Cerita Silat : Pedang Pelangi 7 Tamat

Diposting oleh eysa cerita silat chin yung khu lung on Selasa, 07 Agustus 2012

Sejak kecil ayah mengajarkan ilmu silatnya kepadaku aku
masih ingat ayah mempunyai sepasang tangan yang kasar
seperti karung goni tapi telapak tangan orang ini halus dan
lembut tampaknya belum pernah melakukan pekerjaan kasar.
Aaah betul Kim Peng memperingatkan kepadaku agar
jangan serius dalam menghadapi setiap persoalan mungkinkah
dia maksudkan agar aku tidak menanggapi perkataannya ini
sebagai perkataan yang serius?
Kurang ajar benar bajinan ini dia berani menyaru sebagai
ayahku dan mebujukku agar menyerah... Hmm, baiklah biar
kujebak dulu dirinya agar belangnya ketahuan-.."
Huan Tay seng tidak tahu apa yang sedang dipikirkan si
anak muda tersebut, melihat ia hanya termenung sambil
membungkam diri maka serunya kemudian sambil tersenyum:
"Nak, apa yang sedang kau pikirkan?"
Mendadak Huan Cu Im mengangkat kepalanya dan
bertanya:
"Ayah, mengapa kau lupa dengan perkataan yang telah
ayah ucapkan pada malam itu"
-ooodwooo-
Jilid: 57
"O ya...?" sahut Huan Tay seng kemudian, Cepat Cepat
tanyanya lebih jauh: "Malam yang mana sih ?"
"Itu, pada malam sebelum kita hendak berangkat " Huan
Tay seng segera tersenyum:
"Ahaaa... pada malam itu, kita berdua sudah berbicara
kelewat banyak. perkataan yang mana sih yang kau
maksudkan ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Setan nenekmu" umpat Huan Cu Im didalam hati, "malam
itu ayah Cuma berkata kalau hari sudah larut malam dan
menyuruh aku cepat cepat beristirahat..."
Namun diluarnya dia masih bersikap wajah, katanya
kembali:
"Bukankah ayah telah memberitahukan pada ananda
bahwa Yu locianpwee telah bilang kalau dia bersama nenek
pengemis akan menyusul kebukit Lou cu san ini untuk
memberi bantuan, malah ayah suruh ananda berusaha
menyelundup kemari lebih dulu, masa kau sudah lupa?"
"oooh... oooh... mereka akan datang?" Huan Tay seng
kelihatan tertegun, menyusul kemudian katanya lebih jauh
sambil manggut manggut, "yaa, betul, betul, ayah memang
pernah berkata begitu, tapi menurut pendapatku, jamannya
sembilan partai besar yang berkuasa telah berlalu, sekalipun
ada Yu ft man dan nenek pengemis berdua pun belum tentu
bisa mengatasi semua persoalan-.."
Sekarang Huan Cu Im sudah dapat memastikan kalau
orang yang berada dihadapannya adalah gadungan, karena
ayahnya tak pernah membicarakan persoalan semacam itu
dengannya.
"Kau anggap tak dapat mengatasi persoalan tapi aku justru
berpendapat bahwa hal ini bermanfaat sekali " ucap Huan Cu
Im
Ia tetap membierkan tangannya digandeng si manusia yang
menyaru sebagai ayahnya namun seCara diam diam justru
menyalurkan Hong lui in sin kangnya ke dalam telapak tangan
lalu dipancarkan ke dalam tubuh orang itu.
Sebagaimana diketahui, ia sudah dapat mempergunakan
tenaga dalamnya sekarang sesuai dengan kehendak hati
sendiri, maka begitu tenaga dalamnya dipancarkan, daya
getarnya benar benar luar biasa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huan Cu Im yang sedang duduk di tepi pembaringan tiba
tiba saja berseru tertahan seperti kena aliran listrik yang
bertegangan tinggi, tubuhnya melejit sampai ketinggian tiga
depa lebih.
"Hey, mengapa dengan kau orang tua?" seru Huan Cu Im
kemudian-
Buru buru dia mengeluarkan tangan kirinya untuk
membimbing, Tapi begitu dibimbing kembali Huan Tay seng
berseru tertahan, tubuhnya yang tersentuh dengan tangannya
lagi lagi seperti kena aliran listrik bertegangan tinggi,
tubuhnya melompat ke atas dan kali ini terjatuh dari atas
pembaringan.
Rupanya ia duduk sambil berselimutan karena bermaksud
menutupi sepasang kakinya, seperti diketahui kaki kanan Huan
Tay seng CaCad, sedangkan kaki kanannya justru tetap utuh
dan sempurna.
Huan Cu Im menengok sekejap ke arahnya, lalu sambil
tertawa katanya dengan suara rendah:
"Kedudukan yang tertinggi dalam mahluk manusia adalah
seorang ayah, rupanya kau tidak mempunyai rejeki untuk
menjadi bapakku, maka setelah berapa kali kupanggil ayah
kepadamu, kau mulai tak kuasa untuk menahan diri, tapi
begini pun ada baiknya juga, sebab aku kuatir jika kupanggil
ayah beberapa kali lagi kepadamu bisa jadi kau malah tak
tahan."
orang yang menyaru sebagai Huan Tay seng menjadi amat
terperanjat setelah melihat penyaruannya ketahuan pemuda
itu, matanya berkilat tak menentu, lalu sambil tertawa seram
ia bangkit berdiri dan ujarnya dengan suara dingin:
"Huan Cu Im, kuberitahukan kepadamu memang benar aku
hanya gadungan, Tapi aku Sengaja berbuat demikian demi
kebaikanmu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau begitu tidak baik demi dirimu" ucap Huan Cu Im
segera.
"Kau berani berbuat apa kepadaku?"
Pemuda itu segera tersenyum :
"Aku hanya minta kepadamu untuk berlutut, menyembah
tiga kali kepadaku sambil memanggil tiga kali yaya, kemudian
kutungi sebuah kakimu maka akupun akan mengampuni
selembar jiwamu. . . "
"Bocah keparat kau sedang bermimpi di siang hari bolong"
seru orang itu sambil tertawa seram.
begitu selesai berkata, tiba tiba saja sepasang telapak
tangannya didorong sejajar dengan dada.
Melihat perbuatan orang itu, Huan Cu Im tertawa terbahak
bahak :
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... kau ingin bertarung
melawanku? Masih ketinggalan jauh"
tangan kirinya segera dikebaskan kemuka untuk
membendung serangan dari kedua belah tangan lawan, lalu
telapak tangan kanannya bagaikan sebilah golok langsung
dibacokkan ke kaki kiri orang tersebut.
Pada saat itulah, tiba tiba terdengar suara Sim hujin
berseru dari luar jendela "Huan siangkong, tahan "
Huan Cu Im amat membenci orang tersebut karena berani
menyaru sebagai ayahnya tentu saja teriakan tersebut sama
sekali tak digubris olehnya.
Angin pukulan yang disapukan kebawah seketika itu juga
mengakibatkan tulang kaki kiri sebatas lututnya patah menjadi
dua baglan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang itu menjerit kesakitan dan jatuh terbanting keatas
tanah mungkin saking sakitnya dia jatuh pingsan seketika itu
juga .
Waktu itulah pintu kamar dibuka orang, dan terlihat Sim
hujin muncul didalam ruangan dengan senyum dikulum.
Dibelakangnya mengikuti seorang dayang dia tak lain
adalah Kim Peng yang tadi telah memperingatkan kepadanya
ada "jangan serius menghadapi setiap persoalan".
Tapi sewaktu Huan Cu Im mengalihkan pandangan
matanya kearah dayang tersebut, wajah dayang tadi segera
berubah menjadi dingin dan kaku bahkan boleh dibilang tidak
memandang sekejappun kearah Huan Cu Im
Paras muka Huan Cu Im saat itu pun berubah menjadi
amat tidak sedap dipandang dengan muka gusar dia berseru :
"Bibi Hee, kau adalah angkatan tua keponakan, mengapa
perbuatanmu justru mempermainkan diriku? Sebenarnya apa
maksudmu menyuruh orang lain menyaru sebagai ayahku?"
Sim hujin tertawa hambar, dia tidak menjawab pertanyaan
tersebut, tapi segera perintahnya kepada Kim Peng. "coba kau
tengok, apakah Lo Yu cay masih hidup ?"
"Aku cuma membuat cacad kaki sebelahnya dia tak bakal
mampus..." ubah Huan Cu Im.
"Kim Peng" pelan pelan Sim hujin berkata lagi, "Lo Yu cay
telah melaksanakan tugas, kau suruh dia melakukan apa yang
telah ditentukan tadi."
Kim Peng membungkukkan badan sambil menerima
perintah, kemudian berjalan kesisi tubuh orang itu dan
melakukan tendangan dengan ujung kakinya.
Jangan dilihat dia hanya seorang dayang ternyata gerakan
serangannya tidak bodoh cukup berbicara soal gerak
tendangan yang dilakukannya, ternyata pengerahan terhadap
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jalan darah, baik soal ketepatan maupun soal enteng beratnya
persis sekali, malah dalam sekali ayunan kaki, dia telah
menotok tujuh buah jalan darah penting ditubuh orang
tersebut.
Dari ketujuh macam jalan darah tersebut ada yang
bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit, ada yang untuk
menghentikan pendarahan, ada pula yang dipakai untuk
menyegarkan pikiran, pokoknya dari tendangan yang
dilakukan bisa diketahui bahwa dia adalah seorang ahli
didalam ilmu menotok jalan darah.
Tak lama kemudian orang itu sudah membuka matanya
kembali dan bermaksud untuk melompat bangun, namun
berhubung lututnya telah putus maka begitu dia meronta, rasa
sakit yang menyerang tubuhnyapun seperti menusuk kedalam
hati.
Diiringi jerit kesakitan tak kuasa juga tubuhnya robeh
terjerambab kembali keatas tanah.
Dengan suara dingin kim Peng segera berkata:
"Lo Yu cay, setelah kau gagal didalam tugas, hujin suruh
kau menyelesaikan dirimu sendiri"
Perkataan tersebut akan diutarakan dengan suara yang
lebih dingin daripada es. Lo Yu cay menjadi tertegun,
laluserunya dengan perasaan terkesiap: "Hujin menyuruh
hamba bunuh diri? Mengapa harus begitu?"
"Aku hanya tahu menyampaikan perintah kepadamu dan
tidak tahu mengapa harus begitu, bila kau enggan
melaksanakan perintah tersebut, terpaksa aku yang akan
melaksanakan untukmu"
"oooh hujin" Lo Yu cay segera merengek. "hamba tak lebih
cuma seorang utusan berlencana perak, sekalipun
penyaruanku berhasil diketahui becah keparat ini, toh dosa
dan kesalahanku ini tak sampai dijatuhi hukuman mati..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekarang Huan Cu Im baru tahu orang ini dijatuhi hukuman
mati oleh Sim hujin berhubung penyaruannya telah terbengkar
olehnya, tiba tiba saja muncul perasaan tak tega didalam hati
kecilnya, baru saja dia hendak membuka suara...
Dengan pandangan yang dingin seperti es Kim Peng
memandang sekejap kearah, lalu berkata lagi:
"Kau seharusnya sudah mati sejak dulu, sekarang tak usah
banyak berbicara lagi, hayo cepat bunuh diri"
"Benar, aku memang seharusnya sudah mati sejak dulu"
ucap Lo Yu cay sambil manggut manggut, "sudah kelewat
banyak perbuatan jahat dan tak berperasaan yang dilakukan
buat Tay Im-kau kalian memang inilah hukum karma bagiku,
tapi jangan keburu gembira dulu, saat pembalasan bagi
perkumpulan Tay Im-kau kalian pun sudah tak jauh lagi..."
"Kim Peng" Sim hujin segera membentak. "mengapa kau
biarkan dia ngaco belo terus?"
"Baik" sahut Kim Peng sambil memberi hormat.
Tiba tiba terdengar Lo Yu cay membentak keras:
"Perempuan rendah she Sim biar locu sudah mampus..."
Tiba tiba ia seperti menelan sebuah benda, selanjutnya tak
pernah bersuara kembali. Sim hujin pun segera memberi
perintah:
"Kim Peng, coba kau periksa, apakah dia sudah mampus
belum?"
Baru saja Kim Peng menyahut dan belum sempat maju ke
muka, tiba tiba terdengar Lo yu cay membentak keras dan
melompat bangun dari atas tanah seperti harimau kelaparan,
gumpalan darah hitam menyembur keluar dari mulutnya dan
langsung menyembur kewajah Sim hujin, menyusul kemudian
tubuhnya ikut menubruk ke muka.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sim hujin sama sekali tidak menyangka kalau dia bakal
berbuat demikian, buru buru dia mengebaskan ujung bajunya
sambil bergeser ke samping dengan cepat.
Bersamaan dengan kebutan ujung bajunya ini, seperti
lapisan awan yang menyelimuti angkasa, Huan Cu Im dapat
melihat dengan jelas bagaimana selapis hawa pukulan
menyembur keluar dari ujung bajunya itu sehingga
membendung balik terjangan lawan
Namun kendatipun dia bertindak Cukup cepat tak urung
ujung bajunya kena disembur juga oleh darah hitam yang
mental keluar dari mulut Lo Yu cay sehingga ternoda
sebagian.
Sementara itu tubuh Lo Yu cay sendiri terlempar sejauh
satu kaki lebih dari posisinya semula, semburan darah
hitamnya oleh karena ditolak balik oleh hawa murni yang
dilancarkan Sim hujin, akibatnya tercecer diatas tanah.
Apa yang kemudian terjadi? Ternyata permukaan tanah
dimana terkena ceceran darah hitam tadi segera mengepulkan
asap tebal berwarna kuning...
Terkejut sekali perasaan Huan Cu Im setelah menyaksikan
kejadian tersebut, diam diam pikirnya:
"Lihay benar racun tersebut..."
Dalam pada itu, Sim hujin telah memeriksa ujung bajunya
yang ternoda darah tadi, sewaktu menemukan beberapa buah
lubang yang sudah hangus, dengan penuh kegusaran dia
mendengus sambil mengumpat: "Bedebah yang patut
dicincang "
Kemudian seraya berpaling, katanya lagi dengan suara
dingin:
"Kim Peng, ajak Huan siangkong kegedung sebelah timur,
aku hendak berbincang sebaik baiknya dengan dirinya"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Selesai berkata dia segera menggerakkan tubuhnya dan
menyelinap keluar, demikian cepat gerakan tubuhnya sampai
Huan Cu Im tak sempat mengajukan pertanyaan apapun.
Sambil berpaling Kim Peng segera berkata "Huan siangkong,
ikutlah budak"
Huan Cu Im mengikuti dibelakangnya keluar dari gedung
barat, ketika merasa disekeliling sana tak ada orang lain, tak
tahan lagi ia berbisik: "Nona Kim Peng, terima kasih banyak"
Namun Kim Peng berlagak seolah olah tidak mendengar,
malah dia mempercepat langkahnya secara tiba tiba menuju
ke depan-
Buru buru Huan Cu Im mengikuti dibelakangnya, ketika
hampir mendekati gedung timur dekat tikungan,
Mendadak...
"cepat diambil" bisik Kim Peng dengan suara rendah.
Ketika membalikkan badan, dengan cepat dia menyusupkan
sebuah bungkusan kecil ke tangan pemuda itu, kemudian
meneruskan perjalanannya kembali menuju ke depan-
Huan Cu Im tidak mengetahui benda apakah yang
disodorkan kepadanya tadi, namun diapun merasa kurang
leluasa untuk banyak bertanya, karena itu cepat cepat
dimasukkan ke dalam saku.
Setelah tiba didalam kamar baca, Kim Peng berkata lagi:
"silahkan duduk Huan siangkong"
Sedang ia sendiri segera mengundurkan diri dari situ.
Terpaksa Huan Cu Im duduk dikursi, tak lama kemudian ia
baru mendengar suara langkah kaki manusia berasal dari
pintu ruangan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Rupanya Sim hujin yang bajunya ternoda darah tadi telah
kembali ke kamarnya untuk bertukar pakaian, sekarang dia
muncul dengan pakaian hijau yang nampak masih baru.
Tampaknya perempuan ini memang gemar dengan warna
hijau, buktiya sekalipun sudah tukar pakaian namun warnanya
tetap hijau.
Tiba tiba Huan Cu Im merasa pakaian hijau yang dikenakan
Sim hujin terdapat sesuatu yang aneh, hanya dia tak bisa
mengatakan dimanakah letak keanehan tersebut.
Ketika melangkah masuk ke dalam kamar baca, sekulum
senyuman masih tetap menghiasi ujung bibir Sim hujin, segera
ujarnya:
"Huan siangkong, apakah kau merasa hatimu tak
tenteram?"
"Benar, siautit merasa dibalik perintah bibi Hee yang
menyuruh orang she Lo tersebut menyamar sebagai ayahku,
tentu terselip alasan tertentu..."
"Duduklah lebih dulu sebelum berbinoang binCang, buat
apa sih mesti bersikap sungkan sungkan terhadap bibi Hee?"
Sim hujin tersenyum.
"Padahal perbuatan Lo Yu cay dengan menyamar sebagai
Huan jisiok memberikan bantuan yang besar bagimu"
"Membantu diriku?" tanya Huan Cu Im dengan wajah
tertegun, tapi dia segera menggeleng, "aku tak dapat
menemukan dimanakah letak bantuan tersebut"
Kembali Sim hujin tersenyum^.
"coba kau pikirkan lebih jauh"
Huan Cu Im termenung sejenak, kemudian ujarnya:
"Aku hendak bertemu dengan ayah, tapi yang kujumpai
hanya seseorang yang menyamar sebagai ayahku..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ehmm, perkataanmu itu sudah hampir mendekati..." kata
Sim hujin sambil mendehem
Mendadak satu ingatan melintas dalam benak Huan Cu Im,
dengan mata melotot besar ia segera berseru:
"Jangan jangan ayahku sudah kalian sekap disini?"
"Kata menyekap sangat tak sedap untuk didengarkan" kata
Sim hujin sambil tertawa hambar, "tapi Huan jisiok memang
sudah dikirim ke suatu tempat untuk berdiam sementara
waktu disitu, dia tidak berada di tempat ini, jadi pada waktu
ini tak mungkin kau dapat bersua dengan ayahmu. Itulah
sebabnya aku menyuruh Lo Yu cay menyaru sebagai Huan
Jisiok. Tapi aku pun sudah menduga, sandiwara tersebut
sudah pasti tak dapat mengelabuhi dirimu"
Mengetahui kalau ayahnya telah dikirim kesuatu tempat,
buru buru Huan Cu Im bertanya. "Kau telah mengirim ayahku
kemana?"
Sim hujin segera mengangkat tangannya dan berseru
sambil tertawa
"coba lihat nak. kaujadi gelisah macam begitu, masa bibi
Hee akan menyusahkan Huan Jisiok?"
Kemudian tidak menunggu sampai Huan Cu Im
mengajukan pertanyaan, dia telah berkata lebih jauh:
"Kau telah perlu banyak lagi, saat ini masih ada satu
persoalan yang perlu diselesaikan dengan secepatnya..."
"Persoalan apa?"
Pelan pelan Sim hujin berkata:
"Ditengah malam buta kau datang ke bukit Lou cu san,
sebenarnya apa sih maksud kedatanganmu? "
"Keponakan ingin bertemu dengan paman Hee serta ayah"
"Apakah masih ada persoalan lain?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah harus ada persoalan lain sehingga aku datang
menjenguk paman Hee?" Sim hujin tersenyum.
"Rupanya kau tidak berbicara jujur didepan bibi Hee masa
kedatanganmu kemari bukan disebabkan orang orang yang
berada di kuil Say ko bio itu?"
"Kalau toh bibi Hee sudah tahu buat apa mesti ditanyakan
kembali..."
"Baik, kalau begitu marilah kita membicarakan persoalan
yang pokok..."
"sebenarnya persoalan apakah yang hendak dibicarakan
bibi Hee dengan diriku?"
Sim hujin segera memperlihatkan jari tangannya yang putih
dan halus serta menghitung lalu katanya.
"Diantara mereka yang berada di kuil Say ko bio sekarang,
berbicara menurut urutan kedudukan mereka adalah Sam
Siang tayhiap Yu Lua Liong ketua tiang pekpay, Yo Leng kong
ketua Hong lui bun, Kui Hau nian, ketua Kay pang yang baru
Leng Kang to lo hujin dari keluarga Ban di bukit Hong san
serta ketua dari Pek hoa pang Hoa Tin tin mereka semua
boleh dibilang merupakan jago-jago yang termashur dan
berkedudukan tinggi didalam dunia persilatan."
"Berbicara soal hubungan pribadi, diantara mereka terdapat
calon istrimu Hee Giok Yong dan adik seayah lain ibumu Huan
Ang tho, mereka semua sudah terkena racun jahat pembuyar
tenaga, bila ditunggu sampai esok pagi, maka seluruh
kepandaian silat yang mereka miliki akan musnah dan buyar
tak karuan..."
"Apakah bibi Hee sedang mengancam diriku?" seru Huan
Cu Im penuh amarah.
"Dengar dulu perkataanku ini hingga selesai" tukas Sim
hujin cepat. Kemudian setelah berhenti sejenak. diapun
berkata lebih jauh:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Racun pembuyar tenaga memang tidak menakutkan,
sekalipUn ilmU silat mereka sampai bUyar oleh kekuatan racun
tersebut, bukan berarti ilmu silat mereka benar benar musnah,
tapi racun yang bersarang di dalam tubuh mereka terdiri dari
berapa jenis diantaranya ada sejenis racun yang justru akan
mulai bekerja apa bila ilmu silat mereka sudah mulai buyar,
sedang racun itu kebetulan merupakan jenis racun yang paling
hebat diantara beberapa jenis racun lainnya"
"Bibi Hee, apakah kau bermaksud menakut nakuti diriku
dengan perkataan tersebut"
"Tidak, aku sengaja memberitahukan kesemuanya itu
kepadamu agar kau mengerti bahwa keselamatan jiwa
beberapa orang itu sudah berada ditanganmu seorang, tanpa
bantuan obat pemunah racun dari perkumpulan kami, jangan
harap racun mereka dapat dipunahkan-"
"Kalau kuperhatikan nada pembicaraan bibi, rupanya kau
hendak menyerahkan obat penawar racun itu kepadaku"
"Benar, aku memang bermaksud menyerahkan obat
penawar racun tersebut kepadamu"
"Ada syaratnya ?"
"Ehmm, boleh dibilang begitulah" Sim hujin tersenyum,
"bukankah sudah kusampaikan kepadamu sejak tadi, yang
paling dibutuhkan perkumpulan kami adalah dirimu?"
"Kalau begitu akupun perlu memberitahukan kepada bibi
Hee, bahwa aku tak bakal ikut serta dalam perkumpulan Tay
Im-kau"
"Aku tahu kalau kau amat keras kepala" ujar Sim hujin
sambil tertawa, "soal kami, atau tidak, jawabannya beleh kau
putuskan setelah kembali lagi kemari nanti..."
"Kembali lagi kemari?" Huan Cu Im keheranan, "aku tidak
mengerti dengan perkataanmu itu, apa maksud dan arti yang
sebenarnya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sim hujin lagi lagi tertawa.
"Apa yang mesti kujelaskan lagi? Kutunggu kedatanganmu
kembali berarti kau beleh menyampaikan dulu obat penawar
racun tersebut kepada rekan rekanmu, kemudian baru balik
kembali ke Lou cu san"
"Jadi bibi Hee bersedia menyerahkan obat penawar racun
itu kepadaku...?"
Pelan pelan Sim hujin berkata:
"Perkumpulan kami tidak mempunyai minat atau tekad
untuk meracuni Yu tayhiap dan Ban lo hujin sekalian sampai
mati, kali ini kami sengaja meracuni mereka sebagai
peringatan agar mereka tidak melakukan aksi yang
menentang ataupun memusuhi perkumpulan kami lagi, asal
mereka bersedia mematuhi persoalan ini, pihak kami pun
bersedia memberi kesempatan lagi kepada mereka untuk
melanjutkan hidup didunia ini..."
Huan Cu Im segera menangkap kalau dibalik perkataan itu
masih mengandung maksud lain, segera tanyanya:
"Bibi Hee, apa arti kesempatan tersebut?"
"Bagi mereka yang telah menelan obat pemunah racun
tersebut, segala sesuatunya akan berjalan normal seperti
manusia biasa, tapi mereka menjadi pantang untuk
mengendus sejenis bau bauan khas yang dibuat oleh
perkumpulan kami, barang siapa mengendus bau tersebut
maka dia akan mati kena keracunan oleh sebab itu mereka
semua tak dapat memusuhi perkumpulan kami lagi untuk
selama lamanya, nah sekarang akan kuserahkan dulu obat
pemunah racun itu kepadamu..."
Berbicara sampai disini, ia segera berpaling seraya berseru:
"Kim Peng, ambilkan obat penawar racunnya"
Kim Peng menyahut dari dalam ruangan lalu muncul
dengan membawa sebuah baki berwarna merah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan langkah yang lemah gemulai dia berjalan menuju
kehadapan Huan Cu Im, kemudian meletakkan baki yang
berisi sebuah botol keCil terbuat dari porselin hijau serta
seCawan air teh berwarna hijau itu ke atas meja kecil, setelah
itu dia baru mengundurkan diri dari situ...
Sambil menunjuk kearah air teh didalam Cawan, Sim hujin
berkata:
"Huan siangkong, habiskan dulu air teh didalam cawan
tersebut sebelum kau beleh membawa pergi botol berisi obat
penawar racun itu"
"Apakah air teh itu harus kuminum dulu?"
"Ehmmm..." Sim hujin berkata jujur, "di dalam air teh itu
sudah kucampuri dengan sejenis racun, oleh karenanya
setelah menghantar obat penawar racun itu kepada mereka,
kau harus balik kemari secepatnya, jika selewatnya tengah
hari besok kau belum kembali juga, akibatnya kau akan tewas
dengan pendarahan dari ketujuh lubang inderamu, atau
dengan perkataan lain obat tersebut tidak akan berbahaya
sebelum lewat tengah hari besok. tapi jika lewat dari itu, tiada
obat lagi yang bisa menolongmu"
"Baik, akan kuteguk isi cawan ini" ujar Huan Cu Im
kemudian-
Dengan cepat dia mengangkat cawan air teh tersebut dan
benar benar meneguknya sampai habis.
Sambil manggut manggut Sim hujin segera berkata:
"Kau memang pemberani, sekarang simpanlah baik baik
botol berisi obat pemunah racun itu, akan kusuruh Kim Peng
untuk mengajakmu menjumpai Huan Jisiok. setelah itu kau
beleh pergi dari sini"
"sekarang tentunya kau tak akan membehongi diriku lagi
bukan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Huan Jisiok tinggal bersama empek Hee, setelah bertemu
dengan mereka nanti, kau toh akan mengerti dengan
sendirinya"
Kemudian dia memerintahkan:
"Kim Peng, ajaklah Huan siangkong ke ruangan dibukit
Yang sim san untuk bertemu dengan ayahnya"
"Budak terima perintah" sahut Kim Peng sambil
membUngkukkan badannya memberi hormat. Sim hujin
segera mengulapkan tangannya kepada Huan Cu Im seraya
berseru:
"Pergilah dengan cepat, tapi jangan lupa besok siang kau
sudah harus kembali lagi ke bukit Lou cu san ini, bila sampai
terlambat, aku tak akan menjamin keselamatan jiwamu lagi"
"Akan kuingat baik baik" sahut pemuda itu
Selesai berkata, diapun mengikuti dibelakang Kim Peng
beranjak pergi meninggalkan ruanga baca menuju ke
belakang gedung.
Sepanjang perjalanan Huan Cu Im memasang matanya
baik baik untuk memperhatikan keadaan disekeliling tempat
itu, namun waktu itu sudah larut malam, pesanggrahan
keluarga Hee yang terdiri dari empat lima lapis gedung ini
dicekam dalam kegelapan yang luar biasa, sehingga sulit
baginya untuk melihat sesuatu disitu.
Dalam keadaan demikian, tentu dia pun tak berani banyak
bertanya tapi hanya mengikuti terus dibelakang Kim Peng.
Tak lama kemudian, mereka sudah tiba di halaman
belakang.
