkan tangannya maka tali pinggang itupun meluncur
keats dan bola bunga itu persis menembusi salah satu gelang
pintu yang berada disebelah kiri serta mengaitnya dengan
kencang.
Ooo-dw-ooO
Jilid: 24
Gadis cilik itu segera menarik tali pinggangnya tiga kali, dan
gelang pintupun ikut bergetar tiga kali mengetuk pintu besar
tersebut.
Selesai mengetuk pintu, sekali lagi nona cilik itu
menggetarkan tangannya, ternyata bola bunga diujung tali
pinggang itu lolos keluar sendiri dari balik gelang tadi dan
seperti seekor ular saja meluncur kembali ketangannya gadis
itupun menyimpan kembali tali pinggangnya kedalam saku.
Sejak dari mengeluarkan tali pinggang, menggait gelang
pintu- mengetuk pintu sampai menyimpan kembali tali
pinggang itu, semua gerakan itu dilakukan nona cilik itu
dengan cekatan dan cepat, tak beda dengan orang biasa yang
mengetuk pintu.
Tak lama kemudian pintu gerbang dibuka orang dan
muncul seorang gadis bermuka dingin yang menengok sekejap
kearah gadis berbaju merah itu, dengan suara dingin ia segera
menegur :
"Kau mencari siapa ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tolong tanya cici, benarkah tempat ini adalah
perkampungan Sau hoa san ceng ?" tanya gadis kecil berbaju
merah itu sambil tertawa.
"Benar, kalian mencari siapa ?" tanya gadis itu lagi dengan
suara dingin.
Nona kecil berbaju merah itu tetap tersenyum manis,
sambil menyodorkan kartu nama merah ditangannya itu ia
berkata
"Ketua Pek hoa pang telah tiba, harap cici masuk kedalam
untuk memberi laporan."
"ooo " gadis berbaju bunga itu menerima kartu nama
tersebut lalu katanya lagi. "harap kalian tunggu sebentar, aku
segera akan memberi laporan kepada hujin."
Ketika masuk kembali, pintu gerbang itu ditutup lagi keras
keras. Tak selang beberapa saat kemudian, sekali lagi pintu
gerbang dibuka orang, lalu gadis tadi muncul kembali seraya
berkata dengan suara dingin : "Majikan mempersilahkan kalian
masuk"
"cici, majikan kalian mempersilahkan siapa ?" tanya nona
kecil berbaju merah itu sambil membelalakkan matanya lebar
lebar
"Majikan kami sudah lama menanti di ruang tamu, tentu
mempersilahkan Pek hoa pangcu masuk kedalam"
"Waah, kalau begitu tidak benar namanya," ujar nona itu
ragu ragu.
"Pangcu suruh aku memberikan kartu namanya, itu berarti
majikan kalian sebagai kakak harus datang sendiri untuk
menyambut kedatangan ketua kami. Tiba tiba nona berbaju
bunga itu menarik mukanya, lalu berseru dengan dingin :
"Majikan kami selamanya tak pernah menyambut sendiri
kedatangan tamunya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tapi kali ini merupakan pengecualian" kata nona kecil
berbaju merah itu sambil tertawa cekikikan.
"Majikan kami tidak kenal arti pengecualian" Nona kecil
berbaju merah itu segera tertawa lagi :
"Silahkan enci masuk untuk memberi laporan katakan saja
bahwa pangcu bersikeras minta kepada majikanmu itu untuk
datang menyambut kedatangannya."
"Apa yang kau andalkan ?"
"cici cukup masuk kedalam dan menyampaikan
perkataanku ini, majikanmu tentu akan mengetahui dengan
sendirinya."
Sekali lagi nona berbaju bunga itu melirik sekejap kearah
tandu, kemudian menjawab sambil manggut manggut :
"Baiklah aku akan masuk lagi untuk memberikan laporan."
Dia membalikkan badan dan masuk kembali ke dalam
ruangan sambil menutup pintu gerbang.
Kali ini dia tak berani berayal lagi dengan langkah yang
tergesa gesa dia lari masuk kedalam ruangan, kemudian
sambil memberi hormat serunya: "Lapor majikan, Pek hoa
pangcu..."
"Apakah dia sudah datang" terdengar suara dari Hoa Siang
siang bergema datang dari dalam ruangan.
"Belum, Pek hoa pangcu masih berada di depan pintu"
"Mengapa ia belum masuk juga?" tanya Hoa Siang siang.
"Nona kecil yang menyodorkan kartu nama tersebut
mengatakan bahwa majikan harus menyambut sendiri
kedatangannya"
"Hmm, apa dia bilang?" Hoa siang siang mendengus.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nona berbaju bunga itu menjadi gemetar keras, dengan
tergagap dia berkata: "Budak... budak..."
"Masuk kau" perintah Hoa Siang siang sambil mendengus.
Nona berbaju bunga itu mengiakan dan masuk kedalam
ruangan dengan kepala tertunduk, lalu setelah berlutut diatas
tanah ia tak berani berbicara lagi. Hoa Siang siang segera
mengulapkan tangannya seraya berkata: "Bangun kau, aku
hendak mengajukan pertanyaan kepadamu."
Baik kembali gadis itu menyahut dan bangkit berdiri dengan
tangan diluruskan kebawah. "Apa yang telah dia katakan
kepadamu?" tanya Hoa Siang siang kemudian
"Gadis kecil itu bilang pangcu telah datang, majikan harus
menyambut sendiri kedatangannya . "
"Mengapa?"
"Dia bilang: Budak cukup masuk menyampaikan perkataan
itu, majikan tentu akan mengetahui dengan sendirinya."
Berubah paras muka Hoa Siang siang setelah mendengar
perkataan itu, dia segera bertanya :
"Pek hoa pangcu telah datang dengan membawa serta
beberapa...?"
"Hanya dua orang, seorang nona kecil yang
mengangsurkan kartu nama itu dan seorang lagi adalah
perempuan bergaun hijau yang berusia tiga puluh tahunan-"
Hoa siang siang segera mendengus dingin
"Hmm, orang itu adalah congkoan dari Pek hoa pang
mereka, Hoa hiang namanya. oya benda apakah yang dibawa
olehnya?"
"Dia sebuah pot bunga yang terbuat dari batu kumala
hijau."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendadak sekujur badan Hoa Siang siang gemetar keras
cepat cepat ia bertanya lagi,
"Sudahkah kau perhatikan dengan jelas, apakah didalam
pot bunga itu terdapat sekuntum bunga Botan sebesar
mangkuk ?"
Dalam hati kecilnya gadis berbaju bunga itu merasa
keheranan, tanpa keluar dari pintu dari mana majikannya bisa
mengetahui hal itu dengan begitu jelas ? Maka kembali
membungkukkan badannya dia menyahut :
"Benar"
Paras muka Hoa siang siang berubah hebat, katanya
kemudian sambil mendengus : "Hmmm, ternyata dia telah
mengundang datang lencana raja bunga"
Gadis berbaju bunga yang berdiri didepan ruangan tak
berani bersuara lagi, dia berdiri dengan kepala tertunduk.
Sementara itu Hoa siang siang agaknya sudah diliputi oleh
perasaan waspada, tapi juga marah bercampur takut,
rambutnya yang berwarna keperak perakan berkibar tiada
hentinya
Sampai lama kemudian, dia baru bangkit berdiri dan
berseru dengan nyaring :
"Sampaikan perintahku, segenap anggota Sau hoa bun
turut aku keluar dari pintu gerbang"
"Budak terima perintah" selesai menyahut gadis berbaju
bunga itu siap mengundurkan diri
Tiba tiba Hoa siang siang berseru lagi : "Sambut mereka
dari pintu gerbang utama"
Sekali lagi gadis berbaju bunga itu mengiakan, sekalipun
dalam hati kecilnya merasa keheranan, namun langkahnya
tidak berani berayal. dengan cepat dia keluar dari ruangan
tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pelan pelan pintu gerbang utama perkampungan Sa u hoa
san ceng terbuka lebar dari balik pintu mula mula muncul
empat orang gadis berbaju bunga yang membawa pedang,
mereka munculkan diri dengan dua orang satu rombongan,
pelan pelan menuruni undak undakan batu kemudian berdiri
dikedua belah sisi pintu gerbang.
Menyusul kemudian muncul pula empat orang dayang
masing masing Sau hoa, cang hoa, Jul hoa dan Ti hoa
berempat.
Setelah berada diluar pintu gerbang pun mereka berdiri
dikedua belah sisi pintu.
Setelah itu barulah majikan Sau hoa san ceng, Hoa Siang
siang munculkan diri dari balik pintu dan pelan pelan menuruni
undak undakan batu tersebut Keempat dayangnya segera
mengikuti pula di belakangnya menuruni tangga batu itu.
Sementara itu, perempuan berbaju hijau yang membawa
pot bunga itu sudah berjalan menuju kedepan tandu dan
berdiri tegak di situ dengan wajah serius
Hoa siang siang yang sedang menuruni tangga batu segera
maju memberi hormat setelah melihat bunga botan yang
berada dalampot bunga itu ujarnya dengan serius: "Tecu Hoa
siang siang menjumpai Lencana bunga"
Ternyata bunga Botan yang berada dalampot bunga batu
kumala hijau itu adalah benda pengenal dari Hoa popo, pendiri
perkumpulan Pek hoa pang yang menggetarkan dunia
persilatan dimasa lampau. benda itu disebut "hoa ong" atau
raja bunga dan merupakan lencana kekuasaan tertinggi
didalam perkumpulan Pek hoa pang.
Hoa popo adalah gurunya Hoa Tin tin serta Hoa slang siang
sudah merupakan adat kebiasaan bahwa bertemu dengan
lencana itu sama halnya seperti bertemu dengan gurunya
sendiri, sudah barang tentu Hoa Siang siang harus menaruh
hormat terhadap benda ini.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baru selesai dia memberi hormat, tirai didepan tandu
kembali disingkapkan dan bergema keluar seruan merdu dari
balik ruangan tandu itu^ "Hoa hu hoat tak usah banyak adat"
Yang dimaksudkan sebagai "Hoa huhoat" tentu saja tak lain
adalah Hoa Siang siang setelah adiknya Hoa Tin tin diangkat
sebagai ketua perkumpulan Pek hoa pang, dia sendiri diangkat
sebagai pelindung hukum perkumpulan.
Menyusul pembicaraan itu dari balik tandu muncul seorang
tokoh (rahib perempuan) berbaju hijau yang membawa
senjata hud tim (kebutan) di tangannya.
Sekalipun pakaian yang dikenakan adalah jubah rahib, akan
tetapi rambutnya disanggul model keraton dengan sebuah
tusuk konde indah menghiasi rambutnya, wajahnya cantik dan
penuh senyuman ramah, benar benar seorang perempuan
berparas cantik. Dia tak lain adalah ketua perkumpulan Pek
hoa pang saat ini, Hoa Tin tin
Begitu bersua muka dengan Hoa Tin tin dengan cepat Hoa
Siang siang dibuat tertegun dan berdiri melongo
Persoalan pertama yang sama sekali di luar dugaannya
adalah penampilan adiknya Hoa Tin tin dengan jubah tokoh
yang terbuat dari bahan kain kasar, padahal dia tahu adiknya
amat menyukai baju baru dengan bahan kain yang halus dan
indah.
Persoalan kedua yang membuatnya terkejut bercampur
keheranan adalah usia adiknya ini, dia sendiri telah berusia
empat puluh tahunan tahun ini, dan berarti adiknya sudah
berumur tiga puluh sembilan tahun saat ini.
Namun dalam kenyataannya, ia sudah menanjak tua dan
rambutnya sudah banyak ubann sedangkan adiknya masih
tetap kelihatan muda dan cantik, malah sekilas pandangan
masih mirip dengan seorang nona yang berusia dua puluh
tahunanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Kenyataan tersebut dengan cepat membuat hatinya merasa
kecewa, malu dan ririh sendiri, tapi dari Sinipun dapat
diketahui betapa pesatnya kemajuan yang dicapai adiknya
dalam bidang tenaga dalam.
Dengan sinar mata berkilat kilat Hoa siang siang segera
tertawa terkekeh kekeh lalu ujarnya dengan lembut :
"Maaf bila enci datang menyambut agak terlambat atas
kehadiran dari adikku."
Hoa Tin tin berjalan menuju kehadapan Hoa Siang siang
lalu sambil memberi hormat katanya :
"Adik menjumpai cici "
Pertemuan antara kakak beradik ini ditandai dengan
hubungan yang hangat pembicaraan yang luwes, siapa pun
tak akan percaya bila selama belasan tahun belakangan ini,
kehidupan mereka justru saling bertentangan ibarat api
dengan air. Sambil menggenggam tangan adiknya Hoa Siang
siang kembali berseru "Adikku, ayoh cepat duduk didalam
ruangan-"
"Harap Lencana bunga lewat lebih dulu" tukas Hoa Tin tin
sambil mengulapkan tangannya. Berubah paras muka Hoa
Siang siang atas perkataan itu namun dia tetap membungkam
diri dalam seribu bahasa, didalam hati kecilnya ia berpikir
dengan gemas :
"Bagus sekali rupanya kau selalu berusaha memojokkan
posisiku dengan mengandalkan lencana bunga hmmm, tunggu
saja tanggal mainnya nanti..."
Sementara itu Hoa hiang dengan membawa pot bunga
kemala hijau itu sudah melangkah ke depan dan menaiki
tangga batu lebih dahulu.
"Heeehh... heh heh... biarpun kita adalah sesama saudara
kandung bagaimana pun juga adik toh tamu yang datang dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jauh, silahkan adik masuk lebih dulu," sahut Hoa Siang siang
sambil tertawa terkekeh kekeh
Hoa Tin tin masih ingin merendah, tapi Hoa Siang siang
telah menarik lengannya dan berseru lagi sambil tertawa :
"Adik tidak usah sungkan sungkan lagi, mari kita masuk
bersama sama..."
Sambil bergandengan tangan masuklah kedua orang itu
kedalam ruangan tengah, diikuti si nona kecil berbaju merah
itu di belakang mereka.
Sementara itu keempat dayang Hoa Siang siang dengan
dipimpin oleh Sau hoa pun mengikuti pula dari belakang
Dan setelah masuk kedalam ruangan dengan sikap yang
sangat hormat Hoa hiang meletakkan pot bunga kemala hijau
itu di atas meja utama kemudian dia sendiri berdiri dengan
hormat disampingnya
Hoa siang siang dan Hoa Tin tin pun mengambil tempat
duduk masing masing seorang gadis berbaju bunga datang
menghidangkan air teh. pelan-pelan Hoa Tin tin
mendongakkan kepalanya lalu bertanya :
"cici menulis surat mengatakan ada urusan yang hendak
dirundingkan denganku, Nah sekarang cici boleh
mengutarakannya keluar"
"Heeeh, heeeh, heeeh, sudah hampir belasan tahun
lamanya kita bersaudara tak pernah bersua muka, cici rindu
sekali padamu, itulah sebabnya kuundang kehadiran adik
untuk berkunjung kemari, ke satu akan kugunakan
kesempatan ini untuk melepaskan rindu ke dua ada sedikit
urusan yang ingin kurundingkan denganmu..."
"Bila cici ada urusan, katakan saja secara berterus terang
selama persoalan itu tak melanggar peraturan perguruan
siaumoay tentu akan memenuhinya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Begini urusannya, kau toh tahu kalau selama ini cici
berdiam ditebing Sian hoa gay diluar kota Kim leng, aku
mempunyai sebuah peraturan yaitu melarang setiap
pengunjung memasuki wilayah inipun dilarang membawa
senjata, tapi beberapa hari berselang anggota perguruanmu
Leng Bwee oh serta Ay Ang Tho telah menembusi kabut
dengan memasuki wilayah terlarangku ini"
Agak berubah paras muka Hoa Tin tin ketika mendengar
perkataan itu, segera ujarnya :
"Kedua orang muridku itu berani melanggar peraturan yang
telah ditetapkan cici siaumoay pasti akan menjatuhi hukuman
yang paling berat kepada mereka"
"Andaikata hanya kedua orang muridmu saja yang datang,
sudah pasti cici tak akan banyak beribut dengan mereka."
"Jadi selain kedua orang itu masih ada orang luar?"
"Betul, selain mereka berdua masih terdapat pula dua
orang pemuda yang ikut memasuki tebing Sian hoa gay ini,
orang pertama adalah murid ketua Kay pang coa coan tiong
yang bernama Leng Kang to, sedangkan orang kedua itu
adalah kekasih muridmu, sebab kulihat mereka mempunyai
hubungan yang begitu akrab dan tak bisa dipisahkan satu
sama lainny Bagiku, asalkan ada muda mudi yang saling
mencinta, aku tak akan keberatan untuk mengawinkan
mereka..."
"Tidak bisa" tukas Hoa Tin tin sambil mendengus pancaran
hawa amarah menghiasi wajahnya, "sebelum memperoleh ijin
dari gurunya, setiap anggota Pek hoa pang dilarang
berhubungan dengan orang luar yang tak dikenal, terutama
kaum lelakinya"
Diam diam Hoa Siang siang tertawa dingin tapi diluarnya
dia berkata lagi dengan lembut,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Harap adik jangan emosi dulu, dengarkan cerita cici
sampai selesai." Melihat hal ini, diam diam Hoa Tin tin berpikir
juga:
"Bila dilihat dari keadaannya, jangan jangan dibalik
kesemuanya ini masih terdapat sesuatu yang tak beres?"
Berpikir sampai disini diapun segera menyahut: "silahkan cici
menjelaskan lebih jauh"
"Tatkala keempat orang itu terjebak di dalam barisan Mo
hoa tin ku, atas pemeriksaan yang kulakukan ditempat dapat
diketahui bahwa Leng Kang to dan Huan Cu Im adalah buron
yang berhasil diselamatkan kedua orang murid adik dari
tangan orang orang kay pang"
"Lhoo... bukankah cici bilang orang she Leng itu adalah
murid dari coa pangcu?" tanya Hoa Tin tin keheranan-
"Betul" Hoa siang siang membenarkan "sebagai ketua Pek
hoa pang, tentunya adik pun sudah mendapat kabar bukan
bahwa coa coan tiong telah meninggal dunia?"
"Ya a, soal berita itu memang sudah adik dengar"
"Nah, Leng Kang to inilah sipembunuh, yang telah
meracuni coa coan tiong sampai tewas, sudah barang tentu
dibalik peristiwa ini pasti masih terdapat dalangnya, tapi
urusan itu lebih baik tak usah kita urus. Konon setelah
kejadian, Leng Kang to disekap dalam kuil San Sin Bio dan
malamnya muncul beberapa orang yang berusaha
menyelamatkan jiwanya tapi akibatnya terjebak oleh
penjagaan pihak Kay pang yang sangat ketat bahkan berhasil
pula membekuk seorang diantaranya, orang itu adalah
pemuda yang bernama Huan Cu Im itu..."
"Siapa pula Huan Cu Im itu? Dia berasal dari perguruan
mana?" tanya Hoa Tin tin kemudian-
Hoa Siang siang segera tertawa dingin didalam hati,
pikirnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Huuhh, baru mendengar orang itu she Huan, kau sudah
menaruh perhatian yang begitu besar kepadanya."
Sengaja dia tertawa hambar, lalu sahutnya sambil
menggeleng:
"Hingga sekarang belum ada yang tahu secara pasti
tentang asal usulnya, tapi yang jelas pada malam ini pula
muridmu Leng Bwee oh dan Ay Ang Tho telah munculkan diri
di San Sin Bio serta menyelamatkan kedua orang itu."
"Hmm benar mati nyali kedua orang murid durhaka itu"
seru Hoa Tin tin dengan gusar, "selama ini Pek hoa pang tak
pernah mempunyai sengketa atau perselisihan apapun dengan
pelbagai partai serta perguruan didalam dunia persilatan, tapi
gara gara peristiwa ini bisa jadi kami akan bermusuhan
dengan pihak Kaypang, benar benar keterlaluan " Kemudian
setelah berhenti sejenak tanyanya:
"Atas kejadian ini, sudah pasti Kay pang akan memusuhi
perkumpulan kami" Hoa Siang siang tertawa dingin.
"Heeeh, heeeh, heeeh, tapi yang paling menggemaskan
adalah tindakan keempat orang itu yang sengaja datang
mencari cici"
"Ehmm..." Hoa Tin tin manggut manggut, "kalau dilihat dari
kisah ceritamu tadi bisa jadi setelah melarikan diri dari kuil San
Sin bio, mereka telah dikejar kejar oleh orang orang Kay pang,
sehingga tanpa disengaja mereka telah salah memasuki
wilayah tebing Sian hoa gay."
Apa yang diduga ketua Pek hoa pang tersebut dalam
kenyataan memang merupakan suatu kejadian yang
sebenarnya.
Tapi Hoa siang siang segera mendengus dingin, katanya
tiba tiba :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Adik masih belum mengetahui kejadian yang sebenarnya
kau tahu, setelah berada di tebing Sian hoa gay ternyata
mereka berempat berani mencari gara gara dengan cici."
Dengan perasaan terkejut Hoa Tin tin memandang sekejap
kearahnya, kemudian baru berkata :
"cici, hal semacam ini tak mungkin terjadi Leng Bwee oh
dan Ay Ang Tho adalah muridku biarpun mereka mempunyai
nyali yang amat besar pun tak nanti berani membuat gara
gara dengan cici."
"Konon kedatangan mereka bersama di atas tebing Sian
hoa gay ini adalah bertujuan minta orang dari cici, malah
keempat dayangku telah dipukul roboh semua."
Sambil berkata dia lantas menuding ke arah Sau hoa
berempat yang berada pula di sana "Benarkah ada kejadian
seperti ini?"
Sekalipun Hoa Tin tin tidak mengetahui sampai dimanakah
kepandaian silat yang dimiliki Sau hoa berempat namun dilihat
dari tindakan mereka yang selalu mengin di belakang cicinya
dapat diduga kalau ilmu silat yang mereka miliki bukan
sembarangan-Tanpa terasa timbul kecurigaan didalam
hatinya, ia segera bertanya lagi. "Mereka minta orang dari
cici?... Siapa yang diminta?"
Lambat laun paras muka Hoa Siang siang berubah menjadi
dingin kembali, katanya
"Peristiwa ini timbul karena ulah bocah muda she Huan itu,
dia mengatakan kehadirannya didalam dunia persilatan adalah
bermaksud untuk mencari jejak ayahnya yang telah lenyap
semenjak sepuluh tahun berselang, bocah muda itu memiliki
ilmu silat Sian hong ciang dan entah siapa yang memberi
kabar kepadanya, ia mengira ayahnya telah ditahan di tebing
Sian hoa gay milik cici ini."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Paras muka Hoa Tin tin segera berubah menjadi pucat pias
seperti mayat setelah mendengar kalau Huan Cu Im dapat
menggunakan ilmu pukulan Sian hong ciang serta berniat
mencari jejak ayahnya yang telah hilang semenjak sepuluh
tahun berselang untuk berapa saat lamanya ia terbungkam
dalam seribu bahasa Sambil tertawa dingin kembali Hoa siang
siang berkata :
"Sekarang adik pasti mengerti bukan, bocah muda itu
sesungguhnya adalah putra kandung dar iJago berbaju hijau
Huan Tay seng"
Hoa Tin tin berusaha untuk menenangkan hatinya, lalu
berkata: "Bagaimana mungkin mereka bisa datang ke tempat
kediaman cici ?"
"Heeehh... heeehh inilah yang disebut kejadian tidak sesuai
dengan kenyataannya, cici harus menanggungkan resiko
orang lain" sahut Hoa Siang siang sambil tertawa dingin.
Perkataan tersebut sudah jelas bernada amat berat dan
sangat tak sedap didengar. Paras muka Hoa Tin tin agak
berubah, tapi ia tetap berkata sambil tersenyum:
"Mungkin apa yang terjadi hanya suatu kesalahan paham
saja, bila urusan yang dimaksud cici dengan mengundang
kehadiranku adalah masalah tersebut, biar adik minta maaf
kepada cici setelah kuajak kedua orang muridku itu pulang
nanti, tentu akan kujatuhi hukuman yang amat berat kepada
mereka sedangkan mengenai Leng Kang to dan Huan Cu im,
apa pun yang hendak cici perbuat terhadap mereka, adik tak
berani turut mencampurinya"
"Tadi cici mengatakan bahwa cici harus menanggungkan
resiko orang lain apakah adik bisa memahami arti dari
perkataan itu" kata Hoa Siang siang sambil tertawa dingin Hoa
Tin tin agak tertegun, kemudian sahutnya:
"Aku memang tidak memahami maksudmu, tolong cici suka
menjelaskan"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sesungguhnya maksudku mengundang kehadiran adik tak
lain adalah untuk merundingkan persoalan ini denganmu,
sekarang ada orang datang minta orang dariku terpaksa
akupun harus minta orang itu dari adik"
"cici, apa maksud perkataanmu itu?" kata Hoa Tin tin
dengan perasaan tak senang.
"Bukankah Huan Tay seng hilang lenyap dilembah Pek hoa
kok pada sepuluh tahun berselang?"
Bersemu merah wajah Hoa Tin tin setelah mendengar
perkataan itu, katanya dengan gemas
"Kita sudah banyak tahun tak bersua muka selama inipun
aku selalu menghormati cici, harap cici pun bisa menghormati
pula diriku sebagai adikmu"
Hoa Siang siang segera tertawa terkekeh kekeh ^
"Adik adalah ketua Pek hoa pang, otomatis aku harus
menghormatimu, tapi bilamana seseorang tak bisa
menghormati diri sendiri, bagaimana mungkin orang lain akan
menghormati dirinya ?"
"Maksud cici adik tak bisa menghormati diri sendiri ?" seru
Hoa Tin tin sambil bangkit berdiri secara mendadak
"Boleh dibilang begitu" sahut Hoa Siang siang masih tetap
duduk tak bergerak dari kursinya "pernahkah kau
sembunyikan Huan Tay seng didalam lembah Pek hoa kok mu,
cici yakin hati kecilmu jauh lebih mengerti daripada aku,
apakah kau harus menunggu sampai orang lain yang
mengungkapkannya untukmu?"
Gemetar keras sekujur badan Hoa Tin tin saking
mendongkolnya, serunya marah: "cici, apa maksudmu yang
sebenarnya dengan kata kata yang mengawur itu ?" Hoa
Siang siang mencibir sinis, lalu sahutnya dengan dingin :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siapa sih yang mengaco belo dan sengaja mengucapkan
berita sensasi untukmu?... Bukankah kau telah melahirkan
seorang anak perempuan untuk Huan Tay seng?... Kau telah
memberi seorang anak untuknya lalu apa pula salahnya
memberi dua atau tiga anak lagi baginya? Bahkan lebih
banyak pun tidak menjadi soal. Kau bisa berbaik baik untuk
selamanya dengannya dilembah Pek hoa kok. Hmmm Mungkin
peristiwa semacam ini bisa kau kelabui anak buahmu tapi
jangan harap dapat mengelabui cicimu ini, mengerti...?"
Air mata bercucuran membasahi pipi Hoa Tin tin saking
mendongkolnya setelah mendengar perkataan itu, dengan
suara gemetar katanya kemudian :
"Semua peristiwa lama adalah hasil dari perbuatanmu yang
telah mencelakai aku, hanya disebabkan mengincar
kedudukan ketua Pek hoa pang kau tak segan segan
mengorbankan adik kandungmu sendiri. tetapi akhirnya toh
suhu menunjuk aku sebagai ahli waris ketua Pek hoa pang.
Kini peristiwa tersebut sudah berlangsung banyak tahun, tapi
kau lagi lagi mengejek aku. Baiklah, kalau toh kita tak
mungkin bisa berhubungan sebagai saudara lagi, biar aku
mohon diri lebih dulu."
Selesai berkata dia segera bangkit berdiri dan siap berlalu
dari situ, "Tunggu dulu " bentak Hoa Siang siang.
"cici masih ada urusan apa lagi" tanya Hoa Tin tin sambil
menghentikan langkahnya
"Apakah kau tak ingin membawa pergi anak kandungmu itu
?" Hoa Tin tin agak tertegun lalu sahutnya
"Kau adalah supek mereka dan mereka adalah keponakan
muridmu, sebagai seorang angkatan yang lebih tua, tentunya
kau tak akan sampai menyusahkan mereka bukan ?"
"Bagaimana pula dengan Huan Cu im?" sambung Hoa siang
siang lebih jauh, "Huan Tay seng cuma berputra seorang,
apakah kau tega menyaksikan putranya tewas ditanganku."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekali lagi Hoa Tin tin dibuat tertegun oleh ucapan
tersebut, tanyanya kemudian: "Apakah cici bermaksud
membunuhnya?"
Hoa siang siang segera tertawa terkekeh kekeh:
"Heeehh... heeehh... tidak mustahil aku dapat berbuat
demikian sebab aku tak akan melepaskan setiap orang yang
telah melanggar peraturanku dengan begitu saja" Mendengar
sampai disini, Hoa Tin tin pun mulai berpikir:
"cici adalah seorang perempuan yang ganas, kejam dan
buas, apa yang dia ucapkan dapatpula dilaksanakan menjadi
kenyataan aai... apa yang harus kulakukan sekarang?"
Dengan wajah serba salah dia menundukkan kepalanya
sambil membungkam diri, selang berapa saat kemudian ia
baru berkata: "Lantas apa yang cici kehendaki dariku?"
"Masih ingatkah adik dengan ucapan suhu kita yang telah
mampus itu sesaat sebelum menyerahkan lencana bunga
kepadamu?"
"Terlalu banyak perkataan yang disampaikan suhu orang
tua waktu itu, entah persoalan mana yang cici maksudkan?"
Dengan wajah bersemu kelabu, kembali Hoa Siang siang
tertawa dingin :
"Aku masih ingat suhu berkata bahwa aku meski pandai
bekerja namun sifat ingin menangku terlampau besar hingga
tidak cocok menjadi ketua Pek hoa pang bila aku yang
ditunjuk sebagai ketua, sudah pasti akan ribut dan berselisih
paham terus dengan pelbagai perguruan dan partai yang ada
di dunia ini, dia pun bilang watakmu lembut, penurut meski
kurang tegas dalam keputusan tapi Pek hoa pang adalah
perguruan yang tidak ingin berselisih dengan perguruan
manapun, asal bisa mempertahankan diri hal ini sudah cukup
dan asalkan perkumpulan Pek hoa pang bisa hidup turun
temurun, biar tidak berkelana dalam dunia persilatanpun tak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjadi soal, karena itulah dia memilih kau menjadi ahli
warisnya."
"Waktu itu adik telah menampik berulang kali,
sesungguhnya akupun tidak berniat menjadi seorang ketua"
ucap Hoa Tin tin-
"Pendapatmu itu memang tepat, dewasa ini situasi dalam
dunia persilatan berubah-ubah dan tak menentu, lagi pula
anak muridmu telah bermusuhan dengan Kaypang, cici sangat
kuatir bila kau kurang bijaksana dalam mengambil keputusan
sehingga merusak nama baik Pek hoa pang dan
menghancurkan hasil karya suhu selama banyak tahun, oleh
sebab itu cici beranggapan lebih baik kau tinggalkan saja
lencana bunga itu ditempat ini"
Dengan cepat Hoa Tin tin menjadi paham, rupanya dia
sengaja berbicara pulang pergi, tujuannya tak lain ingin tetap
merebut kedudukan sebagai ketua Pek hoa pang.
"Tidak- aku tak dapat menyerahkan karya perjuangan suhu
selama banyak tahun ini kepada cici" demikian ia berpikir
didalam hati, "suhu pernah berkata, andaikata cici yang
menjadi ketua Pek hoa pang, maka ulahnya akan mengacau
dunia persilatan, menambah banyak kesulitan dan kerugian
bagi umat manusia, apalagi suhu bermaksud menyerahkan
kedudukan tersebut kepadanya, jabatan itu sudah diberikan
kepadanya sedari dulu, mengapa harus menunggu sampai
delapan belas tahun kemudian dan menerimanya dari
tanganku?"
Berpikir sampai disini, tercermin kebulatan tekadnya
diwajah perempuan itu, ia sudah bersiap siap untuk menampik
permintaan tersebut.
Tapi sebelum ucapan mana sempat diutarakan, tiba tiba
terlihat seorang perempuan berbaju bunga muncul dengan
langkah tergesa gesa dan memberi laporan: Lapor majikan,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diluar telah datang lima orang yang mohon bertemu dengan
majikan"
"Apakah mereka telah menerangkan identitasnya?" tanya
Hoa Siang siang segera.
"Pemimpin rombongan itu adalah Siang apa Hui dari Hoa
san, dia diikuti oleh lo piautau dari perusahaan Seng ki
piauklok di Kim leng yang bernama Peluru baja Seng Bian tong
serta tianglo kanan dari Kay pang Lian Sam Sin dan dua orang
bersaudara Ban dari bukit Hong san."
"Siang apa Hui dari Hoa san?" berubah hebatparas muka
Hoa Siang siang, "apakah dia bernama Siang Han hui?"
"Yaa, betul, betul, dia memang bernama Siang Han hui"
sahut nona berbaju bunga itu cepat cepat.
"Jangan jangan ketua Hoa sanpay yang datang?" diam
diam Hoa Siang siang berpikir dengan perasaan terkesiap.
"selama ini aku tidak mempunyai perselisihan ataupun
permusuhan apa apa dengan pihak Hoa sanpay, mengapa
orang orang itu justru datang bersama Lian Sam sin, tianglo
dari Kay pang? Waah, jangan jangan kedatangan mereka
disebabkan oleh masalah Leng Kang to dan Huan Cu im?"
Berpikir sampai disitu dia segera bangkit berdiri dan serunya
dengan cepat: "cepat undang mereka masuk"
"Baik" sahut nona berbaju bunga itu cepat cepat dan
segera mengundurkan diri dari situ.
Setelah anak buahnya mengundurkan diri, Hoa Siang siang
baru berpaling dan katanya sambil tertawa:
"Adikku, coba kau lihat, pihak Kaypang telah mengundang
jago dari Hoa sanpay dan jago dari Hong san datang
berkunjung kemari, sudah jelas mereka berniat untuk minta
orang kepada cici persoalan diantara kita berdua lebih baik
dibicarakan nanti saja, sekarang duduklah lebih dulu, cici
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebagai tuan rumah mau tak mau harus keluar untuk
menyambut kedatangan mereka"
Tidak sampai Hoa Tin tin menyahut, dia sudah melangkah
keluar dari ruangan itu.
Baru saja menuruni tiga langkah tangga batu,
serombongan manusia telah muncul dari balik pintu gerbang.
Sebagai orang pertama adalah seorang sastrawan berjubah
hijau yang memelihara jenggot hitam, sikapnya anggun dan
berwibawa, orang itu bukan lain adalah Siang Han hui ketua
Hoa san pay.
Ia tak berani bertindak gegabah lagi, cepat cepat maju
kemuka memberi hormat dan katanya.
"Bilamana aku tidak menyambut kedatangan Siang
ciangbunjin, Lian tiang lo dan Seng lo piautau dari kejauhan,
harap kalian sudi memaafkan-"
Ternyata setelah ketidak pulangan Huan Cu Im semalam
suntuk sejak berpisah dengan Ban Hui jin ditelaga Mo Ciu oh,
orang orang Seng ki piauklok telah melakukan pencarian
secara besar besaran keseluruh pelosok kota tanpa
memberikan hasil apapun.
Sampai malam kedua sejak Huan Cu Im lenyap. sipengemis
penakluk harimau Lian Sam Sin baru berkunjung ke seng ki
piauklok untuk mengisahkan peristiwa yang terjadi di San Sin
Bio oleh ulang Leng Bwee oh dan Ay Ang Tho yang telah
menculik Leng Kang to serta Huan Cu im.
Baru saat itulah semua orang mendapat tahu kalau Huan
Cu Im telah diculik orang, bahkan terlibat dalam peristiwa
pembunuhan atas diri coa pangcu dari Kay pang.
Sebagai suatu perkumpulan yang amat besar, Kaypang
mempunyai anggota yang tersebar luas disegala pelosok
tempat tak lama kemudian mereka mendapat kabar kalau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pada malam kejadian terlihat ada empat buah kereta kuda
yang bergerak menuju kearah tebing sian hoa gay.
Mereka pun mendapat kabar kalau pemiliksian hoa gay
masih mempunyai hubungan dengan Pek hoa pang, maka
mereka pun berkesimpulan bahwa orang yang naik kereta
kuda tersebut bisa jadi adalah Leng Kang to Huan Cu im, Leng
Bwee oh serta Ay Ang tho.
Sebenarnya ketua Hoa sanpay bersama Ban Sian Cing
bersaudara telah bersiap sedia berangkat kebukit Hoa sang,
tapi berhubung arah tujuan dari keempat buah kereta kuda itu
seperti menuju ke An hwee, maka, dia pun bersama Seng Bian
tong dan Lian Sam seng melakukan pengejaran ke sana.
Untung saja sepanjang jalan ada laporan dari mata mata
Kay pang yang menunjukkan sasaran yang benar, karenanya
dengan cepat mereka telah berhasil tiba di perkampungan Sao
hoa san ceng.
Sementara itu, walaupun Siang Han hui sebagai ketua
rombongan tahu kalau perkampungan tersebut (Sao hoa san
ceng) tentu ada sangkut pautnya dengan Pek hoa pang
namun berhubung tidak mengetahui siapakah tuan rumahnya,
maka merekapun memohon bertamu dengan tata cara yang
berlaku.
Mereka jadi tertegun setelah melihat bahwa orang yang
menyambut kedatangan mereka adalah seorang perempuan
cantik berambut perak. apalagi dengan pengalaman dan
pengetahuan yang begitu luas dari Siang Han hui, Seng Bian
tong dan Lian Sam Sin pun tidak mengenali siapa gerangan
perempuan tersebut.
Hal ini disebabkan Siang siang sudah banyak tahun tak
pernah menampakkan diri di dalam dunia persilatan, lagipula
pada dua puluh tahun berselang dia masih merupakan
seorang nona cilik yang baru berusia dua puluh tahunanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Tapi setelah kegagalannya dalam bercinta, ditambah pula
kedudukan Pek hoa pangcu jatuh ke tangan adiknya, sebagai
seorang yang tinggi hati dan berpikiran sempit, kejadian
tersebut diterimanya sebagai pukulan batin yang berat sekali.
Akibat dari tekanan batin ini, hanya di dalam berapa bulan
saja rambutnya yang semula hitam bersinar telah berubah
menjadi keperak perakan...
Biarpun paras mukanya tetap cantik menarik, tapi sebagai
orang persilatan yang bertenaga dalam sempurna, seorang
nenek berusia delapan puluh tahunan pun masih akan dapat
mempertahankan keayuannya, oleh karena itu orang orang
yang pertama kali bertemu dengan Hoa siang siang tentu
mengira dia adalah seorang nenek yang telah berusia tujuh
delapan puluh tahunan. . .
Begitu bersua dengan Hoa Siang siang, diam diam Siang
Han hui merasa terkejut, segera pikirnya:
"Tiga puluh tahun berselang aku pernah bersua dengan
Hoa popo, dari Pek hoa pang, sedang orang ini berusia
dibawah Hoapopo, entah siapa gerangan ini?" Berpikir
demikian, sambil tersenyum ia segera menjura seraya berkata:
"Aah, kedatangan aku she Siang sekalian sudah
mengganggu ketenangan kalian, tidak usah tuan rumah mesti
repot repot menyambut sendiri kedatangan kami"
Jawaban semacam ini ditujukan untuk menghampiri yang
berat mencari yang lebih menguntungkan posisinya, sebab ia
belum mengetahui asal usul lawannya, biarpun tuan rumah
sudah keluar sendiri untuk menyambut kedatangan mereka,
tapi ia putuskan lebih baik mendengarkan dulu nada
pembicaraannya setelah berada dalam ruangan nanti sebelum
mengambil sesuatu keputusan.
Siang Han hui memang tidak malu menjadi seorang
ciangbunjin dari suatu perguruan besar, sikapnya yang santai,
berbicaranya yang terarah membuat pihak lawan tak berani
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menganggap enteng dirinya. Sambil tersenyum Hoa siang
siang segera berkata:
"Kehadiran saudara sekalian benar benar merupakan
kebanggaan dari perkampungan Sau hoa san ceng kami,
silahkan masuk untuk minum teh..," sekali lagi Siang han hui
dibuat tertegun oleh perkataan tersebut, pikirnya:
"Perkumpulan Pek boa pang menggunakan nama bunga
sebagai nama perkumpulannya, semestinya mereka harus
menaruh hormat terhadap bunga, tapi sungguh aneh,
mengapa perkampungan ini justru menggunakan nama Sau
hoa san cung? Kata Sau hoa sudah jelas mengandung makna
hendak menyapu habis selaksa bunga, lalu... apa yang
sesungguhnya telah terjadi ?"
Seng Bian tong dan Lian Sam Sin sebagai jago jago
kawakan yang sangat berpengalaman di dalam dunia
persilatan tentu saja dapat menangkap pula ketidak beresan
tersebut.
Mereka berdua sama sama tercengang dan keheranan
didalam hati, tanpa terasa kedua orang itupun meningkatkan
kewaspadaan masing masing terhadap perempuan cantik
berambut perak yang berada dihadapannya itu.
Hoa Siang siang segera mempersilahkan tamunya masuk
dan membawa kelima orang itu memasuki ruangan tengah.
Sementara itu Hoa Tin tin telah bangkit berdiri pula, namun
Siang Han hui sekalian belum pernah bersua dengannya
sehingga tidak mengetahui kalau dia adalah Pek hoa pangcu
apalagi usia Hoa Tin tin baru sekitar dua puluh tahunan,
mereka menganggapnya sebagai seorang murid Hoa siang
siang hingga tidak menaruh perhatian
Seng Bian tong yang mengikuti dibelakang Siang Han hui
segera melihat pot bunga kemala hijau yang terletak diatas
meja begitu melangkah masuk kedalam ruangan, terutama
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekali bunga Botan yang amat besar dalampot bunga tersebut,
diam diam ia merasa terkejut.
Kuatir kalau ketua perguruannya tidak melihat, ia segera
mendehem dan berseru sambil pura pura terkejut:
"Aaah, tidak nyana lencana raja bunga yang pernah
menggemparkan dunia dari perkumpulan Pek hoa pang
berada disini, jangan jangan tuan rumah perkampungan ini
adalah Pek hoa pangcu? Kalau begitu, maafkanlah ketidak
tahuan kami"
siang Han hui yang mendengar ucapan tersebut buru buru
menjura kepada Hoa siang siang sambil katanya^
"ternyata kau adalah Hoa pangcu, maaf, maaf..."
Tak terlukiskan rasa gembira Hoa Siang siang karena ia
dipanggil sebagai pangcu.
Belum sempat ia mengucapkan sesuatu, Hoa Tin tin telah
memberi hormat kepada semua orang sambil pelan pelan
berkata:
"Hoa Tin tin yang memegang tampuk pimpinan Pek hoa
pang, tuan rumah perkampungan ini adalah kakak kandungku
Hoa Siang siang"
Perkataan tersebut diutarakan dengan suara yang lembut,
halus dan merdu, tapi bagi pendengaran Siang Han hui serta
Seng Bian tong justru menimbulkan kerikuhan yang amat
sangat.
Siang Han hui segera mengalihkan pandangan matanya,
kemudian berseru sambil menjura.
"Harap Hoa pangcu sudi memaafkan, meski aku she Siang
sudah lama mendengar nama besarmu, sayang selama ini
belum pernah bersua, untuk kesilafan kami harap Hoa pangcu
jadi memakluminya" Hoa Tin tin tertawa hambar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Semenjak aku menjabat sebagai ketua Pek hoa pang,
selama ini memang belum pernah melakukan perjalanan d
idalam dunia persilatan karena harus mentaati perintah
mendiang guruku, sungguh beruntung hari ini dapat bersua
dengan Siang ciangbunjin serta saudara sekalian ditempat ini,
silahkan duduk"
^oooodowoooo^
Hoa siang siang sendiripun tak ingin memperlihatkan
ketidak akurannya dengan Hoa Tin tin dihadapan orang
banyak. sambil tertawa segera ujarnya pula:
"Yaa benar, siang ciangbunjin, Lian tianglo dan Seng lo
enghiong adalah tokoh tokoh yang termashur didalam dunia
persilatan, sedang dua pendekar muda inipun merupakan
pendekar muda dari keluarga Ban dibukit Hong san,
kunjungan kalian merupakan suatu kebanggaan bagi kami,
silahkan duduk. silahkan duduk"
Sementara semua orang masih berbicara saling merendah,
tampak perempuan muda berbaju bunga yang pertama tadi
telah masuk kembali dengan langkah tergesa gesa sambil
berkata:
"Lapor hujin, congkoan benteng keluarga Hee di Hway lam,
Soh Han sim beserta dua orang pendeta agung dari Ngo tay
san yang kebetulan lewat disini sengaja datang menyambang
"
Mendengar kalau Soh Han sim, si congkoan dari benteng
keluarga Hee si Hway lam mengunjungi tempat tersebut,
tergerak hati Seng Bian tong dengan cepat, pikirnya^ "janganjangan
Pek hoa pang telah bersekongkol dengan Benteng
keluarga Hee?" Sementara itu Hoa Siang siang telah berkata.
"Silahkan Siang cianbunjin sekalian duduk dulu, rupanya
ada tamu agung lagi yang datang berkunjung sehingga aku
perlu menyambut kedatangan mereka, maaf... maaf..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"silahkan hujin berlalu" sahut Siang Han hui segera.
Mendadak chang hoa, satu diantara empat dayang yang
berdiri dikedua sisi ruangan menegur dengan ketus,
"Majikan kami bukan seorang hujin, harap tuan
menyebutnya sebagai Siancu"
Seharusnya ucapan tersebut diutarakan oleh Sau hoa,
namun berhubung lidah Sau hoa telah dipotong oleh Hoa
siang siang sehingga menjadi bisu, maka chang hoalah yang
mengutarakan teguran ini.
Siang Han hui menjadi tertegun dan segera merasa tak
tenang karena kesilafan itu, dengan muka bersemu merah
cepat cepat ia menjura lagi sambil katanya: "Harap siancu sudi
memaafkan kesilafanku ini"
"Siang ciangbunjin tak usah merendah" kata Hoa Siang
siang sambil tertawa. Lalu sambil berpaling kearah Hoa Tin tin
katanya pula.
"Adikku, aku akan pergi sebentar, harap kau mewakili aku
untuk menemani mereka"
"Aku mengerti" sahut Hoa Tin tin-
Dengan langkah cepat Hoa Siang siang segera beranjak
pergi dari tempat itu. Hoa Tin tin pun berkata pula.
"Siang ciangbunjin, saudara sekalian, silahkan duduk" Diam
diam Siang Han hui berpikir lagi.
"Biarpun Pek hoa pangcu ini masih kelihatan sangat muda,
nampaknya ia jauh lebih tegas dan mantap dalam setiap
tindakan, wataknya pun lebih lurus dan jujur, tapi apa
sebabnya dia mengutus anak muridnya untuk menculik Leng
Kang to serta Huan Cu im?"
Sembari berpikir masing masing pun mengambil tempat
duduk. sementara dua orang gadis berbaju bunga datang
menghidangkan air teh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
selang sejenak kemudian, Lian Sam Sin pun menjura sambil
berkata pelan-
"Hoa pangcu, nampaknya encimu itujauh lebih tua berapa
puluh tahun ketimbang Hoa pangcu, dulu aku si pengemis tua
sempat punya peluang untuk berkenalan dengan Hoa popo
tapi rasanya belum pernah bertemu dengan encimu itu?" Hoa
Tin tin segera tersenyum.
"Dia adalah kakak kandungku, selisih usia cuma satu tahun
dariku, tapi sejak berumur dua puluh tahun, rambutnya telah
beruban semua..."
"rambutnya telah ubanan semenjak masih muda" seru Lian
Sam Sin terkejut bercampur keheranan, "tadinya aku s i
pengemis tua masih mengira umurnya sebanding dengan
usiaku^.."
Sementara pembicaraan masih berlangsung tampak Hoa
siang siang telah muncul kembali diiringi empat pendeta
berbaju kuning serta seorang kakek berbaju hijau yang
berwajah menyeramkan-
Ketika semua orang berpaling, tampak dua orang pendeta
tua berjubah kuning yang berjalan di paling depan, seorang
berusia enam puluh tahunan dengan perawakan badan tidak
terlalu tinggi, berwajah kurus kering, alis mata tebal mata kecil
seperti celah saja dan bertampang sangat aneh.
Sedangkan di belakangnya juga berumur enam puluh
tahunan, berperawakan badan gemuk seperti gumpalan bola
daging, beralis mata tipis kecil dan bertampang jelek.
Kedua orang itu berjalan masuk dengan langkah pelan,
sepasang tangannya dirangkapkan dimuka dada dan sama
sekali tidak menunjukkan tampang seorang pendeta soleh.
Dua orang pendeta berjubah kuning yang mengikuti
dibelakang mereka berperawakan tinggi besar, ditangan kanan
mereka memegang sebatang tongkat bergelang emas dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ditangan kirinya membawa sebatang tongkat penakluk iblis
sepanjang empat depa. Keduanya mengikuti dibelakang dua
orang pendeta tua tersebut dengan ketat. Dipaling belakang
adalah siburung berkepala sembilan Soh Han sim...
Begitu muncul didalam ruangan, Soh Han sim segera
melayang pandangannya keseluruh ruangan, kemudian
serunya sambil tertawa seram:
"Aaah, tak nyana begitu banyak tamu yang hadir disini,
Siang ciangbunjin dari Hoa san, Pek hoa pangcu, pelindung
hukum bagian kanan dari Kay pang semuanya hadir disini"
"Taysu berdua, tayhiap sekalian, silahkan duduk lebih dulu
sebelum kuperkenalkan kalian satu sama lainnya" ucap Hoa
siang siang sambil tersenyum.
Pendeta baju kuning yang bertubuh gemuk itu segera
memberi hormat kepada pendeta berwajah kurus itu sambil
ujarnya: "suheng, silahkan duduk lebih dahulu"
Biarpun tubuhnya gemuk. ternyata nada suaranya tinggi
melengking dan lembut seperti suara seorang bocah.
Pendeta tua berwajah ceking itu membuka matanya lalu
menutupnya kembali sambil mengiakan, ia sama sekali tidak
rikuh ataupun berusaha merendahkan diri, dengan langkah
lebar langsung menuju ke kursi utama dan duduk disitu tanpa
sungkan sungkan-Kemudian ia baru melayangkan pedangnya
dengan suara yang aneh: "Sute, silahkan duduk pula"
"Baik" jawab pendeta bertubuh gemuk itu dengan suara
lengking, diapun segera duduk disamping kakak
seperguruannya.
Setelah kedua orang itu duduk, pendeta yang membawa
toya bergelang emas itu segera maju pula ke depan dan
berdiri di belakang kursi pendeta tua berwajah kurus itu,
sedangkan pendeta yang membawa toya penakluk iblis berdiri
pula dibelakang pendeta bertubuh gemuk itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Menyaksikan sikap angkuh dan tidak pandang sebelah mata
dari pendeta berjubah kuning itu, tanpa terasa semua orang
mengerutkan dahinya rapat rapat.
Sementara itu Hoa Siang siang yang semula gelisah dan
menunjukkan sikap tak tenang tadi, kini telah berseri kembali
setelah kegadirannya kedua orang pendeta dari Ngo tay san
yang merupakan tulang punggung yang bisa diandaikan itu,
senyum angkuh kembali menghiasi ujung bibirnya.
Hoa Tin tin merasa amat muak oleh sikap tersebut, tiba
tiba ia bangkit berdiri seraya berseru.
"Siang ciangbunjin, saudara sekalian, silahkan duduk"
Terpaksa semua orang mengambil tempat duduk dibawah
kedua orang pendeta tersebut setelah semuanya duduk. Hoa
Siang siang baru berkata sambil tersenyum manis.
"Baiklah sekarang kuperkenalkan kalian satu sama lainnya,
kedua orang taysu ini adalah pendeta agung dari bukit Ngo
tay san kuil Tin yoeg wan, yang ini bernama Toa tat cuncu,
sedang yang ini adalah Toa tek cuncu"
Kemudian diapun perkenalkan para jago lainnya kepada
kedua orang pendeta tersebut.
Sewaktu Toa tat cuncu (pendeta tua berwajah ceking) itu
mendengar bahwa orang yang diperkenaikan adalah Siang
ciangbunjin dari Hoa sanpay serta Hoa Tin tin dari Pek hoa
pang, tiba tiba saja sepasang matanya dibuka lebar lebar serta
memancarkan dua cahaya tajam yang sangat menggidikkan
hati.
Dia mengamati sekejap raut wajah kedua orang itu,
kemudian manggut manggut dan menutup kembali matanya,
terhadap pelindung hukum kanan dari Kay pang Lian Sam Sin
serta Seng Bian tong sekalian, ia tetap bersikap acuh dan tidak
memandang sebelah matapun.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sudah barang tentu sikapnya yang angkuh dan sama sekali
tak tahu adat kesopanan ini menimbulkan perasaan muak dan
tak senang hati bagi setiap orang.
Ketika seorang dayang menghidangkan air teh, Toa tat
cuncupun tanpa sungkan sungkan segera menyambar cawan
dan meneguk air teh yang masih panas dan baru saja
mendidih itu hingga habis.
Perbuatannya ini kontan saja menimbulkan perasaan kaget
dan terkesiap bagi setiap orang yang hadir disitu, masing
masing segera berpikir didalam hati:
"Tampaknya tenaga dalam yang dimiliki Hwesio tua ini
benar benar amat sempurna, perbuatannya meneguk habis air
teh yang mendidih dihadapan orang banyak pun sudah tentu
mengandung suatu maksud tertentu..."
Siang Han hui, ketua Hoa sanpay ini merupakan seorang
pendekar besar yang selalu menjunjung tinggi ketenangan
hidup, wataknya pun suka mengalah, terhadap demonstrasi
kepandaian yang dilakukan pendeta tersebut pun dia hanya
menanggapi dengan senyuman-
Sebaliknya si pengemis penakluk harimau Lian Sam Sin
yang sesungguhnya adalah seorang jagoan yang berhati lurus,
segera menunjukkan perasaan tak senangnya setelah melihat
tindak tanduk pendeta tua itu, hanya saja ia masih tetap
membungkam dalam seribu bahasa.
Dengan wajah berseri Hoa Siang siang mengamati sekejap
wajah tamu tamunya, lalu menegur sambil tersenyum
"Siang ciangbunjin, Lian tianglo sekalian, entah ada urusan
apa kalian berkunjung ke perkampungan kami? Dengan
senang hati kumohon petunjukmu"
Setelah mempunyai backing yang cukup tangguh sebagai
tulang punggungnya, perempuan ini mulai unjuk gigi dengan
menanyakan maksud kedatangan tamu tamunya itu. Siang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Han hui segera memberi hormat, lalu sahutnya sambil
tersenyum:
"Sekalipun tidak siancu tanyakan, akupun akan
membeberkan maksud kedatangan kami itu. Aku mempunyai
seorang keponakan, putra seorang teman karibku yang
bernama Huan Cu Im telah hilang lenyap sejak berapa hari
berselang ditepi telaga kota Kim leng, kemudian kudengar ia
ditawan kaum kay pang dikuil San Sin Bio dan dituduh terlibat
dalam pembunuhan atas diri coa pangcu..."
Tidak sampai perkataan itu selesai diutarakan, Hoa Siang
siang telah menukas cepat,
"Siang ciangbunjin, sudah dua puluh tahun lamanya aku
berdiam di tebing Sian hoa gay ini dan tak pernah
mencampuri urusan dunia persilatan, persoalan yang kau
kisahkan itu sama sekali tak ada sangkut pautnya denganku"
"Benar" Siang Han hui masih tetap tersenyum simpul.
"apakah keponakanku ini benar benar terlibat dalam usaha
pembunuhan atas coa pangcu atau tidak. pihak Kay panglah
yang akan melakukan penyelidikan serta membuktikannya,
aku percaya pihak Kay pang tak akan memfitnah orang baik
baik. cuma saja, masalahnya menjadi lain karena pada malam
itu muncul pula dua murid perempuan perguruan kalian di kuil
San Sin Bio serta menculik Huan Cu Im serta Leng Kang to,
murid coa pangcu dari tempat kejadian-.."
"Soal ini pun tidak kuketahui" sela Hoa Siang siang.
"Tapi menurut laporan saudara saudara kami" sambung
Lian Sam Sin segera, "malam itu siancu telah berangkat dari
Sian hoa gay dengan membawa empat buah kereta dimana
terdapat dua lelaki dan dua perempuan berada bersama
siancu dalam kereta kereta tersebut"
"Benar, pada malam itu memang ada empat orang laki
perempuan yang memasuki wilayah Sian hoa gay..." kata Hoa
Siang siang dingin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nah, mereka itulah saudara cilik Huan serta Leng Kang to
dari perkumpulan kami" seru Lian Sam sin-Hoa Siang siang
mendengus dingin:
"IHmm, aku tak peduli siapakah mereka, yang pasti aku
mempunyai sebuah peraturan yang berlaku di tebing Sian hoa
gay, yaitu tebing Sian hoa gay tertutup bagi setiap pelancong
dan pasir terutama umat persilatan yang datang dengan
membawa senjata, dalam peristiwa di Sian hoa gay malam itu,
diketahui bahwa keempat muda mudi tersebut telah
melanggar peraturan yang kutetapkan, itulah sebabnya
akupun segera membekuk mereka berempat, apakah
tindakanku ini dianggap salah?"
"Perkataan siancu terlalu serius, hanya saja Huan Cu Im
dan Leng Kang to berdua telibat dalam kecurigaan sebagai
pembunuh coa pangcu dan saat ini pihak kami sedang
melakukan penyelidikan atas peristiwa tersebut, karena itu kau
berharap siancu sudi memberi muka kepada sesama umat
persilatan dengan menyerahkan kedua orang tersebut
kepadaku sehingga dapat kubawa pulang untuk menerima
hukuman"
"Aku rasa hal ini tidak mungkin bisa kukabulkan" tampik
Hoa Siang siang segera. "sekalipun mereka telah melanggar
peraturan dari Kaypang, andaikata orangnya berada ditangan
pihak Kaypang untuk menentukan tapi sayangnya mereka
telah melanggar pula peraturan dari tebing Sian hoa gay kami,
lagipula orangnya sudah terjatuh ke tanganku, dengan
sendirinya aku pula yang berhak untuk menjatuhkan hukuman
kepada mereka, masa aturan macam inipun tidak kau pahami"
Mendengar ucapan perempuan tersebut jelas bernada
mencari menangnya sendiri, untuk sesaat Lian Sam Sin
menjadi tertegun, tanpa terasa ia bertanya lagi:
"Lantas apa rencana siancu selanjutnya dan hukuman
apakah yang hendak kau jatuhkan kepadanya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hoa Siang siang segera tertawa terkekeh kekeh:
"Heeeh... heeehh... heeehh.. .soal itu sih belum sampai
terpikirkan olehku, cuma bila kau ingin tahu maka dapat
kujawab, bila berbicara tentang hukuman yang paling enteng,
paling banter aku cuma akan mencongkel keluar sepasang
matanya atau mungkin hanya memotong sebuah kakinya,
kemudian membebaskan mereka, sebaliknya kalau ditanya
soal hukuman berat, bisa jadi aku akan membunuh mereka..."
Ban Huijin menjadi habis kesabarannya setelah mendengar
perkataan itu, tiba tiba ia menegur:
"Masa hanya melanggar pantangan memasuki tebing Sian
hoa gay pun harus menjalani hukuman yang begitu berat?"
Hoa Siang siang memandang sekejap ke arahnya,
kemudian tertawa terkekeh kekeh.
"Adik cilik, setiap rumah tangga, negara pan mempunyai
hukum negara, peraturan yang ditetapkan pihak tebing Sian
hoa gay ini telah berlangsung sejak dahulu dan selama dua
puluh tahun terakhir ini belum pernah ada umat persilatan
yang berani mengatakan tidak"
"Tebing Sian hoa gay toh bukan sarang naga gua harimau,
apa sih yang kau banggakan?" seru Ban Hui jin semakin naik
darah.
"Nah itulah dia" kembali Hoa Siang siang tertawa tergelap
"bila adik cilik tidak puas, silahkan saja mencari waktu di
kemudian hari untuk mencoba coba memasuki tebing Sian hoa
gay ini"
^ooodwooo^
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid: 25
Hoa Tin tin yang mengikuti tingkah laku encinya ini menjadi
muak sendiri, mendadak ia berseru sambil berkerut kening :
"cici..."
"Ada urusan apa adikku?" tanya Hoa Siang siang sembari
mengerling sekejap.
"Membicarakan kembali peristiwa tersebut, sesungguhnya
kesalahan terletak pada diriku yang mendidik murid kurang
tegas, hingga kedua orang murid murtad itu begitu berani
membuat keonaran ditempat ini, seandainya cici ingin
menjatuhi hukuman kepada kedua orang murid murtad
tersebut, sudah pasti aku tak akan mencampurinya tetapi
Huan Cu Im dan Leng Kang to adalah orang orang yang
sedang dicari Siang ciangbunjin serta Lian tiang lo sekalian
apalagi persoalan ini pun menyangkut soal pembunuhan
terhadap coa pangcu dari Kay pang, maka menurut
pendapatku demi menjaga kebenaran dalam dunia persilatan
alangkah baiknya jika cici melepaskan dua orang tersebut agar
bisa mereka bawa pulang."
Untuk kesekian kalinya Hoa Siang siang tertawa terkekeh
kekeh :
"Dulu, suhu dia orang tua pernah mengatakan kepadaku
bahwa kau kelewat lemah lembut, nyatanya perkataan itu
memang benar. coba bayangkan sendiri, sudah dua puluh
tahun cici berdiam di tebing Sian hoa gay serta menetapkan
peraturan tersebut, selama ini pun pernah ada orang yang
begitu berani melanggar peraturanku tersebut, andaikata
sekarang kulepaskan Huan Cu Im dan Leng Kang to yang jelas
melanggar peraturan tersebut karena kehadiran seorang
ciangbunjin dari Hoa san pay dan seorang tianglo dari Kay
pang, eeh... bisa jadi besokpun ada orang yang kembali
melanggar peraturan, lalu datang pula kembali lagi seorang
Hwesio dari Siauw lim pay dan tosu dari Bu tong pay, saat
itupun aku harus membebaskan tawanan lagi, padahal setiap
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
umat persilatan hampir semuanya merupakan sobat karib
perkumpulan kami, wah akibatnya bukankah peraturan
tersebut akan menjadi peraturan yang tertulis hitam diatas
putih belaka? Adikku, aku rasa lebih baik jangan mencampuri
urusan ini lagi."
"Tidak" dengan tegas dan wajah serius Hoa Tin tin
mengucapkan perkataan tersebut kemudian dengan wajah
serius terusnya, "peristiwa ini terjadi gara gara ulah kedua
orang murid murtadku, jadi bagaimanapun jua aku tetap akan
mencampurinya."
"Dengan cara apakah adik akan mencampuri urusan ini?"
"Aku minta cici membebaskan mereka"
Lalu setelah berhenti sejenak, kembali Hoa Tin tin berkata
lebih lanjut,
"Semestinya cici sendiripun tahu, tujuan dari Pek hoa pang
membentuk perkumpulan adalah mengumpulkan semua anak
gadis yatim piatu yang ada didunia ini, menampung mereka
dan memelihara mereka agar semuanya bisa tumbuh menjadi
dewasa dalam suatu keluarga besar selama ini perkumpulan
Pek hoa pang pun tak pernah berniat mencari nama ataupun
kedudukan hubungan dengan partai dan perguruan lainnya
pun biasa biasa saja"
Semakin mendengar perkataan itu, paras muka Hoa siang
siang semakin berubah menjadi serius dan berat, tiba tiba dia
menukas:
"Adikku, kau tidak usah menggunakan topi raksasa dari Pek
hoa pang untuk memojokkan cici, terus terang saja kukatakan,
selama dua puluh tahun terakhir ini, cici sudah tidak
menganggap diriku sebagai anggota perkumpulan Pek hoa
pang lagi"
"Aaah, siapa yang bilang kalau cici sudah bukan sebagai
anggota perkumpulan Pek hoa pang lagi"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah menengok sekejap kearahnya, Hoa Tin tin berkata
lebih lanjut,
"Dahulu, suhu telah menunjuk kau untuk menjabat sebagai
pelindung hukum paling tinggi dari Pek hoa pang untuk
membantu adik dalam menyelesaikan masalah dalam tubuh
perkumpulan, itu berarti selama ini kau masih tetap sebagai
anggota Pek hoa pang" Hoa siang siang tertawa terkekeh
kekeh:
"Heeeh heeeh heeeh suhu si setan tua itu menunjuk aku
menjadi pelindung hukum tertinggi dalam perkumpulan? Itu
kalau aku setuju, bila aku menolak apa gunanya dia berkata
demikian?"
Berubah hebat paras muka Hoa Tin tin karena
mendongkolnya, ia berseru agak gemetar: "cici, kau... kau
berani mengumpat suhu ?"
"Mengumpat suhu ?" sekali lagi Hoa Siang siang tertawa
terkekeh kekeh "semenjak delapan belas tahun berselang ia
sudah tidak mempunyai murid macam aku lagi, sudah sejak
dulu aku tidak mempunyai guru macam dia, kalau tidak- buat
apa kudirikan perguruan menyapu bunga ?"
Pengemis penakluk harimau Lian Sam Sin menjadi amat
gusar bercampur mendongkol sesudah mendengar perkataan
itu, dengan suara keras segera katanya :
"Biarpun golongan putih dan golongan hitam berbeda dari
cara berpikir, bertindak akan tetapi semua golongan
mengutamakan rasa hormatnya kepada guru, siapapun tak
berani membangkang apalagi menghianatinya, hmmm, selama
hidup belum pernah aku si pengemis tua menjumpai manusia
cecunguk yang lupa budi dan menghianati perguruan sendiri
secara munafik macam dirimu itu"
Hoa Siang siang melirik sekejap kearahnya, kemudian
menjawab dengan ketus :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lian Sam Sin perkataanmu barusan merupakan pendapat
pribadimu sendiri, ataukah berbicara mewakili segenap
anggota Kay pang ?"