Sepanjang jalan menelusuri kaki bukit Lou cu san, dari
kejauhan masih tampak dengan jelas dinding pekarangan dari
gedung pesanggrahan keluarga Hee tersebut, tembek yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tinggi persis seperti tembek besar yang terkenal itu, berdiri
mengitari seluruh kaki bukit tersebut.
Dikaki gunung terdapat hutan, terdapat juga jalan setapak
yang berliku liku, sekarang mereka sedang menelusuri jalan
setapak menuju keatas bukit. Menyaksikan kesemuanya ini
diam diam Huan Cu Im berpikir: "Rupanya mereka telah
menyekap ayah di antara bukit"
Setelah meneguk habis air teh beracun di hadapan Sim
hujin tadi selama perjalanan dia sudah menghimpun hawa
murninya untuk membendung sari racun tersebut diatas dada
Kini, setelah berada ditempat yang jauh dari keramaian
orang, secara diam diam diapun mengatur pernapasan sesuai
dengan petunjuk yang pernah diajarkan pengemis sakti
berwajah senyum, untuk mendesak sari racun air teh tadi
menuju kejalan darah Tiong clong hiat pada nadi Jiujui im
keng di jari tengahnya serta pelan pelan membuangnya
keluar.
Dipunggung bukit terdapat sebuah hutan, dibalik hutan
tampak sebuah bangunan kuil kecil, pintu kuil sudah tertutup
rapat sementara papan nama diatas bangunan tersebut
tertera tiga hurup besar yang berbunyi: "LOU CU AN"
Diatas bukit Lou cu san memang lumrah kalau terdapat
sebuah kuil kecil, sekalipun bukan peninggalan kuno,
bangunan kuil kecil akan menambahkan keindahan serta
semaraknya suasana dan panorama disekelilingnya...
Kim Peng segera mendekati pintu gerbang serta mengetuk
pintu tiga kali.
Pintu gerbang terbuka lebar, kemudian muncul seorang
tokoh setengah umur yang segera menegur sambil memberi
hormat.
"Sudah begini malam, ada urusan apa nona Kim datang
kemari?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dari dalam sakunya Kim Peng mengeluarkan sebuah mata
uang emas dan diserahkan kepada tokau setengah umur itu
sambil katanya: "Uang minyak ini silahkan diterima"
"oooh..." sambil tersenyum takau setengah umur itu segera
berseru, "silih masuk nona Kim"
Kim Peng menarik kembali tangannya, tapi dalam gerakan
mana tampaknya dia telah mengambil kembali sebuah benda
kecil dari genggaman tokou setengah umur itu, kemudian
katanya seraya berpaling:
"Huan siangkong silahkan mengikuti budak"
Dengan langkah lebar dia berjalan masuk menuju ke
ruangan tengah...
Huan Cu Im mengetahui cukup jelas sekali Lou cu an ini
masih berada dalam lingkungan pesanggarahan keluarga Hee
tak disangkal lagi kuil tersebut pasti mempunyai hubungan
yang erat sekali dengan pihak perkumpulan Tay Im-kau.
Ketika Kim Peng sedang berbicara dengan Tokou setengah
umur tadi sambil menyerahkan sebuah mata uang emas
kepadanya bisa mata uang emas tersebut telah dipakai untuk
menukar sesuatu benda lain karenanya dengan penuh
perhatian diaperiksa kembali keadaan disekeliling tempat
tersebut.
Suasana didalam kuil ini tak jauh berbeda dengan suasana
dalam Pesanggrahan keluarga Hee sunyi senyap tak nampak
seorang manusiapun seakan akan ditempat sama sekali tiada
penjagaan.
Kim Peng berjalan cepat sekali, dari ruang tengah dia belok
ke kanan memasuki sebuah pintu berbentuk rembulan,
diluarnya terbentang serambi panjang, dan dari serambi tadi
langsung menuju kehalaman belakang dimana terbentang
sebuah tanah berumput
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ditengah tanah lapang terdapat sebuah gardu, lebih kurang
berapa kaki didepan gardu berdiri tegak sebuah dinding tebing
yang tingginya mencapai puluhan kaki, dinding batu tersebut
sangat licin sementara diatas permukaannya tampak sebuah
lukisan yang menggambarkan orang tua menunggang kerbau.
Kim Peng langsung berjalan menuju ke depan gambar itu
dan sebelum Huan Cu Im sempat melihat jelas, tangan
kanannya sudah meraba sesuatu bagian pada kepala kerbau
tadi.
Huan Cu Im berjalan mengikuti dibelakannya, ini berarti
pandangan matanya terpapang oleh bayangan tubuhnya
sehingga apa yang terjadi tak sempat dilihat olehnya dengan
jelas.
Tapi menurut dugaannya, bagian yang diraba tangan
kanannya adalah bagian kepala kerbau tersebut, bisa jadi
benda yang diserahkan tokou setengah umur kepadanya tadi
telah dimasukkan ke suatu bagian dari gambar mana, kalau
bukan lubang hidung pastilah mulut kerbau tersebut...
Sementara Kim Peng sudah mundur sejauh tiga langkah
kebelakang, saat itulah terdengar suara gemerincing dari balik
dinding batu tadi, tak lama kemudian tiba tiba muncul sebuah
pintu rahasia diatas dinding batu tadi.
Dari dalam pintu rahasia tersebut muncul seorang
perempuan berbaju hitam yang segera mengawasi kedua
orang itu dengan sinar mata yang tajam, kemudian menegur
dingin "Nona Kim Peng, mau apa kau datang kemari?"
Buru buru Kim Peng membungkukkan badannya memberi
hormat seraya menjawab: "Budak mendapat perintah dari
wakil kaucu untuk mengajak Huan kongcu datang kemari"
"Mana tanda perintahnya?"
Kim Peng segera merogoh ke dalam sakunya dan
mengeluarkan sebuah panji kecil berbentuk segi tiga yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berwarna hitam, di tengahnya terdapat sebuah sulaman
rembulan yang setengah bundar.
Dengan cepat benda tadi diangsurkan ke depan-
Melihat panji itu, dengan sikap yang hormat pula nenek
berbaju hitam itu berkata "Hamba menjumpai wakil kaucu"
Sesudah membungkukkan badannya memberi hormat, dia
baru menyambut panji tadi sembari ujarnya:
"Silahkan nona Kim Peng mengajaknya masuk ke dalam"
Kim Peng segera berpaling seraya berkata: "Mari ikuti
budak masuk kedalam"
Dengan langkah cepat dia berjalan masuk ke dalam gua
rahasia tersebut.
Dengan cepat Huan Cu Im mengikuti di belakangnya,
setelah berjalan berapa kaki, keadaan medan kian lama kian
bertambah naik lebih kurang setiap jarak tiga langkah selalu
terdapat sebuah undak undak batu.
Untung saja setiap jarak tertentu, diatas dinding tertera
sebuah lentera yang menyinari sekitar sana, sekalipun
cahayanya tidak terlalu terang, namun ditengah kegelapan
yang mencekam sekitarnya, hal tersebut sangat membantu
dalam menentukan posisi undak undak batu tadi.
Perjalanan semacam ini ditempuh lebih kurang setengah li
lebih, pada ujung undak undakan tadi terasalah ada angin
yang berhembus masuk. Diam diam Huan Cu Im berpikir.
Mungkin mulut keluar berada didepan sana.
Perjalanan pun ditempuh lagi sejauh dua puluh langkah
lebih sebelum pada akhirnya Kim Peng yang membawa jalan
berhenti secara tiba tiba.
Huan Cu Im segera bertanya:
"Apakah sudah sampai ditempat tujuan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Saat itulah Kim Peng baru membereskan rambutnya sambil
berkata dengan lembut. "Tujuan sih belum sampai kita harus
naik keranjang dulu untuk menyeberangi sebuah jurang
setelah tiba ditebing seberang kita baru benar benar tiba
ditempat."
"Apakah kita tak bisa langsung ke situ?"
Kim Peng berpaling seraya tertawa ringan.
"Kalau kau mempunyai sepasang sayap maka kau bisa
langsung menyeberang ke sana kalau tak percaya coba
periksalah sendiri"
Huan Cu Im memang keheranan dan ingin tahu dia
menurut dan segera melangkah maju ke depan-
"Berhati hatilah" seru Kim Peng memperingatkan "kalau
sampai salah melangkah kau bakal tercebur ke dalam air
telaga yang dalamnya seratus kaki."
Dengan langkah yang berhati hati sekali Huan Cu Im maju
beberapa langkah ke depan juga ia saksikan sebuah tebing
karang yang amat Curam ketika mendongakkan kepalanya tak
nampak langit ketika melongok ke bawah tak nampak
permukaan tanah yang terdengar hanya suara gemuruh air
yang amat memekikkan telinga sedang hal yang terlihat cuma
tebing curam yang amat licin...
Lebih kurang tujuh delapan belas kaki diseberang sana
terdapat sebuah tebing karang dibawah tebing terdapat pula
sebuah gua yang gelap gulita seandainya ia tidak memiliki
ketajaman mata yang luar biasa sudah pasti keadaan disitu
tak akan terlihat secara jelas. Sambil berpaling Huan Cu Im
segera bertanya. "Apakah kita akan menuju ke gua disebelah
seberang sana?"
"oooh, tajam benar sepasang mata Huan siangkong" puji
Kim Peng kemudian sambil manggut manggut terusnya "benar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pocu dan Huan jiya kemudian berdiam didalam gua di
seberang sana"
"Jadi empek Hee dan ayahku disekap bibi Hee ditempat
tersebut?" serunya Huan Cu Im dengan sendirinya.
"Bagaimana cara kita menyeberang ke sana?"
"Harap Huan siangkong mundur dulu, biar budak
menurunkan keranjangnya lebih dulu dengan begitu kita baru
dapat meyeberang ke sana."
Huan Cu Im menurut dan segera mengundurkan diri.
Kim Peng segera berjalan menuju kedalam gua dan
mengambil seutas tali yang segera ditariknya, tak lama
kemudian muncul sebuah keranjang persegi empat, setelah
mengikat tali tersebut baik baik dan memasang bagian
tengahnya, dia berpalig seraya berkata:
"Budak akan turun lebih dulu, harap Huan siangkong
memperhatikan cara budak turun keranjang, kemudian baru
menirukan"
Selesai berkata, dia melangkah kan kaki kirinya lebih dulu
kedalam keranjang, disusul kemudian kaki kanannya turut
melangkah, setelah berdiri tegak baru berseru:
"Nah Huan siangkong, sekarang kau beleh turun, tapi harus
memperingan tubuhmu dan turun secara pelan pelan, dengan
demikian keranjang tersebut baru tak akan bergerak"
Huan Cu Im menuruti Caranya dengan memegang erat erat
tali keranjang tersebut, kemudian baru melangkah turun.
Keranjang ini besarnya seperti sebuah meja dengan empat
sudutnya diikat tali,
kemudian keempat tali tadi disimpulkan menjadi satu
dibagian tengah yang dihubungkan dengan sebuah roda, asal
kita menarik tali itu maka keranjang pun akan meluncur
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kedepan Kalau dilihat dari luar keranjang rasanya sekaligus
bisa menumpang empat orang.
Setelah naik kedalam keranjang, Huan Cu Im baru
mengetahui kalau jurang dibagian bawah dalamnya mencapai
ratusan kaki, bahkan didasar jurang tersebut nampak ombak
air yang besar menggulung gulung menembusi batuan karang,
buih yang memeCah ketepian membuat suasana disitu benar
benar mengerikan hati.
Kedua tebing disisi kiri dan kanan kebetulan berbentuk
menonjol keluar, sehingga dinding tebing sebelah tengah
melekuk ke dalam dan membentuk sebuah Celah yang
terbentuk seCara alam.
Keranjang rotan tersebut tak lain harus melalui tebing tadi,
menyeberangi celah sejauh dua puluh kaki sebelum tiba
ditebing batu seberang sana. Diam diam Huan Cu Im berpikir:
"Mungkin air telaga yang berada dibawah sana adalah
telaga Ang ci oh yang terkenal itu "
Dalam pada itu Kim Peng telah berseru:
"Huan siangkong, cepat berjongkok, budak akan mulai
menarik tali keranjang ini"
Huan Cu Im menurut dan segera berjongkok. Kim Peng pun
segera menggerakkan lengannya dan pelan pelan menarik tali
tema itu pelan pelan keranjang rotan yang memuat mereka
pun bergerak menuju ketengah celah tersebut.
Ketika keranjang tersebut sudah mulai meninggalkan tebing
batu terasa angin gunung yang berhembus lewat semakin
kencang, hal tersebut membuat keranjang dimana mereka
berada bergoncang kian kemari, akibatnya keranjangpun
bergerak sangat lambat.
Mendadak satu ingatan melintas dalam benak Huan Cu Im,
dia teringat kembali dengan peringatan pertama yang
diberikan Kim Peng kepadanya "jangan serius dalam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghadapi setiap persoalan". Kemudian nona itupun
menyusupkan sebuah bungkusan kertas kepadanya, ditinjau
dari gerak geriknya, jelas sudah kalau dia adalah seorang
sahabatnya daripada seorang musuh.
Mengingat tempat terpencil letaknya dan jauh dari
keramaian manusia timbul keinginan pemuda tersebut untuk
menanyai identitas serta asal usulnya yang sebenarnya.
Berpikir sampai disitu, dia pun bersiap siap akan membuka
suara... Tiba tiba terdengar Kim Peng berkata dengan suara
lirih :
"Huan siangkong, bukankah budak telah menyerahkan
sebungkus obat pemunah racun kepadamu tadi? sekarang
telanlah dengan segera, bila kau terlambat maka kau akan tak
punya waktu lagi"
Sementara berbicara, sepasang tangannya bekerja keras
menarik tali, otomatis wajahnya menghadap keluar, sewaktu
berbicara pun ternyata dia sama sekali tidak berpaling
Melihat gadis itu berbicara lebih dulu, lagi pula yang
diberikan kepadanya benar benar adalah sebungkus obat
penawar racun ia menjadi kegirangan setengah mati buru
buru ujarnya.
"Terima kasih banyak nona, aku telah sembuh kembali"
"Telah sembuh?" tanpa terasa Kim Peng berpaling dan
memandang sekejap kearahnya lalu berbisik:
"Kau telah menelan obat penawar racun itu?"
"Belum" jawab Huan Cu Im tertawa, "aku telah berhasil
mendesak keluar sari racun yang terkandung dalam air teh
tersebut keluar dari badan"
"Kau telah mendesak keluar sari racun tersebut dengan
tenaga dalammu? Aaah, mustahil hal ini dapat kau lakukan-.."
seru Kim Peng dengan perasaan terkejut bercampur
keherananTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
"Aku berbicara dengan sejujurnya, tadi aku telah
menggunakan tenaga dalam untuk menahan sari racun
tersebut diantara dada dengan lambung, kemudian sewaktu
kita naik gunung, secara diam diam sari racun tersebut telah
kupaksa keluar dari badan melalui jalan darah Tiong clong
hiat..."
"Waaah, kalau begitu tenaga dalam yang dimiliki Huan
siangkong telah memperoleh kemajuan yang pesat sekali,
budak sungguh sangat kagum" seru Kim Peng dengan wajah
berseri.
Memanfaatkan kesempatan inilah Huan Cu Im segera
bertanya:
"Apabila dugaanku tidak salah, seharusnya nona adalah
seorang sahabatku, bukan musuhku"
Kim Peng hanya mengiakan lirih dan sama sekali tidak
memberikan jawabannya. Kembali Huan Cu Im berkata:
"Aku rasa nona pasti sudah cukup lama menyelundup
didalam perkumpulan Tay Im-kau, tapi berasal dari perguruan
manakah dirimu? Dapatkah aku mengetahuinya?"
Kim Peng segera berpaling ke arah lain seraya berbisik:
"Di kemudian hari Huan siangkong toh bakal mengetahui
dengan sendirinya, buat apa kau tanyakan pada saat ini?"
Sementara pembicaraan berlangsung sepasang tangannya
tanpa terasa agak berhenti menarik, kemudian ketika dia
selesai berbicara dan siap menarik kembali tiba tiba saja tali
tersebut macet dan tak mampu digerakkan kembali.
Atas terjadinya peristiwa ini Kim Peng menjadi amat
gelisah, serunya agak tertahan: "Heran kenapa tali ini bisa
menjadi macet secara tiba tiba?"
"Bagaimana kalau kubantu untuk menariknya?" tanya Huan
Cu Im kemudian.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jangan" tampik Kim Peng, "kalau ditarik kelewat keras
maka tali tersebut akan putus, bila sampai terjadi begini, bisa
bakal berabe..."
Kembali dia mencoba untuk menariknya, tapi keranjang
rotan tersebut tetap berhenti ditengah celah jurang sekali
tidak bergerak dari posisinya.
Saking gelisahnya Kim Peng sudah mandi peluh dingin,
serunya kemudian dengan nada kesal:
"Waah, jangan jangan roda pelicinnya macet karena
terjepit, bagaimana jadinya sekarang? cia Toa nlo tidak berada
pula disini, sekalipun dipanggil belum tentu dia akan
menyahut, kecuali bila dia datang menengok setelah melihat
kita belum juga munculkan diri, kalau tidak... siapa pula yang
akan membantu kita menarik kembali keranjang ini?"
Baru selesai perkataan ini diucapkan, mendadak dari atas
tebing batu sudah terdengar suara perempuan tua berbaju
hitam itu sedang berseru dengan suara sedingin es: "Aku si
nenek berada diatas tebing, malah Hu kaucupun hadir pula
disini"
Kim Peng kelihatan amat terkejut, tapi kemudian serunya
dengan nada gembira:
"Cia Toa nlo, roda pelicinnya macet dan tak mau bergerak
lagi, cepatlah kau tarik kami balik ke tebing "
"Tak usah terburu" kedengaran suara Sim hujin berseru,
"Kim Peng, kau masih belum menjawab pertanyaan yang
diajukan Huan siangkong kepadamu, coba katakanlah kau
berasal dari perguruan mana? Aku pun pingin ikut
mengetahuinya "
"Aduh celaka" pekik Huan Cu Im didalam hati, "rupanya
semua pembicara an kami berdua telah disadap olehnya "
Kim Peng sendiripun kelihatan amat terperanjat, segera
serunya dengan keras:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hujin, budak selalu setia mengikutimu siapa bilang aku
berasal dari suatu perguruan tertentu ?"
"Betul, itulah sebabnya aku sendiripun kurang percaya.
Tapi kenyataan sudah terpapar didepan mata, jadi mau aku
harus mempercayainya juga "
"Hujin tuduhanmu membuat budak merasa sangat
penasaran"
"Tidak.. kau sama sekali tak perlu penasaran" pelan pelan
Sim hujin berkata "dengan mata kepala sendiri aku dengar
bagaimana kau peringatkan kepada Huan Cu Im agar jangan
serius dalam menghadapi setiap persoalan, rasanya
peringatan tersebut bukan karanganku sendiri bukan...?"
Kembali Huan Cu Im berpiklr setelah mendengar perkataan
itu:
"Rupanya ketika Kim Peng mengajakku menuju ke gedung
sebelah barat tadi secara diam diam ia selalu membuntuti
dibelakangku. aaah nyata sekali kalau perempuan ini memang
sangat menakutkan"
Kali ini Kim Peng membungkam diri dalam seribu bahasa.
Terdengar Sim hujin berkata lebih jauh
"Tatkala kusuruh kau mencampur air teh yang disuguhkan
kepada Huan Cu Im dengan racun Cu bu san tadi
sesungguhnya hal ini pun bermaksud untuk mencoba dirimu,
sebab hanya kau seorang yang tahu dimanakah obat penawar
racunnya disimpan obat penawar tersebut terbagi menjadi tiga
bagian dan setiap bagian berisi empat renca dua hun,
kenyataannya sekarang cuma tinggal tiga renca sembilan hun,
ini berarti kau telah mencuri obat penawar tersebut sepertiga
hun secara diam diam, kalau bukan begitu mengapa obatku
bisa berkurang tiga hun secara mendadak ?"
Berbicara sampai disini, tanpa terasa ia tertawa merdu,
kembali ujarnya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kim Peng selama ini aku bersikap cukup baik kepadamu,
sedang Huan Cu Im baru kau jumpai pertama kali ini,jadi
mustahil kalau dia adalah kekasih hatimu, lebih lebih tak
mungkin kalau kau bersedia mengorbankan keselamatan
jiwamu demi seseorang yang sama sekali tak ada sangkut
pautnya dengan dirimu, ini berarti tujuanmu mencurikan obat
penawar racun baginya hanya ada satu alasan, yaitu kaupun
sekomplotan dengannya"
Mendadak Kim Peng membusungkan dadanya dan berkata:
"Hujin, kuakui bahwa aku telah mencuri obat penawar
racun milikmu, tapi aku tidak kenal dengan Huan siangkong,
terlebih bukan sekomplotan dengannya"
"oooh... lantas apa sebabnya kau membantu dirinya secara
diam diam?" tanya Sim hujin.
"Setiap umat manusia pada dasarnya dapat membedakan
mana yang baik dan mana yang jahat, karena setiap orang
dapat merasakan perbedaannya, aku sudah lewat muak
melihat pelbagai kejahatan yang dilakukan perkumpulan Tay
Im-kau selama ini, tapi sayang kemampuanku seorang amat
terbatas sehingga tak mampu untuk mencegah semua
kejadian tersebut. Dan kini kau hendak mencelakai Huan
siangkong, hendak meracuni melalui air teh, setelah kuketahui
akan maksud jahatmu itu, dengan Sendirinya aku harus
berusaha untuk mencegah perbuatan busuk tersebut, itulah
Sebabnya kucuri obat penawar racun tersebut dan diam diam
kuberikan kepada Huan siangkong, aku rasa perbuatanku ini
tidak keliru, tindakanku ini benar dan tepat sekali"
"Yaa, tindakanmu memang sangat tepat" Sim hujin tertawa
terkekeh kekeh, "tapi tahukah kau apa akibatnya terhadap
perbuatan yang telah kau lakukan?"
"Setelah aku berani melakukannya, berarti aku tidak takut
menghadapi semua akibatnya"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagus sekali!! Sekarang akupun dapat memberitahUkan
kepadamu, bagi siapa saja yang berani menghianati
perkumpulanku maka dia akan dijatuhi hukuman cincang
dengan lima kali golok, tapi mengingat kau sudah banyak
tahun setia kepadaku, akupun bersedia pula mengampuni
selembar jiwamu."
"Kalau begitu harus kuucapkan banyak terima kasih atas
kebesaran jiwa hujin."
"Tapi aku tak percaya kalau kau dapat mempunyai sebesar
ini untuk berbuat kesemuanya itu, siapa tahu ada orang yang
secara diam diam memerintahkan dirimu untuk berbuat
demikian, nah, asal kau bersedia menunjukkan siapa kah
orang yang telah memberi petunjuk kepadamu, maka akupun
bersedia pula mengampuni jiwamu sekali ini"
"Tak ada orang yang memberi perintah kepadaku" jawab
Kim Peng dengan suara tegas, "aku berbuat demikian atas
dasar dorongan suara hatiku sendiri, biar hujin akan
membinasakan diriku, aku tetap tak mampu menjawab
pertanyaanmu itu."
"Huan Cu Im" pelan-pelan Sim hujin berseru.
"Apakah bibi Hee hendak mengajukan pertanyaan
kepadaku?" tanya Huan Cu Im segera.
"Aku tak perlu bertanya lagi kepadamu" agaknya Sim hujin
sedang tertawa hambar "asal usulmu serta maksud
kedatanganmu telah kuketahui secara jelas, apa lagi yang
mesti kutanyakan kepadamu ?"
"Lantas maksud bibi Hee..."
"Aku berharap agar kau bersedia melaksanakan sebuah
tugas, entah bersediakah kau untuk melaksanakannya ?"
"Apa tugas tersebut ?"
"Bunuhlah Kim Peng sekarang juga "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Membunuh nona Kim Peng ?" seru Huan Cu Im dengan
perasaan sangat tertegun.
"Benar, bila kau masih ingin hidup lebih lanjut, lebih baik
turutilah perkataan bibimu"
"Agaknya kau memang sengaja mengatur segala
sesuatunya secara cermat, agar kubunuh nona Kim Peng
ditempat ini?"
"Tepat sekali perkataanmu itu" seru Sim hujin, "dia berani
menghianati aku gara gara hendak menolongmu, maka aku
hendak melihat kau yang membunuhnya, agar dia menyesal
setengah mati"
Mendengar perkataan ini, Kim Peng segera berteriak keras:
"Biarpun Huan siangkong membunuhku akupun tak akan
menyesal, yang menyesal seharusnya adalah kau sendiri,
sebab orang yang sudah berhak selama sekian tahun
kepadamu pun pada akhirnya meninggalkan dirimu, mengapa
hal ini sampai bisa terjadi? Tak lain karena perbedaan antara
kebenaran dan kejahatan, kebersihan dan kemunafikan
Perkumpulan Tay Im-kau terlalu keji, buas dan tak berperi
kemanusiaan. orang orang Tay Im-kau semuanya ganas dan
kejam..."
"Tutup mulutmu budak sialan" bentak Sim hujin dengan
penuh kegusaran, "kau memang pantas dihukum mati "
Kemudian dengan suara dalam dia berseru kembali:
"Huan Cu Im, waktu yang tersedia sudah tak banyak lagi,
kau harus selekasnya mengambil keputusan"
Huan Cu Im segera tertawa nyaring:
Kau anggap aku orang she Huan akan menuruti
perkataanmu?"
"Bagaimana pun juga kau harus menuruti perkataanku"
ujar Sim hujin dingin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berbicara sampai disini, segera perintahnya kepada si
nenek berbaju hitam itu.
"Nenek Cia, dengarkan baik baik, mulai sekarang aku akan
menghitung dari angka satu sampai sepuluh, apabila Huan Cu
Im masih tetap enggan turun tangan, maka kau harus
memutuskan tali dari keranjang mereka, kedua orang itu
terjerumus ke dalam jurang ratusan kaki dalamnya itu dan
menjadi setan gentayangan"
"Hamba turut perintah" jawab nenek berbaju hitam itu
cepat.
Maka dengan suara keras Sim hujin pun berseru:
"Huan Cu Im inilah kesempatanmu yang terakhir..."
Habis berkata, dia pun mulai menghitung "Satu... dua...,
tiga..., empat..., lima..."
Kim Peng menjadi tegang sekali, dengan suara rendah ia
segera berseru: "Huan siangkong, cepat peluk aku erat erat"
"Soal ini..." Huan Cu Im menjadi ragu ragu
"Hayo cepat" kembali Kim Peng mendesak dengan suara
gelisah, "kalau sampai terlambat, keadaan akan menjadi
runyam"
Mendadak saja dia menarik tangan Huan Cu Im serta
ditariknya keras keras.
"Sembilan-.." seru Sim hujin lebih jauh tiba tiba ia berteriak
keras "tunggu sebentar"
Setelah memberi perintah kepada nenek berbaju hitam itu,
dia kembali berseru:
"Huan Cu Im, ayahmu masih berada ditanganku, asal
kuayunkan tangan maka nenek Cia akan segera mematahkan
tali temali itu dan selama hidup kaupun jangan harap bisa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bertemu lagi dengan ayahmu apakah budak tersebut jauh
lebih penting daripada ayahmu"
Tentu saja perkataan tersebut mendatangkan perasaan
yang bergetar keras dalam hati Huan Cu Im, sekali pun Kim
Peng pernah melepaskan budi kepadanya, tentu saja nona
tersebut tak dapat dibandingkan dengan ayahnya.
Kalau dia mesti mati secara konyol gara gara enggan
membunuhnya, bukankah tindakan tersebut amat tak
berharga ?
Sementara dia ragu ragu, Kim Peng yang semula
mencengkeram tangannya kini telah melepaskannya kembali,
lalu dengan suara sedih dia berkata:
"Huan siangkong, selembar nyawa budak sama sekali tak
ada harganya sekalipun kau bakal membinasakan budakpun,
budak tak akan merasa marah atau membencimu"
Sim hujin menyambung:
"Hey Huan Cu Im, sudah kau pikirkan masak masak, hayo
Cepat bunuh budak tersebut Tiba tiba saja Huan Cu Imi
membusungkan dadanya, lalu berkata sambil tertawa keras
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... andai kata kubunuh
nona Kim Peng, maka aku akan menjadi seorang manusia
terkutuk yang tak tahu budi dan rasa setia kawan, padahal
ayahku adalah seorang lelaki sejati yang gagah perkasa, masa
dia mengharapkan anaknya menjadi seorang anak yang
munafik, dan tak kenal budi ?"