"Semuanya sama saja" Hoa siang siang segera tertawa
dingin ^
"Apalagi kau berbicara mewakili Kay pang lebih baik pulang
dulu kemarkasmu dan tanyakan dulu persoalan ini kepada
pejabat pangcu perkumpulan Kay pang, tapi bila perkataan itu
adalah perkataanmu pribadi, maka..."
Dia sengaja menarik kata terakhir panjang panjang namun
tidak melanjutkan perkataan tersebut lebih jauh.
"Tampaknya masih ingin mengucapkan sesuatu?" tegur
Lian Sam Sin segera dengan kasar.
"Benar."
"Mengapa tidak kau utarakan saja secara terang terangan"
"Seandainya perkataan itu diutarakan oleh Lian Sam Sin
pribadi, berarti kau telah mencari gara gara dengan aku Sau
hoa buncu, karenanya aku akan menahanmu di sini, dan
menyuruh pejabat ketua kalian untuk datang sendiri kemari
menebusmu." Lian Sam Sin segera melompat bangun, lalu
serunya sambil tertawa nyaring.
"Haaa haha haaa memangnya kau sanggup untuk menahan
aku she Lian?"
Melihat kedua belah pihak sudah mulai bersitegang dan
jelas pertarungan akan segera berkobar, Hoa Tin tin segera
berkerut keningnya, dengan wajah hijau membesi dia bangkit
berdiri lalu berseru lantang : "Hoa hiang, ayoh kita pergi saja."
"Adikku, berhenti kau" bentak Hoa Siang siang keras keras.
"Kalau toh dalam hatimu sudah tiada guru lagi, otomatis
tiada pula aku si adik, buat apa lagi aku harus tetap berada
disini...?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau tidak boleh pergi"
"Mengapa ?"
Agaknya Toa tat cuncu yang duduk dikursi utama itu sudah
mulai kehabisan sabarnya, tiba tiba ia membuka matanya dan
berkata dengan rendah : "Sute apa sih yang sedang mereka
bicarakan ?"
Buru buru Toa tek cuncu membungkukkan badannya dan
menjawab dengan hormat :
"Lapor toa suheng, diantara mereka telah terjadi
percekcokan dan sekarang ada orang yang ribut hendak pergi
dari sini"
"Apa yang mereka cekcokan?" tanya Toa tat cuncu lagi,
"kau suruh mereka semua tetap duduk ditempat masing
masing."
"Baik" sahut Toa tek cuncu.
Kemudian dia mengangkat kepalanya dan berseru dengan
suaranya yang tinggi melengking "Dengarkan baik baik
saudara sekalian, toa suheng ku memerintahkan kepada kalian
agar duduk semua ditempat masing masing"
Hoa Tin tin sama sekali tak menggubris seruan tersebut,
bahkan duduk pun tidak. Sedangkan Lian Sam Sin berseru
dengan diiringi gelak tertawanya yang nyaring : "Haaa haa
haaa apakah taysu berdua bermaksud untuk mencampuri
urusan ini?"
"Tiada persoalan didunia ini yang tidak bisa dicampuri oleh
toa suhengku, bila toa suheng menyuruh kau duduk. maka
kau harus duduk kembali."
"Bagus sekali, coba kau suruh Hoa siancu untuk
melepaskan orang terlebih dulu"
"Toa suhengku hanya menyuruh kalian duduk kembali
ditempat masing masing, tidak menyuruh kalian melepaskan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang, lebih baik kau menurut saja dan segera duduk kembali
ketempatmu semula"
"Aku she Lian toh ingin menantang Hoa siancu agar diberi
petunjuk, kenapa harus duduk kembali?"
Toa tek cuncu menjadi naik darah ketika melihat pengemis
tua itu menolak untuk duduk kembali, ia mendelik sekejap
kearahnya, kemudian berseru lengking
"Ini adalah perintah dari toa suhengku, sebetulnya kau
bersedia untuk duduk kembali atau tidak?"
Ucapan mana sudah bukan permintaan lagi, tapi lebih
mendekati suatu paksaan secara brutal dan kekerasan-
Bagaimana pun juga Lian Sam Sin adalah seorang tianglo
kanan dari Kay pang hitung hitung dia punya kedudukan yang
amat terhormat dalam dunia persilatan sudah barang tentu
selama hidupnya belum pernah ia jumpai keadaan seperti ini
Tak kuasa lagi ia segera tertawa terbahak bahak. serunya :
"Haah... haah... haa... seandainya aku si pengemis tua
menolak untuk duduk?"
"Menolak untuk duduk pun harus tetap duduk"
Soh Han sim yang selama membungkam, tiba tiba berseru
sambil tertawa seram :
Lian tianglo adalah salah seorang jagoan tangguh dari Kay
pang, dia adalah seorang jagoan yang angkuh dan
berpandangan tinggi, belum tentu dia sudi menurut
perkataanmu itu
"Bila toa suheng telah menurunkan perintahnya, tak
seorang manusia pun yang boleh membangkang" jawab Toa
tek cuncu tegas tega
"tak apa jika ia enggan duduk. biar pinceng yang
membantunya untuk duduk kembali"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Seusai berkata, pelan pelan dia bangkit berdiri dan berjalan
menghampiri Lian Sam hui.
Semenjak tadi Siang Han hui sudah melihat keanehan dari
dua orang pendeta tua berjubah kuning tersebut serta
menduga kalau kedua orang itu bisa jadi memiliki semacam
kepandaian aneh yang luar biasa.
Ketika menjumpai situasi bertambah tegang, cepat cepat ia
berseru dengan menggunakan ilmu menyampaikan suara :
"Berhati hatilah Lian loko, bisa jadi Hwesio ini memiliki ilmu
silat sesat yang sangat lihay lebih baik tak usah beradu
kekerasan dengannya"
Dengan senyum dikulum Lian Sam Sin manggut manggut
secara diam diam kepada Siang Han hui, lalu katanya pula
sambil tertawa nyaring.
"Aku sipengemis tua justru ingin melihat, dengan cara
bagaimanakah taysu ini hendak membantu aku untuk duduk
kembali ketempat semula."
Siapa tahu baru saja siang Han hui selesai berbisik tadi,
mendadak disisi telinganya kedengaran seseorang berkata
pula dengan suara yang rendah dan berat.
"Apa yang diucapkan sicu tidak benar, pinceng suheng-te
berasal dari tanah barat dan hanya khusus mempelajari ilmu
aliran murni dari kaum Buddha, masa kau ibaratkan
kepandaian kami sebagai kepandaian sesat yang berbahaya?"
Tak terlukiskan rasa terkejut Siang Han hui menghadapi
kejadian ini, ia segera berpikir
"Padahal aku berbicara dengan menggunakan ilmu
menyampaikan suara tapi kenyataannya apa yang kuucapkan
dapatpula ditangkap olehnya jangan jangan sihweesio tua ini
telah berhasil melatih ilmu Thian oh tong (tembusi telinga
langit)?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Buru buru dia mengangkat kepalanya sambil berpaling
kearah samping akan tetapi Toa tat cuncu masih kelihatan
memejamkan matanya rapat rapat dan sikapnya acuh tak
acuh, sama sekali tidak menunjukkan sesuatu reaksi apapun.
Dalam pada itu, Toa tek cuncu telah berjalan menghampiri
Lian Sam sin, katanya sambil tertawa lengking:
"sekarang juga pinceng akan menekanmu agar duduk
kembali ketempat semula" Tangan kanannya digerakkan
kemuka dan langsung menekan bahu pengemis tua itu.
"Huuh, belum tentu semudah apa yang kau bayangkan"
jengek Lian Sam Sin sambil tertawa nyaring^
Dia membalikkan pula tangan kanannya serta
menyongsong kedatangan serangan lawan-
Begitu sepasang telapak tangan itu saling beradu, tubuh
kedua orang itu sama sama bergetar keras, tapi kalau
berbicara soal tenaga dalam kemampuan yang dimiliki Lian
Sam Sin masih setingkat lebih rendah daripada kemampuan
Toa tek cuncu.
Begitu telapak tangan kanannya ditekan kemuka tak kuasa
lagi pergelangan tangan kanannya segera tertekan kebawah.
Untung saja pengalaman yang dimilikinya dalam
menghadapi lawan jauh lebih unggul daripada pendalaman
Toa tek cuncu, ia sadar bahwa tenaga dalamnya belum
mampu melebihi lawan
Secepat kilat tangan kirinya bergerak ke muka, dengan
kelima jari tangan yang dipentangkan lebar lebar seperti
kaitan, dia cengkeram jalan darah clok mia hiat disikut kanan
musuh.
Siapa tahu biarpun Toa tek cuncu berwajah kasar dan
gemuk bagaikan seekor babi dungu, tapi begitu tangan, kau
baru akan mengetahui betapa cepatnya reaksi pendeta
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tersebut, bahkan kecepatannya dalam melancarkan serangan
sungguh mengagumkan
Baru saja Lian Sam Sin menggerakkan tangan kirinya
ternyata telapak tangan kiri Toa tek cuncu sudah menembos
datang lebih dulu langsung mengancam kedepan tubuh
pengemis tua itu.
Gerak serangannya ini boleh dibilang dilakukan dengan
kecepatan luar biasa, bahkan hampir selisih tak seberapa
dengan serangannya yang pertama tadi, selisihnya cuma
sekejapan mata.
Sambil menyodokkan telapak tangan kirinya kemuka, Toa
tek cuncu berseru sambil tertawa nyaring :
"sekarang sicu harus duduk kembali."
Sejak menyambut serangannya yang pertama kali tadi, Lian
Sam Sin sudah mengetahui bahwa ia bukan tandingan lawan,
oleh sebab itu ia bermaksud menggunakan sergapan tangan
kirinya untuk mengubah posisi yang terdesak menjadi lebih
baik lagi, bahkan kalau bisa mengurangi sedikit daya tekanan
yang dihasilkan dari telapak tangan lawan-
Apa mau dibilang telapak tangan kirinya sekarang harus
beradu kekerasan pula dengan telapak tangan Toa tek kanan,
akibatnya telapak tangan kanannya yang sudah tak mampu
mengungguli lawan, kini ditambah pula dengan daya tekanan
telapak tangan kirinya membuat pengemis tua itu tidak
mampu lagi untuk menahan diri.
Tak ampun lagi tubuhnya tergetar keras dan mundur
sejauh tiga langkah secara beruntun, bahkan tak ampun
pantatnya terduduk kembali di atas kursi.
"Kraaakkk "
Mendadak kursi yang dijatuhi itu tak mampu menampung
kekuatan yang maha dahsyat tersebut sehingga retak dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hancur berantakan akibatnya Lian Sam Sin berikut hancuran
kursi itu terjatuh keatas tanah.
Selama ini si pengemis penakluk harimau Lian Sam Sin
termashur karena ketangguhannya dalam ilmu pukulan, belum
pernah ada jago persilatan yang berani beradu pukulan
dengannya.
Ironisnya kali ini dia justru harus menelan pil yang paling
pahit ditangan orang dalam suatu adu pukulan saja, bahkan
sampai terhajar hingga terduduk dilantai, baginya pengalaman
semacam ini baru pertama kali dialaminya semenjak ia terjun
ke dunia persilatan setengah abad berselang
Merah padam selembar wajah Lian Sam Sin seperti babi
panggang, dengan geram dia meraung keras, lalu sambil
melompat bangun serunya lagi dengan lantang:
"Tenaga sakti taysu sungguh mengagumkan, aku
sipengemis tua ingin mencoba berapa jurus lagi ilmu silatmu
itu"
Dia memang tak malu menjadi tianglo kanan dari Kay oang
sekalipun telah menderita kekalahan pada pertarungan yang
pertama, namun kekalahan tersebut tidak membuatnya
kehilangan pegangan sehingga melupakan adat kesopanan-
Toa tek cuncu memandang sekejap kearahnya, lalu berseru
dengan suara lengking: "Sicu minta petunjuk apa?"
Padahal orang lain justru bersungkan kepadanya sehingga
menggunakan istilah petunjuk untuk mengartikan tantangan
bertarung tapi kenyataannya dia justru balik bertanya kepada
orang minta petunjuk soal apa, dari sini bisa disimpulkan
bahwa pendeta itu tidak memahami arti kata "petunjuk" yang
sebenarnya.
Ketika Siang Han hui melihat pendeta tersebut agaknya
tidak mengerti arti kata "petunjuk" yang sebenarnya, tiba tiba
teringat akan sesuatu diam diam pikirnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aaah betul, sudah pasti kedua orang pendeta tua berbaju
kuning ini berasal dari wilayah See ih"
Dalam pada itu Lian Sam Sin telah berkata lagi:
"Sepanjang hidupku, selain berapa jurus ilmu memukul
kucing sakti boleh dibilang tidak berkepandaian lain, sudah
barang tentu aku ingin minta petunjuk toa suhu dalam hal
ilmu pukulan"
"Bagus sekali kalau begitu, silahkan Sicu melancarkan
serangan lebih dulu " seru Toa tek cuncu sambil tertawa.
"Kalau begitu maaf kalau aku si pengemis tua bertindak
lancang..." kata Lian Sam Sin dengan suara yang amat
nyaring.
Begitu ucapan tersebut selesai diutarakan, tiba tiba
tubuhnya mendesak maju ke muka, sepasang telapak
tangannya diayunkan bersama bagaikan dua bilah kampak
raksasa yang membacok secara langsung ke tubuh Toa tek
cUncu.
Kali ini dia sudah mempersiapkan diri secara matang,
karena itu semua gerak serangan dari telapak tangannya
hampir semuanya mempergunakan jurus serangan dari ilmu
pukulan penakluk harimau yang telah dipelajarinya selama
puluhan tahun.
Dengan pengalamannya didalam menghadapi musuh serta
pengalamannya dalam berbagai pertarungan, boleh dibilang
semua kelemahan yang terdapat dalam permainan ilmu
pukulannya itu telah diperbaiki serta diperkokoh lagi.
Itulah sebabnya ilmu pukulan penakluk harimau merupakan
kepandaian silat andalannya, ilmu silat kebanggaannya yang
membuat ia tersohor, andaikata tidak menemui musuh yang
amat tangguh biasanya enggan mengeluarkan ilmu tersebut.
Dan kini setelah ilmu andalannya itu dikembangkan,
nyatalah jurus jurus serangannya memang tangguh dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perubahan yang tak terduga, membuat menjadi was was dan
ngeri.
Sebaliknya Toa tek cuncu yang belum berhasil memaksa
pengemis penakluk harimau dari Kay pang yang tersohor itu
sampai terduduk dilantai dalam satu dua gebrakan, kini
mendapat perhatian yang khusus dari hadirin.
Siapa tahu jurus serangan yang dipergunakan olehnya
sekarang justru lamban kaku dan sedikit sekali perubahannya
dibawah desakan Lian Sam Sin yang beruntun dia seolah olah
menjumpai daya tekanan yang amat berat
Dalam tiga jurus serangan yang dilepaskan lawan, dia
hanya mampu membalas satu kali, betul ketiga jurus lawan
berhasil dibendung semua, namun posisinya kelihatan amat
payah
Melihat keadaan ini, diam diam para jago yang hadir dalam
arena tertawa dingin sambil berpikir :
"Ternyata hwesio tua ini cuma mempunyai tenaga kasar,
padahal ilmu silatnya cuma biasa biasa saja."
Bahkan Hoa Siang siang sendiripun mempunyai pendapat
yang sama dengan semua orang pikirnya pula:
"Barusan Soh congkoan malah berkata kalau kedua orang
hweesio tua ini adalah jago jago lihay dari See ih yang khusus
diundang oleh pihak Benteng keluarga Hee katanya tiada jago
dalam daratan Tionggoan saat ini yang sanggup
menandinginya, tapi kalau dilihat kemampuannya sekarang,
agaknya seperti tidak mempunyai kelebHan yang mengejutkan
hati"
Hanya ketua Hoa sanpay Siang Han hui seorang yang
berpendapat lain, sebagai seorang jago yang sering membaca
buku ilmu pengetahuan serta pengalamannya yang amat luas,
semenjak mendengar cara berbicara dari Toa tek cun Cu tadi,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ia sudah mulai curiga kalau kedua orang hwesio tua itu
berasal dari wilayah See ih
Sekarang diapun melihat gerak serangan yang
dipergunakan Toa tek cuncu sangat kaku dan lugu, jauh
berbeda dengan kesempurnaan dan keindahan jurus serangan
dari daratan Tionggoan, semestinya dia bukan tandingan dari
Lian Sam sin-
Tapi dalam kenyataannya ketiga jurus serangan yang
dilancarkan Lian sam Sin hampir semuanya berhasil
dipunahkan olehnya secara mudah dan sederhana, malahan
sebuah egosan badanpun sudah mampu memunahkan
ancaman tersebut bahkan sering kali memaksa Lian Sam Sin
terdesak mundur tiada hentinya
Ditinjau dari sini, bila disimpulkan bahwa gerak serangan
yang kaku dan lugu itu justru merupakan intisari dari ilmu silat
sebaliknya gerak serangan yang indah justru hanya
merupakan kembangan yang tak berarti.
Bukankah demikian? Buktinya ilmu silat yang tercantum
dalam kitab cin keng karangan Tat mo cousupun berisikan
gerakan gerakan yang sederhana dan bersahaja, tapi
kenyataannya justru memiliki keampuhan yang luar biasa.
Sebaliknya ilmu silat yang ada di daratan Tionggoan terlalu
beraneka ragam, setiap orang yang kepandaiannya sudah
cukup lantas mendirikan perguruan sendiri, jurus jurus
serangan yang semula sederhana dan biasa, masing
masingpun menciptakan kembangan yang lebih hebat dan
indah walaupun sesungguhnya sama sekali tiada artinya.
Tentu saja teori semacam ini tak akan dipahami oleh
mereka yang tidak berilmu silat tinggi serta pengetahuan yang
mendalam.
Lain halnya dengan Siang Han hui yang memang
memperhatikan hal tersebut secara serius, begitu melihat
gerakan aneh dari Toa tek cuncu dalam melancarkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
serangannya ia segera teringat pula akan teori tersebut yang
membuat hatinya benar benar merasa amat terkejut, segara
pikirnya :
"Kalau begitu kedua orang pendeta tua berbaju kuning ini
benar benar berasal dari wilayah See ih, itu berarti Lian Sam
Sin belum tentu mampu untuk menandingi lawannya"
Keadaan pertarungan yang berlangsung antara kedua
orang itu sekarang jauh berbeda sekali dengan keadaan
semula, kalau tadi mereka saling beradu tenaga dalam
sehingga dalam dua gebrakan saja Toa tek cuncu berhasil
memaksa Lian Sam Sin terduduk dilantai, maka kali ini Lian
Sam Sin mempertaruhkan selembar jiwanya mengajak
musuhnya itu beradu kelincahan dan kehebatan jurus
serangan
Hampir setiap gerak serangannya yang dilancarkan
semuanya mengandung hawa pembunuhan yang mengerikan
hati, setiap kebasan ujung bajunya pun selalu mengandung
hawa membunuh yang hebat, barang siapa terkena sabetan
itu, niscaya jiwanya akan melayang meninggalkan raganya
Semua orang dapat melihat betapa dahsyatnya serangkaian
serangan berantai yang dilontarkan Lian Sam Sin kali ini,
semuanya dilepaskan dengan tenaga penuh serta keceapatan
bagaikan sambaran petir jelas dia bertujuan untuk membalas
dendam atas kekalahannya tadi dan berhasrat untuk
merobohkan musuhnya.
Sebaliknya Toa tek cuncu meng gerakan sepasang
tangannya dengan gerakan yang kaku dan sederhana,
dibawah serangkaian serangan gencar dari Lian Sam Sin dia
tidak berusaha menghindar kekiri maupun kekanan, diapun
tidak berusaha membendung ancaman tersebut dengan
sepenuh tenaga hanya tangannya diayunkan berulang kali
kian kemari.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Serangannya yang dilancarkan memang tidak secepat dan
sedahsyat serangan dari Lian Sam Sin sehingga hampir boleh
dibilang dalam tiga buah pukulan yang dilepaskan lawan, dia
baru berhasil melancarkan sebuah serangan balasan kendati
demikian nyatanya sebuah pukulannya itu sudah cukup untuk
memunahkan ketiga buah serangan gencar dari Lian Sam sin.
Hanya saja, biarpun ia sanggup mematahkan serangan
demi serangan dari Lian Sam Sin tapi gagal untuk meloloskan
diri dari kurungan angin serangan lawan
Terhadap berlangsungnya pertarungan yang begitu sengit
ditengah arena, Toa tat cuncu yang duduk dikursi utama
masih tetap membungkam dan memejamkan matanya rapat
rapat, ia seperti tidak berteriak dan tak ambil pusing terhadap
pertarungan mana. Mendadak terdengar Toa tek cuncu
berseru sambil mendengus: "Hanya ini saja kepandaian silat
yang dimiliki sicu?"
Dalam pada itu Lian Sam Sin sendiripun sudah habis
kesabarannya setelah pertarungannya tidak membawa hasil,
mendengar seruan tersebut, segera sahutnya lantang : "Bila
taysu mempunyai ilmu simpanan yang hebat, silahkan saja
digunakan semua."
"Bagus sekali."
Telapak tangan kanannya segera diayunkan kedepan
menyongsong ancaman dari Lian Sam Sin sementara tangan
kirinya diayunkan berulang kali melancarkan lima buah
serangan dahsyat.
Kelima buah serangan tersebut bagaikan dilepas
bersamaan waktunya, kelihatan lima gulung bayangan tangan
menyerang datang bersama sama, hawa serangan yang
melanda tiba sungguh hebat dan mengerikan sekali.
Akibatnya si pengemis penakluk harimau Lian Sam Sin
menjadi terdesak hebat dan harus menghindar kekiri dan
kanan sambil kerepotan untuk membendung ancaman mana,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ia membentak berulang kali, justru serangannya segera
diubah diantara sepasang tangan yang beterbangan, dia
melancarkan serangan balasan-
Dari posisi menyerang sekarang ia berubah menjadi posisi
bertahan dengan mengandalkan jurus jurus maut dari cap
pwee sian ki jiu hoat.
Sebentar tangan kirinya membacok tangan kanannya
menyambar sebentar sebaliknya pula, dibalik serangan
terdapat ilmu menangkap dibalik ilmu mencengkeram terdapat
pula ilmu pukulan, dalam keadaan begitu meski ia sudah
menggunakan ilmu pukulan dan ilmu ki najiu yang paling
hebat pun, sayangnya semua usaha tersebut tidak berhasil
untuk mendesak mundur Toa tek cuncu. amarah didalam dada
Lian Sam sin, rambutnya pada berdiri kaku semua seperti
landak serangan dan cengkeramannya semakin gencar dan
dahsyat, jurus yang satu lebih cepat daripada jurus berikut
serangan yang satu pun lebih hebat daripada serangan yang
lain, hal ini membuat jalannya pertarunganpun makin lama
semakin bertambah seru dan gencar.
Seluruh ruangan yang besar itu dipenuhi oleh deruan angin
serangan yang dahsyat, hawa murni menyesakkan napas
keadaan tersebut segera menimbulkan perasaan was was bagi
Hoa Siang siang, Hoa Tin tin serta Siang Han hui sekalian
orang.
Mendadak Toa tek cuncu mengayunkan tangannya
melancarkan sebuah serangan, Lian Sam Sin yang tak sempat
menghindar lagi ditambah pula berada dalam keadaan gusar,
diapun segera menghimpun tenaga dalamnya sebesar delapan
bagian untuk menyongsong datangnya ancaman tersebut
dengan kekerasan-
Begitu sepasang telapak tangan saling beradu...
"Plaaakkk"
terdengar bunyi yang amat keras.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Akibatnya Lian Sam Sin tak dapat mempertahankan kuda
kudanya lagi dan segera beruntun terdorong mundur sejauh
tiga langkah lebih, tenggorokannya terasa anyir dan darah
segar hampir saja menyembur keluar.
sebaliknya Toa tek cun Cu yang memiliki tenaga dalam
lebih sempurnapun ikut tergetar keras sampai hawa darah
didalam dadanya bergolak keras, kuda kudanya ikut
tergempur hingga badannya terdorong mundur sejauh dua
langkah
Setiap langkah mereka terdorong mundur ke belakang,
setiap langkah pula mereka meninggalkan bekas telapak kaki
sedalam lima inci diatas lantai batu hijau dalam ruangan
tersebut
Agaknya bentrokan barusan telah memeras banyak sekali
tenaga dalam yang dimiliki kedua orang itu untuk berapa saat
mereka saling berdiri tanpa bergerak ataupun melakukan
suatu gerakan lagi.
Setelah mengatur pernapasan sejenak. Lian Sam Sin
membuka matanya kembali seraya membentak tubuhnya
melejit setinggi satu kaki lebih ketengah udara lalu seperti
elang sakti menerkam kelinci, tubuhnya langsung menukik
kebawah dan menubruk tubuh Toa tek cuncu.
Ketika sampai di tengah udara, telapak tangan kanannya
segera diayunkan ke bawah dengan jurus dewa guntur
membacok kayu. ia langsung menyerang batok kepala
hweesio itu
Serangan ini benar benar amat dahsyat, segulung angin
puyuh segera menyapu kebawah dengan dahsyat dan
hebatnya
"Aduh celaka " Siang Han hui yang menyaksikan adegan
tersebut segera berpekik didalam hati.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Semua orang yang semula duduk. kini pada melompat
bangun semua dengan perasaan tegang dan was was.
Sementara itu Toa tek cuncu masih tetap berdiri tak
berkutik disitu, tubuhnya yang gemuk seperti babi tetap
berdiri ditempat semula tanpa bergeser, sampai ancaman dari
Lian Sam Sin hampir mencapai batok kepalanya dia baru
menggerakkan lengannya ke atas dengan jurus "Mi tou
menjurak ke langit" untuk melancarkan serangan balasan
Ledakan keras berkumandang memecahkan keheningan,
begitu kedua gulung angin pukulan yang sangat kuat itu saling
beradu satu sama lainnya, desingan angin tajam segera
menyebar diseluruh ruangan dan memancar keempat penjuru
seakan akan gelombang dahsyat menyapu angkasa,
keadaannya sungguh mengerikan-
Akibat dari bentrokan tersebut, Toa tek cuncu masih tetap
berdiri tegak ditempat semula, sebaliknya Lian Sam Sin
berjumpalitan berapa kali ditengah udara, namun kerena
gagal untuk melenyapkan tenaga getaran lawan, badannya
meluncur lagi sejauh dua kaki dari posisinya semula.
Tatkala mencapai tanah, tubuhnya masih juga belum
berhasil berdiri tegak. dia harus mundur lagi sejauh satu dua
langkah dengan tubuh sempoyongan sebelum akhirnya dapat
berdiri tegak. meski begitu rambutnya sudah berdiri kaku
semua seperti landak, dadanya naik turun tak menentu,
napasnya tersengkal sengkal dan peluh jatuh bercucuran
dengan derasnya.
Siang Han hui segera menyaksikan keadaan tidak beres,
cepat cepat ia menyelinap maju kedepan dan menempelkan
telapak tangannya dibelakang punggung Lian Sam Sin sambil
berbisik,
"Saudara Lian cepat kau atur pernapasanmu"
Sebagaimana diketahui, didalam serangannya yang terakhir
barusan, Lian Sam Sin telah menggunakan hampir seluruh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kekuatan yang dimilikinya tapi setelah digetarkan tenaga
serangan dari Toa tek cuncu sehingga hawa murninya tak
dapat dilampiaskan keluar akibatnya senjata makan tuan dan
hawa serangan itu menyusup kembali kedalam tubuhnya.
Seandainya Siang Han hui tidak segera membantunya
dengan menyalurkan tenaga dalamnya dari luar, sehingga
hawa murninya yang tersesat balik kembali kejalur yang
sebenarnya, bisa jadi pengemis itu akan menderita luka parah
dan ilmu silatnya menjadi punah
Lian Sam Sin segera dapat merasakan menyusupnya
segulung hawa murni dari jalan darah Leng tay hiat kedalam
tubuhnya. kemudian hawa murni yang tersesat pun lambat
laun pulih menjadi tenang kembali, ia tahu keadaannya sangat
gawat, karena itu dia tak berani berayal lagi dan cepat cepat
menenangkan pikiran dan pelan pelan mengatur pernapasan-..
Dalam pada itu Toa tek cuncu dengan wajah yang dingin
kaku tanpa emosi memandang sekejap kearah Lian Sam sin,
kemudian mengejek sinis: "Sicu, nyatanya kau emmang tidak
becus untuk menerima seranganku..."
Sesungguhnya Lian Sam Sin termasuk seorang yang
berwatak berangasan dan kasar, meskipun ia sedang
memperoleh bantuan tenaga murni dari Siang Han hui untuk
menindas hawa murninya yang tersesat namun ucapan dari
Toa tek cuncu tersebut segera mengobarkan kembali
amarahnya, begitu mendongkol dan jengkelnya sehingga
hawa murninya yang sudah memasuki jalan sebenarnya nyaris
menyeleweng kembali Siang Han hui cukup mengetahui
gawatnya situasi, cepat cepat dia berseru: "Saudara Lian
jangan kau layani ulahnya" Sedangkan Ban Hui jin segera
berseru pula dengan mendongkol:
"Hwesio gede, menang atau kalah sudah lumrah didalam
suatu pertarungan, sebagai seorang pendeta yang beragama,
mengapa sih caramu berbicara begitu sombong dan tak tahu
diri?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Toa tek cuncu segera mementangkan mulutnya yang lebar
dan tertawa terkekeh kekeh: "Apabila Li pousat tidak terima,
silahkan saja terjun kearena untuk mencoba coba"
Ban Huijin yang berangasan tentu saja tak sanggup
menahan diri, sambil mendengus serunya:
"Dicoba yaa dicoba, memangnya kau sangka aku takut
kepadamu...?"
"criiing..."
Dia segera meloloskan pedangnya dan sambil mengangkat
kepala berseru lagi^
"Mana senjatamu ? Sana, pergilah mengambil senjata
andalanmu, nona ingin minta petunjuk dalam ilmu pedang"
"Ha ha ha ha... untuk bertarung melawan lipousat, buat
apa pinceng mesti menggunakan senjata ?"
Ban Huijin merasa semakin mengongkol lagi, dia segera
menggetarkan pergelangan tangannya sehingga pedang yang
dipakai itu bisa mengeluarkan dengungan nyaring, kemudian
katanya
"Bagus sekali kalau begitu, berhati hatilah kau si hweesio
gede..."
Tanpa membuang waktu lagi, pedangnya langsung
diayunkan ke depan membacok dada lawan-
Toa tek cuncu menggerakkan tangan kirinya melakukan
pancingan ke muka, sementara tangan kanannya masih
melintang di depan dada tanpa melepaskan serangan-
Dengan suatu gerakan yang amat cepat Ban Huijin
melayang ke muka dan menyergap kesebelah kanan Toa tek
cuncu, pedangnya segera berputar, lalu mengeluarkan
serangan dengan jurus It yao Ci ciu (selembar daun
menandakan musim gugur).
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cahaya pedang segera menyambar kemuka melepaskan
bacokan, menyusul tubuhnya mendesak maju kemuka, tahu
tahu serangannya berubah menjadu jurus Taian kui tiam goan
langsung menyergap batok kepala Toa tek Cuncu.
Sebagaimana diketahui, ilmu pedang Hong Sin kiam hoat
mengutamakan kelincahan dan keringanan, ketiga jurus
serangan yang dilancarkan secara berantai ini nyatanya
memang ringan, lincah dan cepat, semua serangan datang
bagaikan hembusan angin-
Sementara dia melancarkan tiga buah serangan secara
beruntun dengan kecepatan luar biasa, tangan kanan Toa tek
cuncu yang berada didepan dada justru digerakkan kemuka
secara pelan pelan menyongsong datangnya ujung pedang itu.
Gerakan ini lambannya luar biasa bahkan tidak membawa
desingan angin serangan, kendati begitu Ban Hui jin segera
merasakan datangnya segulung kekuatan tanpa wujud yang
menggetarkan ujung pedangnya sehingga miring kekanan-
Diam diam gadis ini merasa amat terkejut cepat cepat
pergelangan tangan kanannya ditarik dengan menarik kembali
serangannya, kaki kanan bergeser kesamping pedangnya
membentuk bunga pedang lalu berganti menyerang sisi
tubuhnya.
Tidak sampai pedang si nona menyerang lagi, Toa tek
cuncu telah memutar badan kemudian melepaskan sebuah
pukulan berat dengan jurus Tay si pian jiu. Menunggu Ban
Huijin berniat untuk melarikan diri, keadaan sudah terlambat.
Terasa segulung desingan angin serangan yang sangat kuat
menerjang keatas tubuhnya ia tahu tenaga dalam yang
dimilikinya masih selisih terlalu jauh dibandingkan dengan
kekuatan lawan, sambil membentak nyaring badannya diputar
kencang membentuk selapis cahaya pedang yang segera
melindungi seluruh tubuhnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Semenjak melihat adiknya terjun kedalam arena ban Sian
cing sudah tahu kalau nona itu bukan tandingan Toa tek
cuncu sembari meraba gagang pedangnya dia turut maju
kedepan dia berdiri tak jauh dari arena.
Sekarang setelah melihat adiknya menjumpai ancaman
bahaya, cepat cepat dia meloloskan pedangnya sambil
melompat ke muka, dengan jurus awan tebal menututup bukit
Hong san, dia cipta ka n selapis kabut pedang untuk
merintangi dimukaBan Huijin.
Toa tek cuncu sama sekali tidak menarik kembali
serangannya yang telah dilancarkan dia mendesis sinis sambil
menambahi kekuatannya dengan berapa bagian lagi, lalu
ujung baju kanannya dikebaskan kedepan menerjang tubuh
Ban Sian cing.
Semua kejadian segera berlangsung amat cepat, ketika
angin serangan itu menumbuk diatas lapisan cahaya pedang
pelindung tubuh dari Ban Huijin, segera timbullan suara
gemerincing yang amat nyaring.
Menyusul kemudian tubuh Ban Huijin berikut pedangnya
bagaikan sebuah bola karet saja menggelinding sejauh satu
kaki lebih dengan cepatnya
Begitu keras getaran itu membuat rambut Ban Hui jin
menjadi kusur dan dua titik darah menodai ujung bibirnya.
Sementara itu lapisan cahaya pedang yang diciptakan Ban
Sian cing sesungguhnya dimaksudkan untuk melindungi
adinya, akan tetapi d isaat cahaya pedang itu membentur
dengan kekuatan dari Toa tek cuncu, tahu tahu saja... "criing "
cahaya pedang sirap secara mendadak dan pedangnya
yang sangat kuat itu sudah putus menjadi dua bagian,
sedangkan Ban Sian cing sendiri sempat digetarkan sampai
mundur sejauh dua langkah lebih dari posisi semula.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Semua peristiwa yang terjadi ini segera menimbulkan rasa
kaget dari semua orang.
Dengan langkah cepat Seng Bian tong maju kemuka
memayang tubuh Ban Hui jin, lalu tanyanya dengan cemas:
"Nona Ban apakah tubuhmu terluka?"
Pelan pelan Ban Huijin menarik napas panjang, setelah
membereskan rambutnya yang kusut dia berkata.
"Aku baik baik saja Seng lopek. boanpwee tidak sampai
menderita luka"
Hoa Tin tin segera mengeluarkan pula sebuah botol
porselen dari sakunya serta mengeluarkan sebutir pil berwarna
putih, sambil diangsurkan ke depan Ban Hui jin, dia berkata:
"Adikku, pil ini merupakan pil Hiang mi wan dari Pek hoa
bun kami, kasiatnya untuk menambah tenaga, cepat kau
masukkan kedalam mulut, pil tersebut akan melarut secara
pelan pelan"
"Terima kasih banyak" sahut Ban Hui jin sambil menerima
pil tersebut.
Ketika dimasukkan ke dalam mulut, betul juga terasa
harum semerbak dan manis bagaikan madu.
Dalam pada itu Toa tek cuncu telah tertawa terbahak
bahak sambil melayangkan pandangannya kian kemari,
ujarnya kemudian dengan suara yang melengking. "Apakah
masih ada di antara saudara sekalian yang merasa tidak
puas...?"
"Benar" sambung Hoa Siang siang pula sambil tertawa,
"bukankah kedatangan saudara sekalian ke perkampungan
sau hoa san ceng ini adalah untuk minta orang? Begini saja,
asalkan diantara saudara sekalian ada yang mampu
mengungguli Toa tek taysu ini, maka aku akan segera
membebaskan orang orang yang kalian minta, bagaimana
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pendapat kalian semua ?" Waktu itu Siang Han hui serta Lian
Sam Sin telah balik kembali ketempat duduknya.
Berhubung diantara beberapa orang yang datang bersama,
kini terbukti bahwa Lian Sam Sin serta dua bersaudara ban
telah menderita kekalahan secara beruntun di tangan Toa tek
cuncu, berarti tinggal Seng Bian tong dan Siang Han hui
berdua yang belum turun tangan-
Siang Han Hui sebagai seorang ketua dari suatu perguruan
besar tentu saja tak dapat turun tangan secara sembarangan,
ini berarti tinggal Seng Bian tong seorang yang boleh turun
tangan bertarung melawan pendeta tersebut.
Sementara Seng Bian tong masih putar otak dan siap
berbicara, mendadak Hoa Tin tin berkata lebih dulu:
"Kalau toh cici sudah menentukan syaratnya, baiklah biar
adik yang meminta beberapa petunjuk dari toa suhu ini"
Perkataannya itu tentu saja sama sekali di luar dugaan
siapa pun, untuk sesaat semua orang menjadi tertegun
dibuatnya.
"Jadi adik ingin bertarung melawan Toa tok cuncu?" seru
Hoa Siang siang ketus.
"Ya a, adik ingin mencoba coba" Hoa Tin tin menyahut
sambil tertawa hambar.
Dengan langkah yang lemah gemulai dia berjalan menuju
ketengah arena, lalu sambil memberi hormat kepada Toa tek
cuncu, katanya.
"Toa suhu, senjata yang kugunakan adalah sebilah pedang,
apakah toa suhu akan menggunakan senjata pula?"
"omintohud." Toa tek CUn Cu segera merangkap tangannya
didepan dada, "silahkan li pusat menggunakan pedang, biar
pinceng memakai sepasang kepalan saja"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau memang begitu, aku tak akan sungkan sungkan
lagi" ucap Hoa Tin tin-
Dari balik gaunnya pelan pelan dia meloloskan sebilah
pedang panjang yang tipis,
lalu sambil merangkap tangannya dan memberi hormat, ia
berkata. "Silahkan toa suhu melancarkan serangan"
"omintohud..." kembali Toa tek cuncu merangkap
tangannya didepan dada, "silahkan li pousat melancarkan
serangan, pinceng akan menyambut sebisanya"
Hoa Tin tin segera menggerakkan pedangnya menuding
kelangit, lalu diputar membentuk sekuntum bunga pedang,
katanya dengan suara lembut. "Toa suhu, sambutlah
seranganku ini"
Sambil menggetarkan bunga pedangnya, ia mendorong
keatas depan...
Bagi umat persilatan, sudah lama mereka dengar tentang
nama Pek hoa pang, tapi belum pernah menyaksikan ilmu silat
aliran Pek hoa pang, dengan turun tangannya Hoa Tin tin ini,
otomatis pula menarik perhatian banyak orang.
Hoa Siang siang telah berpisah selama delapan belas tahun
dengan adiknya, ia tak tahu sampai dimanakah tingkatan ilmu
pedang yang dimiliki adiknya ini, dan sekarang ada peluang
baik baginya untuk mempertahankan tingkatan ilmu silatnya.
oleh sebab itu dengan turun tangannya Hoa Tin tin, maka
sorot mata serta perhatian semua orang yang hadir dalam
arena, sama sama ditujukan keatas pedangnya.
Terlihat Hoa Tin tin mengangkat pedangnya sambil
didorong lagi kedepan, jurus serangannya sangat sederhana,
tapi dalam permainannya justru kelihatan indah dan
menawan, bagaikan sebatang bunga yang indah sedang
mekar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ditinjau dari jurus serangan yang pertama saja, dapatlah
ditarik kesimpulan bahwa ilmu pedang Pek hoa kiam hoat
memang betul betul merupakan sebuah ilmu pedang yang
menarik.
Siang Han hui merupakan seorang ketua Hoa sanpay yang
sepanjang hidupnya berlatih ilmu pedang, ilmu Hoa san kiam
hoat yang termashur karena lincah dan ringan itu boleh
dibilang sudah dikuasahi secara sempurna.
Tapi setelah menyaksikanjurus serangan dari Hoa Tin tin
tersebut, diam diam ia mengangguk sambil berpikir:
"Tak nyana Pek hoa pang Cu dapat memainkan pedang
panjangnya yang berat dengan begitu ringan dan lembut,
dapat disimpulkan bahwa kemampuannya dalam permainan
pedang telah mencapai tingkatan yang sempurna "
Toa tek Cuncu dengan perawakan tubuhnya yang gemuk
bagaikan gumpalan daging, berdiri nang ditempat sambil
memicingkan matanya, dia menunggu sampai bunga pedang
tersebut meluncur datang dan hampir tiba dihadapannya,
barulah berseru sambil tertawa lengking.
"Serangan yang bagus"
Sepasang telapak tangannya segera dirangkap kearah
bunga pedang itu hingga menggemakan suara benturan yang
ringan-
"Plaaakkk"
Didengar dari suara tadi, otomatis bunga pedang itu tak
berhasil dirangkap dengan tangannya.
Sementara dia gagal dengan serangannya, gerak serangan
pedang dari Hoa Tin tin telah menyambar tiba lagi, ujung
pedangnya segera memercikkan tiga kuntum bunga pedang
yang secara terpisah menyerang ketiga buah jalan darah
penting ditubuh Toa tek Cuncu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gerak serangannya ringan dan lembut, gerak langkahnya
enteng, ta kubahnya seperti setangkai bunga yang bergoyang
kian kemari terhembus angin
Padahal kuntum bunga yang tadi sudah jelas berada
ditengah rangkapan tangan Toa tek cuncu, entah bagaimana
caranya dia menarik kembali serangannya itu, ternyata
didalam waktu singkat telah melancarkan kembali tiga kuntum
bunga pedang.
Begitu serangannya kembali mengenai sasaran yang
kosong, Toa tek Cuncu segera tahu bahwa musuhnya tidak
mudah dihadapi sekalipun hanya seorang wanita, dia segera
tertawa lengking, ujung baju kirinya dikebaskan membentuk
segulung angin puyuh yang secara cepat menggulung ke arah
ketiga kuntum bunga pedang.
Didalam anggapannya, betapa pun besarnya kemampuan
yang dimiliki lawan, dengan kebasannya yang mengandung
tiga bagian tenaga dalam ini, sekalipun ada tiga bilah pedang
pun tidak sulit untuk mematahkannya semua.
Dimana angin puyuh menggulung lewat, letiga kuntum
bunga pedang itupun turut lenyap. dengan senyuman dikulum
dan memeluk pedang pelan-pelan Hoa Tin tin mundur
selangkah, lalu ujarnya dengan suara merdu. "Maaf toa suhu"
Kembali semua orang yang hadir disana dibuat tertegun
oleh perkataan ini, mereka tak tahu dengan cara apakah Hoa
Tin tin telah mengungguli si Hwesio gemuk tersebut?
Bahkan Siang Han hui yang merupakan seorang ahli
pedang pun cuma sempat melihat kalau perempuan itu
memiliki kesempurnaan yang luar biasa dalam ilmu pedang,
tanpa berhasil mengetahui dengan cara apakah ia meraih
kemenangan tersebut?
Toa tek Cuncu segera membelalakkan matanya lebar lebar
sambil mengawasi Hoa Tin tin tanpa berkedip. lalu tanyanya:
"Kapan sih pinceng sudah menderita kekalahan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Apa yang dia tanyakan tak lain merupakan persoalan yang
ingin diketahui pula oleh setiap orang.
Hoa Tin tin segera tersenyum.
"Silahkan toa suhu memeriksa bawah ujung baju kanan
sebelah kirimu, kau segera akan paham dengan sendirinya."
Toa tek Cuncu segera membalik ujung baju tangan kirinya
dan memandang sekejap. tak kuasa lagi ia segera
mendongakkan kepalanya dan tertawa keras, suaranya tinggi
melengking amat tak sedap untuk didengar.
Sebagaimana diketahui, hampir sebagian besar yang hadir
disitu adalah jago-jago kelas satu dari dunia persilatan,
mereka memiliki ketajaman mata yang luar biasa.
Meski hanya sekilas pandangan saja, namun semua orang
dapat melihat dengan jelas bahwa dibawah ujung baju dari
Toa tek Cuncu tersebut terdapat tiga buah titik lubang kecil
yang berbentuk segitiga.
Sudah jelas lubang itu terjadi disaat dia mengebaskan
ujung bajunya tadi dan tertusuk oleh ujung pedang dari Hoa
Tin tin-
Bayangkan saja, dengan sebilah ujung pedang ternyata
secara beruntun bisa membentuk tiga buah lubang kecil,
gerak serangan tersebut boleh dibilang luar biasa cepatnya.
Kemudian kalau dilihat dari tusukan pedangnya yang
berhasil membentuk tiga titik lubang yang sama besarnya
diujung baju lawan, bahkan disaat baju lawan sedang
mengebaskan pukulannya untuk memunahkan tusukannya
yang tiba, dapat dibuktikan kalau ia mempunyai tenaga dalam
yang amat sempurna.
Hoa Siang siang tidak mengira kalau adiknya berhasil
memiliki kepandaian yang begitu sempurna dalam permainan
pedang, untuk sesaat ia menjadi tertegun, paras mukanya
berubah hebat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebenarnya semua orang sudah bersiap siap untuk
bersorak memuji setelah melihat Hoa Tin tin memperlihatkan
kepandaiannya itu, tapi mereka semua jadi terbungkam
setelah mendengar Toa tek cuncu gelak tertawa.
Hoa Tin tin sendiripun dibuat kebingungan oleh gelak
tertawa pendeta itu, tak tahan ia segera bertanya.
”Toa suhu, apa sebabnya kau tertawa tergelak ?”
Toa tek cuncu menghentikan suara tertawanya lalu
menyahut dengan suara melengking
”Bukankah lipousat bermaksud untuk beradu kepandaian
silat dengan pinceng hingga ketahuan siapa yang lebih unggul
diantara kita? Apa artinya bila kau mencari keuntungan hanya
mengandalkan teknik belaka?”
Semua orang segera merasa bahwa perkataan yang
diucapkan pendeta ini terlalu mengada ada dan ingin mencari
menangnya sendiri, tapi pendeta itu sendiri justru berbicara
secara serius, seakan akan alasannya memang kuat dan bisa
diterima.
Diantara semua yang hadir, hanya Siang Han hui seorang
yang bisa memahami perkataannya itu, segera pikirnya.
”Mengikuti perkembangan budaya yang berlangsung
diwilayah Tiong hoa, jalan pemikiran kita rakyat Tionggoan
pun ikut mengalami kemajuan, bagi kami yang penting dalam
ilmu silat adalah kesempurnaan serta kelembutan, terutama
dalam beradu ilmu, kebanyakan hanya dibatasi sampai saling
menutul sehingga tak sampai merusak nama baik orang,
karena inilah yang diajarkan ulama sejak dulu.
Berbeda sekali dengan Toa tek Cuncu yang berasal dari
wilayah See ih, bagaimana mungkin ia bisa memahami teori
semacam ini? Dalam anggapannya, untuk beradu silat maka
ukuran menang kalahnya adalah bila satu pihak telah berhasil
dirobohkan. Lantas apa artinya dengan tiga lubang kecil yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tertera diujung bajunya itu?” Sementara dia masih berpikir,
Hoa Tin tin telah mengangkat kepalanya sambil berkata:
”Menurut anggapan toa suhu, apa yang harus kita perbuat
untuk menentukan siapa yang lebih unggul diantara kita?” Toa
tek Cuncu tertawa:
”Apabila lipousat dapat mengungguli sepasang telapak
tangan pinceng ini, kau akan dianggap benar benar unggul”
Hoa Tin tin segera mengangguk:
”Baiklah, silahkan toa suhu menyerang lebih dulu”
”Hati hatilah kau lipousat” seru Toa tek Cuncu sambil
tertawa melengking.
Kali ini dia tidak bersungkan sungkan lagi, kembali ujung
baju kirinya dikebaskan kemuka membentuk segulung angin
puyuh yang menyambar ke depan, di balik kebasan tersebut
tersembunyi sebuah pukulan maut yang dahsyat.
Sementara tangan kanannya dengan kelima jari tangan
direntangkan lebar lebar, langsung mencengkeram pedang
Hoa Tin tin berbareng dengan kebasan ujung bajunya tadi.
Ilmu silat dari perguruan Pek hoa bun diciptakan oleh Hoa
popo, ini sangat menggemari bunga sepanjang hidupnya
sehingga hampir setiap gerak serangannya selalu
menggunakan nama bunga. Itulah sebabnya semua gerakan
pedangnya selalu enteng dan lembut, meski keganasannya
tidak berkurang, namun soal kelincahan benar benar
merupakan kelebHan yang utama.
Itulah sebabnya begitu ilmu pedang Pek hoa kiam hoat
dikembangkan, semua gerakannya seperti bunga yang
bergoyang terhembus angin, indah menawan tapi terselip duri
di balik rantingnya.
Hoa Tin tin dengan jubah pendetanya yang berwarna hijau,
bergerak kian kemari diantara serangan tangan kanan dan
kebutan tangan kirinya, sementara pedangnya melancarkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
serangan secara berantai, satu jurus belum selesai yang kedua
telah dilepaskan.
Bunga pedangpun sekuntum demi sekuntum beterbangan
diangkasa, ada kalanya serangan itu berdiri sendiri, ada
kalanya pula sampai beberapa kuntum sekaligus, seorang diri
ia bergerak kian kemari diantara bunga bunga perak bagaikan
kupu kupu yang mencari madu, sebentar berada dimuka, tahu
tahu sudah menyelinap ke belakang.
Disaat jurus serangannya baru dilancarkan, orangnya masih
berada disebelah kiri, tapi disaat serangan hampir mencapai
musuhnya, tubuhnya sudah menyelinap disebelah kanan,
seakan akan pedang adalah pedang, orang adalah orang, dua
hal yang terpisah.
Dengan peristiwa ini, biarpun tenaga dalam yang dimiliki
Toa tek Cuncu lebih sempurna dan pukulan yang dilancarkan
lebih dahsyat pun, hampir semuanya mengenai sasaran yang
kosong.
Dengan kelincahan menghadapi kekuatan, otomatis
kelincahan yang berhasil meraih banyak keuntungan-
Toa tek Cuncu dengan mengandalkan kebasan ujung baju
kirinya, dan pukulan kanannya, makin menyerang semakin
dahsyat, tenaga dalam yang digunakan pun semakin lama
semakin bertambah kuat, hampir setiap kebasan dan pukulan
yang dilepaskan semuanya disertai dengan tenaga pukulan
yang mengerikan hati.
Akan tetapi permainan pedang yang dilancarkan Hoa Tin tin
pun makin lama semakin bertambah ringan dan lembut,
berpuluh puluh kuntum bunga perak diciptakan olehnya
mengelilingi sekeliling tubuhnya se Toa tek Cuncu, bahkan
berlapis lapis tiada habisnya.
Dalam waktu singkat kedua sosok bayangan manusia itu
seperti bergulingan ditengah tumpukan bunga perak yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tebal, menciptakan suatu pemandangan yang amat indah dan
menawan hati.
^oo@dw@oo^
Jilid: 26
Hoa Siang siang yang mengikuti jalannya pertarungan itu
makin memandang semakin terkejut, diam diam ia
menggertak giginya kencang kencang sambil menyumpahi
didalam hati
"Tampaknya si nenek bajingan itu memang pilih kasih, ilmu
pedang Pek hoa cing gin (seratus bunga berebut keindahan)
dari Pek hoa kiam hoat hanya dia wariskan kepada Tin tin
tanpa menyinggung sekalianpun dihadapanku Hmm, kalau
begitu kau memang tak pernah menganggap aku sebagai
muridmu Hmm... kalau toh demikian jangan salahkan pula jika
akupun tidak pernah menganggapmu sebagai guruku."
Yang dia maki sebagai "nenek bajingan" itu tentu saja
gurunya, Hoa Popo yang mendirikan perkumpulan Pek hoa
pang
Pada saat itulah Hoa Tin tin melompat mundur secara tiba
tiba sambil menarik kembali pedangnya, lalu sambil tersenyum
dia berkata: "Toa suhu, tentunya kau sudah mengaku kalah
bukan sekarang?"
Sekali lagi semua orang dibuat tertegun setelah mendengar
perkataan ini, tidak ada yang tahu kepandaian aneh apa yang
telah digunakan Pek hoa pangcu dalam serangannya kali ini?
Tanpa terasa semua orang bersama sama berpaling kearah
Toa tek cUncu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tampak pendeta asing itu berdiri disitu dengan tenang,
matanya dipicingkan dan sama sekali tak nampak sesuatu
gejala yang aneh atau mencurigakan.
"Siapa bilang pinceng sudah kalah?..." teriak Toa tek cuncu
dengan suara melengking.
Hoa Tin tin tertawa hambar
"Apakah toa suhu tidak merasa kalau sepasang kakimu
terutama ketujuh buah jalan darah disana telah tersentuh oleh
bunga pedangku?"
"Oooh... aaah aaaah aaah..."
Bagaikan baru merasakan sekarang Toa tek cuncu
tergagap. tapi selang sejenak kemudian ia telah berkata lagi
sambil tertawa melengking dengan suara yang tak sedap
didengar:
"Sepasang kaki pinceng memang sudah tersentuh oleh
bunga pedang lipou sat sehingga tak dapat bergerak. tetapi
sepasang tanganku toh masih bisa melancarkan serangan"
Seraya berkata dia menarik hawa murninya dan menerjang
kemuka secara beruntun tangannya melancarkan serangkaian
bacokan
Tindakan yang dilakukan pendeta itu benar benar diluar
dugaan Hoa Tin tin meski jalan darah dikaki lawan sudah
tertotok^ nyatanya dia masih mampu untuk melancarkan
terkaman
Bukan hanya begitu, serangan yang dilancarkan dengan
sepasang telapak tangannya itu benar benar bagaikan
sambaran guntur, dua gulung angin pukulan yang bergabung
menjadi satu, mewujudkan segulung angin puyuh seperti
amukan ombak samudra yang secara langsung menghantam
tubuh Hoa Tin tin kehebatannya benar benar menggidikkan
hati.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Semua jago yang hadir diarena segera dibuat terkesiap dan
masing masing mulai menguatirkan keselamatan Hoa Tin tin,
pikirnya :
"hweesio tua ini mempunyai tenaga dalam yang amat
sempurna jikalau dia sampai tersapu oleh angin serangannya
siapa yang bisa menjamin keselamatan jiwanya ?"
Hoa Tin tin sendiripun merasa kaget bercampur terkesiap^
ia segera menggerakkan tubuhnya dan berkelit kesamping
untuk menghindarkan diri.
Didalam anggapannya, setelah jalan darah disepanjang kaki
Toa tek cuncu tertotok dia pasti tak mampu bergerak. sedang
terkamannya barusan tak lebih hanya mengandalkan tenaga
dalamnya yang sempurna asal dia sudah menghindar,
tubuhnya yang terjatuh ketanah pasti tak akan mampu untuk
berdiri kembali
Siapa tahu ketika serangannya mengenai sasaran yang
kosong dan tubuhnya yang gemuk hampir mencapai
permukaan tanah, mendadak Toa tek cuncu mengayunkan
tangan kirinya keatas tanah sehingga sekali lagi melejit
ketengah udara
Setelah berada kembali diudara, sepasang tangannya
diputar satu lingkaran lalu dengan teknik ciat ing tay hoat
(ilmu pantulan) dia kembalikan semua kekuatan lawan yang
ditujukan kepadanya tadi, secara utuh ketubuh Hoa Tin tin
Tenaga pukulan tersebut sudah barang tentu jauh lebih
dahsyat dan kuat daripada serangan semula, angin puyuh
yang menderu deru seperti amukan ombak ditengah samudra,
melanda daerah selebar lima enam depa langsung meluncur
kedepan.
Ruang tengah yang luasnya belasan kaki ini segera terjadi
getaran yang sangat keras pasir dan debu berguguran keatas
tanah. saking tebalnya pasir dan debu itu sehingga hampir
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
saja membuat semua orang tak mampu membuka matanya
lagi.
Berada dalam keadaan demikian, tiada kesempatan bagi
Hoa Tin tin untuk berkelit kesamping terpaksa dia harus
menjejakkan sepasang kakinya dan melejit setinggi dua kaki
lebih lurus keatas langit langit ruangan-
(Perlu diketahui, ruang tengah dari perkampungan Sau hoa
san ceng ini mencapai tiga kaki lebih).
Segulung angin pukulan yang maha dahsyat, bagaikan
datangnya air bah mengalir lewat persis dibawah kakinya.
"Blaaammmm. . . "
Terjadilah benturan yang amat keras menggelegar
memecahkan keheningan, akibat dari melandanya angin
pukulan angin pukulan tersebut sebuah daun jendela beserta
dinding tembok setinggi setengah badan manusia yang berada
dibawahnya segera ambrol dan terbawa arus hingga sejauh
tujuh delapan depa lebih dari posisi semula.
Tapi ditengah gemuruhnya suara dinding dan daun jendela
yang sedang ambrol itu kembali terdengar suara benturan
keras...
"Blaaammm"
Disusul kemudian terlihat sesosok bayangan manusia jatuh
terduduk diatas tanah dan tak sanggup merangkak bangun
lagi
Tiada orang yang tahu siapakah orang yang terjerambab
diatas tanah itu? Serentak mereka berpaling, ternyata Toa tek
cuncu yang bertubuh bulat seperti daging babi itu sudah
roboh tergeletak di atas tanah...
Diatas punggungnya tampak seorang gadis kecil berbaju
merah duduk menungganginya, kepalan kecil tangan
kanannya sedang menghantam jalan darah Leng tay hiat di
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
atas kepala Toa tek cuncu, sedangkan kaki kirinya tampak
seutas tali melilitnya kencang kencang
Ternyata sewaktu Toa tek cuncu melejit kembali ketengah
udara tadi, sinona kecil berbaju merah yang ingin menolong
majikannya segera mengeluarkan talinya untuk melilit kaki kiri
Hwesio tersebut serta membetotnya secara paksa.
Kemudian dia melompat dan menunggangi diatas
punggungnya, tapi karena kuatir si Hwesio itu melejit kembali,
maka dengan sekuat tenaga dia hantam jalan darah Leng tay
hiatnya
oleh karena perhatian semua orang waktu itu sedang
tertuju kearah Hoa Tin tin yang sedang terdorong kearah
dinding, maka tak seorangpun yang menaruh perhatian
terhadap tindakan dari sinona berbaju merah ini.
Hoa Tin tin segera berseru keras setelah melayang turun
kembali keatas tanah "Siau bi, ayoh cepat bangun"
Tapi nona berbaju merah itu seolah olah tidak mendengar
bentakan tersebut, tubuhnya sama sekali tak bergerak bukan
cuma begitu, mukanya yang mungil kelihatan bersemu merah
mulutnya seakan akan terkunci rapat
Siang Han hui segera melihat akan gelagat yang kurang
baik, serunya tanpa terasa: "Aduh celaka"
Tubuhnya segera melejit ke depan dan meluncur
kesamping Toa tek cuncu, lalu...
"criiing" bianglala perak melintas lewat, sebuah serangan
pedang telah dilontarkan ketubuh nona berbaju merah itu.
Tindakan yang berlangsung sangat mendadak ini seketika
mengejutkan semua orang, siapapun tidak menyangka kalau
ketua Hoa san pay yang amat termashur itu bakal
melancarkan sergapan kearah seorang nona cilik yang baru
berusia tujuh delapan tahun.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Perlu diketahui, semua peristiwa ini berlangsung dalam
sekejap mata... tahu tahu saja
Plak
pedangnya telah menghantam diatas tubuh nona tersebut.
Akibat dari serangan tersebut, tubuh si nona berbaju merah
itu mencelat sejauh lima enam depa lebih, sebaliknya pedang
song bun kiam yang sudah dipakai siang Han hui selama
puluhan tahun itupun ikut tergetar sampai patah menjadi
beberapa bagian dan rontok keatas tanah.
Hoa Tin tin segera maju kedepan dan memberi hormat
kepada Siang Han hui sambil ujarnya:
"Terima kasih banyak Siang ciangbunjin kau telah
menyelamatkan selembar jiwa muridku."
"Tidak berani, tidak berani, ucapan Hoa pangcu terlalu
serius..." buru buru Siang Han hui balas memberi hormat.
Ternyata nona berbaju merah itu telah membelenggu kaki
toa tek cuncu dengan tali sehingga menariknya dari udara dan
terjatuh ketanah, kemudian ia menunggangi punggung
pendeta tersebut dan memukuli jalan darah Leng tay hiatnya
dengan sekuat tenaga.
Keadaan tersebut boleh dibilang merupakan peristiwa yang
memalukan bagi Toa tek cuncu, bayangkan saja dia harus
menelan pil pahit karena dipecundangi seorang nona kecil,
apalagi tak mengira kalau jalan darah leng tay hiatnya bakal di
hantam pula.
Menanti ia sadar akan hal tersebut, tubuhnya sudah keburu
tertelungkup diatas tanah macam anjing makan najis.
Padahal hantaman siau bi sesungguhnya tidak terlalu berat
tapi leng tay hiat merupakan pusat dari semua syaraf diotak
yang mempengaruhi secara langsung kerja otak besar,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akibatnya untuk berapa saat dia tak mampu untuk merangkak
bangun.
Walaupun begitu tenaga dalam yang dimilikinya terhitung
cukup sempurna, begitu merasa kalau jalan darah leng tay
hiatnya terserang, dia tak usah mengerahkan tenaga
dalamnya lagi, secara otomatis tenaga murni tersebut
menghimpun sendiri dijalan darah leng tay hiat serta
membendung serangan yang datang dari luar.
Bagaimanapun juga Siau bi masih kecil bagitu kepalanya
diayunkan maka tangan tersebut segera terhisap oleh tenaga
dalam Toa tek cuncu.
Terasa segulung tenaga yang sangat kuat menembusi
lengannya langsung memancar keempat penjuru seketika itu
juga badannya tak mampu berkutik lagi.
Siang Han hui yang berpengalaman segera dapat melihat
akan gejala tersebut, dia tahu tenaga dalam yang dimiliki Toa
tek Cuncu masih jauh lebih tangguh dari kemampuannya,
maka dia tak berani memberi pertolongan secara langsung.
Sementara itu siang Han hui telah berpaling ketika
menjumpai nona berbaju merah itu belum juga bangkit berdiri
cepat cepat serunya:
"Hoa pangcu, cepat kau tengok keadaan muridmu, apakah
tubuhnya sudah terluka akibat tergetar oleh tenaga dalam toa
suhu itu...?"
Sebelum Hoa Tin tin sempat menjawab, tampak Toa tek
Cuncu telah melejit dan melompat bangun dari atas tanah,
serunya dengan suara melengking:
"omintohud, dosa, apa yang diucapkan sicu ini memang
benar bocah perempuan itu sudah menderita luka dalam
akibat getaran tenaga dalam pinceng isi perutnya kini sudah
bergeser sehingga boleh dikata jiwanya tak tertolong lagi"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ternyata didalam waktu singkat dia telah berhasil
melepaskan diri dari pengaruh ketujuh totokan jalan darah
pada sepasang kakinya...
Cepat cepat Hoa Tin tin memburu ke samping Siau bi serta
memeriksa keadaannya
Tampak Siau bi memejamkan matanya rapat rapat
selembar wajahnya yang mungil berubah menjadi putih
kekuning kuningan, ujung bibirnya masih nampak noda darah,
jelas kalau isi perutnya sudah terluka parah dan jiwanya
terancam.
Tak terlukiskan rasa terperanjat Hoa Tin tin setelah
menyaksikan peristiwa tersebut cepat cepat dia membopong
tubuh Siau bi lalu sambil menatap Toa tek Cuncu katanya
dengan gusar :
"Toa suhu, kau adalah seorang pendeta mengapa sekeji ini
kau lukai seorang bocah kecil ?"
Toa tek Cuncu tertawa melengking :
"Keliru besar perkataan dari li pausat. Siapa suruh dia
melancarkan serangan disaat pinceng sedang bertarung
melawan lipousat ? Apakah pinceng tidak berhak untuk
menghadapi sergapannya ?"
Dari pembicaraan tersebut dapatlah disimpulkan kalau dia
memang sengaja hendak melukai isi perut Siau bi.
"Tapi selanjutnya toa suhu toh sudah tahu kalau orang
yang menyergapmu tak lebih hanya seorang nona cilik,
mengapa kau masih saja melancarkan serangan seberat ini?"
sekali lagi Toa tek Cuncu tertawa melengking :
"Kalau toh dia adalah musuh, kenapa mesti kubedakan
mana yang besar dan mana yang kecil ? Sekalipun kini
lipousat harus kehilangan seorang murid tapi pinceng pun
telah menderita kalah ditangan lipousat merasa puas."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Paras muka siang Han hui segera berubah menjadi amat
serius, pelan pelan dia berkata
"Ilmu sinkang aliran See ih yang dilatih toa suhu jauh
berbeda dengan kepandaian biasa untuk melepaskan lonceng
diperlukan orang yang memasang lonceng tersebut toa suhu
sebagai seorang pendeta yang mengutamakan welas kasih
sudah sepantasnya bila kau tolong jiwa nona cilik itu"
"Haaah haaahh.." Toa tek Cuncu mendongakkan kepalanya
dan tertawa lengking, "kalau toh sicu mampu untuk menolong
bocah itu terlepas dari punggung pinceng, dengan sendirinya
kau tentu bisa pula yang menyelamatkan jiwanya, lagi pula
jika pinceng bersedia menolongnya, lantas apa artinya kulukai
tadi?"
"Toa suhu, sebagai seorang murid Budha, mengapa kau
berkata demikian?" tegur Siang Han hui dengan sorot mata
memancarkan sinar yang tajam.