Kim Peng kelihatan amat terharu setelah mendengar
perkataan itu, tangan kirinya kembali menggenggam tangan
Huan Cu Im erat erat, tangan maupun badannya kelihatan
gemetar keras.
Dengan suara keras Sim hujin segera membentak: "Kau
benar benar tidak takut mampus?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan suara keras sahut Huan Cu Im:
"Seorang lelaki sejati tak akan takut menghadapi kematian
bila kau suruh aku membunuh seorang manusia yang tak
bersalah, aku she Huan lebih baik mati saja daripada
melakukannya "
-ooo0dw0ooo-
Jilid: 58
"Bedebah, kau memang harus mampus" umpat Sim hujin
dengan penuh amarah.
Baru saja perkataannya selesai diucapkan, mendadak...
"Kraaakk..."
Tahu tahu keranjang rotan itu meluncur kebawah dengan
kecepatan luar biasa.
Rupanya si nenek berbaju hitam itu sudah mengayunkan
pisaunya dan memotong tali keranjang tersebut.
Sim hujin yang menyaksikan hal tersebut menjadi gusar
sekali, segera bentaknya: "Nenek cia mengapa kau sungguh
sungguh memotong tali keranjang tersebut?"
"Bocah keparat she Huan itu bau lagi keras kepala, manusia
macam ini sama sekali tak berguna dibiarkan hidup terus"
Dengan mata mendelong Sim hujin mengawasi keranjang
rotan yang sedang meluncur kedasar jurang sedalam ratusan
kaki itu, kemudian memperdengarkan suara helaan napas
panjang yang menyatakan rasa menyesalnya, ia berkata:
"Padahal kaucu telah memberi pesan secara khusus
kepadaku, bagaimanapun juga aku harus berupaya untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memperoleh Huan Cu Im, tapi sekarang semua rencanaku
telah kau berantakkan"
oooDWooo
Ketika tali temali diatas keranjang dipotong orang secara
tiba tiba, dengan sendirinya keranjang tersebut jatuh
meluncur ke dasar jurang yang seratus kaki lebih dalamnya
itu, otomatis dua orang yang berada dalam keranjangpun
turut terperosok jatuh kebawah.
Sementara itu tangan kiri Kim Peng telah menggenggam
tangan Huan Cu Im erat erat, pada mulanya Huan Cu Im
mengira nona itu merasa ketakutan sehingga menggenggam
tangannya kencang.
Tapi setelah tali keranjang itu terpotong dan mereka
berdua jatuh bersama ke dalam jurang, dia baru tahu kalau
tangannya yang dipakai untuk menggenggam tangannya itu
dimaksudkan untuk menyelamatkan selembar jiwanya.
Rupanya disaat kedua orang itu bergandengan tangan dan
meluncur ke bawah jurang sedalam empat lima belas kaki
kemudian mendadak gerak luncur tubuh Kim Peng terhenti
sama sekali, dengan sendirinya Huan Cu Im yang ditarik
tangan sebelahnya turut berhenti meluncur pula kebawah
jurang . Terdengar olehnya Kim Peng berseru dengan gelisah:
"Huan toako, cepat peluk aku kencang kencang, dengan
begitu aku baru punya kesempatan untuk turun tangan "
Dalam anggapan Huan Cu Im semula, mereka pasti tewas
dalam keadaan mengerikan didasar jurang, sungguh tak
disangka ternyata jiwanya berhasil lolos dari lubang jarum dan
gerak luncurnya terhenti sama sekali hal ini membuat hatinya
gembira sekali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Disaat yang kritis inilah, untuk memanfaatkan waktu yang
tersedla, tentu saja pemuda tersebut tidak membedakan lagi
soal lelaki dan perempuan.
Ia segera merentangkan lengannya dan merangkul
pinggang Kim Peng erat erat, kepalanya boleh dibilang
menempel diatas sepasang payudaranya yang montok itu.
Sementara itu Kim Peng telah mempergunakan tangan
kirinya yang luang untuk mencabut keluar sebilah pisau belati
dari pinggangnya dan langsung ditusukkan ke atas dinding
batu
Nyata sekali pisau belati itu tajamnya luar biasa dan
merupakan sebilah senjata mestika, sekali ditusuk. senjata
tersebut telah menancap diatas dinding batu tersebut.
Dengan demikian, tubuh mereka berdua pun segera
berhenti meluncur kebawah dan bergelantungan di tengah
udara.
Kim Peng boleh dibilang tetap dirangkul kencang kencang
oleh pemuda tersebut sehingga hampir saja susah bernapas,
coba kalau peristiwa ini berlangsung di waktu waktu biasa,
pukulan semacam ini sudah pasti telah membuatnya menjadi
lemas, hati berdebar dan tersengkal sengkal napasnya karena
malu.
Tapi situasi saat ini jauh berbeda, tangan kanannya
memegang seutas benang panjang seperti benang pengail
erat erat, sementara tangan kirinya menggenggam sebilah
pisau belati menanti mereka telah berhasil bergelantungan di
udara secara mantap ia baru berkata dengan suara lembut:
"Dibawah batu karang sana terdapat tempat untuk berpijak
kau boleh turun terlebih dulu"
Huan Cu Im mempunyai kemampuan untuk melihat dalam
kegelapan, setelah mereka mantap posisinya tadi,
sesungguhnya pemuda tersebut sudah melihat adanya tempat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berpijak disisi kanan dimana mereka bergelantungan
sekarang.
Sekalipun tempat itu berupa tebing batu yang terjal dan
curam namun berbentuk tonjolan batu karang besar sekali,
sementara dibawah batu karang tadi terdapat sebuah gua
batu seluas satu kaki bentuknya persis seperti sebuah gardu
dan selisih jaraknya hanya berapa depa.
Oleh sebab itu dia segera mengendorkan pelukannya serta
melayang turun kesana
Kim Peng segera melepaskan benangnya dan ikut
melompat turun keatas batu karang tadi, kembali pisau belati
ditangan kanannya menusuk dinding, lalu dengan
menggunakan benangnya digantungkan pada gagang pisau
tersebut, dia baru berpaling dan katanya sambil tertawa
merdu:
"Huan siangkong, barusan keadaan kita sangat berbahaya
sekali, apakah kau merasa takut?"
Sekarang Huan Cu Im baru teringat bahwa Kim Peng telah
menyuruh memeluk tubuhnya erat erat sebelum keranjang
rotan itu dipotong talinya, hal ini menunjukkan kalau dia telah
membuat persiapan yang matang jauh sebelumnya.
Peristiwa ini sungguh aneh sekali, mungkinkah dia memiliki
kepandaian untuk meramalkan kejadian yang akan datang,
sehingga dia telah menduga kalau Sim hujin akan memotong
tali keranjang itu?
Yaa, betul... Sudah pasti Sim hujin yang sengaja memutar
siasat tersebut dengan menyuruh Kim Peng menyelamatkan
jiwanya serta mengalami nasib yang serupa dengannya.
Setelah mereka berdua terkurung ditebing yang terjal ini,
sudah pasti dia hendak mempergunakan budi kebaikan Kim
Peng untuk merebut simpatinya siasat Bi jiu ki atau siasat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perempuan cantik untuk memikatnya agar bergabung dengan
Tay Im-kau.
Kalau bukan demikian, mengapa Kim Peng dapat
mempersiapkan segala sesuatunya secara matang? Dari mana
dia tahu kalau di bawah batu karang itu terdapat tempat
untuk berpijak?
Makin dipikir dia merasa dugaannya semakin besar, tanpa
terasa serunya sambil tertawa dingin:
"Aku tidak menuruti perkataan perempuan she Sim untuk
membunuh nona, sedang nona pun saat yang kritis telah
menolongku. ini berarti diantara kita berdua sama sekali tidak
saling berhutang, bukan begitu nona?"
Kim Peng jadi tertegun setelah menyaksikan sikap dingin
pemuda tersebut, ditatapnya orang itu lalu tegurnya:
"Huan Siang kong mengapa kau mengucapkan perkataan
semacam ini...?"
Kembali Huan Cu Im tertawa dingin:
"Nona Kim Peng, permainan yang kalian rencanakan ini
kurang sempurna, lagi pula aku bukan seorang anak yang
berusia tahun, kau kira aku mudah diperdaya?"
"Kapan sih budak memperdaya dirimu ?" tanya Kim Peng
semakin termangu saking herannya.
"Apakah semua peristiwa ini bukan hasil rancangan dari
perempuan she Sim itu ? Sambil memotong tali keranjang, dia
pun sengaja menyuruh kau menolongku dan sama sama
terperangkap ditempat terpencil semacam ini, bukankah
maksudnya agar kau bisa membujukku secara pelan-pelan
hingga bersedia menjadi anggota Tay Im-kau? Siasat
semacam ini sudah banyak yang kusaksikan didalam dunia
persilatan, karena itu siasat menyiksa diri yang nona jalankan
tak nanti akan berhasil membujukku, usahamu tersebut tentu
akan mengalami kegagalan total"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku sudah melaksanakan siasat menyiksa diri ?" Kim Peng
membelalakkan sepasang matanya lebar lebar.
Kemudian sambil tertawa cekikikan dia berkata lagi
"Huan siangkong, bukankah sudah banyak yang kau
saksikan didalam dunia persilatan ? Nah, coba perhatikan baik
baik, pernahkah kau bertemu dengan budak ?"
Sewaktu mengucapkan perkataan ini, ternyata nada
suaranya sama sekali berubah, berubah menjadi seperti
pernah dikenal olehnya.
Tanpa terasa Huan Cu Im menjadi tertegun sepasang
matanya yang jeli pun menatap wajah Kim Peng tanpa
berkedip. diawasinya raut wajah nona tersebut dengan
seksama.
"Mengapa sih kau awasi diriku dengan pandangan seperti
ini?" seru Kim Peng jengah.
Semakin didengar, Huan Cu Im merasa suara nona ini
makin dikenal olehnya, hanya saja dia tak dapat menduga
siapa gerangan orang ini, maka kembali katanya: "Sungguh
aneh nada pembicaraanmu mirip sekali dengan seseorang
yang sangat kukenal"
"Seseorang yang amat kau kenal?" Kim Peng Cemberut
sambil tertawa, "kalau begitu Huan siangkong pernah kenal
budak dimasa lalu?"
Mendadak satu ingatan melintas dalam benak Huan Cu Im,
lalu ujarnya dengan nada bersungguh sungguh: "Kau bukan
nona Kim Peng "
"Kalau budak bukan Kim Peng lantas siapa?"
"Aku hanya mempunyai perasaan demikian, kau sudah
pasti bukan nona Kim Peng, tapi akupun tak bisa
menyebutkan siapa kah dirimu sesungguhnya "
Kim Peng semakin cemberut :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mungkin saja kita bisa kenalan lama, tapi oleh karena
Huan siangkong terlalu banyak teman nona, tentu saja kau tak
dapat mengingat diri budak lagi"
Dengan cepat Huan Cu Im mencengkeram tangan Kim
Peng erat erat, lalu serunya: "Sebenarnya siapakah kau ?
Hayo Cepat jawab"
Pelan-pelan Kim Peng meronta dari cekalannya sambil
berdiri membelakanginya, kemudian menyahut:
"Aku kan bernama Kim Peng? jika kau menganggap aku
bukan Kim Peng, coba katakanlah siapakah aku yang
sebenarnya ?"
Sekarang Huan Cu Im sudah yakin kalau dia bukan Kim
Peng, sebab logat pembicaraannya sebentar kedengaran
lembut dan halus serta terasa amat dikenal, tapi sebentar lagi
berubah jadi dingin kaku seperti nada suara Kim Peng,
akibatnya untuk berapa saat dia tak bisa menduga secara
pasti siapa gerangan dirinya
Tapi ada satu hal yang dapat dipastikan olehnya, peristiwa
yang dialaminya selama ini bukan siasat menyiksa diri yang
dirancang oleh perempuan she Sim itu, tapi disaat yang kritis
nona itu benar benar telah menyelamatkan jiwanya.
Melihat pemuda itu tidak menjawab, tiba tiba Kim Peng
berkata lagi dengan sedih: "Aaai, tampaknya kau benar benar
sudah tidak teringat lagi denganku" Sembari membetulkan
letak rambutnya, tiba tiba dia membalikkan badan.
Sekarang Huan Cu Im dapat melihat wajahnya dengan
jelas, hatinya menjadi kegirangan setengah mati, tanpa terasa
dia merentangkan tangannya lebar lebar serta memeluk
tubuhnya kencang kencang.
"Aaah, rupanya kau adalah Yap Ling" serunya kegirangan,
"bagus betul adikku, sudah lama aku mencari cari dirimu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ternyata nona itu bukan Kim Peng melainkan Yap Ling,
dalam waktu singkat gadis tersebut telah membersihkan
wajahnya dari obat penyaru muka.
Merah jengah selembar wajah Yap Ling, tapi ia membiarkan
tubuhnya dipeluk pemuda tersebut, malah kepalanya segera
disandarkan kedalam rangkulannya. Kemudian sambil
mengangkat kepala, dia berkata dengan sedih: "Huan toako,
benarkah kau telah melupakan diriku?"
Untuk sementara waktu Huan Cu Im masih dicekam
perasaan terkejut bercampur girang sehingga dia merangkul
gadis itu erat erat selama ini dia hanya menganggapnya
sebagai adik perempuannya .
Kakak beradik yang bertemu kembali setelah berpisah
lama, apalagi ditempat ini, gerakannya memeluk hanya
merupakan gerak spontan jadi sama sekali tidak terlintas
pikiran jahat atau Cinta muda mudi.
Tapi setelah mendengar perkataannya itu ia baru terkejut
dan buru buru melepaskannya kemudian sambil tersenyum
katanya.
"Adikku, seharusnya aku dapat menduga dirimu sejak tadi,
dari sute (Siang Siau Un) pernah kudengar bahwa kau
memperoleh rejeki setelah ketimpa musibah dengan
mengangkat nenek bermata buta sebagai guru, sute pandai
mempergunakan ilmu pancingan yang bisa mengait orang
tentu saja kaupun pandai pula dalam ilmu semacam itu"
"Siapa sih sute yang kau maksudkan?" tanya Yap Ling
dengan perasaan tercengang.
"oooh... su te adalah adik seperguruanmu Siang Siau Un"
ucap Huan Cu Im sambil tertawa geli, "dalam perjalanan kita
kebukit Lou cusan kali ini, dia telah menyaru sebagai pria,
karena itu aku menjadi terbiasa menyebutnya sebagai sute
(adik ke empat)"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Eeei... aku ingin bertanya kepadamu, benarkah kau telah
melupakan aku? Mengapa tidak kau jawab pertanyaanku itu?"
bisik Yap Ling lirih.
Huan Cu Im segera membelai rambutnya dengan penuh
rasa sayang, lalu sahutnya sambil tertawa ringan-
"Kau adalah adikku, sedang aku adalah toakomu, mana
mungkin aku dapat melupakan dirimu?"
"Aku tak mau menjadi adikmu" seru Yap Ling sambil
menggelengkan kepalanya berulang kali.
Kemudian tidak menunggu sampai Huan Cu Im sempat
berbicara menyambung lebih jauh: "Aku bersedia menjadi
kacung bukumu untuk selamanya..."
Ketika ucapan "untuk selamanya" melintas dalam
pendengaran Huan Cu Im, sekali lagi pemuda itu tertegun,
tapi segera ujarnya sambil tertawa:
"Sudahlah, jangan berbicara yang tak ada gunanya,
berbicara yang benar, tak bisa berdiam terus disini, di kuil Say
ko bio masih ada banyak orang yang terkena racun jahat dan
membutuhkan obat penawar racun secepatnya, bila harus
menunggu sampai fajar nanti, seluruh tenaga dalam yang
mereka miliki pasti akan punah, dan akibatnya bisa luar biasa
sekali. Kita harus selekasnya menghantar obat penawar racun
itu untuk mereka."
"Apakah kau percaya dengan obat penawar racun yang
diserahkan perempuan she sim itu kepadamu?" tanya Yap Ling
sambil mengerdipkan matanya berulang kali.
"Dia toh sudah menerangkan bahwa obat penawar racun
ini meski dapat memunahkan sejenis racun tapi tak bisa
bermusuhan lagi dengan orang orang Tay Im-kau, rasanya
ucapan ini dapat dipercaya."
Yap Ling segera tertawa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dia memang sudah mencampurkan sejenis racun yang tak
dapat mengendus semacam bau bauan yang mereka buat
didalam obat tersebut, tapi benda yang kau ambil sekarang
sudah bukan obat penawar racun yang dimaksudkan tersebut"
"Apakah sudah kau tukar? Lantas kemana perginya obat
penawar racun tersebut ?"
"Ehmm..." Yap Ling manggut manggut "obat penawar
racun semacam ini lebih baik tak usah diminum, oleh
semacam itu aku telah membuangnya kedalam jurang"
"Tapi orang orang yang berada di kuil Say ko bio tak dapat
menunggu sampai fajar nanti" kata Huan Cu Im dengan
gelisah, "sekali pun obat penawar racun itu mengandung
sejenis racun yang lain, toh lebih baik daripada sama sekali
tak ada obatnya"
"Racun yang mereka pergunakan pada malam ini masih
bisa dipunahkan dengan obat penawar racun lain, sebaliknya
sejenis racun yang dicampurkan didalam obat penawar racun
tersebut justru merupakan obat yang sama sekali tak dapat
ditawarkan kembali, oleh sebab itulah aku sengaja
menukarnya dengan yang lain, isi obat dalam botol yang kau
bawa tak lebih cuma tepung gandum, warnanya tak jauh
berbeda dengan obat aslinya."
"Lantas bagaimana baiknya sekarang?"
Yap Ling segera tertawa cekikikan:
"Sudah berapa hari lamanya suhu menyuruh aku menyaru
sebagai Kim Peng, sedang Kim Peng adalah dayang yang
paling dipercaya oleh perempuan siluman itu, masa aku tak
mengetahui segala sesuatunya secara jelas ?"
Mendengar perkataan ini, Huan Cu Im menjadi kegirangan
setengah mati, buru buru serunya:
"Kalau begitu Cepat kau serahkan obat penawar racun yang
asli kepadaku"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa gunanya kuserahkan kepadamu?" ujar Yap Ling
sambil tertawa, "kau masih mempunyai tugas lain, sedang
tugas menghantar obat penawar racun itu sudah bukan
menjadi bagianmu lagi"
"Lantas siapa yang menghantar obat itu kepada mereka?"
Yap Ling tertawa misterius:
"Suami cia Toa nio si nenek berbaju hitam yang
menghantarkannya ke situ, malah obat tersebut merupakan
obat penawar racun yang asli, bukan obat yang telah
dicampuri racun."
"Jadi cia Toa nio juga orang kita?" tanya Huan Cu Im
dengan wajah tertegun.
"Dia adalah guruku"
"Kau maksudkan dia adalah wakil congkoan dari Lou cu
san, bagaimana mungkin dia"
"Aaah, bagaimana sih kau ini..." seru Yap Ling sambil
mengerling sekejap ke arahnya, "kalau aku dapat menyaru
sebagai Kim Peng, masa suhu tak dapat menyaru pula sebagai
cia To nio?"
"oooh... rupanya begitu" seru Huan Cu Im kegirangan,
"kalau begitu Yu loocianpwee yang menghantar obat penawar
racun itu ?"
"Tepat sekali perkataanmu itu "
Kemudian setelah berhenti sebentar, Yap Ling berkata lebih
jauh:
"Tempat penyimpanan obat penawar racun milik
perempuan she Sim itu hanya diketahui Kim Peng seorang,
karenanya setelah kucuri obat penawar racun yang asli dari
sana, kumasukkan pula yang palsu ketempat semula, dengan
demikian dia tak akan menaruh curiga, tapi perempuan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
siluman itu memang lihay sekali, akhirnya toh gerak gerikku
diketahui juga olehnya"
"Apakah nenek bermata buta sudah datang kemari selama
tiga hari...?"
"Tidak, suhu baru datang semalam" Lalu Yap Ling berkata
lebih jauh: "oleh karena suhu belum datang, maka akupUn tak
berani mencUri obat penawar racun itu terlalu awal sebab
kuatir ketahuan oleh perempuan she Sim itu, menanti suhu
sudah tiba, aku harus mencurinya dan diserahkan kepadanya"
"Tadi kau mengatakan kalau aku masih mempunyai tugas
lain, tugas apakah itu?"
"Dalam perjalanan pulang dari bukit Hong san, rupanya
pihak Tay Im-kau telah menanam seorang mata mata didalam
rombongan Hee pocu dan para ciangbunjin dari partai partai
besar, hanya saja selama ini mereka sengaja berlagak seolah
olah tidak tahu..."
"Mata mata?" kembali Huan Cu Im tertegun, "kau
maksudkan diantara rombongan kami terdapat seorang mata
mata?"
"Ehmm Dan orang itu masih berada di kuil Say ko bio
sekarang."
"Siapakah dia?" tanya Huan Cu Im dengan perasaan
terkejut.
"Dari sukong telah kudengar bahwa orang itu mempunyai
kedudukan yang tinggi sekali didalam perkumpulan Tay Imkau,
tapi belum diketahui siapakah dia, sewaktu kutanyakan
kepada suhu, dia orang tua enggan memberi tahu"
"Kemudian?"
"Ketika Hee pocu dan rombongannya tiba disini dan selesai
makan siang, ternyata semua orang telah keracunan..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jadi empek Hee sekalian sama sekali tidak melakukan
persiapan apa apa?"
"Tay Im-kau mahir sekali dalam menggunakan racun, racun
itu bukan dicampurkan didalam sayur dan hidangan"
"Kalau begitu dicampurkan kedalam air teh?"
"Apa bedanya dicampurkan kedalam air teh atau
dicampurkan dalam hidangan? Sistim yang dipakai Tay Im-kau
dalam melepaskan racunnya tak akan serendah itu"
"Lantas racun itu ditaburkan dimana?"
"Ditaburkan diatas handuk, ketika semua orang selesai
bersantap siang, dayangpun menghidangkan handuk panas
untuk membersihkan muka, ternyata racun tersebut telah
dipersiapkan disana, tak ampun lagi semua orang pun segera
terbius"
"Bagaimana akhirnya?" tanya Huan Cu Im gelisah.
"Akhirnya mereka pun dikirim ke dalam gua batu
diseberang sana..."
Kemudian setelah berhenti sejenak. dia berkata lebih jauh:
"Untuk menuju ke gua batu itu hanya tersedia sebuah jalan
masuk keluar saja yakni jalan yang kau lalui tadi, untuk
mencapai gua batu disebelah kanan dari gua batu sebelah kiri.
orang hanya dapat menyeberang dengan pergunakan
keranjang gantung, lagi pula sekali angkut hanya bisa
mencapai empat orang, dalam keadaan sudah dicangkok
bubuk pembuyar tenaga sehingga ilmu silatnya sama sekali
punah, tentu saja Heepocu sekalian tidak berkemampuan
untuk melarikan diri dari situ, jangan lagi menyeberang
dengan menggunakan keranjang biar punya sayappun belum
tentu dapat melewatinya, ditambah lagi digua batu sebelah
kanan terdapat cia Toa nio yang melakukan penjagaan, dia
adalah komplotannya kakak beradik Sim dari Tay Im-kau yang
berilmu silat sangat tinggi, oleh sebab itu kecuali suhu dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang tua yang datang sendiri untuk menyaru sebagai cia Toa
nio, rasanya memang tidak gampang untuk menyelamatkan
semua orang dari sana"
"Tapi bukankah orang orang itu sudah terkena bubuk
pembuyar tenaga...?"
Yap Ling kembali tertawa Cekikikan:
"Apa sih yang sedang kukerjakan disini? orang orang Say
ko bio yang terkena bubuk racun saja telah memperoleh obat
penawarnya, masa orang orang yang cuma terkena semacam
bubuk racun pembuyar tenaga saja, aku malah tak dapat
memperoleh obatnya?"
"Jadi apa yang harus kita perbuat sekarang?"
Yap Ling memandang sekejap ke arahnya lalu balik
bertanya sambil tertawa merdu: "Menurut pendapatmu, apa
yang harus kuperbUat?"
"Adikku yang baik, katakanlah secara terbUka, waktu
sangat berharga buat kita, tak usah kita buang waktu lagi
dengan percuma"
"Tak usah kuatir pokoknya tugas kita tak akan
terbengkalai" ucap Yap Ling sambil tertawa, "baiklah, akan
kuberitahukan kepada toako..."
"Nah, begitu baru adikku sayang" kata Huan Cu Im sambil
tertawa lebar.
pelan-pelan Yap Ling menyandarkan kepalanya kembali ke
atas dadanya yang bidang, setelah itu katanya:
"Beginilah kejadian yang sebenarnya, setelah sukong
mengirim obat penawar racun ke sana, beliau akan menunggu
sampai semua selesai bersemedi dan memulihkan kembali
kekuatan tubuhnya sebelum berangkat dari kuil Say ko bio
untuk kembali ke sini, tapi niat tersebut berarti sudah tengah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hari besok. coba hitunglah sendiri berapa waktu yang tersisa
dari sekarang hingga tengah hari esok ?"
Bagaikan kucing yang manja saja, nona itu bersandar
mesra dalam pelukan sang pemuda.
Huan Cu Impun tak dapat menahan diri untuk balas
merangkul gadis itu dengan penuh kehangatan, tanyanya
kemudian: "Bagaimana dengan pihak kita disini?"
"Dengarkanlah dulu keteranganku "
Setelah mengangkat kepalanya sambil membereskan
rambutnya yang kusut, Yap Ling berkata lebih jauh:
"Pekerjaan pertama yang harus kita lakukan adalah naik
dulu keruang Yang sim san"
Kemudian tidak sampai Huan Cu Im mengajukan
pertanyaannya, dia telah menambahkan : "Ruang Yang sim an
adalah gua batu disebelah kanan"
Sementara pembicaraan berlangsung tubuhnya boleh
dibilang sudah menempel begitu rapat dengan tubuh pemuda
tersebut.
Biarpun selama ini Huan Cu Im selalu menganggapnya
sebagai adik kecil, namun setelah berada dibawah tebing
karang sedalam ratusan kaki yang begitu gelap ditengah
malam buta begini, ditambah lagi dua insan berbeda kelamin
saling berdempetan begitu rapat, lama kelamaan bergolak
juga darah panas dalam tubuhnya.
Apa lagi nona tersebut berbicara sambil menengadah,
dimana ia bisa mengendus bau harum yang sangat
merangsang birahinya, ia menjadi terangsang hingga sahutnya
kemudian lirih:
"Aku mengerti"
Dengan hati yang berdebar keras dan muka yang menjadi
panas, pelan-pelan kepalanya diturunkan kebawah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yap Ling sedang menengadah ternyata tidak berusaha
untuk menghindar, disambutnya kedua lembar bibirnya yang
panas itu dengan bibir sendiri.
Begitu dia merasa malu sekali, namun hati kecilnya
dipenuhi oleh rasa gembira yang meluap.
Sudah lama dia mengharapkan hal semacam ini terjadi atas
dirinya, karena dia memang rela dan pasrah untuk menerima
semuanya. oleh sebab itu dengan berani sekali dia
mengirimkan lidahnya kemulut pemuda tersebut.
Detak jantung kedua orang itu berdebar makin kencang
dan makin memuncak. sesuatu kebutuhan yang mendesak
menjalar dari hati kecil masing masing dan menyelimuti
seluruh perasaan mereka.
Kini, sepasang tangan Huan Cu Im tidak menganggur saja,
tapi mulai bergerak dengan hidupnya, jari jari tangannya yang
lebar dan kasar mulai meraba dan menggerayangi seluruh
bagian tubuh Sinona tentu saja terutama pada bagian bagian
tertentu yang sesungguhnya amat rahasia dan terlarang.
Nyatanya si nona pun tidak menolak. bahkan menyerahkan
segala sesuatunya secara pasrah.
Dengan nafas mereka berdua makin memburu dan ngos
ngosan... suasanapun makin panas menyengat...
Entah berapa lama kemudian, lambat laun suasana menjadi
tenang kembali.
Huan Cu Im masih merangkul tubuhnya erat erat dan
menundukkan kepala menciumi air mata yang membasahi
pipinya, dengan lembut ia berbisik: "Adik Ling, kau
menangis?"