"Lantas apa yang mesti pinceng katakan?"
Dalam pada itu Hoa Tin tin telah membopong Siau bi dan
menempelkan tangan kirinya diatas jalan darah leng tay hiat
nya lalu menyalurkan tenaga dalamnya sedikit demi sedikit.
Apa yang diucapkan Toa tek Cuncu memang benar, dia
telah menerima tumbukan tenaga dalam yang sangat kuat
sehingga isi perutnya bergeser tempat, itu berarti luka
tersebut tak mungkin dapat disembuhkan dengan
mengandalkan tenaga murni saja.
Sebenarnya siang Han hui adalah seorang pendekar yang
amat sabar dan bijaksana, tapi sikap Toa tek Cuncu yang sadis
terhadap seorang bocah dan pandangannya yang begitu
dingin terhadap keselamatan jiwa orang lain membuah hawa
amarahnya segera berkobar. Dengan kening berkerut dia
tertawa keras, kemudian serunya :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Taysu berdua sebagai pendeta agung yang datang dari
See ih, sudah seharusnya menggunakan kewelas kasihan serta
kebesaran jiwa untuk mengikat tali persahabatan dengan
umat Tionggoan, bila kalian bermaksud mengandalkan ilmu
silat untuk memusuhi umat persilatan hmmm Perbuatan
tersebut hanya akan mendatangkan banyak kesulitan untuk
kalian sendiri"
"sicu, apa maksudmu berkata demikian?" tegur Toa tek
Cuncu
Dia seperti tak memahami apa yang dimaksudkan oleh
Siang Han hui...
Dengan wajah serius Siang Han hui segera berkata
"Aku orang she Siang minta kepadamu untuk mengobati
luka yang diderita nona kecil ini."
"Tidak bisa" Toa tek cuncu segera menggeleng
Hoa Tin tin membaringkan tubuh Siau bi ke atas tanah,
kemudian ujarnya dengan suara dingin:
"Setelah menderita kekalahan tadi, apakah kau merasa
tidak puas...?"
"Betul, bila lipousat mampu mengungguli pinceng dalam
pertarungan senjata nanti, pasti akan pinceng obati luka yang
diderita siau sicu itu" sahut Toa tek Cuncu sambil tertawa
lengking
"Baik, tapi keadaan yang bagaimanakah baru toa suhu
anggap sebagai kekalahan?"
Setelah dua kali Toa tek cuncu tak mau mengakui
kekalahannya setelah ia berhasil menangkan dua babak
pertarungan tadi, sekarang Hoa Tin tin bertindak lebih berhati
hati lagi sehingga tidak sampai lawannya mungkir nanti
"Soal itu mah gampang" jawab Toa tek Cuncu, "asalkan li
sicu berhasil menusuk pinceng sampai roboh dan kehilangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tenaga untuk melawan, ataupun kau berhasil mementalkan
senjata pinceng dari genggaman, pinceng akan mengaku
kalah"
"Apakah perkataan dari toa suhu ini bisa dipercaya?”
Toa tek Cuncu segera menunjuk ke arah Toa tat Cuncu,
yang berada di hadapannya sambil berkata
"Toa suheng pinceng duduk didepan sana berada
dihadapan toa suheng, pinceng tak akan berani mengingkari
janji."
Dari sikap hormat Hwesio tersebut terhadap Toa tat Cuncu,
Hoa Tin tin tahu bahwa apa yang diucapkan memang benar,
maka dia pun segera mendengus : "Bagus sekali, silahkan
Taysu meloloskan senjata"
Toa tek Cuncu segera menggapai ke arah hweesio berbaju
kuning yang membawa toya penakluk iblis itu sambil serunya.
"Bawa kemari senjataku"
hweesio itu tidak menyahut dan segera maju ke depan
serta menyerahkan toya penakluk iblis tersebut kepada Toa
tek Cuncu.
Setelah menerima senjata Toa tek segera melintangkannya
didepan dada sambil berseru :
"Bila lipousat mampu menyambut sembilan jurus serangan
pinceng anggap pula li pousat yang menang"
Toya penakluk iblis adalah sejenis senjata yang sangat
berat, ditambah pula tenaga dalamnya yang amat sempurna,
akibatnya jurus serangan itu terasa lebih ganas dan dahsyat,
orang bisa tak nanti mampu menghadapi sepuluh jurus saja
dari serangan tersebut.
Menurut perhitungan pendeta tersebut biarpun tenaga
dalam yang dimiliki Hoa Tin tin cukup hebat, bagaimana
punjua dia adalah seorang perempuan, tak mungkin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perempuan selemah itu sanggup menghadapi sembilan puluh
jurus serangannya yang sangat dahsyat itu
Hoa Tin tin mendengus marah, pedangnya segera
diloloskan kembali dan digenggam ditangan kanan sementara
tangan kirinya meloloskan senjata kebutan kemala putih yang
semula tergantung ditangannya, lalu beseru dingin : "Silahkan
taysu..."
Belum selesai perkataan itu diucapkan, mendadak
terdengar suara benturan nyaring berkumandang datang dari
kejauhan-
Dalam pada itu Hoa siang siang yang menjumpai adiknya
tak pernah menggerakkan senjata kebutan kemala putihnya
sepanjang bertarung melawan Toa tek Cuncu tadi, dia
mengira kebutan mana hanya berupa pelengkap dari
dandanannya sebagai rahib.
Tapi setelah melihat Toa tek Cuncu menggunakan toya
penakluk iblis dan perempuan itu pun mengeluarkan senjata
kebutan kemala putihnya, tiba tiba saja satu ingatan melintas
di dalam benatknya, dia segera berpikir:
"Kalau begitu, perempuan tersebut pasti mempunyai jurus
yang tangguh dalam permainan senjata kebutannya"
Baru saja ingatan itu lewat, mendadak terdengar suara
benturan keras yang makin lama semakin mendekat, dengan
wajah berubah ia segera bangkit berdiri.
Tapi saat itulah tampak sesosok bayangan manusia telah
menerjang masuk dari luar ruangan, belum juga semua orang
melihat wajahnya, sekilas cahaya pedang berwarna hijau telah
menggulung Toa tek Cuncu dengan dahsyatnya.
Serangan tersebut datangnya sangat tiba tiba, membuat
semua yang hadir dalam ruangan menjadi tertegun.
Hoa Tin tin dengan pedang dan kebutan yang terhunus
sudah siap melancarkan serangannya ketika cahaya pedang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sipendatang itu menggulung datang, ia dapat merasakan
betapa tajamnya angin serangan dan dinginnya hawa pedang
Berhubung orang itu menerjang Toa tek Cuncu, otomatis
diapun mengundurkan diri kembali dari arena.
Semua peristiwa itu berlangsung dalam sekejap mata, Toa
tek Cuncu sama sekali tak menduga kalau ditengah jalan akan
muncul seseorang.
Walaupun dia merasakan betapa ganasnya cahaya pedang
yang menyambar kearahnya, namun tak sempat lagi untuk
menghindar sambil membentak keras toya penakluk iblisnya
segera didorong kedepan.
sebagaimana diketahui, toya penakluk iblis itu berat sekali,
menyusul ayunan tangannya terasa hembusan angin serangan
yang kuat hal ini membuktikan kalau kemampuan serta tenaga
dalamnya benar benar luar biasa.
Gerakan dari kedua belah pihak sama sama cepatnya,
dalam waktu singkat pedang dan toya itu sudah saling beradu
satu sama lainnya. "Traaang..."
Menyusul suara benturan keras kedua sosok bayangan
manusia itu saling berpisah.
^oodowoo^
Tenaga dalam yang dimiliki Toa tek Cuncu terbukti berapa
kali lipat lebih tangguh ketimbang pendatang tersebut,
benturan yang baru saja terjadi membuat orang itu beserta
pedangnya mencelat sejauh berapa kaki dari posisi semula.
Akan tetapi toya penakluk iblisnya yang besar seperti
lengan lelaki kekar itupun hampir patah menjadi tiga bagian
oleh bacokan pedang orang itu dan-..
"Traaang" segera rontok keatas lantai.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kejadian tersebut sangat mengejutkan Toa tek Cuncu,
sambil memegang sisa toya yang patah, untuk berapa saat dia
berdiri termangu mangu.
Tiba tiba terdengar Ban Huijin berteriak dengan rasa kaget
bercampur gembira : "Dia adalah Huan toako"
Sementara itu Siang Han hui, Seng Bian tong serta Lian
Sam Sin sekalian pun dapat melihat dengan jelas bahwa
pendatang tersebut tak lain adalah Huan Cu im.
Tampak sepasang matanya merah membara wajahnya
merah padam seperti darah, diiringi ruangan kalap seperti
orang gila saja dia menerjang Toa tek Cuncu pun merasa
terkejut, padahal toya penakluk iblisnya terbuat dari baja
murni yang sangat keras, tetapi nyatanya dapat dipatahkan
dalam sekali bacokan, hal ini membuktikan kalau pedang yang
berada ditangan orang itu adalah sebilah pedang mestika yang
tajam, dengan sendirinya kutungan toya tersebutpun tidak
akan mampu untuk menandinginya.
Melihat Huan Cu Im menerjang tiba sambil mengayunkan
pedangnya cepat cepat dia menyodok toyanya sambil
menggeser kaki kanannya kesamping, lalu menyelinap
kebelakang tubuh Huan Cu Im dan mementangkan kelima jari
tangan kirinya untuk menghantam pinggang anak muda
tersebut.
"Aaah, Tayjin eng" pekik siang Han hui dengan kaget
setelah melihat gerakan itu Ban Huijin segera berteriak pula
"Huan toako, hati hati belakangmu..."
Seperti diketahui Huan Cu Im telah terkena bubuk obat
perangsang Hoa hunjui cing san, pikiran dan kesadarannya
kini sudah terpengaruh. Sejak menerjang masuk kedalam
ruangan dan melihat ada orang sedang bertarung melawan
seorang perempuan sama sekali tak sempat untuk
membedakan apakah lelaki itu musuh atau teman, asal ada
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang berani bartarung melawan perempuan, segera
dianggapnya lelaki itu yang salah.
Maka ia segera melancarkan serangannya terhadap Toa tek
Cuncu, dalam keadaan begitu ia tak tahu kalau ayunan
pedangnya telah berhasil mematahkan toya penakluk iblis dari
Toa tek cuncu tersebut.
Terhadap jeritan kaget dari Ban Huijin barusan, pemuda
itupun tidak mendengar apa, dia cuma merasakan kalau
musuh sudah menyelinap kebelakang tubuhnya sehingga
tanpa berpikir panjang lagi tangan kirinya dibalik dan
menghantam kebelakang tubuhnya dengan jurus ekor naga
mengebas angin-
Oleh karena kesadarannya memang agak menghilang
karena pengaruh obat perangsang, dia lupa pula dengan
peringatan dari gurunya, tanpa sadar serangan yang
dilancarkan itu menggunakan ilmu Hwee Sin pat ciang...
Ketika sepasang telapak tangan saling beradu, angin puyuh
menderu deru dari delapan penjuru menyusul kemudian
terjadi suara benturan yang amat keras yang mengakibatkan
kedua orang tersebut sama sama tergetar mundur sejauh tiga
langkah
Bukan hanya begitu, setelah menerobos kedepan Huan Cu
Im masih belum berhasil mengendalikan diri, dia harus
bergeser dua langkah lagi sebelum berdiri tegak
Peristiwa ini bukan saja mengejutkan Toa tek Cuncu, juga
mengagetkan Siang Han hui sekalian-
Bayangkan saja tenaga dalam yang dimiliki Toa tek Cuncu
begitu sempurna, terutama sekali ilmu pukulan Tay jiu eng
tersebut merupakan semacam ilmu yang maha dahsyat
diantara ilmu pukulan yang lain, namun dalam kenyataan
Huan Cu Im sanggup untuk menghadapinya selain maju dua
langkah lebih kedepan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Apakah tenaga dalam yang dimilikinya hampir seimbang
dengan tenaga dalam yang dimiliki Toa tek Cuncu ?
Sudah jelas hal semacam ini tak mungkin terjadi.
Berkilat sepasang mata Hoa Siang siang pikirnya didalam
hati.
"Ternyata kepandaian silat yang digunakan bocah keparat
ini adalah Sian hong ciang"
Sejak kesadaran Huan Cu Im terganggu, dia bagaikan
orang gila saja menerjang musuhnya secara kalap. akibat dari
benturannya dengan ilmu Tayjiu eng tubuhnya sampai
terdorong maju kebelakang (berhubung serangan itu
dilancarkan dengan mendorong kebelakang otomatis bila
terkena getaran maka badannya terdorong maju ke muka)
Mendadak pemuda itu berpekik nyaring, dia seperti lupa
dengan pedang yang berada ditangan kanannya, bagaikan
gangsing tubuhnya berputar kencang lalu tangan kirinya
diayunkan ke belakang melancarkan lagi sebuah pukulan ke
arah Toa tek Cuncu
Sejak menyadari kalau ilmu Tayjiu engnya tak berhasil
melukai lawan, Toa tek Cuncu telah sadar kalau kepandaian
silat yang dimiliki pemuda tersebut tidak berada dibawah ilmu
Tayjiu eng andalannya...
oleh karenanya begitu melihat lawan menyerang lagi ia tak
berani gegabah dan segera menangkis dengan dilepaskan
serangan tadi, tubuh Huan Cu Im turut berputar bergerak
kekanan sebentar ke kiri, sebentar ke depan dan sebentar lagi
kebelakang, dalam sekejap mata ia sudah melancarkan
delapan buah serangan berantai
Kedelapan buah serangan tersebut semuanya dilancarkan
dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat, gerakannya aneh
dan dahsyat, seketika itu juga seluruh ruangan dipenuhi oleh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
deruan angin pukulan yang menggulung gulung, keadaannya
sungguh mengerikan hati.
Toa tek Cuncu segera menghimpun segenap tenaga yang
dimilikinya untuk memberi perlawanan, dia hanya sempat
melepaskan tiga buah pukulan Tayjiu eng (sebab ilmu Tay jiu
eng memang dilepaskan amat lamban).
Meski kedelapan buah pukulan pemuda itu berhasil juga
terbendung semua, toh tubuhnya sempat dibuat terombang
ambing sehingga mundur sejauh lima langkah dari posisi
semula.
Perlu diketahui, walaupun ilmu pukulan Tay jiu eng
merupakan ilmu pukulan yang terhebat dari wilayah See ih,
namun Siang hong ciang yang digunakan pemuda tersebut
merupakan ilmu sakti dari Lam hay Hong lui bun,
kedahsyatannya sama sekali tidak berada dibawah kehebatan
Tayjiu eng.
Dengan tiga buah pukulan ia mampu menghadapi delapan
pukulan dari Huan Cu im, ini berarti tenaga dalamnya masih
jauh lebih unggul dari pemuda tersebut, karena sama artinya
dengan satu ia mampu membendung tiga buah pukulan
lawan-
Akibat dari deruan angin pukulan yang memancar ke
delapan penjuru, hampir sebagian besar meja dan kursi yang
berada dalam ruangan tersebut roboh bertumpukan, cawan
berhamburan kemana mana, membuat para hadirin menjadi
tegang dan kaget.
Setelah melepaskan kedelapan buah pukulan tersebut, tiba
tiba Huan Cu Im muntah darah segar, menyusul kemudian
tubuhnya ikut roboh pula keatas tanah.
Pada saat itulah dari luar ruangan muncul kembali tiga
sosok bayangan manusia yang menerjang masuk kedalam
ruangan dengan susah payah, mereka adalah Leng Kang to
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dari Kay pang dan Leng Bwee oh serta Ay Ang Tho dari Pek
hoa pang.
Begitu Leng Kang to bertemu dengan Lian Sam sin, dan
Leng Bwee oh serta Ay Ang Tho bertemu dengan Hoa Tin tin,
serentak mereka berteriak hampir berbareng. "Lian tianglo..."
"Suhu," Sesungguhnya mereka sudah tercekam oleh racun
dari obat perangsang Jui cing yok, tapi tekad yang kuat telah
mempertahankan mereka hingga kini, mereka selalu berpekik
didalam hatinya: "Kami harus dapat meloloskan diri dari sini"
Akan tetapi setelah yang satu bertemu dengan gurunya,
ketegangan mereka segera mengendor dan ketiga orang
itupun tak sanggup lagi untuk mempertahankan diri, secara
beruntun mereka roboh terjengkang ke atas tanah dan tak
sadarkan diri
Sejak Huan Cu Im muncul dalam ruangan, sampai keempat
orang itu roboh pingsan secara beruntun, waktu berlangsung
amat cepat.
Ban Huijin jadi gelisah sekali setelah melihat Huan Cu Im
roboh keatas tanah, serta merta dia melompat ke depan dan
memburu ke tengah arena.
Menyusul kemudian Lian Sam sin, Siang Han hui serta Seng
Bian tong bertiga turut memburu pula ke depan-
Hoa Tin tin memburu pula ke tengah arena ketika melihat
kedua orang muridnya ikut roboh pingsan-
Siapa tahu disaat Huan Cu Im sedang roboh inilah,
mendadak tampak sesosok bayangan manusia menerobos
masuk dari luar ruangan, dengan suatu gerakan cepat dia
menghampiri Huan Cu Im lalu membopongnya dan siap
berlalu dari situ.
Toa tek Cuncu segera merentangkan kutungan toyanya
menghadang jalan pergi orang itu hardiknya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa yang hendak kau lakukan dihadapan pinceng?"
"Minggir kau" bentak orang itu sambil mengebaskan tangan
kanannya kedepan.
Termakan kebasan itu, tubuh Toa tek cuncu seperti
segumpal daging saja tahu tahu sudah mencelat keudara
hingga berjumpalitan beberapa kali.
Peristiwa ini sungguh diluar dugaan siapapun, kontan saja
membuat para jago terkesiap dan berdiri tertegun
Ketika orang itu menyerobot masuk ke dalam ruangan tadi,
para jago yang hadir dalam ruangan tak ada yang menaruh
perhatian kepadanya karena itu waktu semua orang sedang
heboh dan dibuat panik karena robohnya Huan Cu im, Leng
Kang to, Leng Bwee oh dan Ay Ang Tho secara beruntun.
Selain itu gerakan tubuh orang tersebut pun amat cepat,
sejak membopong Huan Cu Im sampai siap berlalu, semuanya
dilakukan amat cepat hingga hampir tak ada yang melihat
jelas orang tersebut.
Sampai dia mengebaskan tangannya dan melemparkan
tubuh Toa tek cuncu hingga terpental kebelakang, semua
orang baru dapat melihat jelas raut wajahnya, karena saat itu
ia terhenti sejenak.
Ternyata dia adalah seorang kakek berusia lima puluh
tahunan, berpakaian compang camping, berperawakan ceking
lagi jangkung, kepalanya lancip lagi botak. wajahnya kurus,
alis matanya kecil dan tipis serta memiliki sepasang mata yang
kecil pula.
Namun biji matanya bergerak jeli lagi tajam, sebaris giginya
yang kuning menghiasi senyumannya yang ramah dan
simpatik.
Meski dia sedang tertawa, namun memberi kesan yang
aneh bagi mereka yang memandang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara Toa tek Cuncu baru saja merangkak bangun,
Toa tat Cuncu yang selama ini duduk sambil membungkam
dan memejamkan mata itu telah membuka matanya lebar
lebar, kemudian katanya:
"Dalam satu gerakan saja sicu dapat menggulingkan sute
lolap. ini menunjukkan kalau kau adalah seorang tokoh yang
ternama, mengapa tidak menyapa lolap lebih dulu sebelum
pergi?"
Sambil berkata lambat lambat, tangan kanan diangkat pula
dengan melakukan gerakan mendorong keluar.
Kakek kurus jangkung itu segera tertawa terkekeh kekeh..
"Pengemis rudin tetap pengemis rudin, siapa bilang aku
adalah seorang tokoh ternama? Tampaknya toa suhu telah
salah melihat"
Dengan tangan kiri membopong Huan Cu im, tangan
kanannya segera mencakar seenaknya kedepan lalu
membuangnya ke belakang.
Semula semua orang tidak tahu apa yang dilakukan dengan
gerakan mencengkeram dan membuang tersebut, tapi disaat
kelimajari tangannya melakukan gerakan membuang itulah,
terjadi suatu ledakan keras yang memekikkan telinga.
"Blaaaammm..."
Tahu tahu kedua belah pintu ruangan sudah tergetar
sampai hancur berantakan-
Baru sekarang semua orang tahu, rupanya disaat berbicara
tadi, secara diam diam Toa tat Cuncu telah menggunakan
semacam ilmu "berpisah bukit memukul harimau" untuk
melukai lawannya.
Bila ditinjau dari serangannya yang sama sekali tidak
menimbulkan suara tapi menimbulkan daya penghancur yang
begitu dahsyat, bisa disimpulkan kalau ilmu itu tidak berada
dibawah kemampuan ilmu Tayjiu eng.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi kakek jangkung yang bertubuh ceking itupun tak kalah
hebatnya, dengan sebuah gerakan mencengkeram ternyata ia
berhasil menangkap serangan tanpa wujud dari Toa tat Cuncu
serta membuangnya ketempat lain-
Hal ini menunjukkan bahwa kedua orang ini sama sama
memiliki kepandaian silat yang maha dahsyat. "omintohud"
Toa tat Cuncu membuka matanya lebar lebar dan
memancarkan dua sinar tajam yang menggidikkan hati, dia
segera merangkap tangannya didepan dada lalu berkata
"Ciat ing Sin kang Ternyata sicu pun seorang murid
Buddha, kalau begitu pasti berasal dari Siau limpay sungguh
beruntung lolap dapat bersua denganmu"
"Heeh... heee... pengemis rudin bukan murid Buddha, aku
terlebih tak berani mendompleng nama baik siau limpay"
Selama berbicara, senyuman ramah selalu menghiasi wajah
kakek kurus jangkung itu, kemudian sambil berpaling kearah
Toa tek Cuncu, katanya pula sambil tertawa
"Aku si pengemis tua harus pergi, aku tahu ilmu silat yang
dimiliki toa suheng mu sangat lihay, aku tak ingin beradu
kepandaian dengannya, silahkan toa suhu saja yang
menerimakan serangan tersebut."
Tangannya segera diayunkan keudara dan segera didorong
kearah Toa tat Cuncu.
Ternyata disaat Toa tat cuncu merangkap sepasang
tangannya didepan dada tadi, secara diam diam ia telah
melepaskan sebuah pukulan lagi
Tapi kakek jangkung ceking itu berlagak seolah olah tidak
tahu, menanti sampai kekuatan tanpa wujud yang menekan
tubuhnya sudah tiba, ia baru mengoper kekuatan mana
kearah Toa tek cuncu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Itulah sebabnya dikala Toa tek cuncu baru selesai
mendengar perkataan lawan, tiba tiba saja dia merasakan
datangnya segulung daya tekanan tanpa wujud yang maha
dahsyat menindih tubuhnya, dalam keadaan begini tak sempat
lagi dia untuk menghindarkan diri.
Dia kenali tenaga serangan itu sebagai ilmu Tayjiu eng
andalan Toa suhengnya, dengan perasaan terkejut segera
teriaknya. "Toa suheng..."
Menyusul seruan itu, tubuhnya tak terbendung lagi ikut
terdorong sejauh tujuh delapan depa ke belakang
Toa tat cuncu yang menyaksikan kejadian ini segera
berseru memuji keagungan Budha, segera ia tarik kembali
serangannya.
Kakek ceking itu segera tertawa lebar ke arah Toa tat
cuncu, lalu membalikkan badan dan siap berlalu dari situ.
Lian Sam Sin jadi gelisah, segera teriaknya keras keras
Begitu ia berseru, Siang Han hui, Seng Bian tong, Ban Sian
cing serta Ban Huijin sekalian segera mengerubung ke depan-
Mendadak kakek ceking itu menarik kembali senyumannya,
sambil melotot ke arah Lian Sam Sin serunya:
"Bocah bodoh, masa kau tidak kenal dengan kakek
moyangmu sendiri? Ayoh cepat menggelinding pergi"
Tubuhnya berkelebat lewat, secepat sambaran bayangan
setan ia sudah menyelinap lewat dari samping Lian Sam Sin
dan tiba di halaman luar, lalu dalam sekali gerakan badan lagi
bayangan tubuhnya sudah lenyap dari pandangan mata.
Lian Sam Sin tertegun setelah mendengar perkataan
tersebut, lalu seperti memahami akan sesuatu segera
gumamnya.
"Kakek moyang... kakek moyang...? jangan-jangan dia
orang tua..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam pada itu Hoa Tin tin telah berjalan menuju
kesamping Leng Bwee oh dan Ay Ang tho, melihat wajah
mereka merah membara, bibirnya hitam karena hangus, tanpa
terasa keningnya berkerut dan mencorong sinar tajam dari
balik matanya, sambil menatap tajam Hoa Siang siang,
serunya dingin:
"Cici, apa kau telah melepaskan racun cabul dalam tubuh
anak Bwee dan anak Hong?"
Dari cara Hoa Tin tin bertarung melawan Toa tek Cuncu
tadi, Hoa Siang siang sudah merasa kalau adiknya yang sudah
delapan belas tahun tak berjumpa ini telah memiliki
kepandaian silat yang jauh lebih tinggi daripada apa yang
diduganya semula.
Untuk sesaat dia ragu untuk bertindak kasar, sebab dia
tahu jika terjadi pertarungan, sudah jelas ia tak mempunyai
keyakinan untuk berhasil mengungguli pertarungan itu. Maka
sambil tertawa katanya:
"Kenapa sih adik mesti marah? Enci kan bermaksud baik
kepadamu, agar mereka berempat bisa jadi suami istri yang
rukun dan berbahagia? Siapa suruh mereka melarikan diri dari
kamar pengantinnya? Sayang lagi menantumu telah dilarikan
orang..."
”Tutup mulut” dengan wajah hijau membesi dan nada
serius Hoa Tin tin membentak, "ternyata kau telah meracuni
mereka dengan obat cabul, hmm... perbuatanmu ini terkutuk
dan tak tahu moral. kau hanya memalukan nama baik suhu
mendiang."
Dari dalam sakunya dia mengeluarkan sebuah botol
porselen dan mengambil berapa butir pil yang diberikan
kepada Leng Bwee oh, Ay Ang Tho serta Leng Kang to
bertiga. Hoa Siang siang tertawa dingin, jengeknya:
"Sudah kukatakan kepadamu sejak tadi, aku sudah bukan
anggota Pek hoa pang lagi, kau pun tak usah menyinggung
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
soal mendiang suhu lagi, sedang mengenai bubuk perangsang
Pek hoajiu cing san tersebut? Huuuh... tanpa obat penawar
racun khusus dariku, jangan harap kau bisa memunahkan
daya pengaruhnya."
Berbicara sampai disini, dia segera berpaling sambil
serunya lebih jauh:
"Baiklah memandang diatas wajah adikku, daripada
membiarkan mereka mampus karena kobaran api birahi, Sau
hoa, berikan mereka seorang sebutir pil pemunah racun" Sau
hoa memberi hormat dan siap beranjak pergi dari tempat
tersebut.
"Tidak usah" cegah Hoa Tin tin dengan marah, "obat cabul
semacam itu masih mampu adik punahkan sendiri" Lalu
setelah berhenti sejenak, terusnya
"Tapi ada satu hal perlu kukatakan kepada cici,
bagaimanapun juga cici adalah murid suhu mendiang, kau
selamanya tetap merupakan pelindung hukum dari Pek hoa
pang dan selamanya kau tak akan bisa merubah kenyataan
tersebut. Bila cici benar benar akan menghianati suhu
mendiang, menghianati perkumpulan Pek hoa pang, adik
sebagai ketua Pek hoa pang tak bisa melindungi dirimu lebih
jauh, terpaksa aku akan melaksanakan hukuman menurut
lencana raja bunga, sampai saatnya cici tak usah menyesal
lagi..."
Hoa Siang siang mendengus dingin
"Hmmm, memangnya kau anggap lencana raja bunga
dapat membatasi ruang gerakku?"
"Aku rasa cici pasti belum lupa bukan dengan perkataan
suhu dahulu: Biarpun malaikat atau dewa dari kahyangan pun
takkan mampu melawan raja dari seratus bunga. Biarpun cici
berhasil melatih kepandaian silat yang bagaimanapun
tangguhnya, apa pula yang mesti kutakuti?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Walaupun perkataan itu lebih bersifat menggertak sambal,
namun cukup mendatangkan pengaruh besar bagi batin Hoa
Siang siang, sekujur badannya nampak bergetar keras.
Dalam pada itu Leng Kang to, Leng Bwee oh dan Ay Ang
Tho telah membuka matanya kembali dan sadar dari
pingsannya.
Begitu bertemu dengan suhunya, Leng Bwee oh dan Ay
Ang Tho segera menjatuhkan diri berlutut diatas tanah.
Leng Kang to berlutut pula dihadapan Lian Sam sin, sambil
menyembah berulang kali serunya dengan air mata
bercucuran:
"Tecu menjumpai tiang lo kanan, tecu merasa difitnah
orang, harap tiang lo suka memaklumi."
"Bangunlah dahulu Kang to, aku sedang melakukan
penyelidikan terhadap kasus tersebut" Sementara mereka
masih berbincang bincang terdengar Toa tat cuncu berkata:
"Sute, kau telah berjanji dengan orang akan
menyembuhkan luka bocah perempuan itu, cepat kau
sembuhkan lukanya, kitapun harus segera berangkat"
Toa tek cuncu kelihatan sangat tunduk dengan setiap
perkataan dari toa suhengnya, ia tak berani membangkang
dan segera menyahut sambil memberi hormat: "Siaute akan
laksanakan perintah"
Dia membalikkan badan lalu mendekati Siau bi, sepasang
tangannya bergerak cepat menguruti dada dan lambung
bocah perempuan itu, lalu bergeser kesekelilingnya. Melihat
itu, Hoa Tin tin segera memberi hormat kepada Toa tat cuncu
lalu berkata: "Terima kasih banyak toa suhu"
"omintohud" Toa tat cuncu merangkap tangannya didepan
sambil setengah memejamkan matanya, "ternyata dunia
persilatan di wilayah Tionggoan memang merupakan sarang
naga gua harimau, aku beruntung sekali bisa bersua dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
saudara sekalian, sudah sepantasnya sute ku yang
mengerjakan semua ini"
Betul juga, selang seperminum teh kemudian, Toa tek
cuncu telah menarik kembali sepasang tangannya sambil
menghembuskan napas panjang dan perlahan bangkit berdiri.
Sedangkan Siau bi segera muntahkan darah hitam,
menyusul kemudian membuka mata pula dan bangun dari
atas tanah.
"Sute, kita segera berangkat," seru Toa tat Cuncu
kemudian sambil bangkit berdiri.
"Toa suhu jauh jauh berkunjung keperkampungan kami,
sudah seharusnya memberi kesempatan kepada aku yang
rendah untuk menjadi tuan rumah yang baik," cepat cepat
Hoa Siang siang berseru.
"Siancu tak usah sungkan, lolap berdua hanya kebetulan
saja lewat disini sekalian datang berkunjung, kami masih ada
urusan lain yang harus diselesaikan"
Habis berkata dia lantas merangkap tangannya didepan
dada dan segera beranjak pergi lebih dulu.
Toa tek Cuncu, si burung berkepala sembilan Soh Han sim
serta dua orang hweesio berbaju kuning itu segera mengikuti
pula di belakangnya...
Hoa Siang siang sebagai tuan rumah tentu saja harus
mengantar pergi tamu tamunya. Siang Han hui yang melihat
hal ini diam diam merasa geli, pikirnya segera:
"Tampaknya Toa tat Cuncu telah dibuat keder oleh
demonstrasi dari kakek kurus jangkung tadi. Sekarang dia
tentu tak berani lagi memandang rendah umat persilatan
diwilayah Tionggoan sehingga tergesa gesa pergi"
Hoa Tin tin memandang sekejap kearah semua orang, lalu
katanya pula sambil memberi hormat:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tay hiap sekalian, maaf bila aku harus berangkat lebih
dahulu"
"silahkan hoa pangcu" kata Siang Han hui cepat.
Selesai memberi hormat Hoa Tin tin segera bangkit berdiri,
tanpa diperintah Hoa hiang segera mengambil lencana bunga
dan siap berangkat meninggalkan tempat itu.
Leng Bwee oh memandang sekejap kearah Leng Kang to
yang berdiri disisi Lian Sam sin, lalu berpikir:
"Kekasih Leng telah memikul dosa sebagai pembunuh
gurunya, bila dia ikut Lian Sam Sin pulang kemarkas, jiwanya
pasti akan lenyap. yaaa...jika aku tidak berusaha untuk
menolongnya, siapa lagi yang bisa menolongnya?"
Berpikir begitu dia lantas maju ke depan dan berlutut
dihadapan gurunya seraya berkata:
"Suhu, tecu mempunyai sebuah permintaan, harap suhu
sudi mengijinkan"
"Apa yang ingin kau sampaikan? Berdiri dulu sebelum
berbicara" perintah Hoa Tin tin-
"Terima kasih suhu"
Setelah bangkit berdiri Leng Bwee oh baru berkata. "Yang
ingin tecu katakan adalah persoalan kay pang..."
Tidak sampai muridnya meneruskan perkataan itu, Hoa Tin
tin segera menukas:
"Urusan Kay pang bisa diselidiki sendiri oleh Lian tiang lo,
buat apa aku banyak bicara?"
"Tidak" seru Leng Bwee oh sambil cepat cepat
menjatuhkan diri berlutut, "dalam peristiwa ini hanya tecu dan
Ay sumoay yang menyaksikan kejadian itu dengan mata
kepala sendiri, dibalik kesemuanya itu tecu yakin ada hal hal
yang tak beres..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lian Sam Sin segera tergerak hatinya setelah mendengar
perkataan itu, cepat cepat dia menjura seraya berkata:
"Hoa pangcu, aku memang sedang menyelidiki rahasia
dibalik kejadian tersebut, bila nona Leng bersedia menuturkan
kejadian yang sebenarnya, perkumpulan kami tentu akan
berterima kasih sekali"
^ooodowooo^
"Ucapan Lian tianglo terlalu serius" kata Hoa Tin tin, "tapi
kalau toh begitu, Bwee oh, coba kau tuturkan semua yang
telah kau saksikan itu kepada Lian tianglo, lebih jelas tentu
saja lebih baik"
"Tecu terima perintah"
setelah menyahut, Leng Bwee oh bangkit berdiri dan
berkata kepada Lian Sam sin:
"Beginilah kejadian yang sesungguhnya, waktu itu siauli
berdua sedang dalam perjalanan lewat telaga Mo ciu oh, ditepi
telaga kami bertemu dengan Huan sauhiap dan nona Ban
sedang berpesiar..."
Ban Huijin yang mendengar ia mengungkap kembali
peristiwa tersebut, tanpa terasa teringat pula dengan sikap
mereka yang main mata dengan Huan Cu im, tentu saja
dihadapan orang banyak ia tak berani mengumbar
amarahnya, terpaksa dengan hati yang kecut dan menggigit
bibir dia berpaling kearah lain-Terdengar Leng Bwee oh
bercerita lebih jauh:
"Kemudian nona Ban pergi seorang diri, kami berdua
segera menyaksikan ada seseorang sedang membuntuti Huan
sauhiap dari kejauhan, gerak gerik orang itu sangat
mencurigakan sehingga menimbulkan perasaan curiga dalam
hati kami berdua..."
"Siapakah orang itu? tanya Lian Sam Sin tanpa terasa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"orang itu mengenakan pakaian berwarna abu abu, berusia
kurang lebih tiga puluh tahunan dan merupakan seorang lelaki
yang bermuka kurus."
"Pada mulanya dia hanya mengikuti di belakang Huan
sauhiap. menanti Huan sauhiap membalikkan tubuhnya,
diapun sengaja maju memapakinya, hampir saja mereka
saling bertumbukan satu sama lainnya."
"Menyusul kemudian dia pun menyampaikan beberapa
patah kata kepada Huan sauhiap. dan Huan sauhiap segera
pergi mengikutinya"
"Apa saja yang telah mereka bicarakan, apakah nona
sempat mendengarnya?" Leng Bwee oh segera menjawab:
"Sayang sekali kami berdua berdiri agak jauh sehingga
tidak sempat mendengar isi pembicaraan mereka, tapi kalau
dilihat dari cara lelaki berbaju abu abu itu waktu berbicara,
tampaknya dia minta kepada Huan sauhiap agar
mengikutinya"
Lian Sam Sin segera teringat kembali dengan perkataan
Huan Cu im pada malam itu, katanya ada orang yang telah
mencatut namanya serta membawa dia pergi kesebuah
gedung besar.
Maka sambil manggut manggut katanya:
"Apakah nona berdua pun segera mengikutinya pula?"
"Benar, setelah Huan sauhiap pergi mengikuti orang
tersebut, kamipun segera mengikutinya karena merasa gerak
gerik dari lelaki berbaju abu abu itu sangat mencurigakan,
sudah jelas dia tidak mempunyai niat baik, begitu kami
berunding maka segera diputuskan untuk menguntit secara
diam diam.
Sebetulnya Ban Huijin menaruh rasa kurang simpatik yang
mendalam terhadap Leng Bwee oh dan Ay Ang tho, namun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
setelah mendengar penuturan itu tanpa terasa tanyanya pula
"Bagaimana selanjutnya?"
"Begitulah, kami berduapun menguntil di belakang mereka
berdua dari kejauhan, setelah berjalan sekian lama mengitari
berapa buah jalan raya dan menelusuri lorong lorong kecil
akhirnya dia membawa Huan sauhiap menuju ke sebuah
lorong yang amat sepi dan memasuki sebuah gedung besar
yang pintu gerbangnya tinggi dan bercat hitam."
"Tempat manakah itu? Apakah nona masih mengingatnya?"
kembali Lian Sam Sin bertanya.
"Kami tak dapat menyebutkan nama jalan tersebut, tapi
kami masih ingat dengan jelas jalan menuju kesitu"
"Kalau begitu bagus sekali"
Setelah manggut manggut, Lian Sam Sin berkata lebih jauh
"silahkan nona melanjutkan keteranganmu"
Setelah menarik napas panjang, Leng Bwee oh pun berkata
lebih jauh^
"Dari keadaan yang terbentang didepan mata, kami berdua
semakin menaruh curiga, sudah jelas terdapat hal hal yang tak
beres di balik kesemuanya itu, tapi berhubung saat itu hari
belum gelap. kami merasa kurang leluasa untuk melakukan
penyelidikan ke dalam. Kami menunggu sampai senja sudah
menjelang tiba barulah memanfaatkan kegelapan malam
untuk menyelundup masuk ke dalam gedung..."
Setiap hadirin mengerti kalau orang orang dari Pek hoa
pang memiliki ilmu kepandaian menyembunyikan diri, selama
di sekeliling tempat itu terdapat tetumbuhan, maka mereka
dapat memanfaatkan sebagai tempat persembunyian tanpa
diketahui orang, itulah sebabnya mereka harus menunggu
sampai hari gelap sebelum menyelundup kedalam gedung.
Sementara itu Leng Bwee oh telah berkata lebih jauh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Didalam gedung itu terdapat banyak sekali ruangan
kosong, tampaknya merupakan sebuah gedung kosong yang
sudah lama tak ditempati orang. Kami berdua harus
memeriksa setiap bangunan rumah itu sampai akhirnya pada
ruangan yang terakhir kami jumpai Huan sauhiap berbaring
tak sadarkan diri di situ, tampaknya sudah terkena obat tidur.
Saat itu sumoay sudah bermaksud mendobrak pintu untuk
menyelamatkan jiwanya, tapi siauli justru menganggap dibalik
dibiusnya Huan sauhiap pasti terdapat suatu rencana busuk
lainnya, apa salahnya jika dia saksikan tujuan dari orang orang
itu..." Mendengar sampai disitu tanpa terasa Lian Sam Sin
mengangguk berulang kali. Leng Bwee oh pun berkata lebih
jauh.
"Tatkala kami berdua melakukan penggeledahan terhadap
gedung tersebut, kami jumpai gedung yang begitu luas dan
lebarnya ini hanya dihuni dua orang seorang adalah lelaki
berbaju hitam yang menjaga pintu gerbang, yang lain adalah
seorang bocah berbaju abu abu yang telah memancing
kedatangan Huan sauhiap pin tidak nampak batang hidungnya
lagi, entah ke mana ia telah pergi?"
"Siapakah orang orang itu?" sela Ban Huijin lagi.
"Entahlah, tapi sudah jelas mereka bukan anggota Kay
pang" Lalu Leng Bwee oh berkata lebih jauh:
"Tak selang berapa saat kemudian, lelaki berbaju hitam
yang menjaga pintu gerbang telah muncul dengan diiringi tiga
orang, satu diantara ketiga orang tersebut ternyata tak lain
adalah lelaki berbaju abu abu yang memancing kedatangan
Huan sauhiap tadi, sedangkan dua orang lainnya berdandan
pengemis."
"Tunggu sebentar "
Tidak sampai gadis itu melanjutkan ceritanya, Lian Sam Sin
telah menukas lebih dulu, kemudian tanyanya dengan gelisah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nona berdua, apakah kalian dapat melihat jelas raut wajah
kedua orang pengemis itu??"
Ay Ang Tho yang berdiri disamping gurunya segera
menyahut:
”Tentu saja jelas sekali, kedua orang itu mudah sekali
dikenali, yang seorang berusia lima puluh tahunan, berkepala
gundul, muka bulat seperti tangkwee, tubuhnya gemuk lagi
pendek. Sedangkan yang lain berusia sedang, bertubuh tegap
dan kekar, sedang di bawah telinga sebelah kanannya
terdapat sebuah tahi lalat besar yang ditumbuhi bulu tebel...”
Begitu mendengar ciri ciri khas dari kedua orang tersebut,
paras muka Lian Sam Sin berubah hebat dan segera
mendengus, agaknya ia sudah tahu siapakah kedua orang itu.
Kata Leng Bwee oh berkata lebih jauh:
”Lelaki berbaju abu abu itu segera menuding kearah bocah
berbaju hitam itu sambil ujarnya kepada kedua orang
pengemis tadi.”
”Dia adalah saudara ciang, bocah penyampai perintah
dibawah pimpinan Lengcu”
Kemudian sambil menunjuk kearah pengemis gemuk
pendek serta pengemis tegap itu diapun berkata
”Kedua orang ini merupakan Lo loko serta Siang loko dari
Kay pang, mereka adalah orang kepercayaan dari Lengcu dan
mendapat perintah untuk mengirim bocah keparat she Huan
ini menuju ke kuil San Sin bio”
Mendengar ucapan itu, bocah berbaju hitam itu segera
menjura seraya berkata:
”Kalau memang kalian berdua mendapat perintah dari
Lengcu untuk membawa pergi orang ini, silahkan saja engkoh
tua berdua membawanya pergi, hanya saja...”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tidak sampai bocah berbaju hitam itu menyelesaikan kata
katanya, pengemis she Lo itu sudah merogoh sakunya dan
mengeluarkan sebuah lencana besi yang segera disodorkan
kehadapan bocah itu sambil katanya: ”Apakah saudara cilik
bermaksud memeriksa lencana ini?
Bocah berbaju hitam itu melihat sekejap lencana yang
berada ditangannya, lalu ia baru manggut manggut sambil
sahutnya. ”silahkan engkoh tua menyimpan kembali lencana
itu?”
Menyusul kemudian, pengemis gemuk pendek she Lo itu
menurunkan sebuah karung goni dari pundaknya dan
memasukkan Huan sauhiap ke dalam karung tersebut dan
selanjutnya mereka bertiga pun keluar melalui pintu belakang
gedung.
Secara diam diam kami berdua segera menguntil
dibelakang mereka hingga akhirnya tiba dikuil Sam Sin bio,
sepanjang jalan mereka harus melewati beberapa tempat pos
penjagaan Kay pang, tapi semuanya dapat dilalui dengan
leluasa setelah pengemis gemuk pendek she Lo itu memberi
tanda pada mereka”
Sebenarnya persoalan ini merupakan urusan dalam
perkumpulan Kay pang, oleh sebab itu Siang Han hui serta
seng Bian tong sekalian tak berani menimbrung.
Tapi disaat Leng Bwee oh telah menyelesaikan
penuturannya, Seng Bian tong toh tidak tahan juga segera
berkata kepada Siang Han hui dengan setengah berbisik:
”Tampaknya gedung itu merupakan sarang dari Kim ciang
lengcu bersama komplotannya ” Siang Han hui Cuma manggut
manggut tanpa berkata lebih jauh. Maka Leng Bwee oh pun
kembali berkata
”Setibanya dikuil San Sin bio, pengemis gemuk pendek she
Lo bertiga segera mengeluarkan tubuh Huan sauhiap dari
dalam karung goni, mereka bertiga serentak menutupi wajah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
masing masing dengan kain hitam, dan selanjutnya kami pun
mendengar ada orang yang berteriak ”Ada mata mata” dari
dalam gedung.
^oo@dw@ooo^
Jilid: 27
"Pada saat itulah pengemis she Lo bertiga segera melompat
naik ke atas pagar pekarangan yang kemudian disusul para
pengejar, tapi orang she Lo itu segera memberi tanda kepada
rekannya sambil melompat turun kebawah rupanya pada saat
itu pula tubuh Huansauhiap didorong masuk kebalik halaman.
"Nah Lian tianglo, apa yang kemudian terjadi telah kau
saksikan sendiri..."
Pelan pelan Lian Sam Sin menghembuskan napas panjang,
seraya menjura katanya kemudian :
"Terima kasih nona berdua atas penjelasanmu itu"
Ay Ang Tho memandang sekejap ke arah Lian Sam sin, tiba
tiba dia membuang muka sambil berseru :
"Lian tianglo, tampaknya kau seperti tidak percaya dengan
perkataan dari Leng suci ?"
"Ang tho, jangan kurang ajar" Hoa Tin tin segera menegur.
Tapi Lian Sam Sin segera tersenyum katanya.
"Tidak apa apa, aku sipengemis tua justru merasa amat
berterima kasih kepada nona berdua karena telah menuturkan
kejadian yang sebenarnya kepadaku, cuma saja aku
sipengemis tua perlu melakukan penyelidikan lebih dulu sambil
berusaha mengumpulkan data dan barang bukti sebanyak
mungkin, karena tanpa bukti dan data yang jelas biasanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sulit untuk memaksa para durjana itu mengakui
kesalahannya..."
"Baiklah, apa yang harus dikemukakan telah selesai
dikemukakan, sekarang kami harus pergi dulu" ujar Hoa Tin
tin kemudian-
"Betul, kami pun harus segera pergi" kata Siang Han hui
pula sambil menjura
Ketika rombongan berjalan keluar dari pintu gerbang
perkampungan Sau hoa san ceng ternyata bayangan tubuh
dari Hoa Siang siang tidak nampak juga, disitu hanya terdapat
Sau hoa seorang yang mengantar keberangkatan tamu
tamunya. Melihat itu Hoa Tin tin menghela napas panjang
seraya bergumam ^ "Moga moga saja cici tidak terlalu
menurut perasaan lagi didalam tindak tanduknya."
Tapi Sau Hoa telah menutup pintu gerbang rapat rapat.
Maka Hoa Tin tin pun segera membari hormat kepada
semua orang sambil katanya "Maaf, aku tak akan menghantar
saudara sekalian lebih jauh..."
Habis berkata dia lantas melompat naik ke atas tandunya,
bocah perempuan berbaju merah Siau bi turut menerobos
masuk pula ke dalam tandu, dua lelaki kekar itu segera
mengangkat tandu itu dan berlalu dari situ, diikuti Leng Bwee
oh, Hoa hiang dan Ay Ang Tho dibelakangnya.
Memandang hingga rombongan tersebut pergi jauh, Siang
Han hui baru berkata pelan-"Tampaknya cara kerja maupun
tindak tanduk dari Pek hoa pang pangcu ini lurus sekali"
Sambil mengelus jenggotnya seng Bian tong tertawa :
"Aku dengar perkumpulan Pek hoa pang sudah hampir
tujuh puluh tahun lamanya bercokol didalam dunia persilatan,
tapi belum pernah ada orang yang menyaksikan ilmu silat Pek
hoa pang. Setelah kita saksikan hari ini, memang terbukti ilmu
silat mereka membentuk satu aliran yang tersendiri
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kelihatannya cukup untuk menandingi kemampuan sembilan
partai besar lainnya..."
Siang Han hui hanya tersenyum tanpa berkata,
berangkatlah rombongan tersebut mening gaikan
perkampungan Sau hoa san Ceng.
Sepanjang jalan Ban Huijin amat menguatirkan
keselamatan Huan Cu im, lama kelamaan dia tak tahan juga
untuk bertanya
"Empek Seng, Huan toako telah dilarikan orang bagaimana
kita harus berbuat sekarang?"
Seng Bian tong tidak menjawab, sedangkan Siang Han hui
segera berpaling dan sahutnya tertawa :
"Nona tak usah kuatir, Huan hiantit telah memperoleh
penemuan lain yang menguntungkan dirinya, tak berapa lama
lagi mungkin dia akan pulang sendiri"
Mendengar perkataan tersebut, tiba tiba pengemis
penakluk harimau Lian Sam Sin mengetuk batok kepala sendiri
sambil berseru :
"Sungguh mati, kenapa aku sipengemis tua bisa melupakan
dia orang tua ?"
Di dalam keadaan setengah tidak. Huan Cu Im merasa ada
dua lembar papan besi yang panas menyengat badan sedang
menekan diseluruh tubuhnya.
Lalu dia pun mulai merintih serta bergumam bagaikan
orang mengigau peluh sebesar kacang kedelai jatuh
bercucuran membasahi seluruh tubuhnya, ia merasa napasnya
menjadi sesak sehingga tak tahan lagi segera berteriak keras
dan membuka matanya kembali.
Ternyata dia sudah berbaring diatas sebuah batu besar,
disampingnya berjongkok seorang kakek aneh yang berwajah
kurus. saat itu sepasang telapak tangannya sedang bergerak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diatas tubuhnya menguruti semua jalan darah yang
tersumbat.
Ketika melihat dia sudah sadar kembali, kakek kurus itu
segera menarik kembali sepasang tangannya dan berkata
sambil tertawa^ "Bagus sekali, akhirnya kau sudah sadar
kembali..."
Huan Cu Im segera teringat kembali peristiwa yang telah
menimpa dirinya, dimana ia terkena racun perangsang Pek
hoa jiu cing san dari Hoa Siang siang, lalu bagaimana obat
perangsang itu mulai beraksi dan bagaimana dia menerjang
keluar dari penjara beradu delapan pukulan dengan seorang
pendeta tua berbaju kuning, lalu roboh tak sadarkan diri...
Bisa jadi kakek inilah yang telah menyelamatkan jiwanya...
Berpikir sampai disini, diapun segera mengamati kakek
kurus itu sambil ujarnya :
"Rupanya lotiang yang telah menyelamatkan aku..."
"Jangan berkata begitu dulu" cegat kakek kurus itu,
"sekarang duduklah lebih dulu dan cobalah untuk mengatur
pernapasan..."
Huan Cu Im menurut dan segera duduk bersila sambil
mengatur pernapasan, segera terasa olehnya hawa murni
yang mengalir dalam tubuhnya telah beredar dengan lancar
sementara sisa racun Pek hoa jui cing san yang mendekam
didalam tubuhnya kini sudah lenyap tak berbekas...
Dengan perasaan gembira yang meluap cepat cepat dia
maju kedepan dan memberi hormat seraya berseru ^
"Terima kasih banyak lotiang atas bantuanmu, kini semua
racun dalam tubuhku telah punah"
Kakek kurus itu tertawa terkekeh kekeh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"cepat bangun anak muda, kau tak usah berterima padaku,
kalau ingin berterima kasih, lebih baik berterima kasihlah
kepada pendeta asing itu"
Biarpun wajahnya kurus lagi sempit dan memanjang,
namun bila tertawa maka mulutnya nampak lebar lagi besar.
Huan Cu Im menjadi keheranan setelah mendengar
perkataan itu segera serunya :
"Aku terkena racun Pek hoa jui cing san yang amat keras
daya kerja racunnya apakah bukan lotiang yang telah
menolongku?" Kembali kakek kurus itu tertawa terbahak
bahak ^
"Haaa... haaa... memang tidak salah kau sudah terkena
obat perangsang dari perempuan she Hoa itu."
Kemudian sambil mengawasi wajah Huan Cu Im dengan
sepasang matanya yang kecil, dia berkata lebih jauh :
"Aku ingin bertanya padamu, dalam melancarkan delapan
buah pukulan terhadap pendeta asing tadi bukankah kau telah
mempergunakan ilmu pukulan siang hong ciang?"
"Siang hong ciang? Bukan" Huan Cu Im cepat cepat
menggelengkan kepalanya berulang kali. "Ilmu pukulan yang
kugunakan tadi bernama Hui Sin pat ciang." Kakek bermuka
kurus itu segera menunjukkan perasaan tak senang hati, cepat
tegurnya
"Hey.. anak muda, sudah jelas ilmu pukulan yang kau
pergunakan adalah ilmu pukulan Siang hong ciang, mengapa
kau sengaja merahasiakannya di hadapanku? Apakah kau
anggap aku tak dapat menebak asal usulnya?" Huan Cu imjadi
tertegun, cepat cepat dia berkata lagi :
"Aku tidak berani membohongi lotiang, sesungguhnya ilmu
pukulan yang kupergunakan tadi adalah ilmu pukulan Hwee
Sin pat ciang ajaran guruku aku sama sekali tidak bohong"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siapakah nama gurumu ?" tanya kakek kurus itu kemudian
"Suhu ku she Ju bernama It koay"
"Ju It koay ? sudah sekian puluh tahun aku hidup dalam
dunia persilatan namun belum pernah kudengar ada seorang
yang bernama Ju It koay atau Ju Ji koay..."
Setelah mengelus kumis tikusnya, kakek kurus itu berkata
lebih jauh sambil tertawa terkekeh kekeh :
"Didalam dunia persilatan dewasa ini, tiada ilmu pukulan
lain kecuali ilmu pukulan Sian hong ciang dari perguruan Hong
lui bun yang sanggup menerima pukulan Tay jiu eng dari
perguruan Mi tiong.Jika ilmu pukulan yang kau pergunakan itu
bukan Sian hong ciang lantas ilmu pukulan apa ?"
Tidak menanti Huan Cu Im berkata, dia telah berbicara
lebih jauh :
"Setelah terkena racun cabul Pek hoa tok tersebut, aku rasa
hanya dengan ilmu Sian hong ciang serta Tay jiu eng saja
yang mampu memaksa sari racun itu muntah keluar."
"Lotiang, apakah ilmu pukulan sian hong ciang dengan Tay
jiu eng dapat pula digunakan untuk memunahkan racun ?"
tanya Huan Cu Im tidak mengerti.
"Untuk memunahkan racun jenis racun lain mungkin kedua
ilmu pukulan itu tak akan memberikan kasiat yang jitu, tapi
untuk memunahkan pengaruh obat perangsang, kedua ilmu
tersebutlah merupakan ilmu pukulan yang paling tepat"
"Aku bodoh dan belum juga mengerti, dapatkah lotiang
memberikan sedikit penjelasan agar menambah
pengetahuanku yang masih picik ini...?"
"Itu mah gampang sekali"
Setelah tertawa kakek kurus itu berkata lebih jauh :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mari anak muda, kita duduk dulu sebelum berbicara
maklum kalau orang sudah tua bila kelewat lama berdiri maka
otot otot kaki akan terasa linu."
Dia segera duduk diatas batu dan mengajak pemuda
tersebut duduk disampingnya.
Baru sekarang Huan Cu Im dapat melihat jelas keadaan
disekitar sana ternyata mereka berada d idalam sebuah kuil
bobrok tanpa penghuni rumput ilalang tumbuh berserakan
dimana mana, debu yang menempel di atas permukaan tanah
pun sangat tebal sudah jelas tempat itu sudah lama tak
pernah dijamah manusia.
Pemuda itu segera menurut dan duduk disampingnya,
menurut pengamatannya waktu itu semestinya sudah
menjelang sore hari
Diamatinya wajah kakek kurus itu lekat lekat, kemudian
katanya pelan ^
"Aku belum menanyakan nama besar lotiang, sudikah
kiranya kau memberitahukan namamu ?"
Kembali kakek kurus itu membuka lebar mulutnya serta
tertawa.
"Aku she Yu, berhubung orang lain melihat aku selalu
mengangguk dan kelayapan kemana mana tanpa arah tujuan
maka orang pun menyebutku Yu liong, di naga keluyuran- Aku
merasa tertarik sekali dengan nama tersebut karena lebih
enak dipanggil dan lebih enak didengar daripada nama asliku
dulu. itulah sebabnya akupun menyebut diriku sebagai Yu
liong. eh, tahunya sekali disebut nama itu sudah dipergunakan
hampir tujuh puluh tahunan lamanya..."
"oooh, rupanya Yu lotiang sudah berumur tujuh puluh
tahunan, tapi kelihatannya kau masih muda sekali menurut
taksiranku tadi kau paling banter baru berumur lima enam
puluh tahunan ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Haaahhh haaahhh haaahhh, tujuh puluh tahun ?" tiba tiba
kakek kurus itu tertawa tergelak. "aku sih dilahirkan dua puluh
tujuh berselang dari usia tujuh puluh yang kau kira, nah coba
kau hitung sendiri berapa umurku sendiri sekarang?"
"Sembilan puluh tujuh ?" Huan Cu Im menjerit kaget "jadi
lotiang sudah berusia sembilan puluh tujuh tahun ?" Yu liong
segera tertawa.
"Apakah kau tidak percaya ? Tahun berselang aku bertemu
muka dengan seorang anak muda yang amat termashur
namanya di dalam dunia persilatan, dia telah berusia enam
puluh dua tahun, ternyata dia bersikap sok tua saja
dihadapanku, katanya umurku paling banter cuma dua tiga
tahun lebih muda darinya, dia bilang lote mempunyai tubuh
yang sehat dan kekar, hidup sampai usia seratus tahun pun
rasanya bukan menjadi persoalan bagimu
"Padahal tahun lalu aku sudah berusia sembilan puluh lima
tahun, itu berarti untuk mencapai seratus tahun aku tinggal
hidup lima tahun lagi. Betul betul kurang ajar dalam
mendongkolku, segera kuhadiahkan tamparan keras diatas
wajahnya dan meninggalkan tempat itu. Mungkin sampai
sekarang pun dia belum habis mengerti apa sebabnya aku
telah menampar mulutnya."
Melihat kakek itu mengalihkan pembicaraan semakin jauh
dari pokok persoalan, seakan akan dia sudah lupa akan
masalah racun Pek hoa jiu cing san tersebut cepat cepat Huan
Cu Im menyela
"Lotiang, kau belum menerangkan kepadaku bagaimana
caranya memunahkan racun yang mengeram didalam tubuhku
itu ?"
"oya... setelah tertawa Yu liong baru berkata, "hampir saja
aku melupakan persoalan ini. Perlu kau ketahui ilmu pukulan
Sian hong ciang merupakan salah satu ilmu pukulan yang
maha dahsyat dari perguruan Hong lui bun di Lam hay
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bersama ilmu jari Lui hwee Ci kedua ilmu tersebut disebut
orang Hong lui ji coat (dua sakti angin dan guntur) tiada orang
persilatan yang sanggup menahan serangan kedua macam
ilmu itu dan nyatanya memang ucapan ini bukan mengibul
belaka, sebab orang orang Hong lui bun mempelajari ilmu ilmu
yang kang yang berhawa panas, karena itulah jarang ada jago
silat dikolong langit yang mampu bertahan terhadap serangan
jari dan pukulannya itu.
"Bagi setiap orang yang masuk perguruan Hong lui bun
maka sejak taraf permulaan mereka sudah dihadapkan pada
dua pilHan yaitu mempelajari angin dan guntur. Bila
mempelajari Sau yang Sin kang maka dia hanya bisa
mempelajari ilmu pukulan sian hong ciang sebaliknya yang
mempelajari Tay yan Sin kang hanya bisa belajar ilmujari Lui
hwee ci, tidak mungkin bagi satu orang untuk sekaligus
mempelajari dua macam ilmu kepandaian tersebut"
"Tapi aku tidak pernah mempelajari Sau yang sinkang"
bantah Huan Cu Im cepat
Yu liong hanya tersenyum tanpa memberi tanggapan,
terdengar ia berkata lebih jauh :
"Untuk mempelajari ilmu pukulan Sian hong ciang maka
seseorang harus mempelajari satu yang Sin kang lebih dulu,
sebab tanpa dasar tersebut tak mungkin seseorang dapat
menguasai ilmu pukulan angin berpusing itu. Kau tak
mengetahui bahwa ilmu yang kau pelajari adalah Sian hong
ciang, sudah pasti kaupun tak akan tahu kalau kau telah
mempelajari ilmu sau yang Sin kang"
"Mungkin gurumu tidak memberitahukan rahasia tersebut
kepadamu disebabkan satu dan lain alasan atau mungkin juga
gurumu sendiripun tidak mengetahui persoalan ini baiklah soal
tersebut tak perlu kita bahas"
"Justru karena kau sendiri tidak mengetahui bahwa kau
telah memiliki ilmu sau yang Sin kang maka setelah terkena
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
obat perangsang Pek hoa tok tersebut seharusnya kau duduk
bersila sambil mengatur pernapasan saja, dimana dalam
sehari saja racunnya sudah dapat dipunahkan, sebaliknya kau
justru menjadi bingung dan gugup setelah keracunan-.."
Tanpa terasa Huan Cu Im terbayang kembali kejadian yang
dialaminya waktu itu, dia memang masih tetap sadar
walaupun sudah terpengaruh oleh obat perangsang,
karenanya diam diam ia merasa kagum sekali dengan
perkataan kakek Yu ini, sebab apa yang diucapkan memang
tepat semuanya. Sementara itu Yu liong telah berkata lebih
jauh :
"Menanti kau menerjang keluar dari gedung dan beradu
delapan pukulan dengan Tay tek hweesio, meski saa itu kau
belum begitu jelas tentang keadaan yang sebenarnya, tapi
ilmu sian hong ciang yang telah kau pelajari semenjak kecil
secara otomatis telah kau pergunakan tatkala bertemu dengan
musuh dan terancam jiwanya" Huan Cu Im segera manggut
manggut.
"Ya a, memang begitulah keadaannya" Yu liong tertawa
"Berhubung tenaga dalammu masih terlalu cetek maka
setelah racun obat perangsang pek hoa tok itu mulai bekerja
dalam tubuhmu, hampir saja kau tak mampu mengendalikan
diri."
"Akan tetapi begitu ilmu pukulan Sian hong ciang
dipergunakan dengan sepenuh tenaga apalagi menghadapi
ilmu Tay jiu eng yang merupakan ilmu sakti Mi tiong bun,
padahal kedua ilmu pukulan itu sama sama merupakan hawa
yang kang yang panas dan maha dahsyat akibatnya racun pek
hoa tok tersebut menjadi tergencet oleh dua macam hawa
panas yang mengembang disekelilingnya itulah sebabnya
dalam waktu singkat daya pengaruh racun itu menjadi punah
sama sekali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kendatipun begitu tapi seandainya tidak peroleh bantuan
dari pendeta asing itu, dengan mengandalkan kekuatan yang
kau miliki sendiri rasanya agak sulit juga untuk memaksa
keluar pengaruh racun tersebut dari dalam tubuhmu."
"oooh, rupanya begituJadi kalau begitu ilmu pukulan yang
kupelajari benar benar adalah ilmu pukulan Siang hong ciang
?" seru Huan Cu Im baru paham.
"Tak bakal salah lagi..." sahut Yu liong sambil tertawa
terkekeh, "seandainya ilmu pukulan yang kaupelajari bukan
Siang hong ciang akupun tak akan membopongmu sampai
kemari"
"Kalau begitu lotiang tentu ada sesuatu petunjuk yang
hendak disampaikan kepadaku ?" tanya Huan Cu Im sambil
mengawasinya dengan keheranan-Yu liong meraba dagunya
pelan, lalu berkata
"Bukankah sudah kukatakan kepadamu tadi Hong lui ji coat
tiada tandingannya di kolong langit? Kini kau telah
mempelajari ilmu sian hong ciang, tapi siapa pula dikolong
langit dewasa ini yang berhasil mempelajari Lui hwee Ci ?"
"Soal ini tidak kuketahui malah akupun baru hari ini
mengetahui bahwa ilmu Hwee Sin pat ciang yang kupelajari
selama ini sesungguhnya adalah Sian hong ciang..."
"Hong luiji coat sudah lama sekali punah dari perguruan
Hong lui bun, Tapi bila ada seorang yang bisa mempelajari
satu saja dari kedua macam ilmu sakti tersebut maka tiada
orang didunia ini yang mampu menandinginya lagi. Apalagi
jika kepandaian tersebut dipelajari oleh kaum jahat, ancaman
bahayanya semakin besar lagi. kini aku melihat kau telah
mempelajari ilmu Sian hong ciang, oleh karena itu aku ingin
mewariskan pula semacam ilmu yang lain kepadamu."
"Maksud lotiang," seru Huan Cu Im ragu ragu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau telah berhasil mempelajari ilmu pukulan sian hong
ciang berarti ada orang lain yang berhasil pula mempelajari
ilmu jari Lui hwee ci, andaikata menggunakan sian hong ciang
untuk menandingi Lui hwee Ci maka akibatnya kedua belah
pihak akan sama sama menderita luka Aku lihat kau jujur dan
berhati mulia, itulah sebabnya aku ingin mewariskan ilmu
tandingan dari Lui hwee Ci tersebut kepadamu."
"Bukankah lotiang berkata bahwa Hong lui ji coat tiada
tandingannya dikolong langit, mengapa kau memiliki ilmu
yang bisa menandingi kehebatan ilmu jari itu?"
"Sebenarnya memang tak ada," Yu liong menerangkan-
"cara ini baru berhasil aku temukan setelah lama kupikirkan
dan aku pelajari secara seksama."