Yap Ling tidak melengos, matanya dipentangkan lebar lebar
membiarkan butiran air matanya membasahi pipi dan
mukanya, tapi ia tersenyum manis:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku menangis saking gembiranya, toako mulai saat ini aku
sudah menjadi milikmu untuk selamanya, asal kau bersedia
membagikan sepertiga atau seperempat bagian rasa Cintamu
saja kepadaku, aku sudah merasa puas sekali..."
Tiba tiba ia memasukkan kepalanya ke dalam pelukan
pemuda tersebut dan benar benar menangis, tapi sepasang
tangannya memeluk tubuh pemuda tersebut lebih kencang.
Huan Cu Im menyudukkan kepalanya sambil mencium
rambutnya yang harum kemudian katanya:
"Tak usah kuatir adik Ling, aku tak akan menyia nyiakan
dirimu..."
"Aku tahu" Yap Ling mengangguk dengan penuh
pengertian, "aku percaya kepadamu asal kau telah
menjanjikan begitu, hatiku pun sangat lega..." Kembali
mereka berdua saling berpelukan dengan mesrah.
Entah berapa lama sudah berlalu akhirnya Yap Ling
mendorong pemuda tersebut sambil katanya dengan tersipu
sipu: "Mari kita naik ke atas sekarang"
"Kau yang naik dulu, atau aku yang naik duluan?"
Merah jengah selembar wajah Yap Ling dibereskannya
rambut yang kusut lalu sahutnya tertawa:
"Benang berpancing ini tipis sekali, masa kau mampu naik
ke atas sendirian? Lebih baik aku yang naik duluan, kemudian
baru menarikmu naik ke atas"
"Asalkan ada sedikit saja tempat berpijak aku yakin dapat
mencapai ke atas tebing sendirian"
Kemudian setelah berhenti sejenak, tanyanya lebih jauh:
"Bukankah kita hendak pergi keruang Yang sim san?
Bagaimana jalannya kesana? Aku rasa lebih baik kau saja yang
naik duluan"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Yaa benar, memang lebih baik aku yang naik duluan,
sebab biarpun kau sampai duluan, toh harus menunggu
sampai kedatanganku untuk membukakan pintu, baiklah biar
aku yang naik duluan"
Huan Cu Im segera menempelkan bibirnya disisi telinga
nona tersebut seraya berbisik lirih:
"Silahkan istriku "
"Kau nakaL.." seru Yap Ling sambil mencubitnya dengan
gemas.
Kemudian ia membalikkan badan sambil mencabut keluar
pisau dan alat pancingannya, kemudian sambil menyerahkan
kepada Huan Cu Im, katanya: "Aku akan naik duluan ?"
Sambil melejit ke atas, dia memegang alat pancingannya
dan merambat naik ke atas tebing dengan Cepatnya.
Huan Cu Im merasakan tubuhnya seakan akan memperoleh
tenaga baru, sambil menghimpun tenaganya dia segera
mengikuti dibelakang Yap Ling untuk memanjat pula ke atas.
Dengan mengandalkan tenaga dalam yang sempurna,
kedua orang itu mendaki tiada hentinya ke atas tebing,
puluhan kaki tingginya berhasil mereka capai dalam waktu
singkat.
Tampaknya Yap Ling telah mempersiapkan alat
pancingannya disekitar mulut gua tebing itu, begitu sampai
ditepi gua, dia pun melejit ke atas dan menyusup masuk ke
dalam. Dengan Cepat Huan Cu Im mengikuti di belakangnya
menyusup pula ke dalam gua
Melihat pemuda tersebut berhasil mencapai gua tadi seiring
dengannya Yap Ling segera berseru dengan perasaan terkejut
berCampur gembira: "Toako, secepat ini kau tiba disini"
"Aku mengkuatirkan keselamatanmu, karenanya menguntil
terus dibelakangmu secara ketat"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yap Ling merasakan hatinya menjadi manis dan hangat
setelah mendengar perkataan tersebut, ia segera berpaling
sambil serunya:
"Hmmm, kalau berada dihadapanku saja perkataanmu
sedap didengar, tapi begitu pergi, akupun ikut terlupakan
sama sekali"
"Mengapa sih kau tak begitu percaya denganku?" seru
Huan Cu Im penasaran. Dengan Cepat dia menarik bahunya
dan siap akan mencium bibirnya yang mungil itu. Buru buru
Yap Ling mendorong tubuhnya sambil berbisik:
"Ssst, jangan begitu disini, kalau sampai kelihatan orang
lain, kan malu sekali..."
Selesai berkata dengan cepat dia membalikkan badan
sambil berjalan masuk kedalam, sementara tangannya
menyulut sebuah obor sebagai alat penerangan.
Huan Cu Im dapat melihat dalam kegelapan, tentu saja dia
tidak membutuhkan alat penerangan dengan tegap pemuda
tersebut menguntil terus dibelakangnya.
Tempat itu merupakan sebuah lorong yang gelap dan bisa
dilalui oleh dua orang yang jalan bersanding.
Setelah menempuh perjalanan lebih kurang dua puluh kaki
kemudian didepan sana muncul sebuah pintu besi berwarna
hitam, diatas pintu terdapat kunci yang besar sekali.
Yap Ling segera merogoh sakunya mengeluarkan anak
kunci untuk membuka pintu gerbang tersebut.
Setelah pintu terbuka, maka tampaklah sebuah ruangan
batu yang besar dan lebar, di dalam ruangan tersebut terlihat
banyak orang yang sedang duduk bersila disitu.
Ketika melihat kemunculan kedua orang tersebut, serentak
mereka bangun berdiri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam sekilas pandang saja Huan Tay seng telah melihat
kehadiran putranya, buru buru dia menegur:
"Anak im kau telah datang..."
"Ayah " seru Huan Cu Im cepat.
Hee Im hong turut berseru pula:
"Keponakanku, dari mana kau bisa tiba di sini?"
Cepat cepat Huan Cu Im memperkenalkan Yap Ling kepada
semua orang, katanya: "Dia bernama Yap Ling, anak murid
nenek bermata buta"
Yap Ling segera memberi hormat sambil berkata:
"Mungkin pocu tidak kenal dengan budak dulu budak
adalah anak buah hujin di bukit Lou cu san"
Hee Im hong segera tertawa terbahak bahak:
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... nona Yap, kau adalah
murid si nenek bermata buta, selanjutnya jangan menyebut
demikian kepadaku"
Kemudian Huan Cu Impun memperkenalkan gadis tersebut
kepada ayahnya.
Tiba tiba saja paras Yap Ling berubah menjadi semua
merah karena jengah, kepalanya tertunduk rendah rendah,
sambil memberi hormat katanya dengan lirih: "Boanpwee Yap
Ling menjumpai empek"
Dengan wajah yang bersemu merah ini, nampak sekali
kalau gerak geriknya yang tersipu sipu.
Sebagai orang yang berpengalaman tentu saja Huan Tay
seng dapat menjumpai hal tersebut, diam diam ia menjadi
keheranan, tanpa terasa pikirnya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tampaknya hubungan nona Yap dengan anak im sangat
erat dan akrab, kalau tidak mengapa ia kelihatan tersipu sipu
sewaktu bertemu denganku ?"
Berpikir demikian, buru buru Huan Tay seng menjawab:
"Nona tak usah banyak adat"
"Adikku" kata Huan Cu Im segera, "cepat keluarkan obat
penawar racunnya dan bagikan kepada semua orang,
persoalan lain bisa kita bicarakan nanti saja"
Yap Ling segera menyahut dan mengeluarkan sebuah botol
kecil berwarna hijau dari sakunya, kemudian membagikan
obat penawar racun tersebut kepada semua orang.
Secara ringkas Huan Cu Impun menceritakan kembali
bagaimana sinenek buta menitahkan kepada Yap Ling untuk
menyaru sebagai Kim Peng guna mencuri obat penawar racun,
kemudian bagaimanakan nenek bermata buta menyaru
sebagai cia Toa nio, bagaimana mereka sampai menemui
kejadian di tebing penyebrangan dan sebagainya...
Selesai mendengar kisah tersebut, Hee Im hong segera
menghembuskan napas panjang seraya berkata: "Beginipun
lebih baik..."
"Lalu bagaimana Caramu sampai disini?" tanya Huan Tay
seng kemudian.
Secara ringkas Huan Cu Impun menceritakan bagaimana
rombongannya terkena serangan musuh ketika tiba dikuil Say
ko bio, bagaimana ia berangkat kebukit Lou Cu san pada
malam yang sama serta semua pengalaman yang telah
dirasakannya barusan.
Tentu saja peristiwa panas dan mesrah yang dilakukannya
bersama Yap Ling merupakan pengecualian yang dirahasiakan
sekali oleh mereka berdua...
Yap Ling yang berdiri disisi arena merasakan pipinya
menjadi panas lantaran jengah kepalanya tertunduk rendah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
rendah dan tak sepatah katapun yang berani diucapkan
olehnya. Ketua Hoa sanpay Siang Han hui segera berkata
dengan kening berkerut:
"Kini Yu tayhiap sekalian telah keracunan hebat. persoalan
ini tak bisa dibiarkan dengan begitu saja, suheng..."
"Empek Siang tak usah kuatir" sela Huan Cu Im segera,
"obat penawar racun untuk mereka telah dikirim Yu
locianpwee kesana"
"omintohud" puji syukur Hui san taysu dari Siau lim si
setelah mendapat kabar ini "setelah kita semua makan obat
penawar racun dan memulihkan kembali kekuatan kita, apa
yang mesti kita perbuat selanjutnya? Apakah Huan sauhiap
sudah tahu apa yang direncanakan Yu lo sicu...?"
"Persoalan ini baru boanpwee ketahui setelah mendapat
keterangan dari adik Yap malam ini, rupanya racun yang
bersarang ditubuh orang orang dikuil Say ko bio terdiri dari
tujuh jenis, setelah mendapatkan obat penawar racunnya
masih membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengatur
pernapasan sebelum kondisi badan betul betul pulih kembali
seperti sedia kala, ini berarti kira kira besok siang mereka baru
akan tiba disini"
"Perempuan siluman she Sim itu mengira boanpwee serta
Kim Peng telah tewas jatuh kedalam jurang yang dalamnya
ratusan kaki itu, sedang tempat tersebut pun dijaga oleh cia
Toa nio, dia pasti tidak menaruh prasangka buruk terhadap
kita semua, karenanya malam ini para cianpwee bisa
memanfaatkan waktu untuk menyimpan tenaga segar, hingga
tengah hari besok kita baru menyerang ke luar untuk
bergabung dengan orang orang yang datang dari kuil Say ko
bio, boanpwee rasa dengan kekuatan gabungan kita semua,
kawanan durjana dari Tay Im-kau pasti dapat ditumpas hingga
ludas dan musnah seakar akarnya"
Ketua Hing gi bun Ciok Lip sam segera berkata pula:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nona Yap. kau sudah berapa hari bergabung dengan
mereka, tahukah kau siapakah pentolan Tay Im-kau yang
sebenarnya?"
"Walaupun sudah tiga hari lamanya boanpwee menyaru
sebagai Kim Peng, namun peranan Kim Peng tak lebih hanya
dayang kepercayaan perempuan Sim yang mengurus soal obat
obatan beracun beserta obat penawar racunnya, lagi pula
sepanjang hari berada disisi perempuan she Sim terus
menerus selain bertemu dengan kakak perempuannya soal
yang lain tak berani boanpwee tanyakan sebab kuatir jejakku
ketahuan, tapi rasanya kaucu mereka adalah kakak
perempuan perempuan she Sim itu, selain mereka terdapat
pula seorang cong huhoat tapi siapakah dia aku kurang begitu
tahu"
"Aaai..." Ciok Lip sam menghela nafas panjang, "tahu diri,
tahu keadaan lawan, setiap pertarungan baru bisa
dimenangkan. Percuma saja kita semua berkelana didalam
dunia persilatan sekian waktu kalau nyatanya keadaan lawan
yang sejelasnya pun belum kita peroleh datanya"
Hee Im hong segera tertawa terbahak bahak:
"Haaahh.. haaahh... haaahh...jangan lagi saudara Ciok, aku
sendiri yang sudah diperalat sampai belasan tahun dan
pesanggrahan di bukit Lou cu san sebagai tempat
kediamankupun, hingga kini aku baru tahu kalau dibelakang
bukit masih terdapat gua batu semacam ini, kalau bukan
dikirim kemari oleh mereka disaat terbius, sungguh mati aku
tak akan tahu tempat ini, kalau dibicarakan apakah hal ini
tidak memalukan sekali?"
"Tapi dalam peristiwa ini saudara Hee tak dapat bisa
disalahkan" ujar Liok Tiong goan, ketua Heng san pay
selanjutnya, "yang jelas pihak Tay Im-kau sudah puluhan
tahun merencanakan kesemuanya ini tanpa diketahui sama
sekali oleh orang orang persilatan-.. dilihat dari hal ini saja
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dapat disimpulkan betapa cermat dan rahasianya pihak Tay
Im-kau dalam melaksanakan tugas tugasnya"
"oleh karena itulah aku paling kagum dengan saudara cilik
kita" kata Ciok Lip sam lagi sambil tertawa tergelak. "padahal
dia belum lama terjun ke dunia persilatan, tapi secara
beruntun telah berhasil membongkar serangkaian siasat busuk
dari Tay Im-kau, dan menghancurkan serta menggagalkan
pula banyak operasi Tay Im-kau yang meruglkan pihak kita
semua. Saudara cilik, bukan aku sengaja berbicara mengibul
atau bernada mengumpak, delapan atau sepuluh tahun lagi,
Bulim bengcu akan jatuh ketanganmu"
"Saudara Ciok. Kau jangan kelewat memujinya" seru Huan
Tay seng cepat cepat, "dia kan anak kecil, seorang anak kecil
mengerti urusan apa...?"
Sekali lagi Ciok Lip sam tertawa tergelak:
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... Huan loko, putramu
masih muda lagi tampan, dia merupakan satu satunya jago
muda yang paling hebat dan menonjol, aku tidak berbicara
sembarangan, lihat saja sendiri, keselamatan dan keamanan
dunia persilatan puluhan tahun selanjutnya pasti akan terletak
ditangannya seorang"
"Perkataan Ciok lo sicu memang sangat tepat" sambung
Hui san tay su, "lolappun mempunyai pandangan yang serupa,
Huan sau sicu orangnya Cekatan, gagah dan perkasa, biar
masih muda usia namun memiliki daya kemampuan yang
mengagumkan, terus terang saja orang orang sembilan partai
besar terbatas sekali kemampuannya, tapi beruntung sekali
dunia persilatan kita memiliki seorang tokoh menonjol seperti
sau sicu yang akhirnya akan menanggung semua pertanggung
jawaban ini..."
Ketika Yap Ling mendengar semua orang memuji
kemampuan Huan toakonya, otomatis dia pun turut
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bergembira hati hingga sekulum senyuman manis segera
menghiasi ujung bibirnya.
Ketika keadaan tersebut sempat terlihat oleh Hee Im hong,
dihati kecilnya dia segera berpikir:
"Tampaknya hubungan antara perempuan ini dengan
keponakan Huan telah mengikat pada hubungan yang sangat
akrab"
Sementara itu Ciok Siu go (putri Ciok Lip sam) telah
menarik tangan Yap Ling seraya berbisik:
"Nona Yap. waktu masih kelewat awal mari kita beristirahat
sejenak..."
Diantara sekian banyak orang, hanya Ciok Siu go yang
merupakan seorang yang wanita, dengan munculnya Yap Ling
sekarang, dengan sendirinya diapun memperoleh teman.
Malam ini Yap Ling boleh dibilang terus menerus
merasakan hatinya hangat dan manis, tapi bagaimanapun
juga hari ini baru pertama kalinya dia mengalami kesemuanya
itu, lagi pula berlangsung setengah malaman, karenanya
dengan wajah tersipu sipu ia mengikuti ajakan tersebut untuk
menyingkir kesudut lain-
Dalam waktu singkat kedua orang itu sudah terlibat dalam
pembicaraan yang asyik, masing masing nampak akrab sekali.
Hee Im hong dan Huan Tay seng sekalianpun duduk
dilantai membentuk satu lingkaran dan merundingkan
tindakan berikut yang akan dikerjakan esok pagi serta
bagaimana caran menghadapi perkumpulan Tay Im-kau.
Sementara itu suasana di kuil Say ko bio tetap murung dan
penuh kerisauan
Sekalipun sepeninggal Hoa Siang siang mereka masih dapat
menanggulangi beberapa kali serbuan musuh secara paksa,
namun diantara sekalian jago yang hadir, kecuali Hee Giok
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yong, Siang Ci Un dan Siang Siau Un bertiga boleh dibilang
racun pembuyar tenaga yang terkandung ditubuh kawanan
jago lain mulai bekerja makin menghebat tenaga dalam yang
dimilikipun mengikutinya berlalunya sang waktu, makin lama
semakin bertambah lemah.
Padahal sepeninggal Hoa Siang siang, tak mustahil akan
muncul jago tangguh lainnya, otomatis keadaan tersebut
dihadapi dengan perasaan risau dan berat.
Terutama sekali kepergian Huan Cu Im yang sudah lewat
satu kentongan lebih tampa kelihatan pemuda tersebut
muncul kembali, hal mana amat menguatirkan hati semua
orang.
Pihak musuh sudah banyak tahun bercokol di bukit Lou cu
san, bukan saja kawanan jagoan banyak sekali, sekalipun
tindak tanduk Tay Im-kau juga sudah termashur karena
kekejaman, kebuasan dan kerahasiaannya.
Benar Huan Cu Im memiliki ilmu silat yang sangat hebat,
tapi bagaimanapun juga ia masih muda dan belum banyak
berpengalaman, kepergiannya seorang diri memasuki sarang
harimau benar benar merupakan satu tindakan yang
berbahaya sekali.
Tak terlukiskan rasa gelisah Ban Lo hujin, tapi diapun dapat
melihat bahwa putrinya, Hee Giok yang dan Siang Ci Un
beberapa orang sedang menguatirkan keselamatan jiwa Huan
Cu Im seorang, karena itu meskipun dia sendiri gelisah dan
kuatirnya bukan kepalang, hal mana tak berani diutarakan
keluar, kuatir kalau beberapa orang nona itu semakin
bertambah gelisah.
Tiba tiba Yu Hua Liong mengelus jenggotnya dan berkata
sambil tersenyum:
"Sewaktu bertarung melawan Hoa Siang siang tadi,
nampaknya tenaga dalam yang dimiliki nona Hee serta dua
orang nona Siang sama sekali tidak berkurang, peristiwa ini
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
benar benar merupakan suatu keberuntungan disaat seperti
ini "
Siang Siau Un segera tertawa cekikikan, sahutnya:
"Yu Cianpwee, ketika aku bersama toaci dan jici
menghantar kepergian samko tadi suhu telah memberi
seorang sebiji teratai salju kepada kami bertiga, oleh sebab itu
racun yang mengeram didalam tubuh kami sudah punah sama
sekali "
"Suhumu?" Yu Hua Liong kelihatan tertegun, kemudian
sambungnya dengan wajah gembira:
"Apakah nenek bermata buta locianpwee telah datang ?
Haaahhh... haaahhh... mengapa tidak kalian katakan sedari
tadi ?"
Melihat adiknya sudah mengungkapkan hal yang
sebenarnya, terpaksa Siang Ci Un berkata sambil tertawa:
"Tadi, boanpwee tidak menjelas kan persoalan ini kepada
semua orang karena si nenek Cianpwee enggan munculkan
diri disini, kuatir jejaknya ketahuan orang orang Lou cu san,
itulah sebabnya tidak berani kuungkapkan hingga sekarang"
Berkilat sepasang mata Yu Hua Liong setelah mendengar
ucapan itu, segera tanyanya: "Ke mana perginya nenek
bermata buta locianpwee sekarang ?"
"Suhu telah pergi, dia orang tua bilang masih ada urusan
lain yang harus dikerjakan" sahut Siau Un.
"Apakah dia orang tua berjanji akan datang lagi nanti ?"
desak Yu Hua Liong dengan perasaan kuatir.
Dengan cepat Siang Siau Un menggelengkan kepalanya
berulang kali. "Suhu tidak berpesan apa apa"
Yu Hua Liong segera mendehem pelan, lalu katanya lagi:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Huan siaute telah berangkat menyerempet bahaya
seorang diri, apa lagi nenek bermata buta locianpwee bersedia
membantunya secara diam diam, keadaan tentu jauh lebih
baik"
"Suhu telah berpesan bahwa kepergian samko tak perlu
dikuatirkan, sebab ada orang yang akan membantunya secara
diam diam,"
sekali lagi berkilat sepasang mata Yu Hua Liong, desaknya
lebih lanjut :
"Apakah dia orang tua menjelaskan juga siapa yang akan
membantunya secara diam diam?"
"Tidak soal ini telah kutanyakan, tapi sebelum memberi
jawaban secara jelas suhu telah pergi lagi dengan tergesa
gesa"
Pengemis penakluk harimau Lian Sam sin segera tertawa
terbahak bahak timbrungnya:
"Haaah... haaah... haaah... setelah locau Tiong menjanjikan
bantuan untuk saudara cilik aku hal ini tak bakal meleset lagi,
dengan begitu aku si pengemis tua pun dapat berlega hati"
“Padahal kau memang tak perlu kuatir" sambung seorang
secara tiba tiba dari luar pintu "siapa sih yang suruh kau
menguatirkan keselamatannya"
Tiba tiba saja sepasang mata Lian Sam sin berkilat tajam,
segera serunya dengan gembira:
"Haaahh... haahh... haaahh... lo cautiong telah datang "
Baru selesai dia berkata, pengemis sakti berwajah senyum
telah melompat masuk ke dalam ruangan kuil seperti seekor
monyet saja.
Dengan memancarkan sinar tajam dari matanya Yu Hua
Liong bersama Ban lo hujin sekalian serentak bangkit berdiri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil tertawa terbahak bahak pengemis sakti berwajah
senyum berkata:
"Haaah... haaah... haaahh... bagus bagus sekali, asal kalian
semua selamat, ini paling bagus"
Dengan cepat Siau Un menerobos keluar dan menarik
lengan pengemis sakti berwajah senyum sambil serunya :
"sukong, kebetulan sekali kedatanganmu, tahukah kau
keadaan samko ?"
oleh teriakan si nona, pengemis sakti berwajah senyum
segera maju beberapa langkah dengan sempoyongan, segera
teriaknya :
"Hey budak cilik, kau jangan gelisah dulu, bagaimana kalau
persoalan ini dibicarkan secara pelan-pelan ?Jika kau betot
semaunya sendiri, bisa jadi lenganku akan copot dari
sendinya..."
"Aku sih tak perlu gelisah" jawab Siau Un segera, "tapi
toako ku (Hee Giok yang) dan jiko ku (Siang Ci Un) sudah
gelisah setengah mati, kalau tidak diberitahu secepatnya,
mereka bisa mati karena kuatir "
Mendengar adiknya berkaok kaok semau sendiri dihadapan
umum, kontan saja paras muka Siang Ci Un berubah menjadi
merah padam seperti kepiting rebus, segera bentaknya.
"Siau Un, kau jangan bersikap kurang ajar terhadap Yu
locianpwee.. hmm, makin dewasa rasanya kau semakin tak
tahu aturan saja..."
"Heeh... heeh... heeh... tidak apa apa, tidak apa apa..."
sahut pengemis sakti berwajah senyum sambil tertawa
terkekeh kekeh, "aku si orang tua memang paling senang
melihat anak muda yang lincah dan gesit seperti ini, sebab
orang yang gesit macam beginilah yang menarik hati"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kontan saja Siang Siau Un membuat muka setan untuk
mengejek kakaknya, sambil tertawa cekikikan ia berseru:
"Nah, sudah dengar belum? Sukong paling suka kalau aku
bersikap terbuka kepadanya"
Sementara itu Yu Hua Liong telah berseru "cianpwee,
silahkan duduk"
"Kalian tak usah sungkan sungkan, silahkan duduk, silahkan
duduk,.."
"Sukong" kembali Siau Un berseru, "kau orang tua belum
menjawab pertanyaanku, sebenarnya bagaimana keadaan
samko?"
"Heeehh... heeehh... heeehh..." pengemis sakti berwajah
senyum menuding atap rumah dan menyahut sambil tertawa
terkekeh kekeh, "kau ingin mengetahui nasib si bocah muda
Huan? Sewaktu dia naik keranjang rotan bersama Kim Peng,
dayang kepercayaan Pocu hujin, tali pengikatnya telah
dipotong oleh cia Toa nio, seorang anak buah Sim hujin
hingga jatuh kedalam jurang yang dalamnya ratusan kaki..."
Hee Giok yang menjerit kaget, hampir saja dia jatuh
pingsan-
Siang Ci Un sendiripun merasakan kepalanya seakan akan
dihantam orang dan martil besi yang berat sekali, pandangan
matanya menjadi gelap dan berkunang kunang, sementara
sepasang matanya menjadi berkaca kaca hampir saja air
matanya jatuh berlinang.
Siang Siau Unpun merasa amat gelisah hingga
membelalakkan matanya lebar lebar tanyanya kemudian:
"Kemudian apakah sukong yang telah menyelamatkan jiwa
mereka berdua...?"
Ketika semua mendengar kalau Huan Cu Im telah terjatuh
kedalam jurang yang dalamnya ratusan kaki, dengan perasaan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terkejut bercampur cemas serentak mengalihkan perhatiannya
kewajah pengemis tersebut.
Tapi setelah mendengar pertanyaan Siang Siau Un, dalam
hati kecil semua orang pun lantas timbul kembali setitik
harapan, perhatian semua orang pun kembali tertuju ke wajah
pengemis sakti berwajah senyum menanti jawaban
selanjutnya.
Pengemis sakti berwajah senyum tak langsung menjawab
pertanyaan itu tapi mengalihkan pandangan matanya ke
sekeliling ruangan, kemudian serunya keras keras: "Ban
congkoan"
Buru buru Ban Tiong tat menjawab: "Kau orang tua ada
perintah apa?"
Dengan suara rendah pengemis sakti berwajah senyum
berkata: "Apakah disini ada arak? Aku si orang tua merasa
haus sekali..."
Tidak menunggu sampai Ban Tiong tat memberikan
jawabannya, Siang Siau Un telah menyahut:
"Tentu saja disini ada arak?"
"Bagus sekali, hayo cepat keluarkan"
"Sekarang semua orang sedang menantikan kabar berita
dari sukong, asal sukong telah menerangkan duduk persoalan
yang sebenarnya, aku akan menyiapkan arak tersebut
secepatnya"
Pengemis sakti berwajah senyum terpaksa mengangkat
bahunya sambil menyahut: "Apakah kau memaksa aku siorang
tua menjelaskan lebih dulu sebelum mengambil arak?"
"Ban congkoan juga ingin secepatnya mendengar kabar
kabar berita dari sukong, kalau dia harus pergi mengambil
arak. kan berita selanjutnya tak akan didengar olehnya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Baik. Baiklah" ujar pengemis sakti berwajah senyum
kemudian sambil menggelengkan kepalanya berulang kali,
"kau si setan cilik memang pandai sekali memusuhi diriku,
baik, baiklah, akan kuterangkan dengan segera"
"Sudahlah, kalau kau orang tua ingin menjelaskan
katakanlah dengan segera" desak Siau Un lebih jauh.
Tampaknya pengemis sakti berwajah senyum tak sanggup
menghadapi desakan gadis tersebut, sambil tertawa terkekeh
kekeh segera ujarnya:
"Kau tahu, Kim Peng tak lain adalah hasil penyaruan kakak
seperguruanmu"
"Tapi bukankah tali keranjang tersebut telah dipotong
sehingga kedua orang itu terjerumus kedalam jurang?"
"Baiklah kuberitahukan sebuah rahasia lagi kepadamu,
Singa betina dari Ho tang cia Tay nio sebenarnya tak lain
adalah hasil penyaruan dari gurumu"
"Kalau begitu suhu tidak memotong tali tersebut sampai
putus?"
"Perempuan she Sim itu hadir pula diatas tebing, tentu saja
tali keranjang tersebut dipotong sampai putus "
"Waah... bukankah perkataanmu tak ada artinya sama
sekali? Jika tali keranjang itu sudah putus, masa kedua orang
itu tidak terjerumus kedalam jurang?"
Pengemis sakti berwajah senyum segera tertawa terkekeh
kekeh:
"Dihari hari biasa kau sibudak setan amat pintar dan
berakal hebat, kenapa kau berubah jadi begitu bodoh pada
malam ini? Dengan kehadiran sucimu disamping bocah muda
she Huan, sekalipun benar benar jatuh ke dalam jurang, toh
dia tak bakal mampus"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aaaah, aku mengerti sekarang" seru Siang Siau Un dengan
wajah berseri dan bertepuk tangan gembira "sudah pasti suci
telah mempersiapkan benang tali pengailnya diatas tebing
tersebut"
Setelah mendengar sampai disini, semua orang pun turut
merasakan hatinya menjadi lega.
-oo0dw0ooo-
Jilid: 59
Kata Siang Siau Un lebih jauh:
"Bukankah suhu telah hadir disana? Asal kita bekuk batang
leher perempuan she Sim tersebut, bukankah urusan menjadi
beres? Kenapa ia mesti memotong tali keranjang segala?
Apakah perbuatan tersebut tidak berlebihan?"
"Tidak!! sama sekali tidak " jawab pengemis sakti berwajah
senyum "memang benar membekuk perempuan she Sim
tersebut hanya suatu tindakan yang sangat gampang tapi
dengan membiarkan Huan Cu Im serta Kim Peng terjerumus
ke dalam jurang, perempuan she Sim itupun tak akan
menaruh curiga lagi dan segera kembali ke ruangannya.
Padahal tempat itu berupa sebuah lambung bukit yang dijaga
oleh cia Toa nio seorang, setelah perempuan she Sim itu
pergi, bocah muda she Huan dan sucimu baru punya
kesempatan untuk menolong orang"
"Menolong orang?" tanya Siau Un keheranan, "Siapa lagi
yang hendak ditolong?"
"orang yang harus ditolong banyak sekali" kata pengemis
sakti, "tempat itu berupa dua tonjolan tebing batu yang
tengahnya berselisih seluas dua puluhan kaki lebih dalam gua
batu diseberang sanalah Hee Im hong dan para jago dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sembilan partai besar disekap. bahkan semuanya telah
terkena racun pembuyar tenaga. Beruntung sekali obat
penawar racunnya berhasil dicuri oleh sucimu yang menyaru
sebagai Kim Peng, dayang kepercayaan perempuan sim. Tapi
untuk mencapai tebing seberang, orang orang itu harus
menumpang keranjang rotan dan bergilir diseberangkan
kemari, padahal sekali menyeberang paling banter cuma muat
empat orang ini berarti membutuhkan waktu yang cukup
banyak..."
Ketika berbicara sampai disitu, mendadak ia berseru
tertahan sambil menanya lagi
"Aduh celaka, mengapa kubeberkan rahasia yang paling
besar ini kepada kalian? Aaai... gara gara kau si budak banyak
bicara sehingga untuk menunggu datangnya arak aku sampai
bicara melantur, kalau rahasia ini sampai diketahui Tay Imkau,
bukankah urusan menjadi berabe?"
"Sukong, kau orang tua terlalu banyak curiga, disini kan tak
ada anggota Tay Im-kau, siapa yang akan membocorkan
rahasia tersebut?"
"Aaah kau si budak ingusan tahu apa?" kata pengemis sakti
berwajah senyum sambil menarik muka, "aku si orang tua
baru saja pulang dari bukit Lou cu san, justru suhumu yang
memberitahukan persoalan ini kepadaku, katanya rahasia ini
pun diketahui olehnya dari sucimu, sebab sucimu sudah tiga
hari menyamar sebagai Kim Peng, dengan sendirinya berita
yang berhasil diperoleh pun banyak sekali, konon di tempat
kita sini terdapat Seorang mata mata dari Tay Im-kau..."
Penjelasan tersebut kontan saja membuat para hadirin
menjadi tertegun, siapapun tidak menduga kalau diantara
mereka terdapat seorang mata mata dari Tay Im-kau. Paras
muka Ban lo hujin segera berubah sangat hebat. Dengan
cepat Yu Huan Liong berkata: "Yu locianpwee, tahukah kau
siapakah orang itu ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan cepat, pengemis tua berwajah senyum
menggelengkan kepalanya berulang kali "Si nenek tua istriku
itu telah bertanya juga kepada muridnya, tapi hanya berhasil
diketahui kalau tempat ini terdapat mata mata, masalah ini
merupakan rahasia yang amat besar, dengan menyaru
sebagai Kim Peng tentu saja murid istriku itu kurang leluasa
untuk melakukan penyelidikan lebih jauh, karena takut rahasia
penyaruannya ketahuan maka ia tak berani banyak bertanya"
Kemudian sambil meninju telapak tangan kirinya dengan
kepalan tangan kanan ia berkata lebih jauh sambil tertawa
terkekeh kekeh
"Padahal persoalan inipun bukan masalah yang pelik, asal
aku si orang tua sudah minum arak. pelan-pelan persoalan ini
pasti dapat kuselidiki lebih tuntas dan ketahuan siapa
orangnya"
Mendadak dia melotot seraya berteriak :
"Ban congkoan, mengapa kau tidak segera menyiapkan
arak bagi ku...?"
"Yu locianpwee" Ban Tong tat segera berkata sambil
bermuram durja, "terus terang saja hamba katakan tempat ini
cuma sebuah kuil pendeta, darimana datangnya arak..."
"Telur busuk" seru pengemis sakti berwajah senyum sambil
mencak kegusaran, "kau betul betul sepuluh ribu delapan
ratus butir telur busuk. rupanya berani juga kau memberontak
aku si orang tua "
"Yu locianpwee..." Ban Tiong tat jadi ketakutan.
"Sudah, sudahlah. tak usah locianpwee, locianpwee terus
terusan, kau tahu ular arakku sudah mulai memberontak,
penderitaan yang kualami sekarang jauh lebih menyiksa dari
pada bekerjanya racun jahat mengertikah kau ?"
Kemudian sambil menuding keluar ruangan ia berseru lebih
jauh:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Disekitar tempat itu terdapat dusun penduduk dusun itu
pasti mempunyai arak, mengapa kau tidak segera berangkat
untuk membeli seguci arak dari mereka? Kalau tak bisa dibeli
toh bisa dicuri, yaaa pokoknya biar mencuripun kau harus
mencurikan seguci arak untuk aku siorang tua"
"Baik, baik" Ban Tiong tat berulang kali
Kemudian sambil mengayunkan langkah kakinya yang berat
(karena diapun keracunan), orang tua tersebut bersiap siap
meninggalkan tempat tersebut. Tiba tiba Siang Siau Un
berseru:
"Ban congkoan, akulah yang membuat gara gara ini, biar
aku saja yang berangkat. apalagi racun yang bersarang
tubuhnya belum punah"
Siang Ci Un kuatir adiknya membuat gara gara, dengan
cepat dia menimpali: "Siau Un, mari kita berangkat bersama"
Pengemis sakti berwajah senyum segera manggut manggut
seraya berkata:
"Memang paling baik jika kalian berdua berangkat bersama,
oya, ingat baik baik rumah ketiga dekat mulut dusun terdapat
suatu keluarga Thia, arak yang dibuat nenek keluarga Thia
paling sedap diteguk. cuma mereka tak pernah menjual arak.
bila mereka bersikeras enggan dijuaL lebih baik kalian
memperolehnya dengan cara mencuri saja"
"Apakah kau orang tua benar benar menyuruh kami pergi
mencuri?"
"Kalau gagal membeli, tentu saja harus dicuri... haaahh...
haaah... haaahh... tapi kau mesti tahu, nenek she Thia itu
berjiwa sempit, biasanya aku selalu menyelundup masuk
kerumahnya untuk mencuri arak buatannya dan meneguk
setengah guci paling tidak araknya disembunyikan dalam
dapur diruang sebelah, asal kalian dapat menemukan letak
dapur tersebut, arak tersebut tentu dapat ditemukan"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Baik, kami segera berangkat"
"Bila berhasil mencuri arak tersebut, cepat cepatlah kabur
kembali, jangan sekali kali bertarung melawan orang " pesan
pengemis itu lagi.
"Boanpwee pasti akan mengajak mereka untuk berunding
secara baik baik" janji Siang ciun.
Mendadak pengemis sakti berwajah senyum berkata lagi:
"Kau si budak ingusan memang kelewat jujur, kau tahu
nenek she Thia itu tak bisa dihadapi secara keras ataupun
lunak, jikalau kau sampai mengusiknya, sudah pasti kau si
orang tua bakal mati digerogoti ular, jangan sekali kali kau
mengetuk pintu rumahnya, cara yang terbaik adalah mencuri,
mengerti?"
"Kau tak usah kuatir cianpwee" sahut Siang Siau Un sambil
tertawa cekikikan "pokoknya kami pasti akan berhasil
mendapatkan arak tersebut untuk kau orang tua"
"Kalau begitu cepat cepatlah berangkat makin cepat
semakin baik" kata pengemis sakti berwajah senyum
kemudian sambil mengulapkan tangannya berulang kali.
Sekalipun Ban lo hujin tidak mengetahui apa sebabnya
pengemis sakti berwajah senyum memerintahkan kedua orang
gadis itu untuk mencuri arak, tapi dia mengerti tindakan dari
Yu locianpwee tersebut tentu mempunyai tujuan tertentu, oleh
sebab itu diapun tidak berusaha untuk menghalanginya.
Yu Hua Liong sebagai seorang jago yang sudah
berpengalaman banyak tahun dalam dunia persilatan, tentu
saja dapat mengetahui pula maksud tujuan si pengemis sakti
tersebut.
Sinar matanya segera berkilat tak menetu, diapun
membungkam diri dalam seribu bahasa membiarkan Siang Ci
Un berdua berangkat meninggalkan ruangan tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dusun itu terletak Cuma beberapa li dari kuil Say ko bio,
tak selang sejenak kemudian Siang Ci Un dan Siau Un telah
tiba dimulut dusun dan segera menghentikan langkahnya.
Sambil menuding kesebuah didepan sana, Siang Siau Un
berbisik lirih : "Pasti rumah tersebut"
"Aku tahu"
"Kalau begitu mari kita segera ke sana"
"Yu loCianpwe menentukan agar kita menyatroni rumah ini,
lagi pula arak tersebut harus diperoleh dengan mencuri tanpa
mengusik mereka, juga tak boleh berkelahi dengan orang,
apakah kau tidak merasa kalau perintah perintah ini aneh
sekali?"
"Kita kan cuma bertujuan mencuri araknya, tentu saja tak
usah mengganggu mereka, apanya yang perlu diherankan ?"
"Bukan begitu" ujar Siang Ci Un, walaupun aku belum
dapat menemukan alasannya, tapi sudah pasti mempunyai
alsan alasan tertentu..."
"Aaah, kau memang selalu begitu, segala sesuatunya
dipikirkan sampai sekeCil keCilnya, padahal kita hanya berniat
mencuri, tapi kau sudah membawa persoalan ini entah sampai
kemana... benar benar bikin pusing kepalaku"
Siang Ci Un kembali termenung beberapa saat lamanya,
setelah itu ujarnya lagi:
"Aku rasa, bisa jadi Yu locianpwee sedang mengutus kita
berdua untuk melaksanakan sebuah tugas..."
"Masa pergi mencuri arak pun merupakan suatu tugas?"
"Aaah, tidak benar" kata Siang Ci Un lebih lanjut sambil
menggelengkan kepalanya berulang kali, "dari mana Yu
locianpwee bisa tahu kalau keluarga tersebut terdapat seorang
nenek dari marga Thia?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apanya yang aneh dengan hal tersebut?" jawab Siau Un,
"apakah kau tidak mendengar perkataan Yu locianpwee tadi,
setiap kali kalau kebetulan lewat disini, dia selalu menyusup
kerumahnya untuk mencari arak sampai setengah guci?"
"Tidak. ada yang tak beres..." Siang Ci Un tetap
menggelengkan kepalanya berulang kali.
Dengan gelisah Siang Siau Un segera berseru:
"Nona besarku sebenarnya kau bersedia masuk kedalam
rumah itu atau tidak? Kalau cuma mencuri seguci arak saja,
rasanya kau toh tak usah memutar otak untuk memikirkannya
seCermat ini, coba kalau aku tidak pergi bersamamu, mungkin
saat ini aku telah pulang ke kuil dengan membopong seguci
arak wangi"
Siang Ci Un memandang sekejap ke arahnya, kemudian
berkata:
"Kau memang selamanya tak sabaran, terburu napsu,
segala sesuatunya ingin dikerjakan tanpa berpikir panjang,
hmm... kalau keadaan semacam ini kau pertahankan terus
akhirnya kau sendirilah yang bakal rugi"
"Dan kau...? Huuh, segala sesuatunya mesti dipikir dan
dipikir terus dalam mengambil keputusan tak pernah tegas
dan tandas, kalau begitu terus keadaanmu, mungkin sampai
berumur delapan puluh tahun kau baru akan melahirkan anak"
"Kau..."
Paras muka Siang Ci Un kontan saja berubah menjadi
merah dadu karena jengah sementara ia hendak berang...
Siang Siau Un sambil tertawa Cekikikan segera
menjejakkan kakinya keatas tanah, seperti hembusan angin
puyuh dia cepat cepat kabur meninggalkan tempat tersebut.
Dengan suatu gerakan yang sangat ringan nona itu melesat
kesisi dinding pekarangan rumah ketiga dan menyelinap dalam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kebalik kegelapan, dalam waktu singkat bayangan tubuhnya
sudah tak nampak lagi.
Sebetulnya Siang Ci Un ingin mencegah perbuatan adiknya
itu, namun setelah menyaksikan gerakan tubuh adiknya
tersebut, diam diam dia mengangguk.
Padahal adiknya hanya seorang murid tak resmi dari si
nenek pengemis bermata buta petunuk yang pernah
diperolehpun hanya berlangsung selama tiga bulan, tapi
kesempurnaan ilmu meringankan tubuh yang diperolehnya
sungguh luar biasa sekali, bahkan jauh lebih maju dari pada
keadaan dulu.
oleh karena merasa kuatir membiarkan adiknya
menyerempet bahaya seorang diri, maka dengan suatu
gerakan cepat diapun segera menyusul dari belakangnya.
Rumah ketiga dari mulut dusun merupakan sebuah
bangunan rumah yang kuno, walaupun letaknya dekat mulut
dusun, keluar dinding pekarangan masih terdapat bentangan
tanah kosong berlumpur, dinding pekarangan tidak terlalu
tinggi, apalagi disaat menjelang kentongan keempat sudah
tuan rumah terlelap dalam tidur yang sangat nyenyak...
Dengan sangat berhati hati sekali nona itu melewati pintu
pekarangan melompat kehalaman tengah meski hanya selisih
sedikit sekali ternyata jejak Siang Siau Un sudah lenyap entah
kemana.
Halaman rumah tidak terlalu luas disisi kiri dan kanan
masing masing tumbuh sebatang pohon waru yang besar
sekali.
Bangunannya terdiri dari sederet ruangan yang terdiri dari
tiga bilik disebelah kiri masih terdapat pula sebuah tanah
kebun yang sempit yang ditanami aneka sayur tanah tersebut
langsung berhubung dengan halaman belakang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siang Ci Un tahu kalau Siau Un telah menyerobot masuk
kebelakang gedung maka diapun bersiap siap menyusul
kesitu.
Tiba tiba dari dalam gedung terdengar suara seorang
nenek sedang berseru:
"Menurut kau rasanya diluar rumah berhembus angin
puyuh apakah kau telah menutup jendela baik baik? Jangan
biarkan angin malam berhembus masuk hingga demam"
Disusul kemudian suara perempuan yang lain menjawab:
"Popo, diluar tak ada angin puyuh paling banter cuma dua
lembar daun kering yang berguguran, silahkan kau orang tua
pergi tidur"
Siang Ci Un yang mendengar pembicaraan tersebut diam
diam menjadi terperanjat, tajam benar pendengaran kedua
orang perempuan itu, baru saja dia bersama Siau Un
melayang masuk kedalam halaman rumah ternyata jejaknya
tak berhasil mengelabuhi mereka, untung saja mereka hanya
menganggap kehadirannya sebagai daun yang kering.
Sementara itu terdengar si nenek berkata lagi.
"Aaai... dasar orang yang telah berusia lanjut, jika tidurnya
kurang tenang, sedikit saja angin berhembus seringkali akan
mengusik pendengaran tuaku..."
"Nenek. sekarang belum menjelang kentongan keempat
lebih baik kau orang tua tidur lagi" perempuan lain segera
menanggapi.
Kali ini Siang Ci Un tak berani bertindak gegabah lagi, diam
diam ia menelusuri kebun sayur menuju kebelakang.
Setibanya dihalaman belakang, disitu terdapat sebuah
pelataran kecil juga terdapat tiga deret bilik dibagian tengah
merupakan bilik yang kecil lagi sempat berisikan sebuah alat
penggilingan, dikedua bilik lainnya nampak pintu sama sekali
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tak tertutup disebelah kanan adalah dapur sedang disebelah
kiri merupakan gudang kayu bakar.
Sambil meringankan langkahnya nona ini menuju ke ruang
tengah, namun disana tidak ditemuka bayangan tubuh
adiknya, juga tak terdengar sedikit suarapun, tanpa terasa ia
mulai berpikir:
"Heran, ke mana perginya si budak ini? Padahal ia sudah
menyerobot masuk lebih dulu, mengapa tak nampak batang
hidungnya?"
Berpikir begitu, dia segera melongok dulu ke balik bilik
sebelah kiri, kamar gudang kayu bakar ini gelap dan berisikan
tumpukan rumput kering serta kayu bakar, sedikitpun tidak
mirip tempat penyimpan arak.
Maka dia pun menuju kesebelah kanan dimana terletak
dapur, begitu melangkah masuk baru diketahui bahwa bentuk
dapur itu besar sekali, kecuali sebuah tungku besar di sisi kiri
terdapat sebuah rak tempat mangkuk dan perkakas dapur,
sedang disisi rak terdapat sebuah pintu lain yang pintunya
dalam keadaan terbuka. Siang Ci Un segera teringat kembali
dengan pesan Yu locianpwee:
"Arak buatannya disimpan dalam ruang samping dapur,
asal kau temukan dapurnya, maka tempat tersebut pasti akan
ditemukan juga "
Ketiga buah bilik itu saling berhubungan satu dengan
lainnya, bila dilihat dari bentuk dapurnya yang begitu luas,
bisa diduga bahwa di balik bilik berisi batu giling yang sempit
lagi keCil itu terdapat pula sebuah ruang lain yang lebih besar,
bisa jadi disitulah tempat arak tersebut disimpan-
Berpikir sampai disitu, dengan suatu gerakan cepat dia
menyelinap masuk kedalam.
Baru melangkah masuk kedalam pintu, hidungnya telah
mengendus bau harum arak yang amat tebal, dalam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kegelapan ia saksikan gudang arak tersebut benar benar
berisikan banyak sekali guci arak. bahkan ditumpuk setinggi
manusia.
Dengan mengerahkan ketajaman matanya Siang Ci Un
segera menemukan juga adiknya berdiri dekat dinding
ruangan sebelah kanan tanpa bergerak. Dengan perasaan
keheranan ia segera menegur: "Siau Un tidak mengapa kau ?"
Siang Siau Un tidak berbicara ataupun bergerak. dia hanya
berdiri kaku disitu seolah olah tidak mendengar suara
panggilannya.
Diam diam Siang Ci Un merasa amat terperanjat, pikirnya
dengan cepat: "Jangan-jangan ia sudah dipecundangi orang?"
Berpikir begitu, cepat cepat dia memburu ke hadapannya,
betul juga ia saksikan Siang Siau Un memejamkan matanya
rapat rapat seperti tidur nyenyak. bau arak yang amat tebal
menyembur keluar dari balik mulutnya, hal ini membuatnya
semakin keheranan. Diam diam pikirnya lebih jauh:
"Sungguh aneh, selama ini adikku tak pernah minum arak.
tentu saja tak mungkin dia akan mencuri minum arak. tapi...
mengapa pula berada dalam keadaan mabuk ?"
Pada saat itulah tiba tiba ia merasakan berhembusnya
segulung angin yang lembut dari belakang tubuhnya, satu
ingatan segera melintas dalam benaknya... Dengan suatu
gerakan yang cepat sekali buru buru dia membalikkan badan-
Begitu dia membalikkan tubuh, segera ditemuinya seorang
nenek berambut putih telah berdiri dibelakangnya, dari balik
kegelapan tampak jelas sepasang matanya yang tajam seperti
dua titik cahaya bintang sedang mengawasinya tanpa
berkedip. Kemudian terdengar ia menegur dengan dingin:
"Kalian dua orang budak benar benar bernyali besar,
bukankah sewaktu hendak masuk kemari telah kuperingatkan
mengapa kalian masih nekad memasuki rumahku ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Buru buru Siang Ci Un membungkukkan badannya memberi
hormat, lalu sahutnya:
"Ternyata tenaga dalam yang cianpwee miliki hebat sekali
apakah adikku telah tertotok jalan darahnya ditangah
cianpwee?"
Nenek berambut putih itu kembali berkata keras:
"oleh karena dia berani datang kemari untuk mencuri arak
simpananku, maka akupun melolohkan semangkuk arak ke
mulutnya biar dia mabok."
Berbicara sampai disitu, tiba tiba dia menarik muka dan
mendengus, terusnya:
"Setelah kalian berani datang kemari, aku rasa pasti pernah
belajar berapa jurus ilmu silat bukan? Aku si nenek
mempunyai satu peraturan, yakni asaikan kau dapat
menyambut tiga jurus seranganku, atau mampu minum tiga
mangkuk arak buatanku tanpa mabok. akan kulepaskan kalian
pergi dari sini secara bebas, nah sekarang kupersilahkan kau
memilih sendiri"
"Nenek..."
"Tak usah banyak berbicara lagi" tukas nenek berambut
putih itu cepat, "kecuali dua jalan tersebut, tak ada cara lain
yang tersedia lagi..."
Siang Ci Un segera berpikir: "Aneh betul watak nenek ini ?"
Kembali dia berpikir lagi :
"Biarpun adikku tak pandai minum arak tapi buat seseorang
yang belajar tenaga dalam, sekalipun tak pernah minum arak
pun rasanya tak bakal sampai mabuk dan tak sadarkan diri
hanya gara gara meneguk berapa Cawan arak... ini berarti
araknya pasti hebat sekali..."
"Sekarang, dia mengajukan syarat minum tiga cawan arak
atau menerima tiga jurus serangannya, jadi kepandaian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
silatnya pun tentu lihay sekali... ehmmm... daripada harus
minum arak yang tidak biasa bagiku, mendingan kuterima
tantangannya untuk menyambut ketiga jurus serangannya..."
Sementara itu, ketika si nenek berambut putih itu
menyaksikan lawannya hanya termenung tanpa menjawab
dengan cepat menegur kembali:
"Sudah kau pikirkan baik baik?"
"Tenaga dalam yang nenek miliki sungguh hebat..."
"Tak perlu mengucapkan kata kata yang tak berguna lagi"
tukas nenek berambut putih itu, "pilihan yang mana pun sama
saja bagiku, hayo cepat dijawab pilihan manakah yang kau
pilih"
"Kalau begitu boanpwee memilih menerima ketiga jurus
serangan nenek saja"
Nenek berambut putih itu manggut manggut:
"Bagus sekali, berhati hatilah kau, sekarang juga aku akan
melancarkan serangan"
"Tunggu sebentar Apakah nenek hendak melancarkan
seranganmu disini...?"
"Asal ada tempat untuk berputar badan, tempat tersebut
sudah cukup untuk bertarung, apakah kau anggap tempat ini
kurang luas?"
"Baiklah kalau begitu, cuma adikku..."
Dengan tak sabar nenek berambut putih itu menukas:
"Asal kau mampu menyambut ketiga jurus seranganku,
tanggung kuberikan sebutir pil pemunah arak kepadanya dan
membiarkan dia pulang bersamamu"
"Kalau begitu aku harus berterima kasih kepada nenek"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ucapan terima kasihmu terlalu awal diucapkan" dengus
nenek berambut putih itu dingin, "nah sambutlah seranganku
yang pertama ini"
Begitu selesai membentak, tiba tiba saja tangan kanannya
diluruskan ke depan melancarkan sebuah sapuan kepinggang
Siang Ci Un angin serangannya tajam bagaikan babatan golok,
sedangkan jurus serangan yang digunakan adalah jurus Awan
mengalir dipuncak bukit dari ilmu pukulan Hui im cia hoat
aliran Hoa sanpay.
Dengan penggunaan jurus serangan tersebut, maka
seandainya kau sambut ancaman maut dengan kekerasan,
secepat kilat dia akan merubah gerak serangan tersebut
menjadi jurus "asap berhembus menutupi senja" yakni
serangan dengan sentilan kelima buah jari tangannya.
Bila dia sampai mengembangkan serangan dengan ilmu jari
Juan im ci hoat, maka ancaman yang bertubi tubi sekaligus
dapat mengancam tujuh delapan buah jalan darahmu,
serangan mana jauh lebih hebat daripada ilmu pukulan Hu im
ciang.
Semenjak kecil Siang Ci Un sudah banyak memperoleh
petunjuk dari ayahnya, tentu saja dia tahu kelihayan ancaman
tersebut, dengan cepat dia mundur setengah langkah ke
belakang, lalu sambil membungkukkan badan, tangan kirinya
disilangkan ke depan dada, sementara kelima jari tangan
kanannya mendayung ke atas untuk mengancam pergelangan
tangan lawan-..
Jurus serangan yang dipergunakan ini merupakan salah
satu jurus dari ilmu pukulan Hui im ciang hoat yang bernama
"Siaujiu ciang sang Giok hu yong atau Hu yong kemala diatas
tangan dewi, suatu gerakan yang khusus untuk menangkal
keampuhan jurus serangan aliran awan dipuncak bukit.
Nenek berambut putih itu mendesis dingin, tangan
kanannya segera ditarik kembali ambil bentaknya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jurus kedua "
Mendadak kelima jari tangannya direntangkan lebar lebar
mengancam batok kepala si gadis.
Tentu saja Siang Ci Un mengenali jurus serangan tersebut
sebagai jurus "Burung manyar dipuncak selatan", kelima jari
tangannya yang mengancam persis seperti burung manyar
sedang menutup sayap.
Seandainya sampai tertusuk oleh serangan tersebut, jangan
tulang kepala manusia, batu karang yang keraspun niscaya
akan terbelah menjadi dua.
Diam diam nona ini berseru keheranan setelah melihat
kedua jurus serangan yang digunakan nenek itu adalah jurus
serangan perguruannya tanpa terasa dia berpikir:
"Aneh, mengapa diapun pandai menggunakan jurus
serangan perguruan kami? Sebenarnya apa hubungan sinenek
dengan perguruan kami...?"
Tubuhnya segera berputar dengan ringan kelima jari
tangan kanannya dipentangkan seperti cakar naga, lalu
diantara perputaran pergelangan tangannya disodok ke atas
kepalanya.
Jurus serangan ini bernama Naga sakti sembilan kali
berputar, yaitu jurus tandingan dari Burung manyar dipuncak
selatan-
Waktu itu si nenek dengan jurus Burung manyar dipuncak
selatannya baru dilancarkan setengah jalan, ketika
menyaksikan Siang Ci Un mengeluarkan jurus Naga sakti
sembilan kali berputar, tusukan tangannya berhenti secara
tiba tiba ditengah udara, lalu sambil tertawa dingin katanya:
"Budak cilik, tahukah kau jika serangan ini kulanjutkan
secara bersungguh sungguh, maka lenganmu akan berputar
sembilan kali dan tergetar patah menjadi patah sembilan
potong"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Yaa, boanpwee percaya, karena tenaga dalam nenek jauh
lebih mengungguli diriku. Tapi apa boleh buat, sebab hanya
jurus serangan ini yang bisa memunahkan ancaman jurus
serangan burung manyar dipuncak selatan yang nenek
pergunakan"
Paras muka nenek berambut putih itu kelihatan amat tak
sedap dipandang, setelah mendengus katanya lagi:
"Sungguh tak kusangka kau sebagai si anak murid Hoa
sanpay ternyata rela takluk dan berbakti kepada Tay Im-kau,
baik, memandang diatas wajah causu kami, aku si nenek telah
mengalah dua jurus kepadamu, tapi dalam jurus ketiga nanti,
aku tak akan berbelas kasihan lagi kepadamu"
Selesai berkata, iapun bersiap siap untuk melancarkan
serangan lebih jauh.