Huan Cu Im tetap membungkam seriba bahasa, dia hanya
mendengarkan saja. Terdengar Yu liong berkata lebih jauh ^
"cerita ini harus mengulang pada kejadian tiga puluh tahun
berselang, waktu itu aku sedang berpesiar di bukit Kun lun, di
sebuah tebing yang curam dan jauh dari keramaian manusia
kutemukan ada bekas tulisan yang tertera diatas batu cadas
dibalik lumut yang berada tujuh belas kaki dari permukaan
tanah, tulisan itu segera menarik rasa ingin tahuku untuk
melihat apa gerangan yang tertera diatas batu tersebut, siapa
tahu kalau tulisan itu adalah tinggalan dari para dewa atau
malaikat?
Huan Cu Im mendengarkan penuturan itu dengan baik,
tentu saja diapun tidak berusaha untuk menimbrung.
Terdengar Yu liong berkata lebih jauh :
"Tebing itu amat curam lagi pula tegak lurus berdiri
dihadapanku, biarpun cuma tujuh delapan belas kaki saja
tingginya dari permukaan namun keadaan medannya cukup
berbahaya. Terpaksa aku gunakan ilmu cecak untuk merayap
naik keatas dinding tebing tersebut setelah membersihkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lumut yang menutupi tulisan tadi baru kucoba untuk
mengamati tulisannya.
Kau tahu pekerjaan membersihkan lumut pun bukan suatu
pekerjaan yang mudah aku harus bekerja sangat keras untuk
menghilangkannya.
"Sayang sekali ada sebagian tulisan yang sudah aus
dimakan usia sekalipun semua lumut berhasil dibersihkan,
tulisan itupun tak dapat dibaca dengan jelas, tapi garis
besarnya bisa dipahami dan diraba maknanya. Ternyata
tulisan ini dibuat oleh Kiang cin jin dari Kun lunpay"
Berbicara sampai disini dia segera berpaling sambil
tanyanya: "Kau pernah mendengar tentang Kiang cinjin dari
Kun lunpay ?" Huan Cu Im segera menggelengkan kepalanya
berulang kali^ "Tidak- aku belum pernah mendengar nama
ini" Yu liong segera manggut manggut :
"Yaa usiamu masih kecil, tentu saja belum pernah
mendengar namanya. Kiang cinjin dari Kun lunpay ini adalah
orang yang hidup pada akhir dinasti Beng permulaan dinasti
cing, jaraknya sampai sekarang sudah dua ratus tahun
lamanya Tapi ilmu silat yang dimilikinya sangat hebat,
orangnya juga amat membenci akan kejahatan, dia terkenal
didalam dunia persilatan sebagai Hu mo cinjin atau tosu
penakluk iblis... "
"Tulisan apa yang dia tinggalkan diatas dinding batu itu ?"
tanya Huan Cu im.
"Hong lui ing (penggiring angin dan guntur)"
"Apakah Hong lui ing itu?" Yu liong tertawa,
"Hong lui ing adalah sejenis ilmu sakti yang bisa
menggiring angin (Siang hong ciang) dan guntur (Lui hwee
ci)."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah ilmu tersebut yang lotiang jelaskan sebagai ilmu
sakti yang dapat menandingi ilmu Sian hong ciang serta Hwee
lui ci?"
Yu liong menggelengkan kepalanya lalu mengangguk.
"Boleh dibilang begitu, tapi bisa juga dikatakan tidak."
"Apa maksud perkataan ini?"
"Dengarkanlah kututurkan persoalan ini secara pelan pelan"
ujar Yu liong kemudian sambil tertawa, "tulisan yang
ditinggalkan Kiang cinjin diatas dinding tersebut pada garis
besarnya menerangkan suatu ketika tatkala ia sedang
berpesiar ke Kam hay telah menyakslkan kehebatan dari ilmu
Sian hong ciang serta Lui hwee Ci dari perguruan Hong lui
bun, kedahsyatan dan daya pengaruh kedua macam ilmu
tersebut benar benar jarang dijumpai sekali dikolong langit,
dia berpendapat bila kedua macam ilmu tersebut digunakan
oleh orang lurus dengan tujuan yang baik keadaan masih
lumayan, tetapi bila sampai dipelajari oleh kaum durjana yang
berambisi besar sudah jelas akan menimbulkan bencana yang
tak terkirakan bagi seluruh umat persilatan"
Berbicara sampai disitu dia berhenti sejenak. kemudian
baru lanjutnya
"oleh sebab itulah dia telah menggunakan waktu selama
tiga bulan lamanya untuk memeras otak dan berusaha
menciptakan ilmu yang bisa mengatasi ancaman Hong luiji
coat tersebut, yakni ilmu Hong lui ing tersebut ilmu itu
digunakan dengan gerakan seperti pedang, tapi menggiring
daya pengaruh angin dan guntur yang dahsyat itu sehingga
meleset dari sasaran-"
"Apakah Kiang cinjin tidak mewariskan ilmu tersebut
kepada anak muridnya?" tanya Huan Cu im.
"Pertanyaan yang bagus," seru Yu liong sambil tersenyum
senyum, "berhubung ilmu tersebut diciptakan berdasarkan
perubahan dari ilmu silat aliran Hong lui bun yang tak bisa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dimasukkan sebagai ilmu silat aliran Kun lunpay maka Kiang
cinjin tidak memasukkannya ke dalam deretan ilmu silat Kun
lunpay sebaliknya dia mencari tebing curam dibelakang
bukitnya serta meninggalkan catatan itu diatas batu untuk
diwariskan kepada generasi mendatang.
"Kalau memang ilmu tersebut hendak diwariskan kepada
generasi mendatang, apa sebabnya catatan itu ditera pada
tebing curam yang berada pada ketinggian tujuh delapan
belas kaki? Kecuali seseorang yang memiliki ilmu silat macam
lotiang siapa pula yang dapat mempelajarinya?"
"Ya a, agaknya hal ini memang sengaja dilakukan Kiang
cinjin untuk mencegah agar ilmu tersebut tidak terjatuh
sembarangan orang sebab Kiang cinjin kuatir ilmu Hong lui ing
itu terjatuh ketangan yang tidak bertanggung jawab, itulah
sebabnya ditinggalkan pada tebing tinggi yang jauh dari
jamahan manusia."
Setelah tertawa lebar, Yu liong berkata lebih jauh :
"Setelah berhasil mendapatkan ilmu sakti tersebut tanpa
sengaja, aku harus membuang waktu selama tiga hari untuk
mempelajarinya, selanjutnya ilmu itupun sudah berapa kali
kugunakan dengan mendatang hasil yang luar biasa. Entah
bertemu dengan kepandaian sakti macam manapun, bila aku
gunakan ilmu tadi ternyata serangan lawan bisa kugiring pada
sasaran yang lain tanpa susah payah. Tapi justru karena itu
pula timbul kesulitan lain bagiku..."
"Kesulitan apakah itu?
"Siauw limpay mempunyai semacam ilmu coat ing Sin kang
yang agak mirip dengan ilmu Hong lui ing tersebut, hanya saja
kepandaian mereka itu mempergunakan kedua belah tangan
untuk menyambut serangan dengan satu tangan kemudian
membuangnya dengan tangan lain, biarpun berbeda dalam
penggunaan namun sama dalam teori."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah orang orang Siauw limpay datang mencari
lotiang?" tanya Huan Cu im.
"Betu." Yu liong manggut manggut "sebenarnya berapa
orang hweesio dari Siauw lim si merupakan rekan lamaku,
rupanya mereka mendengar kabar burung yang mengatakan
bahwa aku telah menyelundup masuk kedalam gedung
penyimpan kitab mereka serta mencuri kitab pusaka coa ing
Sin kangnya. Karena itu mereka mengutus orang mencari aku
dan ingin mengatahui darimanakah aku berhasil mempelajari
ilmu coat ing sinkang tersebut. Kebetulan sekali aku tidak
berada di rumah itu, sebaliknya istriku jauh lebih sulit untuk
diajak berbicara, ketika itu dia berkata begini
Suamiku adalah teman karib lo hong tiang kalian, itulah
sebabnya dia pergi melihat lihat kedalam gedung penyimpan
kitab coba kalau kami bukan sahabat, mungkin ketujuh puluh
dua macam kitab pusaka kalian sudah kami bawa kabut
semua. Suamiku toh tidak mengambil apa apa dari gudang
kalian apa pula yang ingin kau tanyakan?"
Ternyata hweesio yang diutus ke rumahku adalah seorang
suhu dari Lo han tong kedudukannya dalam siau lim si tidak
rendah ketika mendengar perkataan istriku itu, dia menjadi
mendongkol sekali maka segera katanya begini:
"Pinceng datang mencari Yu lo sicu karena banyak orang
telah menderita luka akibat ilmu coat ing Sin kang tersebut,
itulah sebabnya kami datang untuk menanyakan persoalan
ini..."
Tapi istriku itu segera menukas :
"Apa lagi yang perlu ditanyakan, waktu itu aku si nenek
pun sempat memasuki gudang penyimpan kitab kalian serta
mempelajari semacam ilmu silat coba kau lihat jurus
seranganku, apakah kau dapat mengenalinya ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil berkata dia lantas mencengkeram tubuh si hweesio
yang berada tiga kaki jauhnya itu serta melemparkan
tubuhnya sejauh lima kaki lebih, bahkan katanya pula :
"Bila kau tak bisa mengenali jurus serangan yang
kugunakan ini, lebih baik suruh ketua kalian datang sendiri"
Akhirnya peristiwa itu menjadi makin geger, sekembalinya
ke kuil, hweesio itu segera melaporkan kejadian yang telah
menimpanya disertai tambahan bumbu disana sini, dia bilang
sudah membuktikan kalau lohu berdua memang telah
menyelundup ke dalam gudang mereka serta mencuri belajar
ilmu silatnya.
"Sudah barang tentu pihak Siau lim si tidak terima berapa
orang tianglo nya segera diutus untuk membuat perhitungan
dengan kami.
"Aku tahu watak istriku memang keras kepala dan tak sudi
mengalah kepada orang lain, akhirnya Siang ciangbunjin dari
Hoa sanpay yang turun tangan melerai kejadian tersebut
hingga peristiwanya pun tidak berkembang bertambah
besar..."
"oooh, jadi Siang lopek yang telah meredakan suasana
tersebut ?" kata Huan Cu Im Yu liong tertawa terkekeh,
"Tiga puluh tahun berselang, Siang Han hui baru sebesar
kau sekarang..."
"Aaah, tadi lotiang mengatakan bahwa ilmu Hong lui ing
dapat menggiring pukulan lawan ke sasaran yang lain serta
memunahkannya, tapi bagaimana mungkin bisa melukai
orang?"
Tampaknya Yu liong gembira sekali menerima pertanyaan
tersebut, dia segera manggut manggut sambil memuji :
"Anak muda, kau memang cerdas dan teliti, tapi bukankah
tadi sudah kuterangkan Sebetulnya Hong lui ing cuma dapat
memunahkan daya pengaruh dari Hong luiji coat tanpa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mampu menandingi kepandaian tersebut, kemudian setelah
kupelajari dan kuamati lama sekali, akhirnya berhasil juga
kuciptakan suatu cara yang lebih hebat untuk menandingi
kepandaian mana"
Huan Cu Im manggut manggut setelah mendengar
penjelasan ini. Yu liong segera tertawa lebar sambil berkata :
"coba kaupikirkan, cara apa yang berhasil kuperoleh itu ?"
"Aku tak dapat memikirkannya"
"Haaah... haaa..." Yu liong segera tertawa tergelak.
"andaikata ada orang menggunakan Hong lui Ci untuk
menghajarmu, kau tentu akan menggiring serangan jarinya
dengan memakai ilmu Hong lui ing bukan ? Tapi apa bila
tangan kirimu berputar satu lingkaran ke atas bukankah
tenaga Lui hwee Ci yang berhasil kau giring tersebut dapat
dikembalikan kepada si empunya serangan tersebut ? Bahkan
dikarenakan memperoleh tenaga giringanmu, akibatnya
tenaga serangan yang balik kepada empunya itu menjadi
berlipat ganda lebih besar bukankah hal ini akan
mempermudah usahamu untuk melumpuhkannya ?" Huan Cu
Im segera menjadi paham, serunya cepat :
"Yaa, setelah mendengar keterangan dari lotiang pikiranku
benar benar menjadi terbuka"
"Sudahlah" Yu Liong kemudian sambil mendongakkan
kepalanya memandang cuaca, "matahari sudah hampir
tenggelam mari kita bersantap dulu, setelah kenyang nanti
akan kuwariskan simhoat dari ilmu Hong lui ing tersebut
kepadamu" Huan Cu Im berpikir sejenak, kemudian tanyanya
lagi:
"Lotiang untuk mempelajari ilmu silat yang kau wariskan
kepadaku itu apakah aku harus mengangkat dirimu sebagai
guru lagi? Padahal aku sudah punya seorang guru."
"Mengangkat guru?" tukas Yu liong sambil tertawa terkekeh
kekeh, "selama hidup aku tak pernah menerima murid, apalagi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan usiamu yang masih begitu muda, masih selisih jauh
sekali untuk mengangkat diriku menjadi gurumu"
"Betul" seru Huan Cu Im dengan gembira "suhuku sangat
baik kepadaku. hubungan kami tak ubahnya seperti ayah dan
anak. atau dengan perkataan lain andaikata lotiang ingin
menerimaku sebagai murid, terpaksa aku menolak
permintaanmu itu."
"Bagus, bagus sekali bocah muda kau memang hebat, tidak
lupa kepada budi guru. tidak kemaruk akan ilmu silat memang
manusia semacam inilah yang sedang kucari... haaa... haaa...
kalau begitu aku tidak salah memilih." Kemudian dengan
wajah berseri orang tua itu berkata lebih jauh:
"Aku hanya ingin mewariskan ilmu silat kepadamu tanpa
embel embel hubungan sebagai guru dan murid kau boleh
tetap memanggilku sebagai lotiang dan akupun menyebutmu
sebagai..."
Sebetulnya dia hendak mengatakan "anak muda" tapi
akhirnya dia menggantinya dengan sebutan "sobat kecil"
Setelah bertepuk tangan dan tertawa tergelak, katanya
lagi:
"Betul, betul aku merasa amat cocok denganmu,
bagaimana kalau kita menjadi sahabat karib saja? Haaa...
haaa..."
Dia bangkit berdiri dan mengambil sebuah bungkusan berisi
makanan dari atas meja pujaan, kemudian kembali ke lantai
dan membuka bungkusan tersebut.
Ternyata isinya berupa ayam panggang, babi panggang,
daging sapi masak kecap serta enam tujuh biji bakpao besar.
Katanya kemudian sambil tertawa :
"Semua hidangan ini aku peroleh dari dalam dapur
perkampungan Sau hoa san ceng cobalah, rasanya enak
sekali."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kemudian setelah meneguk arak dan menjilati bibirnya dia
mengangsurkan poci arak itu kehadapan pemuda tersebut
sambil katanya^ "Mari kaupun minum satu tegukan."
"silahkan lotiang minum sendiri aku tak bisa minum arak"
jawab pemuda itu cepat
Yu liong segera minta kembali poci araknya sambil minum
setegukan lagi, setelah itu baru katanya :
"Kalau begitu makanlah bakpau ini, anak muda memang
paling baik tidak minum arak kalau seperti aku ini, sudah
kebiasaan minum arak... wah bisa berabe kalau tidak minum
arak rasanya hidup tersiksa bagaikan dalam neraka..."
Huan Cu Im tidak sungkan sungkan lagi dia segera
mengambil sebiji bakpau, memotong sekerat daging sapi
masak kecap dan dimakannya dengan nikmat.
Segera terasa olehnya bahwa kakek she Yu ini bukan saja
berilmu silat tinggi, orangnya terbuka dan jujur suka bicara
dan tertawa serta amat ramah, dia merasa amat cocok sekali
berbicara dengannya, karena bicaranya terbuka tanpa
canggung canggung, tak seperti dihadapan Siang Han hui
maupun Seng Bian tong tindak tanduk halus, berhati hati serta
menjaga sopan santun
Tidak selang berapa saat kemudian dia telah menghabiskan
dua biji bakpao dan merasa kenyang sekali
Yu liong juga menghabiskan isi pocinya sampai ludas
kemudian dia mencomot sekerat paha ayam dan berkata
sambil tertawa^ "Mengapa kau tak makan lagi?"
"Aku sudah merasa kenyang."
"Baik, kalau begitu sisanya kita simpan untuk sarapan
besok pagi"
Sisa bakpao dan daging yang masih ada segera
dibungkusnya kembali ditempat semula katanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mari, sekarang akan kuwariskan teori dari ilmu Hong lui
ing tersebut, kau mesti mengingatnya secara baik baik,"
Dia tepuk alas lantai disampingnya menyuruh Huan Cu Im
duduk disitu, kemudian dengan jelas dan terang dia mulai
menerangkan teori dari ilmu sakti itu, bahkan dijelaskan pula
bagaimana caranya menghimpun tenaga, bagaimana caranya
"Menggiring" kekuatan lawan serta bagaimana caranya
memunahkan kekuatan tersebut.
Semuanya dia terangkan berulang ulang kali dengan tak
bosannya sampai pemuda itu betul betul ingat.
Huan Cu Im sendiri mendengarkan dengan serius serta
menghapalkannya didalam hati, kemudian tanyanya^
"Bukankah lotiang pernah menjelaskan bahwa kita harus
mengembalikan segenap kekuatan lawan tanpa merubah
posisi serta kekuatannya...?" Yu liong segera tertawa lebar-
"Dengan dasar ilmu silat yang kumiliki waktu itu, kira kira
sepuluh kali lipat lebih dari kemampuanmu sekarang pun
paling tidak membutuhkan waktu selama tiga hari untuk
mempelajari teori tentang "menggiring", karena itulah
menurut perhitunganku, paling tidak kau membutuhkan waktu
selama tiga hari juga untuk mempelajari kepandaian tersebut.
Karenanya aku telah membagi ilmu tadi menjadi tiga bagian
yang akan kuwariskan dalam tiga malam yang berbeda."
"Malam ini aku hanya akan mewariskan ilmu dasar serta
cara berlatih, bila kau telah berhasil mempelajarinya dengan
matang, maka dengan berlatih selama tiga bulan saja niscaya
ilmu sakti itu dapat kau gunakan secara sempurna." selesai
berkata dia lantas bangkit berdiri sambil menambahkan^
"Baiklah, sekarang kau boleh berlatih secara pelan pelan,
aku sendiri akan tidur dulu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tanpa membuang waktu lagi berjalan menuju kedepan
meja, membersihkannya dengan ujung baju, lalu merangkak
naik ke atas meja, dan membaringkan diri disana.
Huan Cu Im tak berani berayal lagi, dia segera turun ke
pelataran dan mengikuti teori yang telah diajarkan oleh Yu
liong tadi pelan pelan menghimpun tenaga melatih diri.
Didalam menggunakan ilmu Hong lui ing tersebut,
sesungguhnya tidak terdapat suatu gerakan jurus tertentu,
tapi seseorang harus menghimpun segenap tenaga yang
dimilikinya kedalam jari tengah dan telunjuk serta pelan pelan
menggiring kekuatan lawan-
Sudah barang tentu kekuatan yang digunakan mesti persis,
tidak terlalu berat tidak terlalu ringan, dengan begitu kekuatan
lawan yang memancar datang baru bisa tergiring keluar.
Keterangan dari Yu liong tadipun sudah diberikan secara
jelas dan gamblang, ketika didengarkan rasanya memang
mudah dimengerti dan tiada sesuatu kesulitan
Tapi begitu mulai dilatih, kalau bukan tenaga yang
digunakan terlalu besar sehingga sewaktu digerakkan
kekuatannya tak mampu terhimpun, tentu tenaga yang
dipakai kelewat ringan sehingga disaat hawa murninya hampir
menembusi lengan, ternyata menyusut kembali...
Diapun tahu bahwa ilmu yang telah diajarkan kepadanya
saat ini harus dilatih dengan tekun sehingga tak sampai
menghambat kemajuan yang akan dicapainya besok. sebab
sebagaimana telah dikatakan oleh Yu liong, dia telah membagi
ilmu Hong lui ing tadi tiga bagian yang akan diajarkan dalam
tiga malam secara beruntun.
Karenanya tanpa mengenal lelah dan ngantuk, berulang
ulang dia mencoba melatihnya serta mendalaminya.
Pada permulaan latihan, saban kali dia mencoba untuk
menghimpun tenaga serta melakukan gerakan menggiring,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
setiap kali pula ia jumpai bagian bagian yang salah serta tidak
tepat, tapi dengan tekun dan gigih dia mempelajari kembali.
Bila dalam latihan yang ia kesalahan maka pada latihan
berikutnya dia melakukan perubahan perubahan dan
pembetulan pembetulan yang berarti.
Kemudian bila pada latihan berikut dijumpai kesalahan lagi,
pembetulan kembali dilakukan-
Begitulah seterusnya dia lakukan, pokoknya bila dijumpai
kesalahan pada latihannya latihan yang berikut.
Satu jam kemudian, lambat laun dia mulai dapat
memahami serta menguasai teori yang diajarkan kepadanya
pada malam itu.
Tak terlukiskan rasa gembira Huan Cu Im menjumpai
kemajuan yang telah dicapai tanpa terasa dia berlatih lagi
hampir satu jam lamanya sebelum pemuda itu merasa puas.
Ketika dilihatnya waktu sudah makin larut malam,
sedangkan dua jam lamanya ini dia berlatih tanpa mengenal
lelah, sedang Yu liong pun sudah mendengkur nyenyak. maka
pemuda itu segera duduk bersila diujung ruangan dan pelan
pelan mengatur pernapasan
Kalau pada mula latihannya dia merasa cukup lelah, tapi
setelah mengatur napas sekujur tubuh terasa menjadi segar
kembali malahan dia seperti memperoleh kemajuan yang lebih
pesat daripada keadaan sehari sebelumnya.
Kenyataan tersebut tentu saja amat mengejutkan hatinya,
tanpa terasa dia berpikir. "Jangan jangan dengan latihanku
barusan, aku telah memperoleh kemajuan yang pesat?"
Dalam girangnya pikiran dan perasaannya makin tenang,
ketika latihan dilanjutkan kembali, tidak selang berapa saat
kemudian pemuda itu sudah berada dalam keadaan lupa
segala galanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Keesokan harinya ketika bangun dari tidur, matahari sudah
menyinari seluruh angkasa, pemuda itu merasakan pikirannya
segar dan semangatnya menyala nyala, dia tahu tenaga
dalamnya pasti memperoleh kemajuan yang pesat berkat
latihan ilmu simhoat dari Hong lui ing ajaran Yu liong tersebut.
Ia segera bangkit berdiri sambil menengok kearah meja,
tapi Yu liong sudah tak nampak lagi disitu, tapi menurut
perkiraannya orang tua itu tak bakal pergi terlalu jauh, dia
mencoba mencari kedepan dan belakang kuil tapi disitu pun
tak nampak bayangan tubuh dari Yu liong.
Ruangan kuil bagian belakang hampir sebagian besar telah
roboh, pada pelataran terdapat sebuah sumur batu, meski ada
airnya namun sayang tak ada ember untuk menimba air,
terpaksa dia keluar dari kuil tersebut dan mencuci muka
disebuah selokan di luar kuil.
Ketika kembali kedalam kuil, ternyata Yu liong belum
nampak juga kembali, dia pun segera berpikiri
"Jangan jangan dia sedang turun gunung?"
Memanfaatkan udara pagi yang masih segar, pemuda itu
segera mengulangi kembali hasil latihannya semalam.
Setelah melalui latihan yang tekun semalam, kini dia dapat
berlatih dengan lancar dan leluasa, banyak bagian yang belum
dapat dilakukan olehnya semalam, kini dapat dipahami serta
dikuasahi dengan baik, kesemuanya ini tentu saja menambah
kegembiraan pemuda tersebut.
Menjelang tengah hari Yu Liong baru kelihatannya muncul
kembali sambil membawa seguci arak dan sebungkus
makanan
Ketika orang tua itu menjumpai Huan Cu Im sedang
melatih diri dengan tekun, tanpa terasa ia segera tertawa
seraya memuji:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagus sekali, kemajuan yang berhasil kau capai ternyata
lebih cepat setengah hari dari pada dugaanku semula, nah
sekarang tak usah berlatih lagi, beristirahatlah dulu. Mari, aku
telah membeli bakpao dibawah bukit situ, masih panas lagi..."
Selesai makan siang, Yu Liong pun mewariskan kembali
simhoat dari cara menghimpun tenaga serta mengarahkan
tenaga, kemudian bagaimana pula cara menghisap kekuatan
lawan serta membuangnya kembali
Selesai memberi pelajaran, orang tua itu segera
membopong guci araknya dan masuk kedalam ruangan-
Dengan cepat Huan Cu Im dapat memahami bahwa teori
yang diajarkan Yu liong semalam mengutamakan bagaimana
cara mengerahkan tenaga murni, jelas hal itu merupakan
simhoat tenaga dalam dari ilmu Hong lui ing.
Sebaliknya teori yang diajarkan kepadanya sekarang adalah
bagaimana caranya menggiring kekuatan lawan serta
membuangnya kembali, jadi merupakan simhoat tenaga luar
dari ilmu Hong lui ing tersebut.
Maka sepeninggalan Yu liong, seorang diri dia berlatih
dengan tekun sesuai dengan apa yang diajarkan kepadanya.
Untung saja dia sudah berhasil menguasai tujuh puluh
persen dari simhoat tenaga dalam yang dilatihnya semalam
sehingga disaat melatih simhoat tenaga luar sekarang, segala
sesuatunya dapat berjalan dengan lancar dan leluasa,
malahan dari simhoat tenaga luar tersebut ia justru dapat
memahami banyak teori yang sulit dari simhoat tenaga dalam
yang belum berhasil dipahami sebelumnya.
Hari ini seharian penuh dia melatih diri dengan tekun, kalau
pada permulaan latihan dia masih bisa banyak menyerap
keterangan keterangan yang sebelumnya belum bisa
dipahami, tapi setelah berlatih lebih jauh kecuali dalam
mengerahkan tenaga ia berhasil melakukannya lebih lancar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan matang, secara garis besarnya. Dan tak terasa kemajuan
telah berhasil dicapainya.
Lambat laun haripun menjadi gelap. Yu liong telah
menghabiskan seguci arak dan tertidur ditepi sumur dalam
keadaan mabuk.
Huan Cu imtak berani mengganggunya, untung saja Yu
liong telah menyediakan bakpao dan sayur untuk menangsal
perutnya
Setelah kenyang bersantap. pemuda itu pergi ketepi
selokan untuk minum, kembalinya ke kuil dia melatih diri lagi
ditengah pelataran sampai larut malam sebelum pergi
beristirahat.
Hari ini, disaat dia sedang berlatih ilmu tenaga dalam dan
luar, tiba tiba pemuda tersebut merasakan suatu perbedaan
dalam hal mengerahkan tenaga sekalipun dia tak bisa
merasakan berapa banyakkan kemajuan yang berhasil dicapai
olehnya.
Setiap kali dia mencoba untuk mengerahkan tenaga, maka
segulung hawa murni pun segera mengalir keluar dengan
derasnya, jauh berbeda dengan malam malam sebelumnya,
sudah jelas kemajuan yang berhasil diraihnya tidak kecil.
"Anak muda, ayoh cepat bangun, sekarang adalah waktu
untuk berlatih lagi" mendadak berkumandang suara teguran
keras.
Kalau ditilik dari suaranya, jelas suara itu dari Yu liong.
Dengan cepat Huan Cu Im mendusin dari tidurnya namun
ia jumpai langit masih gelap dan fajar belum menyingsing,
paling banter baru mencapai kentongan kelima. Tanpa terasa
diapun berpikir.
"Kemarin malam kau sudah tidur seharian penuh itulah
sebabnya fajar belum lagi menyingsing kau sudah mendusin,
masa sepagi ini kau suruh aku bangun untuk latihan?" Berpikir
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sampai disitu, dia pun segera berseru: "Tapi lotiang... fajar
kan belum menyingsing?"
"Benar, fajar memang belum menyingsing, tapi inilah saat
yang terbaik untuk latihan, ayoh cepat ikuti aku"
Selesai berkata dia segera membalikkan tubuh dan menuju
kebelakang kuil. Terpaksa Huan Cu Im harus bangkit berdiri
dan mengikuti dibelakangnya. Sambil menuding kearah sumur
ditengah pelataran, Yu liong berkata kemudian.
"Berdirilah kau disitu, sepasang kaki berdiri dengan mata
kaki menghisap ke bumi, berdiri secara tegap dan mantap
sementara sepasang tangan dengan jari yang ditegangkan
melakukan posisi menggiring, kerahkan tenaga dalam ke
dalam lengan lalu salurkan lewat kedua jari tangan menuju ke
atas, tengah dan bawah sumur, gunakan sepasang tanganmu.
segera bergantian dan coba hisaplah air dalam sumur itu
hingga mencapai ketinggian tiga depa dari tepi sumur,
sebelum mencapai ketinggian tersebut aku tak berhenti
berlatih"
"Menghisap air sumur melampaui mulut sumur setinggi tiga
depa? waah apakah tidak susah?" seru Huan Cu Im terkejut.
"Tidak. tidak susah, tiada persoalan yang sulit didunia ini,
yang menjadi masalah adalah seorang itu berminat atau tidak"
Kemudian setelah berhenti sejenak, terdengar Yu liong
berkata lebih jauh:
"Berbicara menurut bakatmu itu, mungkin dalam satu bulan
saja hasil yang kau capai sudah lumayan"
"cuma dalam satu bulan?" sedikit tercengang dan diluar
dugaan Huan Cu Im berseru Yu liong segera membuka lebar
mulutnya dan tertawa:
"Jika kau adalah seseorang yang belum pernah latihan ilmu
silat, maka paling tidak dibutuhkan waktu selama sepuluh
tahun sebelum berhasil mencapai tingkatan tersebut, tapi kau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sudah memiliki dasar tenaga dalam selama sepuluh tahun,
lagipula sudah pernah berlatih ilmu sian hong ciang, maka
setelah melatih pula ilmu Hong lui ing berarti kemampuanmu
sudah meningkat lipat ganda asal kau sudah menguasahi
rahasianya, cukup dalam satu satu bulan saja hasil yang kau
raih sudah cukup lumayan"
Huan Cu Im segera mengiakan dan berdiri menurut
petunjuk yang diberikan, kemudian sambil mengerahkan
tenaga dalamnya, dia menggerakkan sepasang tangannya
mencoba menggiring air dalam sumur untuk melonjak keatas
Yu liong yang berdiri ditepi arena segera memberi petunjuk
serta pembetulan pembetulan dimana perlu, dijelaskan juga
bagaimana caranya menghimpun serta mengerahkan tenaga.
Hingga pemuda itu benar benar sudah mengerti, orang tua
itu baru diam diam pergi meninggalkan tempat tersebut.
Sejak kecil Huan Cu Im sudah mengikuti gurunya berlatih
tenaga dalam, sehingga pada dasarnya dia sudah mempunyai
kemampuan sebesar tujuh delapan bagian
Sekalipun ilmu Hong lui ing hanya berupa gerakan tangan,
namun sesungguhnya kekuatan intinya adalah tenaga dalam
Mula pertama selama dua hari lamanya dia berlatih tanpa
hasil apa pun, air sumur yang coba dihisap keatas bukan saja
tak beriak, bergerak scdikitpun tidak.
Keadaan semacam ini berlangsung hampir tujuh, delapan
hari lamanya, saat itulah permukaan air baru sedikit beriak
apabila termakan oleh hisapan tenaga dalamnya.
Menjelang setengah bulan kemudian, air sumur itu sudah
mulai melonjak keatas serta membentuk sebuah semburan air.
Dikala Huan Cu Im sudah mulai berhasil menggiring air
tersebut, otomatis diapun semakin lancar didalam
menggunakan kepandaian tersebut, tak heran kalau pada hari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ketiga semburan air itu sudah dapat mencapai ketinggian dua
depa.
Kenyataan tersebut sungguh jauh diluar dugaan Huan Cu
Im sehingga akibatnya sekujur badannya basah kuyup
Tapi pemuda itu merasa gembira sekali, sambil melonjak
lonjak seperti anak kecil teriaknya berulang kali:
"Aku telah berhasli, aku telah berhasil"
Mendadak dari belakang tubuhnya terdengar suara Yu liong
berkata sambil tertawa:
"Masih selisih amat jauh coba kau lihat muncratan air
tersebut membasahi sekujur badanmu, masa macam
beginipun kau katakan telah berhasil?"
Ketika Huan Cu Im berpaling, dilihatnya entah sejak kapan
Yu liong telah berdiri dibelakang tubuhnya, tanpa terasa
dengan wajah memerah dia berkata:
"Tapi paling tidak aku kan berhasil menggiring air sumur itu
hingga muncrat ke atas permukaan?"
Yu liong menggelengkan kepala berulang kali, katanya
sambil tertawa terkekeh kekeh:
"Hari ini baru mencapai hari kedua puluh. tapi kau telah
berhasil menggiring keluar air sumur itu, boleh dibilang
kemajuan yang berhasil dicapai amat luar biasa, tapi jaraknya
dari keberhasilan masih terlalu jauh. Pertama, gerakan
menggiringmu itu baru bisa melakukan gerakan menggiring
tanpa berhasil membelenggunya kau harus berlatih sampai air
sumur itu dapat kau belenggu menjadi segulung tiang air yang
menyembur ke atas tanpa memuncratkan butiran airny
kemana mana.