"Nenek, tunggu sebentar" buru buru Siang Ci Un berteriak.
"Mereka tahu kalau aku berasal dari Hoa sanpay,
karenanya sengaja mengutusmu datang kemari, apa lagi yang
hendak kau kata kan?" bentak nenek berambut putih itu keras
keras.
"Boanpwee bukan anggota Tay Im-kau"
"Kau bukan anggota Tay Im-kau?" berkilat sepasang mata
nenek berambut putih itu, "lantas kau anak murid siapa, mau
apa datang kemari?"
Setelah persoalan berkembang jadi begini, Siang Ci Unpun
mengerti sekarang apa sebabnya pengemis sakti berwajah
senyum mengutus mereka berdua datang kesitu, bisa jadi hal
ini disebabkan hubungannya dengan si nenek sebagai sama
sama anggota Hoa sanpay, tapi apa gerangan yang diinginkan
pengemis sakti itu?
Maka sambil membungkukkan badannya memberi hormat,
ia memperkenalkan diri: "Boanpwee Siang Ci Un-.."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baru saja dia menyebutkan namanya "Siang Ci Un",
sepasang mata si nenek telah berkilat kilat, segera tegurnya:
"Kau dari marga Siang? Apa hubunganmu dengan Siang
Han hui?"
"Yang nenek maksudkan adalah ayah kami"
"Mau apa kalian datang kemari?" tanya si nenek lagi
dengan wajah agak berubah. Merah padam selembar wajah
Siang Ci Un karena jengah, sahutnya setelah ragu sejenak
"Boanpwee mendapat perintah untuk mencuri arak"
"Mencuri arak?" paras muka si nenek yang telah berubah
agak lunak kini berubah lagi menjadi dingin seperti es,
"bukankah ayahmu sudah tahu kalau aku berdiam disini?
Mengapa ia tidak kunjung sendiri kemari sebaliknya mengutus
kalian kakak beradik untuk datang mencuri arak? Benar benar
kurang ajar"
Dari nada pembicaraan tersebut, Siang Ci Un segera dapat
menyimpulkan kalau tingkat kedudukan nenek ini jelas masih
lebih tinggi dari pada kedudukan ayahnya, maka dari itu
sambil menjura buru buru katanya lagi: "Nenek telah salah
paham..."
Biarpun sudah berusia lanjut, ternyata nenek berambut
putih itu masih berangasan sekali, tidak sampai perkataan
tersebut selesai diucapkan, dia telah mendengus sambil
menukas:
"Siapa bilang aku salah paham?"
"Bukan ayah kami yang mengutus kami berdua datang
kemari. Pengemis sakti berwajah senyum Yu locianpwee lah
yang mengutus kami berdua untuk datang kemari mencuri
arak"
"Pengemis sakti berwajah senyum?" paras muka nenek
berambut putih itu kelihatan agak terkejut, "apakah Yu
locianpwee masih hidup segar bugar didunia ini?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar"
"Mengapa Yu locianpwee mengutus kalian untuk datang
mencuri arak?"
"Untuk menyelamatkan dunia persilatan dari bencana
besar, kali ini berbagai partai besar yang ada didunia
persilatan telah bekerja sama untuk menumpas Tay Im-kau
dari muka bumi, semua perencanaan dalam penyerbuan ini
boleh dibilang disusun oleh Yu locianpwee secara diam diam,
kini semua orang telah berkumpul di kuil Say ko bio,
berhubung dalam kuil itu tidak tersedia arak. sedang Yu
locianpwee pun ingin minum arak akhirnya boanpwee berdua
diutus datang kemari untuk mencuri..."
Menyinggung kembali soal "mencuri" tanpa terasa paras
mukanya berubah lagi menjadi semu merah.
Tiba tiba nenek berambut putih itu tertawa, katanya
kemudian: "Kenapa tidak kau jelaskan sejak tadi "
Dengan cepat dia merogoh ke dalam sakunya dan
mengeluarkan sebuah botol kecil porselen hijau dan
menunggu sebutir pil berwarna putih yang segera dicekokan
ke dalam mulut Siang Siau Un, kemudian ditaboknya pantat si
nona.
Siang Siau Un segera mendusin kembali dari tidurnya,
sambil membuka matanya kembali dia berseru tertahan:
"Aku tak mau... aku tak mau minum "
Rupanya perkataan itulah yang diteriakkan olehnya
sewaktu tengkuknya ditangkap sinenek berambut putih dan
mulutnya dilolohi secawan arak tadi. Itulah sebabnya begitu
mendusin, ucapan itu pula yang segera diteriakkan keluar.
Dengan suara keras Siang Ci Un segera membentak. "Siau Un,
hayo cepat menjumpai nenek"
Siang Siau Un mencoba untuk memutar biji matanya serta
memperhatikan keadaan di sekitar sana, tapi oleh karena ia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
baru mendusin, sedang kamar itu gelap gulita, otomatis susah
baginya untuk memperhatikan keadaan disekeliling sana
dengan cepat.
Hal ini masih ditambah pula dia baru sadar dari mabok,
karenanya nona kecil ini tak dapat melihat wajah lawannya
secara jelas Ketika mendengar perkataan tersebut ia segera
bertanya "cici, kau berada dimana?"
Nenek berambut putih itu segera berkata "Tempat ini
terlalu gelap. mari kita keluar saja"
Tiba tiba dari ruang dapur muncul seberkas sinar lentera,
disusul seorang wanita berkata :
"Nenek. aku telah menyulut lampu lentera"
Nenek berambut putih itu segera mengajak kedua orang
gadis tersebut keluar dari gudang arak. benar juga diatas
meja dapur telah disulut sebuah lentera.
Seorang perempuan berbaju hijau berdiri disisi meja
dengan senyuman dikulum, kalau dilihat usianya, kurang lebih
berumur empat puluh tahunan, kulitnya putih dan halus, jelas
semasa mudanya dulu dia adalah seorang wanita cantik.
Sambil tersenyum nenek berambut putih itu memperkenalkan
: "Dia adalah menantuku ciu nio"
Lalu sambil menunjuk ke arah Siang Ci Un berdua, katanya
pula : "Kedua orang kakak beradik ini adalah putri Siang
ciangbunjin dari Hoa sanpay kita"
Sambil tertawa perempuan berbaju hijau itu manggut
manggut, ujarnya pelan-"Silahkan duduk nona berdua"
"Nenek" kata Siang Ci Un kemudian, "boanpwee belum
mengetahui tingkat kedudukan kau orang tua didalam
perguruan dan siapa pula panggilannya ?"
Nenek berambut putih itu segera tertawa:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau dihitung hitung, ibumu masih keponakan muridku,
tapi kalian boleh menyebut nenek saja kepadaku, sedang
menantuku ini bisa kalian panggil sebagai bibi "
Buru buru Siang Ci Un dan Siau Un maju menyembah
sambil serunya : "Boanpwee menjumpai nenek"
Dengan cepat nenek berambut putih itu membangunkan
kedua orang nona dan berkata lagi sambil tertawa
"Memanggil nenek saja kau cukup, siapa suruh kalian
melakukan penghormatan besar?"
Siang Ci Un dan Siau Un segera bangkit berdiri, kemudian
sambil memberi hormat kepada perempuan berbaju hijau itu,
serunya pula : "Bibi..."
Sambil tertawa perempuan berbaju hijau menyahut:
"Silahkan duduk dulu nona berdua sebelum berbicara lebih
jauh"
Sementara itu si nenek berambut putih itu sudah menarik
bangku dan duduk, kemudian ujarnya :
"Tatkala Yu locianpwee menitahkan kepada kalian untuk
mencuri arak disini, apakah dia telah berpesan sesuatu ?"
Siang Siau Un turut duduk di bangku sisinya, lalu sambil
mengangkat kepala menjawab : "cici, nenek suruh kita duduk
dulu sebelum berbicara "
Siang Ci Un segera berpaling seraya ujarnya: "Bibi, kaupun
silahkan duduk "
"Nona berdua duduk saja, aku masih harus kembali
kekamar untuk mengurusi anak anak" kata perempuan
berbaju hijau itu sambil tersenyum ramah.
"Kalau begitu pergilah " seru si nenek.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Perempuan berbaju hijau itu segera manggut manggut
kepada mereka berdua, kemudian membalikkan badan dan
beranjak pergi dari situ.
Siang Ci Un dan adiknya duduk bersanding, kemudian baru
katanya : "Yu locianpwee sama sekali tidak berpesan apa apa
kepada boanpwee berdua."
"Tadi kalian mengatakan bahwa rombongan besar hendak
berangkat untuk menumpas Tay Im-kau dan kini berkumpul
dikuil Say ko bio, apa lagi yang sedang dinantikan ? Apakah
jago jago kalian belum datang... "
"Itu sih bukan demikian" sahut Siang Ci Un
Secara ringkas diapun menceritakan bagaimana jago-jago
mereka keracunan dan sebagainya...
Tiba tiba nenek berambut putih itu berseru sambil tertawa :
"Kalau begitu tak salah lagi"
Tidak menunggu sampai Siang Ci Un kakak beradik sempat
berbicara, dia telah berkata lebih jauh sambil tertawa :
"Walaupun Yu locianpwee tidak berpesan apa apa kepada
kalian sewaktu disuruh berangkat kemari, tapi aku dapat
menebak maksud tujuannya yang sesungguhnya"
"Nenek. apa yang berhasil kau duga?" tanya Siang Siau Un
keheranan. Nenek berambut putih itu tertawa
"Maksud hati Yu locianpwee telah kupahami, pertama
suamiku dulu disebut orang sebagai Kakek pemabok dari
Tiong lam san ia pandai membuat arak dan sering berkelana
ke pegunungan pegunungan termashur untuk mengumpulkan
pelbagai obat obatan yang mestika, atas jerih payahnya itu ia
berhasil memadu dua guci arak obat yang disebut arak tenaga
dalam, konon bagi orang persilatan yang mengalami musibah
hingga tenaga dalamnya buyar atau tak dapat mengumpul
kembali hingga kehilangan tenaga, arak tersebut dapat
membantunya memulihkan kembali kekuatan seperti sedia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kala, kedua guci arak suamiku ini boleh dikata merupakan
arak yang paling hebat dikolong langit"
Ketika mendengar sampai disitu, Siang Ci Unpun turut
mengerti apa sebenarnya yang telah terjadi.
Terdengar nenek rambut putih itu berkata lebih jauh :
"Suatu hari, Ui sik siansu dari kuil Siau lim sie bentrok
dengan Wi tim cuncu dari Ngo tay san, mereka bertarung
sampai tiga hari tiga malam tanpa berhenti, akhir pertarungan
itu Wi tim cuncu termakan oleh sebuah pukulan Toan yok
siancing, sedangkan Ui sik siansu pun terhajar pukulan Tay hu
eng sehingga kedua belah pihak sama sama menderita luka
parah.
"Menanti ketua siau lim si dan suamiku mendapat kabar
serta menyusul kesana, keadaan mereka telah payah, segenap
tenaga dalam yang dimilikipun sudah punah, sedemikian
parahnya keadaan mereka sampai pil Tay hwee tham dari Siau
lim si pun kehilangan kasiatnya, tapi dengan menggunakan
seguci arak tenaga dalam tersebut, suamiku berhasil
menyelamatkan jiwa mereka berdua."
"Kemudian suamiku sendiri menderita jalan api menuju
neraka ketika sedang berlatih diri, secara beruntun diapun
minum arak tersebut selama setengah bulan, luka tersebut
akhirnya berhasil disembuhkan juga , kini sisanya tinggal
setengah guci dan kami anggap sebagai mestika yang tak
ternilai harganya"
"Sejak suamiku pulang ke alam baka, setengah guci arak
tenaga dalam itupun kami simpan terus hingga kini"
Kemudian setelah tersenyum, lanjutnya kembali:
"Rombongan kalian telah terkena bubuk tujuh bisa dari Tay
Im-kau, diantaranya racun pembuyar tenaga paling
menghabiskan tenaga orang, sekalipun mempunyai obat
penawarnya, bukan berarti tenaga dalam kalian bisa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dipulihkan kembali dalam waktu singkat aku mengerti,
sekalipun Yu locianpwee tidak menjelaskan, tapi tujuannya tak
lain adalah mengutus kalian untuk mendapatkan setengah
guci arak tenaga dalam itu"
"Aaah" Siang Siau Un berseru tertahan kalau begitu tak
salah lagi dusun ini penuh dengan penduduk. setiap rumah
tentu mempunyai arak tapi Yu locianpwee justru menyuruh
kami datang mencuri dirumah nenek sudah tak dapat
diragukan lagi ia memang suruh kami minta arak tenaga
dalam dari nenek"
Nenek berambut putih itu menghela napas panjang,
katanya kemudian:
"Walaupun aku menyayangi arak mustika tersebut, tapi
kesatu karena Yu locianpwee adalah seorang Bu lim
cianpwee..."
"Apakah tingkat kedudukan Yu locianpwee masih jauh lebih
tinggi daripada nenek?" sela Siau Un-
Nenek itu segera tersenyum:
"Dulu Yu locianpwee adalah sahabat ayahku, kemudian
bersahabat juga dengan suamiku dibandingkan dengannya
suamiku masih lebih muda tiga puluh tahun, jadi kalau
dihitung hitung dia mempunyai persahabatan dua generasi
dengan keluarga kami"
"Waaah, kalau begitu kakek guruku ini terhitung orang
yang paling tinggi kedudukannya didalam dunia persilatan"
seru Siau Un dengan rasa kagum.
Kejut dan heran nenek itu berseru "Kakek gurumu..."
"Yaa, adikku telah menjadi muridnya nenek pengemis
bermata buta" Siang Ci Un segera menjelaskan.
"oooh..." kembali si nenek berseru dengan perasaan kaget
bercampur gembira, "rupanya nona adalah murid dari si nenek
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pengemis bermata buta, waaah... rejekimu benar benar amat
besar sehingga memperoleh perhatian darinya, tapi dengan
begitu hutangku denganmu pun benar benar tak dapat
diperhitungkan lagi untuk selamanya"
"Kau orang tua adalah paman guru ibuku ini berarti kau
selamanya adalah nenek kami" sela Siau Un-
Mendengar itu si nenek segera tertawa geli:
"Tapi Yu locianpwee adalah sahabat ayahku, bukankah
kedudukanku jadi setingkat denganmu ?"
"Yu locianpwee dan ayah nenek hanya berupa sahabat,
sedangkan nenek adalah paman gurunya ibuku mendiang,
tentu saja kami lebih menitik beratkan dalam urutan
perguruan" kata Siang Ci Un kemudian-
Sambil tertawa nenek berambut putih itu manggut
manggut.
"Ehmm... kalian kakak beradik memang pintar berbicara,
nenek merasa gembira Siang Ciangbunjinpun beruntung sekali
mempunyai sepasang putri yang Cerdas seperti kalian"
"Nenek. apakah selama ini kalian berdiam disini ?" tiba tiba
Siau Un bertanya
"Sudah hampir tiga tahun kami pindah kemari" tiba tiba
sinenek menggertak gigi menahan emosi, lalu terusnya,
"semuanya ini tak lain gara gara Tay Im-kau yang kejam dan
jahat itu"
"Apakah nenek mempunyai dendam dengan pihak Tay Imkau
?" tanya ci un keheranan.
"Yaa, dendam kesumat karena kematian putraku" ujar si
nenek.”oyaa... pembicaraanku tadi belum selesai kuutarakan,
maksud lain dari Yu locianpwee dengan mengutus kedatangan
kalian adalah ingin menyampaikan kabar kepadaku kalau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dendam berdarah selama sepuluh tahun ini sudah tiba
waktunya untuk diperhatikan"
Tak sampai kedua orang itu bertanya lebih jauh, dia telah
berkata kembali:
"Sepuluh tahun berselang, putra Thia Tiong Liong
membuka sebuah perusahaan ekspedisi Sin Liong piaukiok
diwilayah Holam. suatu kali dia mengawal sejumlah kiriman
gelap yang tak ternilai harganya, ketika lewat di Tay ang san
suatu malam, barang kawalannya telah hilang lenyap tak
berbekas, sedang Tiong Liong ditemukan tewas didalam
sebuah rumah penginapan kecil di bawah bukit Tay ang san,
setelah peristiwa tersebut aku baru mendapat tahu kalau pada
malam yang sama, ada seorang perempuan yang menginap
juga dipenginapan kecil tersebut seorang diri. Keesokan
harinya diapun pergi, tapi saat itulah ditemukan bahwa Tiong
Liong tewas terkena jarum Im khek ciam dari pihak Tay Imkau..."
"Aaah, ibuku pun tewas oleh jarum Im khek ciam tersebut"
seru Siau Un terkejut.
"Aku mengerti" nenek berambut putih itu manggut
manggut, "setelah melalui penyelidikan yang seksama selama
beberapa tahun terakhir ini, dapat kuketahui bahwa sarang
Tay Im-kau berada dibukit Lou cu san oleh karena itulah
secara diam diam kami pun pindah kemari. Tapi dalam tiga
tahun penyelidikan terakhir ini, aku tak berhasil memperoleh
berita apa apa, dari sini dapat disimpulkan betapa rahasianya
gerak gerik mereka sampai akhirnya bulan berselang, aku
berhasil menangkap seorang bajingan dari Tay Im-kau..."
Baru saja Siau Un hendak buka suara, Ci Un segera
menarik baju adiknya mencegah agar dia tutup mulut dan
mendengarkan kisah si nenek lebih jauh.
Terdengar nenek berambut putih itu berkata kembali:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Penjahat itu datang menyatroni kami dengan alasan
hendak memeriksa marga kami aku dapat merasakan bahwa
mereka sudah menaruh curiga terhadap keluarga kami,
karenanya kami pun tidak sungkan sungkan lagi dan segera
turun tangan membekuknya kemudian kami paksa dia untuk
menjelaskan situasi Tay Im-kau dibukit Lou cu san, sayang
sekali orang ini cuma seorang jago pedang lencana tembaga,
tidak banyak yang diketahui olehnya, bahkan siapakah
pemimpin perkumpulan mereka pun tidak diketahui karena
melihat dia tak sanggup memberi keterangan apa apa kepada
kami, maka orang itupun kami bebaskan"
"Nenek. mengapa kau membebaskan orang orang itu ?"
tanya Siau Un dengan wajah keheranan.
Nenek berambut putih itu segera tertawa:
"Aku telah menotok jalan darah kematian diatas tubuhnya,
kira kira sebelum mendaki ke bukit Lou cu san ia pasti akan
tewas di tengah jalan, berbuat beginilah aku baru dapat
membebaskan diri dari kecurigaan orang"
"Selanjutnya apakah tak ada yang datang lagi ?"
"Selanjutnya, mereka benar benar menaruh curiga
terhadap keluarga kami" kata si nenek sambil tertawa, "dua
kali mereka kirim orang untuk melakukan penyelidikan disini,
tapi pernah membuat keonaran. Itulah sebabnya ketika kalian
menyelundup masuk ke halaman belakang rumah kami malam
tadi, akupun menganggap kalian sebagai orang orang yang
dikirim pihak Lou cu san"
Kemudian setelah berhenti sejenak dia berkata lagi:
"Nah, waktu sudah semakin larut, nona berdua pun harus
segera berangkat, sekarang juga aku akan mengambil arak
tersebut."
Selesai berkata, nenek itu segera bangkit berdiri dan
beranjak dari situ.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tak selang berapa saat kemudian dia telah muncul kembali
sambil membopong sebuah guci arak kecil yang penuh
berlumpur ujarnya kemudian dengan wajah bersungguh
sungguh :
"Isi setengah guci ini adalah arak tenaga dalam, nona,
kuserahkan guci ini kepadamu harap kalian berhati hati
dijalanan"
Ketajaman matanya memang mengagumkan dalam sekilas
pandangan ia telah mengetahui kalau Siang Ci Un jauh lebih
berhati hati dan seksama daripada Siau Un yang lincah dan
masih kekanak kanakan itu:
Dengan serius pula Siang Ci Un menerima guci tersebut
dengan kedua belah tangannya.
"Terima kasih nenek" katanya kemudian-
Nenek berambut putih itu tersenyum.
"Masa dengan nenek sendiripun harus bersungkan
sungkan?"
Lalu kepada Siang Siau Un katanya pula sambil tertawa.
"Nona Cilik, kaupun mempunyai tugas bukankah Yu
locianpwee sangat gemar minum arak? Nah kuberi seguci arak
sebagai tanda hormatku kepada dia orang tua, malam ini
sudah kelewat larut, biar besok pagi pagi saja aku baru pergi
mengunjunginya kemudian menggabungkan diri dengan kalian
untuk bersama sama membasmi Tay Im-kau dari muka
bumi..."
Ia membalikkan badan dan masuk kembali kegudang arak
ketika muncul sebuah guci arak berisi dua puluh lima kati arak
telah dibopongnya yang segera diserahkan kepada Siang Siau
Un-
Begitulah, mereka dengan masing masing membopong
sebuah guci arak segera berpamitan kepada nenek berambut
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
putih meninggalkan rumah dan berangkat kembali menuju ke
kuil Say ko bic
Baru saja mereka memasuki halaman kuil terdengar si
pengemis sakti berwajah senyum telah berseru sambil tertawa
terkekeh kekeh
"Haaah... haaa... haaah... hey beres beres mereka telah
datang mereka telah datang.. hey budak berdua, jika kalian
tidak datang lagi mungkin ususku sudah keburu berlubang
karena digigit ular arakku"
Siang Ci Un dan Siau Un masing masing dengan
membopong seguci arak berjalan masuk ke dalam ruangan-
Begitu masuk, Siau Un segera berteriak.
"Sukong, beruntung sekali aku dan cici tidak
mengecewakan perintahmu..."
"Aku si orang tua sudah tahu" tukas pengemis sakti cepat,
"kalau dilihat dari dua guci arak yang kalian bopong sudah
pasti kamu berdua telah bertemu dengan nenek Thia bukan?
Bahkan bisa jadi telah menderita sedikit kerugian, tapi
kemudian kalian telah merapatkan hubungannya, dan
memakai nama besarku untuk menutupi tujuan mencuri
kalian, bukan begitu? Dalam girangnya si nenek Thia baru
menghadiahkan dua guci arak untuk kalian, benar bukan?"
Siang Siau Un segera tertawa cekikikan-
"sukong, dari mana kau bisa tahu?"
Pengemis sakti berwajah senyum sama sekali tidak
menggubrisnya, dengan suatu gerakan cepat disambarnya
guci arak itu lalu diteguk dengan lahapnya, setelah itu ia baru
berteriak keras:
"Hey, hey... menantu dari siau loteku, setelah sampai
didepan pintu kenapa tidak masuk untuk bersua dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
engkoh tuamu ? Hey, kau cepat masuk. jangan kabur dulu aku
masih ada persoalan yang hendak dibicarakan denganmu "
Semua orang tidak tahu siapakah yang sedang diajak
berbicara oleh pengemis itu, tapi sudah jelas ada seseorang
diluar pintu.
Padahal dalam ruangan penuh dengan jago lihay, tapi
nyatanya tak seorang pun yang tahu kalau diluar gedung telah
kedatangan seseorang..
Hanya Yu Hua Liong, Ban Lo hujin Hoa Tin tin, Yo Leng
kong, Kui Hau nlan dan Lian Sam sin beberapa orang saja
yang dapat melihat bahwa pembicaraan si pengemis sakti
berwajah senyum dilakukan dengan ilmu menyampaikan
suara, ini berarti orang tersebut kemungkinan besar masih
berada di luar pintu kuil.
(Gedung timur adalah sebuah gedung terpisah yang
letaknya disisi kiri ruang tengah jaraknya dengan pintu
gerbang masih jauh sekali).
Ketika selesai berkata pengemis sakti berwajah senyum
pun tidak berkata lagi, dia sibuk mengangkat guci araknya dan
meneguk berulang kali isinya dengan lahap.
Benar benar hebat cara minum pengemis itu, seperti ikan
paus yang menghirup air tanpa bertukar napas sama sekali dia
telah meneguk arak tersebut sampai setengah guci lebih,
kemudian sambil menyeka ujung bibirnya, dia baru berkata
lagi sambil tertawa
"Sungguh memuaskan, benar benar memuaskan, hey...
arak yang kalian buat betul betul hebat rasanya "
Lagi lagi perkataan tersebut entah ditujukan kepada siapa.
Pada saat dia baru selesai berkata itulah, diluar pintu terasa
ada segulung angin berhembus lewat, kali ini semua jago
dalam ruangan dapat merasa kalau disitu telah kedatangan
seseorang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tampaklah kemudian seorang nenek berbaju hijau yang
rambutnya telah berubah semua melangkah masuk kedalam
ruangan, kepada pengemis sakti itu dia memberi hormat
seraya berkata:
"Sebenarnya boanpwee berniat akan menyambangi
cianpwee esok pagi saja."
"Bukankah kau merasa kuatir dengan keselamatan
setengah guci arak tersebut sehingga sepanjang jalan
melindungi kedua orang budak tersebut?" ucap pengemis sakti
berwajah senyum sambil tertawa, "tapi setelah kau muncul
didepan pintu, sudah sepantasnya kalau masuk dulu untuk
bersua dengan semua orang"
Dari pembicaraan mana, semua orang baru tahu kalau
nenek berambut putih ini tak lain adalah nenek Thia, pemilik
arak yang telah dicuri oleh dua bersaudara Siang itu.
Hanya saja semua orang belum mengetahui asal usul arak
tenaga dalam tersebut sehingga diam diam semua orang
merasa keheranan kenapa nenek Thia menguatirkan
keselamatan setengah guci arak sehingga diam diam
melindunginya sampai ditempat tujuan? Sementara itu si
nenek telah menyahut sambil tertawa:
"Berhubung boanpwee anggap tempat ini dekat sekali
letaknya dengan Lou cu san, aku takut dijalanan nanti kedua
nona ini bertemu dengan..."
"Ehmm..." pengemis sakti berwajah senyum segera
menepuk dadanya sambil tertawa, "selama aku si orang tua
berada disini, jalanan sepanjang berapa li sekitar tempat ini
masih bisa kuawasi dengan baik, kalau kemampuan seperti itu
saja tak mampu, lebih baik aku membeli sepotong tahu untuk
bunuh diri "
Berbicara sampai disitu, dia segera berpaling ke arah
semua orang dan katanya lagi sambil tertawa :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Setelah kepergian kedua orang budak tadi, bukankah aku
si orang tua meluruskan tengkukku terus tanpa berbicara
sepatah kata pun ? Bukan aku sengaja mengibul, sebetulnya
roh ku sudah keluar dari dalam jasad kasar untuk berjaga jaga
dimulut dusun tersebut, asal mereka bertemu dengan
penjahat dari Lou cu san, aku si orang tua pasti akan
mengetahui dengan segera."
Mendengar perkataan ini, semua orang pun
membayangkan kembali keadaan waktu itu, memang benar,
sepeninggalan Siang Ci Un bersaudara tadi, Yu locianpwee
memang duduk terus didepan pintu tanpa mengucapkan
sepatah kata pun
Kalau dibilang rohnya bisa keluar masuk dari jasad
kasarnya, tentu saja hal semacam itu hanya bualan belaka,
tapi yang pasti dia telah mengerahkan ilmu "melihat langit
mendengar bumi"nya untuk memperhatikan keadaan disekitar
sana.
Kalau pada umumnya dengan ilmu "melihat langit
mendengar bumi" seseorang paling banter hanya bisa
memperhatikan daerah seluas dua puluh kaki, ternyata
pengemis sakti ini mampu mencapai satu li lebih, dari sini
dapatlah disimpulkan bahwa kesempurnaan tenaga dalamnya
benar benar telah mencapai tingkatan yang luar biasa.
Sementara itu Ban lo hujin telah bangkit berdiri dan berkata
sambil tersenyum :
"Locianpwee, cici tua ini jauh jauh datang sebagai tamu,
mengapa kau tidak memperkenaikan kepada kami semua ?"
"oooh... ooya... coba lihatlah, setelah minum berapa teguk
arak. aku si orang tua jadi pikun"
Hal setelah memukul benar benar sendiri, katanya lebih
jauh sambil tertawa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mari, mari, kuperkenalkan dia adalah istri dari siau lote ku
sedang Siau lote ku itu disebut orang sebagai Kakek pemabuk
dari bukit Tiong lam "
-ooo0dw0ooo-
Jilid: 60
Setelah berhenti sejenak, dia berkata lebih jauh:
"Sedang istri saudaraku ini bukan sembarangan orang juga,
pada empat puluh tahun berselang, dia sudah termashur
sebagai Iblis perempuan yang disegani banyak orang dalam
dunia persilatan, semua orang memanggilnya Toh miama koh
(bibi pencabut nyawa) Thia Lo nio, haaahh... haaahh...
sekarang kalian telah tahu bukan"
"Boanpwee sudah siap menerima perintah dari Yu
locianpwee" kata nenek Thia kemudian, "bukankah besok
hendak berangkat untuk menumpas perkumpulan Tay Imkau?
Sudah sepuluh tahun yang lalu memang sudah
kurencanakan untuk menyerang perkumpulan Tay Im-kau.
Dan aku harus bisa untuk menumpasnya sampai habis habisan
kata Boanpwee."
"Semua itu memang kurasa hanya kau saja yang mampu
untuk menghadapinya..."
"Kau orang tua jangan bergurau" sela nenek Thia segera
"kalau sampai kau orang tua pun sempat dibuat pusing
kepala, mana mungkin boanpwee mampu menghadapinya?"
"Aku tidak bergurau, perkataanku itu benar benar
merupakan kenyataan" tiba tiba pengemis sakti berwajah
senyum berkata dengan wajah serius "kami telah
memperhitungkan kekuatan yang ada untuk menghadapi
pihak mereka, tapi setelah kuhitung pulang pergi, ternyata
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hanya si tua bangka ini yang belum mendapat lawan yang
cocok"
"Siapakah orang itu?" tanya nenek Thia kemudian.
"Oooh... ooh..." setelah ragu sejenak, pengemis sakti
berwajah senyum baru berseru:
"Rahasia tersebut tak boleh sampai kedengaran telinga
keenam, rahasia langit mesti dijaga baik baik"
Berbicara sampai disini, mulutnya segera berkemak kemik,
agaknya dia telah berbicara dengan menggunakan ilmu
menyampaikan suara. Nenek Thia segera mengangguk
berulang kali, lalu serunya: "Boanpwee turut perintah"
Yu Hua Liong yang menyaksikan kesemuanya ini segera
memancarkan sinar tajam dari balik matanya, entah apa yang
sedang dia pikirkan?
Kemudian tampak pengemis sakti berwajah senyum
mengulapkan tangannya seraya berkata: "Nah sudah cukup,
sekarang kau boleh pergi"
Kembali nenek Thia mengiakan, kemudian setelah mohon
diri kepada semua orang ia baru membalikkan badan dan
beranjak pergi dari ruangan tersebut.
"Nah, sudah, sudahlah..." kata pengemis sakti kemudian
sambil bangkit berdiri "sekarang kita semua harus minum
secawan arak..."
Kemudian sambil membopong guci arak kecil yang penuh
berlumpur itu, ia berkata lagi
"Arak ini merupakan arak wangi yang sudah dipendam istri
saudaraku itu selama hampir dua puluh tahunan didalam
tanah, dan merupakan arak mestika nomor wahid dikolong
langit, siapa tidak turut minum pasti akan kecewa Sepanjang
jaman, mari, mari, semua orang antri kemari sambil membawa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cawan sendiri, setiap orang pun hanya mendapat bagian
secawan saja, nah aku yang akan membagikan buat kalian"
"Sukong" Siang Siau Un segera berseru, "bila ada tugas
biar tecu yang melaksanakan mari aku saja yang bertugas
membagi arak itu"
"Tidak bisa, kau si budak kecil nakal lagi jahil, tahukah
betapa berharganya setengah guci arak ini? Kalau sampai
tercecer setetes saja, waah... sungguh amat amat sayang biar
aku siorang tua saja yang turun tangan sendiri"
Mendengar perkataan tersebut, Ban lo hujin segera
bertanya dengan keheranan: "Locianpwee, sampai dimana sih
berharganya arak tersebut ?"
"Tentunya kau pernah mendengar dari Bengcu lote bukan
bahwa kakek pemabuk dari Tiong lam pernah membuat arak
tenaga dalam yang berkasiat dapat memulihkan kembali
tenaga dalam seseorang? Nah, disini terdapat banyak orang
yang sudah terkena racun pembuyar tenaga, sekalipun sudah
memperoleh obat pemunah racun, namun tenaga dalam yang
sudah terlanjur buyar paling tidak akan pulih kembali bila
sudah beristirahat selama dua tiga hari, padahal besok pagi
kita sudah akan melangsungkan pertarungan mati matian
melawan musuh, jikalau tenaga dalam kalian belum pulih
kembali seperti sedia kala, bagaimana mungkin dapat
bertarung dengan mereka? oleh sebab itulah arak ini sudah
menjadi dewa penolong untuk kalian semua"
Habis berkata, kembali dia mengeluarkan sebuah botol kecil
porselen hijau dari sakunya sembari berkata lebih jauh:
"Isi botol ini adalah obat penawar racun dari bubuk tujuh
bisa pihak Tay Im-kau, sekarang antrilah seorang demi
seorang, akan kubagikan obat ini seorang sebutir ditambah
arak secawan"
Dalam pada itu Siang Ci Un telah mempersiapkan beberapa
Cawan teh yang diletakkan diatas meja.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan suatu pukulan keras pengemis sakti berwajah
senyum meremukkan penutup guci arak tadi, dalam waktu
singkat semua orang dapat mengendus bau harum semerbak
yang tebal dan amat menusuk penciuman.
"Benar benar arak bagus" puji Yo Leng kong tanpa terasa.
"Hmm, biarpun kau ingin meneguk lebih banyak pun tak
mungkin bisa..." sahut pengemis sakti sambil mendengus.
Habis berkata dia mengangkat guci arak itu dan memenuhi
beberapa cawan cawan tersebut dengan arak lalu serunya.
"Mari lebih baik Yu tayhiap saja yang duluan"
Sembari berkata dia menyerahkan botol berisi obat
pemunah racun itu kepada Siang Ci Un sambil menitahkan
kepadanya agar membagi seorang sebutir.
"Kalau begitu biar aku orang she Yu mendahului" terdengar
Yu Hua Liong berseru.
Ia berjalan menuju ke depan meja Siang Ci Un segera
menyodorkan sebutir pil kepadanya.
Yu Hua Liong menyambutnya dan ditelan dengan Cepat
maka Siang Siau Un pun menyodorkan secawan arak
kepadanya.
Dengan sekali tegukan Yu Hua Liong menghabiskan isi
cawan tadi mendadak pengemis sakti berwajah senyum
mengayunkan telapak tangannya dan menghantam jalan
darah leng tau giat dipunggungnya keras keras...
Yu Hua Liong kelihatan terkejut sekali dengan wajah
berubah hebat tegurnya
"Yu locianpwee apa apaan kamu ini?"
Pengemis sakti berwajah senyum segera tersenyum, "harap
Yu tayhiap jangan gugup bukankah kau sudah terkena racun
pembuyar tenaga. Nah pukulanku tadi tak lain bermaksud
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk menggetarkan nadi nadi dalam tubuhmu agar terbuka
dengan demikian daya kerja obat dan arak pun dapat
menyebar dengan lebih cepat serta beredar sebagaimana
mestinya sekarang kau boleh duduk untuk mengatur
pernapasan"
Setelah mendengar penjelasan tersebut Yu Hua Liong baru
tertawa katanya lagi.
"oooh... rupanya begitu, mengapa tidak kau jelaskan
semenjak tadi ? Hampir saja membuat aku orang she Yu
merasa amat terperanjat"
Pengemis sakti berwajah senyum tertawa terkekeh:
"Heeehhh... heeehhh... heeehhh... kalau seseorang tak
pernah melakukan kesalahan, biar ada orang mengetuk pintu
ditengah malam buta pun tak akan gugup, hayo cepat atur
pernapasanmu "
Dengan perasaan setengah percaya setengah tidak Yu Hua
Liong memandang sekejap ke arahnya, kemudian baru
mengundurkan diri kebelakang dan duduk bersila dilantai.
namun dia tetap merasa kuatir sekali, buktinya secara diam
diam ia mengintip keadaan dari rekan rekan lainnya.
Sementara itu Yo Leng kong Kui Hau nian, Leng Kang to
dan lain lainnya telah meneguk arak dan menelan pil
pemunah, si pengemis sakti pun sebagaimana tadi, masing
masing ditepuk punggungnya satu kali.
Sesudah melihat hal inilah, Yu Hua Liong baru merasakan
hatinya lega.
Disusul kemudian Ban lo hujin, Hoa Tin tin dan sekalian
pasukan wanita mendapat giliran menelan pil pemunah serta
meneguk secawan arak mestika.
Kemudian pengemis sakti berwajah senyum berkata juga
kepada Hee Giok yang dan dua bersaudara Siang Ci Un :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalian bertiga telah menelan tiga butir teratai salju
pemberian si lo tay nio, mari kalian teguk pula secawan arak
agar tenaga dalam yang dimiliki memperoleh kemajuan pesat,
kesempatan sebaik ini jarang terjadi hayo jangan dilewatkan
dengan begitu saja"
Ketiga orang itu menurut dan masing masing meneguk
secawan arak...
Selanjutnya pengemis sakti berwajah senyum pun menutup
kembali guci arak tersebut, lalu serunya: "Ban Tiong tat "
"Hamba disini" buru buru Ban Tiong tat menyahut.
"Kemarilah"
Ban Tiong tat mengiakan dan segera berjalan menuju ke
hadapannya...
Sambil menunjuk ke arah guci arak yang berisi arak tenaga
dalam itu, pengemis sakti berkata:
"Didalam guci ini masih terdapat sisa arak. mulai sekarang,
tugasmu adalah membopong guci arak ini, mengerti?"
"Bukankah esok pagi semua orang hendak naik ke bukit
Lou cu san? Apakah hamba harus turut kesana dengan
membopong guci arak tersebut...?"
"Bukankah sudah kukatakan tadi, mulai sekarang hingga
perkumpulan Tay Im-kau berhasil dihancurkan, kau tak usah
mengurusi persoalan yang lain, tugasmu hanya membopong
guci arak tersebut ke mana pun pergi tapi ingat kau tak boleh
mencuri minum isinya"
"Hamba turut perintah"
"Bagus sekali, sekarang kau boleh membopongnya sambil
mengatur pernafasan"
Ban Tiong tat mengiakan dan mengundurkan diri sambil
membopong guci arak tersebut
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara itu semua orang telah minum obat pemunah
racun sama duduk bersila diatas tanah sambil mengatur
pernafasan-
Diantaranya hanya Hee Giok yang, Siang Ci Un dan Siang
Siau Un bertiga yang tetap berjaga jaga didepan pintu
melindungi keselamatan semua orang.
Sebaliknya pengemis sakti berwajah senyum sedang asyik
meneguk isi araknya, tiba tiba ia berseru:
"Hey, bukankah kalian bertiga pun sudah minum secawan
arak tenaga dalam tadi? Hayo cepat duduk untuk beristirahat,
disini kan ada aku siorang tua, tak mungkin pihak lawan
berani menyerbu masuk kemari, sudahlah, kalian tak usah
bersiaga terus"
Setelah mendengar perkataan ini, ketiga orang nona itupun
berjalan mendekati Ban Lo hujin sekalian dan duduk mengatur
pernapasan disampingnya.
Dalam waktu singkat suasana didalam ruangan ini menjadi
hening sepi dan tak kedengaran sedikit suarapun.
Kalau dibilang bersuara, maka suara yang kedengaran
hanya suara pengemis sakti berwajah senyum yang sedang
meneguk araknya dengan lahap sekali.
Lambat laun suara tegukan arak pun ikut tak kedengaran.
Ternyata pengemis sakti berwajah senyum yang semula
masih duduk dalam ruangan sambil minum arak tadi, kini pun
sudah lenyap tak berbekas.
ooodwooo
Kini sudah mendekati kentongan keempat, tak lama lagi
fajar pun akan menyingsing.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Biarpun yang disebut malam itu langit sangat gelap. tapi
kalau dibilang saat kapankah yang paling gelap. maka
waktunya adalah menjelang fajar akan menyingsing, yaitu
sekitar kentongan keempat.
Waktu itu sinar rembulan telah redup, bintang telah
berpindah, seluruh jagad terasa gelap gulita tak nampak
setitik cahaya pun.
Kuil Say ko bio berada dalam kegelapan yang luar biasa,
sedemikian gelapnya, sampai orang yang berdiri didepan kuil
pun tak akan dapat melihat keadaan disitu dengan jelas.
pada saat itulah, tiba tiba muncul dua sosok bayangan
hitam yang meluncur turun dari tengah udara.
Mereka adalah dua orang manusia berjubah hitam.
Namun ketika kedua orang itu melayang turun ke atas
tanah, tiba tiba orang yang disebelah kanan itu kelihatan
seperti tersandung sehingga akibatnya ia terjerambab ke
depan dan hampir saja roboh terjungkal ke atas tanah.
Dalam keadaan begini, buru buru dia menjejakkan kembali
kakinya keatas tanah sekali lagi tubuhnya melejit ke tengah
udara sebelum melayang turun kembali ke atas tanah.
Tapi orang yang sebelah kiri pun sama sama merasakan
badannya seperti didorong orang keras keras sewaktu
melayang turun ke atas tanah tadi hingga badannya miring
dan nyaris terguling ke sebelah kiri.
Buru buru orang itupun menjejakkan kaki kirinya serta
melompat kembali keudara sebelum melayang turun keatas
tanah.
Kejadian itu boleh dibilang berlangsung pada saat yang
hampir bersamaan.
begitu melayang turun keatas tanah, manusia berjubah
hitam yang berada disebelah kanan itu segera berpaling
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kearah rekannya dengan sinar tajam memancar keluar balik
matanya, kemudian ia menegur dingin. "Giam loko, apakah
kau hendak berebut pahala denganku?"
Manusia berjubah hitam yang berada di sebelah kiri segera
berpaling sambil menjawab ketus:
"Saudara Kiong, apa maksudmu?"
Manusia berbaju hitam yang berada disebelah kanan
segera tertawa dingin:
"Apa lagi yang mesti kukatakan bukankah loko hendak
berebut pahala denganku sehingga sewaktu melayang turun
ke atas tanah tadi loko tak segan segan menggaet kakiku agar
siaute terjerembab bukan? Apakah loko baru senang bila
melihat aku jatuh cinta?"
Manusia berbaju hitam yang ada disebelah kiri segera
mendengus penuh amarah:
"Kau jangan ngomong seenaknya, sudah jelas kaulah yang
mendorong siaute ketika aku hendak meluncur tadi, belum lagi
aku menegurmu, kau malah menegurku duluan, sebetulnya
apa maksudmu?"
Mendengar perkataan itu, manusia berjubah hitam yang
ada disebelah kanan itu makin mendongkol, tiba tiba dia
membentak keras:
"Giam cu khi, kau sendiri yang berbicara seenaknya, sudah
jelas kaki kananmu yang menggaet kakiku, kapan sih aku
telah mendorongmu?"
"Di tempat ini hanya ada kita berdua" kata manusia
berjubah hitam disebelah kiri itu dengan marah, "kalau bukan
tangan kirimu yang mendorong tubuhku, apa sebabnya aku
bisa jatuh tanpa alasan tertentu? Memangnya kau anggap aku
lagi mabuk?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar, disini hanya kita berdua, kalau bukan kakimu yang
menggaet kakiku, mengapa pula aku tak dapat berdiri tegak?
IHmm, sudah jelas kau yang menggaetku, sekarang ingin
melimpahkan kesalahan kepada diriku?"
Manusia berjubah hitam yang ada disebelah kiri itu makin
naik darah.
"Kiong San bin, terus terang saja aku katakan, orang lain
mungkin takut dengan ilmu Heng kwanjin mu, tapi Giam cu
khi tak akan memandang sebelah mata pun"
Manusia berbaju hitam yang ada disebelah kanan menjadi
semakin penasaran, tiba tiba ia perdengarkan suara tertawa
panjangnya yang amat tinggi melengking lalu bentaknya.
"Hmm, mungkin saja julukanmU si penggaris sakti pengejut
langit dapat menggetarkan hati kawanan jago persilatan, tapi
tak akan membuat aku si Kiong losam menjadi takut"
Ternyata kedua orang ini adalah dua orang pelindung
hukum dari perkumpulan Tay Im-kau, manusia berjubah hitam
yang disebelah kiri bernama Giam cu khi, berasal dari Shoa
say dan disebut orang Penggaris sakti pengejut langit.
Sedangkan manusia berjubah hitam yang berada disebelah
kanan bernama Kiong San bin, berasal dari San say dengan
julukan Tangan sakti penghancur kepala, keduanya
merupakan jago-jago golongan hitam yang amat termashur
namanya.
Setelah kekalahan yang diderita ketua Sau hoa bun Hoa
Siang siang malam ini, kedua orang tersebut segera berusaha
membuat jasa dihadapan kaucunya dengan menawarkan diri
untuk berangkat kekuil Say ko bio...
Siapa tahu, baru saja dia akan melayang turun keatas
tanah sudah terjadi keributan dengan saling tuduh menuduh.
Waktu itu langit memang sangat gelap apa lagi ditempat
kosong tersebut tidak nampak orang ketiga, padahal ketika
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kiong san bin meluncur turun tadi, kakinya kena digaet orang,
sebaliknya Giam cu khi merasa badannya didorong orang, jika
hal ini bukan sengaja dilakukan lawan, lalu siapa pula yang
melakukannya ?
Giam cu khi menjadi semakin membara hawa amarahnya
setelah mendengar perkataan itu, serunya dengan seram :
"Hmmm, coba kalau aku tidak lagi mengemban tugas pada
malam ini, siaute benar benar pingin mencoba sampai
dimanakah kehebatan ilmu Heng bwan jiu-mu itu, ingin kulihat
sampai dimanakah kehebatan ilmu silat yang kau miliki ?"
"Bagus... bagus sekali..." Kiong san bin pun semakin
berkobar kegusarannya dia tertawa lengking lalu katanya lebih
jauh:
"Berbicara soal tugas aku rasa loko tak usah kuatir jangan
lagi orang orang yang berada di kuil Say ko bio sudah
keracunan semua dan kini sudah kehilangan tenaga dalamnya
meski sisa berapa orang budak cilik yang tidak keracunan
dengan kemampuan kita berdua rasanya masih gampang
untuk menghadapinya. Bagaimana kalau kita langsungkan
dulu permainan diantara kita berdua?"
"Maksud loko kau hendak menantang aku untuk beradu
kepandaian lebih dulu?" seru Giam cu khi dingin.
"Betul" kata kata Kiong San bin, "sewaktu siaute minta
tugas dari kaucu tadi loko pun cepat cepat berusaha berebut
pahala denganku di muka kaucu karenanya siaute rasa rasa
cara yang terbaik buat kita adalah beradu kepandaian dulu
coba kita buktikan kepandaian siapa yang lebih tangguh
diantara kita berdua"
"oooh... rupanya kau benar benar berebut pahala
denganmu" seru Giam cu khi sangat murka "tak heran kalau
kau telah menyergapku tadi. bagus... bagus sekali bila siaute
tidak mendemonstrasikan kehebatan permainan penggarisku
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang pengejut langit kau pasti akan mengira aku berjiwa
sempit"
Dengan suatu gerakan cepat dia merogoh ke sakunya dan
mencabut keluar sebatang senjata penggaris tembaga yang
berwarna merah kemudian katanya lagi dengan suara dalam:
"Kiong lo san siaute persilahkan kau turun tangan lebih dulu."
Kiong San bin tertawa melengking.
"Hmm... belum tentu sebatang penggaris tembaga bisa
mengungguli sepasang tangan telanjang siaute. kenapa Giam
loko mesti sungkan sungkan-..?Jika merasa mempunyai jurus
ampuh, silahkan digunakan semua dengan begitu siaute dapat
menyaksikan sampai dimanakah kehebatan permainan
penggarismu sehingga dibilang pengejut langit?"
"Bagus sekali" semakin didengar Giam cu khi semakin
murka, tiba tiba ia membentak nyaring "Kiong losam,
sambutlah serangan yang kau nantikan ini "
Senjata penggaris tembaga ditangan kanannya segera
digetarkan keras keras, lalu... "Weeesss" langsung menyambar
pinggang Kiong San bin.
Sebagaimana diketahui julukannya adalah Penggaris sakti
pengejut langit, cukup didengar dari angin sambaran
senjatanya dapat diketahui bahwa orang ini memiliki tenaga
sakti yang mengejutkan hati, diantara ayunan penggaris
tembaganya itu, kekuatan yang ditimbulkan benar benar
sangat dahsyat.
Selisih jarak Kiong San bin dengan dirinya tak lebih cuma
dua depa, ditunggunya sampai sambaran senjata itu mencapai
satu depa ketika secara tiba tiba dia memutar badannya
dengan cepat, tangan kanannya bergetar kemuka, diantara
perputaran tubuhnya inilah dia manfaatkan kesempatan yang
ada untuk mencengkeram senjata musuh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
(Ia bukan mencengkeram senjata tersebut dengan
menyambut kedatangannya, tapi membalikkan tangan dan
mencengkeram dari belakang senjata tersebut). Giam cu khi
makin mendendam, pikirnya: "Bangsat, ternyata ia berani
memandang rendah diriku ?"
Senjata penggaris tembaga yang telah menyapu kedepan
itu mendadak diputar balik kemudian balik mengancam
telapak tangan Kiong San bin...
Perubahan jurus serangan yang digunakan kali ini sangat
cepat dan persis menghantam diatas telapak tangan Kiong san
bin.
Kiong San bin sendiri disebut orang sebagai Tangan sakti
penghancur kepala, dapat diketahui bahwa kepandaian tangan
kosongnya sangat hebat, semula dia memang berniat
memanfaatkan kesempatan yang ada untuk mencengkeram
senjata musuh.
Begitulah, ketika senjata penggaris cu khi menghajar diatas
telapak tangan lawan, ia merasa serangan tersebut seakan
akan menghantam diatas tumpukan kapas yang empuk sekali.
Merasakan hal tersebut, ia segera sadar kalau keadaan
tidak menguntungkan, buru buru senjatanya ditarik kembali.
Siapa tahu saat itulah kelima jari tangan Kiong San bin
telah menyambar ke muka serta mencengkeram senjata
penggarisnya.
Menyadari kalau senjatanya kena dicengkeram lawan,
sekuat tenaga Giam cu khi membetotnya kebelakang,
sementara tangan kirinya disokok ke depan menghantam dada
lawan-
Melihat datangnya pukulan lawan bersamaan waktu dengan
keberhasilannya mencengkeram senjata tersebut, Kiong San
bin segera menjengek dingin, telapak tangan kirinya yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mirip bacokan golok langsung diayukan kedepan untuk
menyambut ancaman tersebut. "Blaaammm. . . "
Benturan keras bergema memecahkan keheningan ketika
dua gulung tenaga pukulan itu bentrokan satu dengan lainnya,
alhasil keadaan mereka berimbang dan siapa pun tak berhasil
mencari keuntungan dari bentrokan tadi.
Tubuh mereka berdua pun sama sama tergetar mundur
selangkah kebelakang, tapi senjata penggaris yang
dicengkeram tangan kanan masing masing tetap tergenggam
erat erat
Pada saat itulah, mendadak Giam cu khi merasakan
dagunya sakit sekali ternyata disaat dia menggetar mundur
lawannya tadi, jenggot panjangnya yang dipakai untuk
mengebut ke muka telah terbetot putus beberapa lembar.
Tapi pada saat yang bersamaan Kiong San bin mendengar
suara orang meludah, tahu tahu gumpalan riak kental yang
disemburkan musuhnya telah menghantam batang hidungnya
sehingga menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.
Dengan terjadinya peristiwa itu, otomatis api kegusaran
yang dalam dada kedua orang itu makin menjadi.
Suatu ketika mereka berdua sama sama menubruk kedepan
dan saling mendesak musuhnya dengan rangkaian serangan
jarak dekat.
Oleh karena tangan kanannya masing masing
menggenggam ujung senjata tanpa berniat melepaskannya,
maka serangan yang dilancarkan mereka hanya andalkan
tangan kiri, kalau bisa mereka hendak menghajar jalan darah
kematian ditubuh lawan agar secepatnya membereskan jiwa
lawannya itu.
Baik pukulan, totokan, cengkeraman maupun tabokan
pokoknya semua gerakan yang dapat dipakai untuk melukai
musuh segera dikeluarkan sekuat mungkin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam suasana gelap gulita pada kentongan keempat ini
pertarungan kedua orang tersebut hanya menghasilkan dua
gumpal bayangan hitam yang saling sodok menyodok. pukul,
suasana berlangsung amat sengit.
Sayang waktu itu tak bersinar, juga tak tampak kehadiran
pihak ketiga dalam arena tersebut, andaikata disitu ada
penonton dan langit diterangi sinar rembulan dan bintang
maka orang dapat melihat bahwa selain kedua sosok
bayangan manusia yang sedang bergumul sengit itu, ternyata
masih ada sesosok bayangan manusia lain yang ceking dan
kecil.
Orang itu entah sedang membantu siapa kadangkala dia
ikut terjun menghantam kesana menyepak kemari, yang pasti
keduanya kena dihantam oleh bogem mentahnya itu.
Sayang sekali kedua orang itu sedang berada dalam
keadaan gusar hingga tak seorang pun yang memperhatikan,
siapa pun tidak merasa kehadiran orang tersebut.
Kedua orang itu hanya merasa bahu, punggung iga perut
kaki maupun pinggangnya sering dihantam orang keras keras
atau ditendang dengan sepenuh tenaga, malah sering kali
bajunya disambar orang sampai robek atau juga pinggangnya
dicakar orang keras keras.
Pokoknya pertarungan seorang ahli lagi semua gerakan
yang digunakan sudah lebih pergumulan dua berandal kota
yang berebut uang.
Mereka saling beradu tinju, saling beradu tendangan,
bahkan kalau pukulannya meleset menarik baju lawan sampai
robek pun bolehlah, malah akhirnya mereka saling menjambak
saling membetot jenggot...
Tak selang berapa saat kemudian, jubah hitam yang
mereka kenakan telah robek dan hancur berantakan, sampai
pakaian dalampun turut robek dan nampak tubuh bagian
atasnya yang telanjang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Cakar-cakar yang panjang kini mulai menyayat kulit serta
meninggalkan bekas Cakaran yang memanjang serta
berdarah.
Jangan dibilang lagi keadaan mukanya, rambut mereka
sudah awut awutan tak teratur jenggot dan rambut banyak
yang rontok. muka menjadi bengkak dan hijau membesar,
luka kulit memenuhi seluruh badan, untung saja tak ada yang
mengenai tempat mematikan
Semakin begitu keadaannya, kedua orang tersebut semakin
tak terima, senjata penggaris tembaga yang dicengkeram
pada tangan kanannya semakin enggan dilepas, sedang
tangan kirinya yang dipakai untuk memukul makin gencar pula
digunakan-
Jarak dari kentongan keempat sampai fajar bukanlah
jangka waktu yang cukup panjang tak selang berapa saat
kemudian fajar telah mulai menyingsing di ufuk timur.
Pada waktu itulah dari jalan raya sebelah utara muncul
sesosok bayangan manusia yang meluncur datang dengan
kecepatan tinggi. Dia adalah seorang kakek berperawakan
sedang dengan memakai baju panjang berwarna kuning alis
matanya jarang dan pipi kiri kanannya dipenuhi belang
berwarna merah dan putih.
Gerakan tubuh kakek tersebut cepat sekali ketika
menempuh perjalanan sepasang kakinya seolah olah tidak
menempel diatas tanah.
Ketika ia hampir tiba didepan kuil tersebut, mendadak dari
tepi jalan muncul seorang kakek ceking bertopi bulu yang
dikenakan rendah rendah dengan langkah tergopoh gopoh,
sepasang tangannya membopong sebuah guci arak.
Begitu bertemu dengan kakek berbaju kuning itu, dia
segera maju menyongsong sambil serunya :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Liong tua, kebetulan sekali kedatanganmu, cepat kau
bujuk mereka agar jangan berkelahi, coba lihatlah, dua orang
tua yang berada disitu sedang gontok gontokan dengan
sengitnya?"
"Dimana ?" tanya kakek berbaju kuning itu tertawa.
"Itu dia, didepan pintu kuil" seru kakek ceking itu sambil
menuding kearah kuil.