Dan kedua... eh mm, soal kedua masih terlalu awal untuk
dibicarakan, lebih baik tunggu saja lima hari kemudian baru
kita bicarakan lagi"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Maka diapun menjelaskan kembali teori dan rahasia
bagaimana caranya membelenggu yang telah berhasil digiring
keluar dari sumur itu.
Mengikuti petunjuknya Huan Cu Im berlatih lagi siang
malam dengan tekun, hingga mencapai hari kelima, seperti
apa yang dikatakan Yu liong, dia berhasil membelenggu air
yang berhasil digiringnya keluar itu menjadi satu garis lurus
tanpa menimbulkan percikan bunga air ke empat penjuru.
Melihat hasil yang dicapai anak muda tersebut, dengan
girang Yu liong segera berkata:
"Bagus sekali, kau memang tidak menyia-nyiakan
pengharapanku, mari sekarang kita berganti lagi dengan ilmu
lainnya"
"Tapi lotiang... aku belum berhasil menguasahinya?" kata
Huan Cu im.
"Tak lama lagi kau pasti akan berhasil, bukankah satu bulan
berselang telah kukatakan, paling tidak kau harus berlatih
selama satu bulan sebelum berhasil melatihnya? Sekarang
jaraknya dengan satu bulan tinggal lima hari lagi, berarti ilmu
yang bakal kau pelajari sekarang merupakan ilmu yang paling
akhir, itulah yang kukatakan dulu sebagai cara mengembalikan
tenaga lawan tanpa mengurangi sedikitpun kekuatan yang
ada"
Setelah menelan air liur, dia meneruskan-
"Sesudah kau berhasil melatih membelenggu air, maka
untuk berlatih ilmu meminjam tenaga mengembalikan tenaga
pun menjadi lebih gampang lagi, disaat air yang berhasil kau
giring keluar dari mulut sumur itu mencapai ketinggian tiga
depa, maka kau harus menggunakan gerakan tangan untuk
membawa garis air tersebut berputar satu lingkaran di tengah
udara, setelah itu mengembalikan air kedalam sumur, cuma
kau mesti berlatih sampai tak setitik bunga airpun yang
muncrat keempat penjuru sebelum hal ini dinyatakan berhasil"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Menyusul kemudian dia memberi penjelasan pula
bagaimana caranya mengerahkan tenaga, menggiring
kekuatan keudara kemudian mengembalikannya lagi...
Mengikuti petunjuk yang diberikan Huan Cu Im melatih diri
satu kali, dalam anggapannya setelah ia berhasil
membelenggu air itu ketengah udara, maka membawanya
berputar satu lingkaran diangkasa pun bukan suatu pekerjaan
yang sulit.
Siapa tahu begitu dilatih, dia cuma dapat menggiring air itu
meluncur lurus keatas udara dan langsung lurus pula tumpah
ke bawah tanpa berhasil membawanya berputar satu
lingkaran-
Apalagi disaat dia mencoba membawa pusaran air itu
berputar satu lingkaran diudara tak dapat menggunakan
tenaganya secara tepat, sedikit saja dia meleset air telah
tumpah kembali kedalam sumur dengan muncrat kemana
mana.
Sebaliknya bila tenaga yang digunakan terlau keras, air
akan memecah ditengah udara yang berakibat diri sendiri
menjadi basah kuyup
Sekarang Huan Cu Im baru tahu bahwa bila berlatih
sesuatu maka bagian yang terakhir merupakan bagian yang
paling sukar untuk dipelajari.
Tanpa memperdulikan pakaiannya sudah basah kuyup
bermandikan keringat, sekali demi sekali dia berlatih terus
dengan tiada hentinya, sampai hari keempat malam, ia baru
berhasil menguasahi kepandaian tersebut.
Waktu itu tengah malam sudah lewat, Yu liong juga sudah
naik keatas meja tidur nyenyak sekali.
Huan Cu Im yang menyaksikan hal itu segera berpikir
didalam hati:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sampai besok tepat satu bulan sudah lewat, untung saja
aku berhasil mencapai yang diharapkan lotiang ini sebelum
batas waktunya lewat sehingga tak sampai membuatnya
kecewa, besok pagi dia tentu memujiku karenanya aku
berhasil menyelesaikan pelajarannya sehari lebih awal,"
Maka diapun duduk bersila disudut ruangan sana untuk
mengatur pernapasan-
Hampir selama satu bulan terakhir ini, saban malam dia
selalu menggunakan duduk semedi untuk menggantikan
tidurnya, karena itulah tenaga dalam yang dimilikinya
memperoleh kemajuan yang sangat pesat...
Keesokan harinya pagi pagi sekali ketika Huan Cu Im
mendusin, ia sudah tidak menjumpai Yu liong berada disitu,
pada mulanya dia masih tidak menaruh prasangka apa.
Setelah bangun berdiri dan mendekati meja altar tadi, ia
baru menemukan secarik kertas tergeletak disitu, ketika kertas
itu diambil, maka terbacalah isinya sebagai berikut:
"Keberhasilan sobat cilik dalam menguasahi ilmu sakti
benar benar menggembirakan hati, kini pertemuan puncak
dibukit Hong san pada hari Peh cun sudah didepan mata
cepatlah berangkat ke Hong san"
Dibawahnya tanpa tanda tangan, tapi dalam sekilas
pandangan saja dapat diketahui kalau surat itu ditulis oleh Yu
liong.
Selesai membaca surat itu, tanpa terasa Huan Cu Im berdiri
termangu mangu, akhirnya ia bergumam:
"Rupanya Yu lotiang telah pergi, orang tua ini benar benar
bagaikan naga sakti yang nampak kepala tak kelihatan
ekornya"
Setelah meninggalkan kuil bobrok itu, di depan mata
terbentang jalan setapak yang amat panjang sekali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah menempuh perjalanan hampir sejauh dua tiga
puluh li kemudian, Huan Cu Im berhenti sambil mengamati
keadaan di sekelilingnya, tampak bukit yang tinggi menjulang
keangkasa, disekitar situ tak kelihatan bayangan manusia,
juga tak nampak jalanan yang keluar dari daerah perbukitan
tersebut, kesemuanya ini membuat pemuda itu mulai sangsi
dan tak habis berpikir.
"Mungkinkah aku sudah tersesat?" demikian ia mulai
berpikir.
Rasa lapar serasa melilit perutnya, waktu sudah mendekati
tengah hari, pemuda itu segera bermaksud memburu seekor
kelinci lebih dulu untuk mengisi perut.
Baru saja dia akan berjalan menuju ke dalam hutan,
mendadak dari sisi hutan didengarnya suara gemerisik lirih
disusul seekor burung dara terbang keangkasa, satu ingatan
segera melintas didalamnya^
"Mengapa tidak kugunakan burung tersebut untuk mencoba
kepandaianku?"
Berpikir demikian, dia segera mengayunkan tangan kirinya
menggunakan teknik "menghisap" untuk menggapai ke arah
burung dara itu.
Semenjak berlatih ilmu Hong lui ing, tenaga dalam yang
dimiliki Huan Cu Im dalam sebulan terakhir ini telah
memperoleh kemajuan yang amat pesat.
-oo0dw0oo-
Jilid: 28
Burung dara yang sedang terbang ke angkasa itu
mendadak saja rontok keatas tanah begitu terkena gapaian
dari pemuda itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah ditangkap Huan Cu Im baru menjumpai bahwa
sebuah tabung kecil terikat dikaki burung tersebut ini
menunjukkan bahwa burung dara itu peliharaan orang.
Baru saja dia bermaksud akan membebaskannya,
mendadak sorot matanya tertarik dengan tulisan yang tertera
diatas tabung tadi, tulisan tersebut berbunyi: "LO Cu SAN"
"Lo Cu san ? Bukankah tempat itu adalah pesanggrahan
dari empek Hee yang dikuasahi Sim hujin ?" satu ingatan
segera melintas di dalam benak Huan Cu im, "kalau begitu
burung dara ini berasal dari bukit Lo Cu san..." Kemudian ia
berpikir lebih jauh:
"Empek Hee bermaksud mengincar kedudukan Bu lim
Bengcu padahal saat ini pertemuan puncak dibukit Hong san
akan diselenggarakan, jangan-jangan surat yang berasal dari
bukit Lo Cu san ini mengandung sesuatu rahasia besar ?"
Teringat dengan pesan dari Yu liong yang minta kepadanya
untuk pergi ke bukit Hong san, dia tahu pesan tersebut tentu
mengandung suatu maksud tertentu hanya tak sampai
diterangkan kepadanya.
Lalu apa salahnya kalau dia periksa dulu isi surat yang
dibawa burung dara itu?
Berpikir demikian dia lantas melepaskan tabung tembaga
itu dari kaki burung merpati itu, membuka penutupnya dan
mengeluarkan isinya, ternyata isi surat itu berbunyi demikian:
"Malam je it kentongan pertama, mintalah ciam si kepada
Dewa tanah di kuil Kimsin siang"
Suatu berita yang sangat aneh dan dibawahnya sama sekali
tidak tercantum tanda tangan
Tiba tiba saja Huan Cu Im teringat dengan pengalamannya
ketika menerima perintah rahasia dari Kim elang lengcu
sewaktu berada diperusahaan Seng kipiau kiok tempo hari,
bukankah isi perintah itupun sangat aneh ? Tanggal satu?
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tanggal berapakah hari ini? Mendadak satu ingatan melintasi
lagi di dalam benaknya :
"Aaah betul, bukankah aku sedang tersesat? Kenapa tidak
kulepaskan burung merpati ini kemudian kuikuti arah yang
dituju? Dengan begitu akukan takperlu susah payah mencari
jalan ?"
Berpikir sampai disitu diapun memasukkan kembali surat
tadi ke dalam tabung dan diikatkan pada kaki burung merpati
itu lalu melepaskannya... Burung merpati itu segera pentang
sayapnya dan terbang menuju ke arah barat.
Huan Cu Im tak berani berayal lagi, dia segera
mengerahkan ilmu meringankan tubuhn serta mengikuti dari
belakang.
Perlu diketahui sejak dari kecil ia sudah terbiasa melakukan
perjalanan diantara tanah berbukit sehingga ilmu meringankan
tubuhnya sudah memiliki dasar yang kuat.
Apalagi tenaga dalam yang dimilikinya sekarang telah
memperoleh kemajuan yang begitu pesat otomatis ilmu
meringankan tubuhnya juga makin menghebat, begitu melejit
tubuhnya segera meluncur bagaikan sambaran petir.
Setelah melewati dua bukit didepansana sudah muncul
perumahan rakyat yang membentang bersusun susun
nampaknya menyerupai sebuah kota.
Burung merpati itu terbang melintasi hutan bambu menuju
ke arah kota dan lenyap di kejauhan sana.
"Sayang " diam diam Huan Cu Im berseru dihati
Dengan munculnya perumahan rakyat di depan sana,
dengan sendirinya anak muda itupun tak bisa menggunakan
ilmu meringankan tubuh lagi, sambil memperlambat
langkahnya dia mendekati hutan bambu itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba tiba dilihatnya seorang kakek dengan membawa
tongkat bambu sedang berjalan menuju ke arahnya.
cepat cepat Huan Cu Im menyongsong kedatangannya
sambil menyapa : "Permisi, lotiang"
Kakek itu berhenti dan memperhatikan Huan Cu Im sekejap
lalu sambil manggut manggut membalas hormat sahutnya
"Ada urusan apa kek koan ?"
"Aku telah tersesat digunung dan sudah berjalan
semalaman suntuk sebelum akhirnya tiba disini pagi ini, tolong
tanya tempat manakah ini...?"
"Tempat ini bernama Sa cap liphu"
Huan Cu Im merasa kenal sekali dengan nama "Sa cap
liphu" tersebut, dia masih ingat ketika lo koan keh
mengajaknya pergi kebenteng Hee keh poo tempo hari,
mereka melalui kota Sa cap liphu tersebut.
"oooh, kalau begitu tempat ini terletak di Pak shia san?"
seru Huan Cu Im kemudian-
Kampung halamannya berada didusun Kim gou cun yang
terletak dikaki bukit selatan pak shia san-
Sebagaimana diketahui, wilayah bukit Pak shia san
membentang sampai sejauh seratus dua ratus li lebih, padahal
dia yang dibesarkan diwilayah dusun Kim gou cun belum
pernah melampaui daerah tersebut sejauh sepuluh li, sudah
barang tentu dia tak akan mengenalinya.
Sambil tertawa kakek itu segera berkata:
"Tempat ini berada disebelah barat bukit Pak shia san, bila
kek koan hendak meneruskan perjalanan, dikota bisa
menyewa kereta"
"Terima kasih banyak lotiang" kata Huan Cu Im kemudian
sambil menjura
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tak usah berterima kasih" selesai berkata kakek itu segera
mengayunkan tongkatnya dan meneruskan perjalanan.
Dengan menelusuri jalan setapak Huan Cu Im berjalan
sejauh satu li lagi sebelum tiba dikota.
Kota Sa cap liphu terletak antara kota Siu shia di utara
dengan kota Tong shia di selatan jadi merupakan
persimpangan antara dua keresidenan besar, tak heran kalau
kota yang tidak begitu besar ini justru ramai sekali dengan
orang yang berlalu lalang rumah makan, rumah penginapan
pun sangat ramai.
Tempo hari Huan Cu Im bersama Lo koan keh pernah
menginap dikota ini tak heran kalau dia masih mengenalinya
dengan baik hanya saja kedatangannya kembali yang cuma
terpaut berapa bulan lo koan keh telah dipisahkan olehnya
begitu jauh
Teringat akan nasib Lo koan keh yang tragis, rasa sedih
segera mencekam seluruh perasaannya, tanpa terasa
sepasang matanya berkaca kaca.
Waktu itu sudah mendekati tengah hari Huan Cu Im
berjalan menuju kesebuah rumah makan yang memakai
merek Ho heng lo dan mencari tempat duduk
Pelayan menghidangkan air teh sambil bertanya akan
pesan apa? Huan Cu Im segera menjawab
"Kau suruh saja pelayan untuk menyiapkan beberapa
macam sayur dan hidangan lalu siapkan juga setengah kati
arak Siauci"
Pelayan mengiakan dan segera mengundurkan diri.
Berhubung waktu itu mendekat tengah hari, tamu yang
bersantap disitu makin lama semakin banyak. suara manusia
yang berbicarapun semakin hiruk pikuk.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada saat itulah dari arah tangga loteng berjalan naik dua
orang lelaki berbaju hijau yang menggembel buntalan
berbentuk panjang.
Biarpun kedua orang ini mengenakan jubah panjang,
namun dalam sekilas pandangan saja dapat diketahui sebagai
anggota persilatan tapi bukan seorang jago tangguh, bisa jadi
seorang piautau dari suatu perusahaan piauklok.
Kebetulan sekali pelayan membawa kedua orang itu
menempati kursi kosong disisi kirinya.
Begitu duduk. salah seorang diantaranya segera berteriak
memesan sayur dan arak.
Pelayan menanyakan sayur apa saja yang dipesan
kemudian mengundurkan diri, tak selang berapa saat
kemudian hidangan yang dipesan Huan Cu Im telah diantar
bersama pesanan kedua orang itu.
Sejak mengetahui kalau kedua orang itu merupakan orang
persilatan, Huan Cu Im segera menaruh perhatian secara
khusus, sambil pelan minum arak. dia menyadap pembicaraan
dari kedua orang itu...
Mendadak terdengar orang yang berada disebelah kiri itu
berkata
"sebenarnya apa sih hubungan antara kuil Pau kok si di Ho
hui dengan Siauw limpay?"
Begitu membuka suara dia lantas menyinggung soal Siauw
limpay tanpa terasa Huan Cu Im berpaling, ternyata orang
yang berbicara itu adalah seorang lelaki berwajah gepeng
yang berusia tiga puluh tahunan.
Lelaki yang duduk dihadapannya adalah seorang lelaki
berusia empat puluh tahunan dia beralis kasar bermata besar
dan bertubuh lebih kekar daripada rekannya. Ketika
mendengar perkataan itu, ia menyahut sambil tertawa :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bukankah kau sudah banyak tahun mengendon
diperkampungan Ban kee ceng, masa ketua kuil Pau kok si
yang berasal dari Siauw limpay pun tak kau ketahui?"
"Aah, aku toh tidak seperti Hoo loko yang pekerjaan sehari
harinya khusus berhubungan dengan pelbagai perguruan,
bagaimana mungkin aku bisa mengetahui seluk beluk setiap
orang sedemikian jelasnya? Andai kata aku tidak memperoleh
perintah dari Go hujin untuk mengikuti loko pergi ke kuil Pau
kok si untuk menjemput Hui san taysu mungkin dikota Hap hui
terdapat sebuah kuil yang bernama Pau kok si pun tidak
kuketahui."
Mendengar pembicaraan tersebut, Huan Cu Im segera
berpikir didalam hati:
"Rupanya kedua orang ini berasal dari perkampungan
keluarga Ban di bukit Hong san yang mendapat perintah untuk
menjemput Hui san taysu dari Siauw limpay"
Sementara silelaki berwajah gepeng itu sembari berbicara,
ia penuhi cawan lelaki bermuka merah itu dengan arak. lalu
katanya kembali^
"Ho loko, aku dengar Hee tayhiap mempunyai harapan
yang paling besar untuk berhasil menjadi bengcu bagaimana
kalau menurut pendapatmu?"
"Persoalan itu sulit untuk dibicarakan sebab aku dengar ada
beberapa perguruan yang mendukung Sam siang tayhiap Yu
Hua Kong, aku rasa hal ini hanya bisa diputuskan oleh para
wakil perguruan yang menghadiri pertemuan tersebut"
Kembali lelaki berwajah gepeng itu berkata:
"Benar, kedua orang itu sama sama merupakan pendekar
besar masa kini, siapapun yang terpilih memang sama saja"
Mendadak lelaki bermuka merah itu menggelengkan
kepalanya berulang kali, katanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku rasa dalam pemilihan bengcu tahun ini, bisa jadi akan
terjadi kesulitan-"
oodwoo
"Kesulitan bagaimana?" tanya lelaki bermuka gepeng itu
dengan keheranan "memang yang diusulkan pelbagai
perguruan kadang kala mencapai dua atau tiga orang, tapi
pada akhirnya toh bisa diputuskan juga dengan melakukan
pemungutan suara dengan jumlah terbanyak sebagai
pemenang biasanya mereka selalu bersatu padu dan saling
mendukung belum pernah terjadi perselisHan atau
percekcokan macam apapun kesulitan macam apa yang bisa
terjadi dalam pertemuan kali ini ?"
"Siaute sendiripun kurang jelas aku cuma mendengar
perkataan ini dari pembicaraan cengcu selama berapa hari
belakangan ini semua orang dalam perkampungan telah
meningkatkan kewaspadaan serta kesiap siagaannya dalam
menghadapi segala sesuatu yang tidak diinginkan-.."
"Kalau begitu sau cengcu tentu sudah memperoleh suatu
kabar berita yang luar biasa atau bisa jadi orang orang dari
kalangan hitam bermaksud melakukan pengacauan dalam
pertemuan puncak dibukit Hong san nanti. Hmm Disaat
sembilan partai besar sedang berkumpul dibukit Hong san
manusia mana yang telah makan nyali beruang sehingga
begitu berani mencari keonaran di benteng keluarga Ban-.." ^
Sementara Huan Cu Im masih mendengarkan dengan
seksama, tiba tiba terdengar seseorang yang duduk agak
dikejauhan sana bertanya :
"Pelayan, kalau hendak menuju ke kuil Kim Sin siang, kita
mesti lewat jalan yang mana ?"
Sebagaimana diketahui, tenaga dalam yang dimiliki saat ini
amat sempurna ketajaman mata serta pendengaran pun luar
biasa begitu mendengar kata kuil Kim Sin siang, satu ingatan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
segera melintas dalam benaknya sehingga cepat cepat dia
berpaling
Ternyata orang yang berbicara adalah seorang lelaki ceking
lagi kecil yang berusia dua puluh tahunan, tubuhnya tinggal
kulit pembungkus tulang wajahnya kuning kepucat pucatan
seperti orang yang berpenyakitan, sedang tubuhnya
mengenakan sebuah jubah panjang berwarna biru yang
warnanya sudah luntur hingga mendekati warna putih. Dalam
sekilas pandangan saja sudah diketahui bahwa dia adalah
seorang yang rudin
Pelayan segera menerangkan arah jalan yang ditempuh
kemudian buru buru turun dari loteng.
Huan Cu Im ikut bangkit berdiri, memberekan rekeningnya
dan turun dari loteng. waktu itu orang tersebut sudah berada
belasan kaki jauhnya, lagipula gerak geriknya sedikit agak
mencurigakan
Di dalam menghadapi pelbagai persoalan sekarang
pengalaman yang dimiliki Huan Cu Im sekarang sudah jauh
lebih matang dan luas ia sudah menduga bahwa orang itu bisa
jadi akan berpaling serta memeriksa apakah ada orang yang
akan mengikuti perjalanannya.
oleh sebab itu setelah melangkah keluar dari rumah makan
ia segera menyelinap kesisi wuwungan rumah sambil berlagak
seolah olah seseorang yang sedang berjalan santai
Benar juga dugaannya, setelah berjalan tak jauh tiba tiba
orang itu berhenti sambil memalingkan kepalanya ke belakang
dengan suatu gerakan cepat.
Menyaksikan hal ini Huan Cu Im diam diam tertawa dingin,
dia merasa orang itu semakin mencurigakan dan menduga
pasti ada hubungannya dengan burung merpati yang
membawa surat aneh itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah memeriksa kalau dibelakangnya tiada orang lain
orang tersebut kembali membalikkan badan serta melangkah
masuk ke dalam sebuah toko dengan cepat
Berhubung jaraknya kelewat jauh, Huan Cu Im segera
mempercepat langkahnya serta memburu kemuka, baru
diketahui rumah itu adalah sebuah toko kecil yang dimukanya
tergantung sebuah papan nama yang bertuliskan toko Ji keh
lo tian-
Huan Cu Im segera melanjutkan perjalanannya berjalan
jalan mengitari kota, baru diketahui kemudian ternyata dikota
tersebut terdapat tiga empat buah rumah makan tapi hanya
terdapat sebuah rumah penginapan saja
Hal ini dimungkinkan letak kota Sa cap liphu yang hanya
terpaut tiga puluh li dari kota Siu shia disebelah utara dan tiga
puluh li dari kota Tong shia disebelah selatan padahal kedua
kota tersebut merupakan kota yang amat besar, maka tidak
banyak orang yang menginap disana meski banyak yang
bersantap dikota tersebut, kecuali bagi mereka yang ada
urusan disekitar sana, mereka baru akan menginap dikota
tersebut
Berpikir demikian, pemuda itu segera berjalan balik dan
menuju ke rumah penginapan satu satunya itu.
Sesungguhnya saat itu baru mendekati tengah hari, bukan
saat yang tepat untuk menginap. ketika Huan Cu Im
melangkah masuk kedalam rumah penginapan itu, pelayannya
kelihatan agak tercengang tapi kemudian cepat cepat
menyambut kedatangannya dan bertanya sambil tertawa
paksa ^
"Kek koan sedang mencari orang ? Ataukah hendak
menginap ?"
"Aku tersesat dibukit Pak shia san sampai berapa hari
lamanya dan semalam tak bisa tertidur, barusan saja aku tiba
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
disini, maka aku butuh sebuah kamar yang bersih untuk
beristirahat, apa kalian mempunyai kamar kelas satu ?"
Mendengar kalau tamunya akan menginap. pelayan itu
segera tertawa lebar, sahutnya berulang kali "oooh, ada, ada
Di penginapan kami terdapat tiga buah kamar kelas satu yang
khusus disediakan bagi para pejabat dan pembesar yang
kebetulan lewat disini, selain bersih dan tenang, perabotnya
juga kelas satu, malah belum tentu kalah kalau dibandingkan
dengan kamar keals satu dikota besar. Tanggung kek koan
akan puas setelah melihatnya nanti. silahkan kek koan
mengikuti hamba."
Sambil berkata, ia segera berjalan lebih dulu
memimpinjalan bagi tamunya.
Huan Cu Im mengikuti pelayan itu menuju ke dalam lalu
naik keatas loteng, disitu berjajar tiga buah kamar yang
menghadap ke beranda, suasananya memang tenang dan
segar
Pelayan itu segera mebukakan pintu mempersilahkan Huan
Cu Im masuk lebih dulu, nyatanya ruangan itu memang lebar
dengan perabot yang lengkap. Maka katanya kemudian sambil
manggut manggut: "Baiklah, aku memilih kamar yang ini saja"
cepat cepat pelayan itu mengundurkan diri, tak selang
berapa saat kemudian ia muncul kembali sambil membawa
sepoci air teh, katanya lagi sambil tertawa :
"Kek koan silahkan minum teh daun teh yang dipakai
adalah daun teh pilihan, biasanya disediakan untuk para tamu
yang terhormat, asal dicicipi tentu akan kau ketahui
segarnya..."
"Apakah dihari hari biasa ketiga kamar tamu kelas satu ini
jarang ditempati orang?" Sambil tertawa paksa kembali
palayan itu berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ucapan kek koan memang benar, letak kota kami diapit
oleh dua buah kota yang cukup besar, biasanya kecuali
keluarga dari kaum saudaga kaya, tapi hari ini termasuk kek
koan ada dua orang yang memilih kamar kelas satu"
Satu ingatan segera melintas dalam benak Huan Cu Im
pikirnya kemudian : "jangan-jangan yang dimaksudkan adalah
lelaki bermuka kuning kepucat pucatan?" Berpikir demikian,
dengan nada menyelidik iapun bertanya kembali ^
"Kalau begitu didalam rumah penginapan ini masih terdapat
tamu agung lain yang sedang menginap disini?"
Pelayan itu memandang sekejap keluar pintu sambil
tertawa paksa, kemudian sambil merendahkan suaranya ia
berbisik :
"Bukan seorang tamu agung yang sedang menempuh
perjalanan kek koan itu berpakaian amat sederhana, tapi
orangnya justru sosial sekali, sekali keluar uang waah tak
pakai hitungan-"
Yang dimaksudkan sebagai mengenakan pakaian orang
tersebut tidak terlalu bagus. Selesai berbicara, pelayan itupun
bertanya pula "Apakah Kek koan masih ada pesan lain?"
"Ooh, sudah tak ada, pergilah"
Pelayan itu segera memberi hormat dan mengundurkan diri
dari situ...
Huan Cu Im menuang secawan teh dan duduk seorang diri
didepan jendela sambil pikirnya :
"Aaah tidak benar orang itu baru saja datang untuk
menginap. jelas dia bukan penduduk disini padahal burung
merpati itu terbang dari bukit Lou Cu san yang jauh dengan
membawa surat, jelas orang yang dituju adalah penduduk
kota ini, jangan jangan persoalan tersebut sama sekali tak ada
sangkut pautnya dengan lelaki kurus bermuka kuning itu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kemudian ia berpikir lebih jauh :
"Hari ini adalah bulan lima tanggal satu sedang di dalam
surat itu dibilang pada kentongan pertama nanti disuruh minta
ciamsi kepada dewa tanah dikuil Kim Sin siang, dibalik
perintah mana sudah jelas terkandung suatu rahasia yang
sangat besar. Ehmmm, pada kentongan pertama malam nanti,
aku harus pergi ke kuil Kim Sin siang untuk melihat keadaan "
Pelan pelan dia minum teh sambil memutar otak, kemudian
setelah merasa kelewat menganggur pemuda itupun naik ke
atas pembaringan dan duduk bersemedi.
Semedinya baru berakhir mendekati malam, teringat akan
persoalan di kuil Kim si siang malam nanti, ia segera
perintahkan kepada pelayan untuk menghantar hidangan
malamnya ke dalam kamar.
Selesai makan malam, dengan alasan dia akan tidur lebih
awal, pemuda itu menutup pintu kamarnya dan memadamkan
lampu.
Waktu itu hari baru saja gelap, diam diam ia membuka
jendela belakang dan siap menerobos keluar dari situ.
Mendadak ia mendengar dari kamar sebelah kanan pun ada
orang sedang membuka jendela belakang dengan pelan pelan-
Dengan kesempurnaan tenaga dalam yang dimilikinya
sekarnag, suara jatuhnya bunga pada jarak sepuluh kaki pun
dapat mendengar dengan jelas, apalagi suara jendela yang
dibuka satu ingatan segera melintas didalam benaknya dan
cepat cepat menyembunyikan diri.
Dibalik kegelapan sambil mengintip keluar.
Benar juga, tak lama kemudian nampak sesosok bayangan
manusia yang kurus kecil menerobos keluar dari jendela
sebelah kanan dan serenteng burung belibis langsung
melayang ke atas atap rumah seberang, kemudian sekali
menjengak kakinya kembali dia meluncur kejalanan seberang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jika dilihat dari gerakan tubuhnya yang ringan dan lincah,
kalau bukan lelaki bermuka kuning itu, siapa lagi dirinya ?
Tanpa terasa timbul keraguan didalam hati Huan Cu Im
sebetulnya tujuan utamanya sekira adalah menyelidiki orang
yang akan minta ciamsi kepada dewa tanah dikuil Kim Sin
siang tersebut andaikata orang itu adalah si ceking, tentu saja
urusannya lebih mudah diselesaikan, tapi seandainya orang
yang mohon ciamsi adalah orang lain, apa pula yang hendak
diperbuat?
Lagipula meski ditengah hari tadi orang tersebut telah
bertanya jalan menuju ke kuil Kim Sin siang, apakah dia mesti
menguntilnya lebih jauh?
Daripada menguntilnya, mengapa tak memanfaatkan
kesempatan itu untuk menyelidiki saja orang yang berniat
mengambil ciamsi dikuil Kim Sin siang?
Untung saja saat itu masih ada setengah jam lebih
menjelang kentongan yang pertama akhirnya pemuda itu
putuskan untuk menguntil si ceking lebih dulu.
Begitu ingatan tersebut melintas lewat, dia segera
menerobos keluar dari jendela, manutup kembali daun
jendelanya kemudian baru menengok kembali kearah lelaki
bermuka kuning itu, tampak bayangan tubuhnya sudah
melintas sejauh puluhan kaki didepan sana
Huan Cu Im merasa ilmu meringankan tubuh yang dimiliki
seharusnya masih berada jauh diatas orang itu maka diapun
tak khawatir akan tertinggal, karenanya diapun menguntil
terus dari kejauhan
Dari pembicaraannya dengan pelayan rumah makan, dia
sempat mendengar kalau kuil Kim Sin siang terletak di barat
laut kota Tong shia. begitu keluar dari kota, lelaki bermuka
kuning didepan itu segera berpaling untuk memeriksa apakah
ada seseorang dibelakangnya, kemudian sambil mengerahkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ilmu meringankan tubuhnya dia meluncur kearah selatan
dengan kecepatan luar biasa.
Huan Cu Im mengikuti dibelakangnya secara ketat, pikirnya
:
"Agaknya dia benar benar bermaksud hendak menuju
kekuil Kim Sin siang"
Hanya saja dia merasa sangat keheranan, jarak antara Kim
Sin siang dengan kota Tong shia paling banter cuma dua
puluh li, mengapa orang itu tidak menginap dikota tong shia
yang lebih dekat, sebaliknya justru menginap dikota kecil yang
jaraknya masih tiga puluh li dari kota Tong shia? Ataukah
dibalik kesemuanya itu masih terdapat alasan lainnya?
Ilmu meringankan tubuh yang dimiliki lelaki bermuka
kuning itu sangat hebat, sepanjang jalan dia bergerak seperti
angin, tak sampai sepertanak nasi kemudian ia sudah tiba di
Lu tong Ci kemudian dengan meninggalkan jalan besar dia
menempuh jalan kecil berbatu menuju keselatan-
Perjalanan ini makan waktu hampir seperminum teh
lamanya, menurut perhitungan Huan Cu im, semestinya
mereka sudah sampai dikuil Kim Sin siang
Pada saat itulah tiba tiba lelaki bermuka kuning itu
menghentikan langkahnya sambil membalikkan tubuhnya
dengan kecepatan luar biasa...
Anda sedang membaca artikel tentang Cerita ABG Lesbi : Pedang Pelangi 3 dan anda bisa menemukan artikel Cerita ABG Lesbi : Pedang Pelangi 3 ini dengan url http://cerita-eysa.blogspot.com/2012/08/cerita-abg-lesbi-pedang-pelangi-3.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Cerita ABG Lesbi : Pedang Pelangi 3 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Cerita ABG Lesbi : Pedang Pelangi 3 sumbernya.

Unknown ~ Cerita Silat Abg Dewasa

Cersil Or Post Cerita ABG Lesbi : Pedang Pelangi 3 with url http://cerita-eysa.blogspot.com/2012/08/cerita-abg-lesbi-pedang-pelangi-3.html. Thanks For All.
Cerita Silat Terbaik...

{ 1 komentar... read them below or add one }

hendri prastio mengatakan...

Ekiosku.com Jual Beli Online Aman Menyenangkan
Commonwealth Life Perusahaan Asuransi Jiwa Terbaik Indonesia

Posting Komentar