Mengikuti arah yang ditunjuk kakek berbaju kuning itu
segera berpaling, benar juga disebuah tanah lapang tak jauh
dari pintu kuil memang terlihat ada dua orang sedang
berkelahi dengan sengitnya, pergumulan mereka berjalan seru
dan seimbang.
Waktu itu fajar telah menyingsing, apa lagi dengan
ketajaman matanya yang luar biasa, dalam sekilas pandangan
saja ia sudah melihat dengan jelas bahwa kedua orang yang
sedang berkelahi itu bukan lain adalah kedua utusan yang
dikirim kaucunya, yaitu si Penggaris sakti pengejut langit Giam
cu khi serta si tangan sakti penghancur kepala Kiong san bin-
Persoalan apakah yang menyebabkan mereka saling gontok
gontokan sendiri tanpa melaksanakan tugas yang dibebankan
kepadanya?
Mendadak ia jadi curiga, kenapa kakek ceking bertopi bulu
itu bisa tahu kalau dia dari marga Liong serta menyebutnya
Liong tua?
Terdorong rasa curiga yang membara, dengan cepat dia
berpaling lagi kebelakang
Tapi pada saat itulah dia sudah kehilangan bayangan tubuh
dari si kakek ceking bertopi bulu itu.
Dia mencoba untuk celingukan serta memperhatikan
keadaan diseputar sana, namun selain kuil Say ko bio yang
berada dua tiga puluh kaki dihadapannya, sekitar sana tdiak
ada rumah penduduk. selain beberapa batang pohon yang liu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tumbuh disisi jalan, pada hakekatnya disana tak nampak
sesosok bayangan manusia pun. Peristiwa ini kontan saja
mengejutkan hati kakek berjubah kuning itu segera pikirnya:
"cepat benar gerakan tubuh orang ini, tak nyana dia
sanggup ngeloyor pergi dari hadapan hidungku tanpa
menimbulkan sedikit suara pun, Tapi siapa kah dia ?"
Tak sempat untuk berpikir lebih jauh dia segera
menjejakkan kakinya keatas tanah lalu menerjang maju
kemuka dengan kecepatan tinggi, bentaknya:
"Mengapa kalian masih belum juga berhenti bertarung ?"
Sesosok bayangan manusia dengan kecepatan luar biasa
menerobos dari antara kedua orang tersebut.
Dua orang yang sedang bertarung sengit ditengah arena
menjadi amat terperanjat setelah mendengar bentakan
tersebut, mereka tahu wakil ketua pelindung hukum
perkumpulan mereka telah tiba.
Karenanya masing masing orang telah melepaskan
genggaman dan melompat mundur kebelakang.
Ternyata kakek berjubah kuning ini adalah wakil ketua
pelindung hukum perkampungan Tay Im-kau bernama Liong
To Seng.
Berbicara soal Liong To Seng, sebenarnya diapun terhitung
seorang tokoh silat yang luar biasa.
Dulu dia adalah seorang anak yatim yang berdiam di
keresidenan Pong in nian diwilayah Kam su, semasa kecilnya
menjadi penggembala dari suatu keluarga kaya.
Suatu hari tanpa sengaja dia telah menemukan sebiji buah
yang tak diketahui namanya ditepi jalan, sekembalinya
kerumah tiba tiba ia terserang demam yang hebat hingga tak
sadarkan diri, bahkan mukanya penuh belang putih dan merah
yang mencar sampai ke seluruh badannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika majikannya melihat bocah itu sudah menderita sakit
parah, maka diapun memerintahkan orangnya untuk
membuang bocah tadi kebawah kaki gunung.
Dasar nasibnya masih mujur, saat itulah dia ditemukan
seorang tokoh silat yang berilmu tinggi, agaknya dalam sekilas
pandangan saja ia telah mengetahui kalau bocah tersebut
telah makan buah yang sebetulnya merupakan buah langka
yang tak ternilai harganya serta merupakan bahan penambah
tenaga yang luar biasa.
Sebagai bocah cilik, bagaimana mungkin dia bisa
mengendalikan hawa panas yang ditimbulkan oleh kasiat buah
tersebut ?
Maka bocah itupun diajak kembali ke Khong tong san,
sambil diberi obat diapun menggunakan tenaga dalamnya
untuk menguruti seluruh badannya, keadaan seperti ini
berlangsung sampai tiga hari lamanya sebelum selembar jiwa
kecilnya berhasil diselamatkan-
Semenjak saat itulah diapun menjadi muridnya tokoh silat
tersebut, Tapi belang putih ditubuh dan wajahnya tak pernah
hilang lagi dari badannya, karena melihat belang tersebut
mirip bintang dilangit, akhirnya bocah itupun diberi nama To
seng. saban hari dia diajar bagaimana duduk bersemadi serta
mengatur pernapasan.
Sepuluh tahun kemudian, dia pun tumbuh menjadi dewasa,
tentu saja sebagai seorang pemuda dia tak kerasan hidup
menyendiri diatas pegunungan yang sepi maka secara diam
diam diluar sepengetahuan gurunya dia minggat turun
gunung.
Walaupun dia belum pernah belajar silat secara baik,
namun berhubung pernah makan buah langka dan sepuluh
tahun melatih tenaga dalam, maka hawa murni yang
dimilikinya benar benar luar biasa sekali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tak lama kemudian dia pun berhasil mendapat nama di
dalam dunia persilatan.
Dalam berapa tahun saja, sudah banyak jago silat
kenamaan yang dirobohkan olehnya, tapi berhubung
waktunya sangat maka orang orang menyebut sebagai hakim
mati hidup,
Setelah itu ternyata dia pun memiliki kecerdasan serta
bakat yang bagus sekali, saban kali bertarung melawan orang
secara diam diam dia selalu mengingat baik baik jurus
serangan yang pernah dilihatnya.
Tahun berganti tahun akhirnya tak sedikitjurus silat dari
pelbagai perguruan dan aliran berhasil dikuasai olehnya atas
dasar pengetahuan yang diperoleh itu ternyata diapun berhasil
menciptakan serangkai ilmu pukulan lembek hebat sekali.
Diujung oleh tenaga dalamnya yang sempurna, saban kali
bertarung dengan orang tak pernah musuhnya mampu
bertahan sampai dua gebrakan, oleh sebab itu nama besarnya
pun makin lama semakin termashur.
Sudah beberapa kali Liong To Seng mendatangi Siau limpay
dan Butong pay untuk menantang kedua pemimpin perguruan
besar itu untuk beradu kepandaian-
Tapi sebagai partai lurus yang mempunyai reputasi besar,
pihak Siau limpay maupun Bu tong pay tak pernah mau
melayani tantangannya itu tantangannya selalu ditampik
secara halus.
Akibatnya semakin sering pihak Siau limpay menampik
tantangannya, kalangan hitam semakin menyanjung tinggi
dirinya begitulah diapun semakin jauh meninggalkan golongan
lurus dan makin terjerumus kedalam golongan sesat.
Tapi dia masih mempunyai sedikit kebalkan, sampai saat itu
dia tak pernah melupakan nasehat gurunya agar tidak
mendekati perempuan dan tidak sembarangan membunuh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Oleh sebab itu orang persilatan memandangnya seorang
tokoh silat yang setengah lurus setengah Sesat.
Kini dia telah ditarik pihak Tay Im-kau untuk memangku
jabatan sebagai wakil ketua pelindung hukum.
Sementara itu ketika si hakim mati hidup Liong To Seng
melayang turun ke tengah arena, Kiong San bin dan Giam cu
khi buru buru membungkukkan badannya memberi hormat
seraya berseru: "Wakil ketua..."
Dengan pandangan yang tajam Liong To Seng
memperhatikan sekejap kedua orang itu lalu sambil
mendengus katanya:
"Apa kalian sudah melupakan tugas yang dibebankan diatas
bahu kamu berdua?"
Dengan nada emosi Kiong San bin segera berseru:
"Kedatangan wakil ketua memang kebetulan sekali, ketika
hamba mendapat tugas untuk datang kemari, ternyata Giam
loko telah berusaha merebut jasa denganku, menggunakan
kesempatan sewaktu hamba meluncur kebawah, dia telah
menggaet kakiku..."
"Wakil ketua, hamba sama sekali tidak menggaet kakinya,
justru saudara Kiong yang telah menghajar hamba dengan
sebuah pukulan"
"omong kosong" teriak Kiong San bin lagi, "hamba sama
sekali tidak mendorong apa lagi memukuinya, sudah jelas dia
yang menggaet kakiku sehingga nyaris jatuh terjerembab"
"Hamba berani bersumpah kepada Thian kalau diriku tak
pernah menggaetnya, adalah dia yang telah mendorong
hamba hingga hampir saja jatuh terjungkal"
Liong To Seng yang mendengar perkataan tersebut segera
berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagaimanapun juga kalian berdua adalah orang orang
yang sudah lama termashur dalam dunia persilatan, mengapa
sewaktu bertarung justru tak berbeda seperti kaum berandal
kota saja, saling mencakar saling membetot tanpa peraturan
sama sekali, jlka hal ini sampai tersiar dalam dunia persilatan,
apakah orang tidak akan mentertawakan diri kalian berdua?
coba lihat saja keadaanmu berdua, masa sebagai seorang
pelindung hukum dari perkumpulan kita, keadaannya justru
begitu mengenaskan?"
"Menjawab pertanyaan wakil ketua, tangan kanan hamba
dipakai untuk merampas senjata penggarisnya, sedang tangan
kirinya bertarung dengan tangan kirinya, mana mungkin aku
punya kesempatan untuk merobek pakaiannya?"
"Wakil ketua" Giam cu khi berseru pula "kalau bukan dia
yang merobek pakaianku, siapa pula yang berbuat demikian?"
Liong To Seng segera berpaling ke arah Giam cu khi,
kemudian tegurnya: "Bagaimana denganmu? Apakah kau tidak
merobek pakaiannya?"
"Tangan kanan hamba memegang senjata yang kena
dicengkeram olehnya sehingga tak pernah lepas tangan,
sedangkan tangan kirinya melancarkan serangan kepadaku
sehingga hamba harus menggunakan tangan kiri juga, untuk
memunahkan serangannya, bayangkan, mana mungkin aku
punya kesempatan untuk merobek pakaiannya?"
Mendengar sampai disini, Liong To Seng segera teringat
kembali dengan keanehan dari si kakek ceking yang
membawa guci arak tadi, dalam waktu singkat dia sudah
mengerti duduknya persoalan, maka segera tanyanya.
"Waktu itu, apakah kalian telah menyaksikan kehadiran
pihak ketiga...?"
"Sama sekali tidak" jawab Kiong San bin "hanya kami
berdua yang melayang turun bersama sama"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liong To Seng segera berpaling ke arah Giam cu khi dan
tanyanya pula : "Apakah kau juga tidak melihat pihak ketiga?"
Giam cu khi menggeleng: "Tidak"
"Baiklah, coba kalian Ceritakan kembali dengan sejelasnya
kisah yang kamu berdua alami sehingga terjadinya
pertarungan"
Kedua orang itupun segera berebut untuk menceritakan
kembali apa yang telah dialaminya.
Selesai mendengar kisah tersebut, Liong To Seng tak bisa
menahan diri lagi dan segera mendengus:
"Hmmm, kalian berdua toh sudah setengah abad lamanya
berkelana didalam dunia persilatan, apakah kalian tidak sadar
kalau kamu berdua telah dipermainkan orang?"
"Apakah wakil ketua berpendapat ada pihak ketiga yang
sengaja berbuat jahil kepada kami berdua serta mengadu
domba kami? Aaah... hal seperti ini tak mungkin terjadi" seru
Kiong San bin.
"Yaa, waktu itu memang tidak nampak kehadiran pihak
ketiga" Giam cu khi menimpali. Kembali Liong To Seng
mendengus dingin.
"Hmmm... menurut penilaianku, jelas orang yang telah
menggaet kaki Keng huhoat dan mendorong Giam huhoat
adalah orang lain, kemudian kalian berdua saling bertarung,
kedua belah tangan sama sama dipakai untuk membetot
senjata dan memunahkan serangan, meski dengan tangan
sebelah kalian dapat saling menyerang dan menangkis apakah
mungkin bisa dipakai menarik pakaian lawan hingga robek?
"Sebab bila ada kesempatan untuk merobek pakaian lawan,
mengapa dia tidak memanfaatkan kesempatan tersebut untuk
menghantam saja tubuh lawannya keras keras ? Hal ini
membuktikan kalau ada orang lain yang telah menggaet
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kakimu dan mendorong kau sewaktu kamu berdua melayang
turun ke atas tanah tadi"
Baik Kiong San bin maupun Giam cu khi keduanya menjadi
tertegun dengan wajah keheranan-
"Siapakah orang ini ?" tanyanya kemudian-
"Haaahhh... haaahh... haaahh..." mendadak terdengar
seseorang tertawa tergelak, "ternyata engkoh tua ini dapat
juga membujuk mereka agar berhenti berkelahi, tapi memang
lebih baik demikian, sebagai sahabat tidaklah perlu saling
gontok gontokan sendiri apa lagi sampai saling bunuh
membunuh macam mempunyai dendam sakit hati sedalam
lautan saja, kau tahu, kau tahu aku si orang tua paling takut
kalau melihat orang berkelahi, sebetulnya sih aku ingin
membujuk, tapi berhubung tulang belulangku sudah pada tua
dan rapuh, aku takut tulang tulang itu jadi remuk bila terpukul
kalian, maka akupun urungkan niat tersebut."
"Untung sekali ditengah jalan tadi aku telah bertemu
dengan engkoh tua ini, maka kuminta bantuannya untuk
melerai kalian berdua, tapi sekarang urusan kan sudah beres
dan tak ada persoalan lagi, lebih baik kalian cepat cepat
pulang saja untuk mencuci muka dan bertukar pakaian,
bagaimana pun juga teman tetap teman, setelah berkelahi
tadi, sekarang harus berteman lagi"
Orang yang mengucapkan perkataan tersebut ternyata
berdiri dikejauhan sana.
Dengan cepat Liong To Seng berpaling, lebih kurang tujuh
delapan kaki dihadapannya persis dibawah sebatang pohon
besar tampak seorang kakek ceking sedang berjongkok di situ,
kakek itu memakai topi bulu dan membawa sebuah guci arak.
ternyata dia tak lain adalah kakek ceking yang minta
kepadanya agar membujuk perkelahian kemudian dalam
sekejap mata lenyap tak berbekas itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan cepat dia menyadari apa yang terjadi, maka sambil
berpaling serunya:
"Sekarang kalian berdua boleh kembali dulu, biar aku yang
membereskan persoalan di sini"
Waktu fajar telah menyingsing, Kong San bin dan Giam cu
khi sebagai pelindung hukum perkumpulan Tay Im-kau
merasa malu juga setelah berada dalam keadaan yang
mengenaskan, dimana hidungnya bocor, matanya bengkak
mukanya sembab dan pakaiannya compang camping
mengenaskan.
Karena itu mereka segera mengiakan setelah mendengar
perkataan tadi, kemudian bersama sama beranjak pergi
meninggalkan tempat itu.
Sepeninggal kedua orang anak buahnya dengan langkah
berat selangkah demi selangkah Liong To Seng mendekati
kakek ceking itu kemudian tegurnya dingin : "Apakah loko
adalah orang yang minta kepadaku untuk membujuk
perkelahian tadi?"
"Benar " jawab kakek ceking itu sambil memicingkan
matanya serta tertawa.
Kemudian setelah berhenti sejenak. lanjutnya :
"Aku siorang tua paling takut melihat orang berkelahi, bila
melihat orang bertarung maka aku tak akan berani mendekati,
untung sekali bertemu dengan dirimu, itulah sebabnya aku
segera minta bantuanmu agar membujuk mereka..."
"Darimana kau bisa tahu kalau aku she Liong?" tanya Liong
To Seng lebih lanjut
"Engkoh tua she Liong?" kakek ceking itu mengerdipkan
matanya lagi sambil tertawa, "darimana aku bisa tahu ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tapi dengan jelas kudengar kau menyebut Liong tua
kepadaku tadi, masa kau lupa? Aku dapat mendengarnya
dengan jelas sekali"
"Liong tua ? Kapan sih aku menyebut Liong tua
kepadamu?".
Kakek ceking itu miringkan kepalanya seakan akan sedang
mengingat kembali kejadian yang telah lewat, kemudian
sambil berseru tertahan katanya lagi seraya tersenyum:
"Aaah, loko mungkin salah mendengar, kau tahu akukan
berasal dari So ciu mungkin saking gelisahnya tadi aku telah
menyebut Liong kepadamu, kalau menurut dialek So ciu maka
Liong berarti kau, Liong tua berarti pula kau siorang tua...
Haaahhh... haaahhh..."
"Benarkah demikian ?" jengek Liong To Seng sambil diam
diam menghimpun tenaga dalamnya kedalam tangan kanan,
"sewaktu mereka melayang turun tadi, kalau bukan kau yang
sengaja mengadu domba dengan menggaet kaki Kiong San
bin serta mendorong Giam cu khi, mana mungkin kedua orang
itu bisa saling gontok gontokan sendiri ?"
Si kakek ceking yang semula berjongkok tiba tiba bangkit
berdiri, lalu dengan mata mendelik besar teriaknya :
"Loko, apa kau bilang ? Kapan sih aku telah menggaet kaki
mereka dan mendorong tubuh mereka ? Kau... kau jangan
menuduh orang semaunya sendiri"
"Dalam kelopakan mata yang sehat tak akan kemasukan
pasir, sebetulnya siapakah loko?"
"Mata yang sehat?" agaknya kakek ceking itu merasa gusar
sekali setelah mendengar perkataan itu, matanya melotot
semakin besar lalu serunya dengan emosi...
"Kau anggap aku bermata penyakitan? Kau anggap mataku
ini tidak sehat hingga diasingkan? Hmmm terus terang saja
aku bilang istriku masih mencintai aku di rumah pun aku
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
punya anak cucu segudang aku punya tujuh putra, delapan
putri,tiga belas cucU yang mencintaiku setengah mati mereka
selalu mengharapkan kedatanganku. hmmm... kenapa kau
bilang mataku penyakitan hingga diasingkan keluarga...?
Aaah... aku mengerti sekarang... sudah pasti kau sendiri yang
tak punya keluarga maka menyumpahi orang tak
berkeluarga..."
Liong To Seng tahu dengan pasti bahwa kakek ceking itu
sengaja sedang mempermainkan dirinya, jelas dia adalah
seorang tokoh sakti yang berilmu tinggi.
Maka setelah tertawa dingin didalam hatinya, mendadak ia
menarik muka dan membentak keras:
"Aku tak ambil pusing siapakah kau, pokoknya setelah kau
membuat anak buahku lari dengan keadaan yang
mengenaskan, berarti saat kematianmu telah tiba"
Agaknya kakek ceking itu paling pantang mendengar kata
"mati", begitu mendengar dia dikatai "saat kematianmu telah
tiba", api amarahnya kontan saja berkobar kobar. sambil
bertolak pinggang segera teriaknya pula keras keras :
"Kau anggap aku siorang tua bisa dipermainkan semaunya?
Terus terang saja aku bilang, putraku sudah lebih tua darimu,
kau berani menyumpahi saat kematianku telah tiba ?
Pokoknya aku tak akan menyudahi persoalan ini sampai disini
saja, akan kulihat kau yang mampus duluan atau aku si orang
tua yang mati duluan"
Dengan cepat dia menggulung ujung bajunya dan bersiap
siap hendak berkelahi.
Menyaksikan gerak gerik lawannya itu, diam diam Liong To
Seng tertawa dingin, pikirnya:
"Hmm aku memang berniat mencoba kemampuanmu"
Tangan kanannya segera diulurkan ke depan, lalu serunya
sambil tertawa seram:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hey tua bangka, kau berani berbicara seenaknya
denganku, hmm kubacok dirimu sampai mampus"
"Kau berani membacokku?" kakek ceking itu segera
membusungkan dadanya sambil berteriak keras, "Selama
sembilan puluh delapan tahun hidup didunia ini, belum pernah
ada orang berani berbicara kurang ajar kepadaku, tapi kau...
hmmm, kau itu manusia macam apa? Berani amat hendak
membacokku? Baik, kalau ingin membacok. hayo bacoklah..."
Menyusul perkataan itu ternyata dia segera maju kedepan
sambil membusungkan dadanya dan menyongsong telapak
tangan Liong To Seng.
Hingga sekarang, Liong To Seng masih belum tahu sampai
dimanakah taraf kepandaian silat yang dimiliki lawannya,
otomatis dia menghimpun hawa murninya sampai delapan
bagian-
Ketika dilihatnya kakek itu menerjang ke hadapannya
sambil membusungkan dada, disangkanya pihak lawan hendak
mengandalkan hawa khikangnya untuk melindungi badandan
siap siap menyerang dikala dia tak siap, oleh sebab itu diam
diam dia menambah lagi kekuatannya dengan dua bagian...
Siapa tahu setelah dada si kakek ceking itu menyentuh
disisi telapak tangannya, ia baru menyadari kalau kakek ceking
ini ternyata adalah seorang manusia biasa sama sekali tak
berkepandaian apa apa.
Perlu diketahui, dalam telapak tangannya saat itu telah
terhimpun tenaga pukulan sebesar sepuluh bagian, sekalipun
kakek itu menempelkan dadanya sendiri keatas telapak tangan
lawan, tapi sentuhan tersebut sehingga menyebabkan
ancaman tenaga pukulan yang terhimpun disana. Bayangkan
saja, bagaimana mungkin ia sanggup menahan diri?
Menanti Liong To Seng sadar kalau pihak lawan tak pandai
bersilat, kakek ceking itu sudah keburu berseru tertahan dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tubuhnya mencelat ketengah udara seperti anak panah yang
dibidikkan.
Dengan cepat tubuh itu mencelat sejauh satu kaki lebih
dan-.. "Braaakkk" punggungnya menghantam tanah yang
mengakibatkan kakek itu berkelejitan sebentar sama sekali tak
bergerak lagi...
Mimpi pun Liong To Seng tidak menyangka kalau kakek
ceking tersebut ternyata tidak pandai berdasar, menanti dia
sadar akan hal tersebut dan siap menarik kembali
serangannya, keadaan sudah terlambat.
Sekarang dia baru teringat bahwa kakek itu hanya minta
kepadanya untuk melerai pertarungan, ketika ia tak nampak
secara tiba tiba bisa jadi hal ini disebabkan dia takut melihat
perkelahian, dengan tubuhnya yang ceking, seandainya dia
bersembunyi dibelakang pohonpun niscaya badannya tak akan
kelihatan lagi.
Apa mau dikata ternyata dia menganggapnya sebagai
seorang jago lihay, tanpa terasa timbul perasaan menyesal
dalam hatinya.
Dengan langkah pelan dihampirinya kakek itu, kemudian
tangannya merogoh ke dalam saku niatnya hendak mengambil
berapa butir obat penyembuh luka untuk dicekokkan ke
mulutnya.
Siapa tahu apa yang terlihat membuatnya makin menyesal,
ternyata biji mata kakek ceking itu sudah melotot keluar,
mukanya pucat pasi, tampaknya dia telah menemui ajalnya
oleh pukulannya barusan.
Cepat cepat dia berjongkok untuk memeriksa napasnya,
betul juga , ternyata napasnya sudah putus, hal ini makin
membuatnya tak percaya, diam diam dia berpikir:
"Padahal tenaga pukulanku belum sempat kuhamburkan
keluar, adalah dia sendiri yang melanggar sisi tanganku,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
biarpun terpental, paling banter cuma menyebabkan isi
perutnya terluka parah, kenapa bisa putus napas?"
Tak tahan dia segera meraba dada kakek ceking itu,
ternyata dada tersebut sudah menjadi lunak sekali, jelas
tulang dadanya sudah remuk semua tak tahan ia segera
menghela napas panjang :
"(terpotong)" belum pernah kubunuh seorang manusia pun,
aaai... kenapa loko begitu keras kepala ? Kalau toh tak pernah
berlatih silat, kenapa kau mesti menumbukkan dadamu diatas
telapak tanganku ?"
Baru selesai dia berkata, mendadak terdengar suara bisikan
yang lembut sekali seperti suara nyamuk bergema disisi
telinganya:
"Kaulah yang telah membunuhku, mengapa tak berani
mengaku ? Akan kuadukan kejadian ini Sesampainya di istana
Giam ong nanti"
Liong To Seng menjadi terperanjat sekali. buru buru dia
membalikkan badan, tapi di situ tak nampak sesosok manusia
pun.
Ia mencoba untuk memperhatikan atas tanah, kakek ceking
tadi masih nampak membujur kaku diatas tanah, jelas ia
sudah putus napas semenjak tadi.
"(terpotong)" bicara apalagi kakek ceking itu terbaring
dihadapannya mana mungkin suara pembicaraannya bisa
muncul dari belakang tubuhnya? Peristiwa ini segera dinilai
sangat aneh apalagi waktu itu sudah terang tanah matahari
pagi memancarkan sinar keemas emasannya menyinari
seluruh tanah lapang.
Selama hidup si Hakim mati hidup Liong To Seng tak
pernah percaya dengan segala macam tahayul tapi kalau
ditinjau dari suara yang terdengar tadi sudah jelas adalah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
suara si kakek ceking itu kejadian inilah yang membuat
hatinya bergetar keras sekali.
Tapi orang yang sudah mati tak mungkin bisa hidup
kembali, dengan pandangan penuh rasa minta maaf dan
menyesal diawasinya mayat kakek itu sekejap lalu sambil
menggelengkan kepalanya dia membalikkan tubuh dan segera
beranjak pergi dari situ.
Kalau dibilang kabur tentu saja kurang cocok, tapi kakinya
memang segera dijejakkan ketanah dan melesat kearah utara
dengan kecepatan tinggi.
Disaat tubuhnya sedang melesat ke depan inilah,
mendadak dari sisi telinganya terdengar lagi jeritan lembut
yang menggema cukup jelas: "Hey, hey... Liong To Seng,
cepat bayar kembali nyawaku"
Liong To Seng telah meluncur kedepan dengan kecepatan
luar biasa, dia memang bermaksud akan menjauhi tempat
kejadian tersebut.
-ooo0dw0ooo-
Jilid: 61
Namun betapapun hebatnya dia berlari, ternyata sepanjang
jalan ia selalu mendengar suara sepatu yang bergema tiada
hentinya persis dibelakang tubuhnya, langkah tersebut tidak
pelan tidak pula cepat tapi selalu menguntil dirinya kemana
pun ia pergi.
Liong To seng jadi keheranan setengah mati sehingga tak
tahan lagi dia menghentikan langkahnya sambil membalik
badanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Namun tak seorang manusia pun yang nampak disitu,
malah suara langkah sepatu yang semula terdengarpun kini
jadi hilang dan sepi.
Tentu saja ia tak percaya dengan segala macam tahayul,
karenanya dengan suatu gerakan cepat perjalanan kembali
dilanjutkan
Siapa tahu begitu dia beranjak pergi, suara langkah kaki
dibelakang tubuhnya pun turut bergema, tapi ia tak
menggubris, perjalanan tetap dilanjutkan dengan cepatnya.
Mendadak terdengar suara lembut itu bergema lagi disisi
telinganya:
"Hey Liong To seng, kalau lari agak pelan sedikit, aku kan
sudah tua dan tak mungkin bisa melampauimu, kalau aku
sampai ketinggalan kan usahaku untuk menuntut ganti rugi
darimu jadi gagal ?"
Hampir saja Liong To seng mengira kalau suara tersebut
hanya muncul dari suara hati sendiri, tapi dengan jelas
perkataan itu terdengar disisi telinganya... tanpa terasa dia
menghentikan lagi perjalanannya .
Ketika berpaling kembali, nyata kalau disitu tak nampak
sesosok bayangan manusiapun apalagi dengan tenaga dalam
yang dimilikinya sekarang meski ada orang yang menguntitnya
tak nanti orang tersebut dapat lolos dari pengawasannya.
Apalagi begitu ia berhenti suara langkah kaki yang bergema
dibelakang tubuhnya juga ikut berhenti hal tersebut segera
menimbukan rasa kaget dan tercengang dalam hati kecilnya
Diam diam diapun berpikir: Sebetulnya dia manusia atau
setan? Baru saja ingatan tersebut melintas dalam benaknya
mendadak di bawah sebatang pohon besar tak jauh
dihadapannya sana tampak seorang kakek ceking yang
memakai topi bulu sedang berjongkok disana sebuah guci arak
terletak disisinya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bukankah kakek itu adalah kakek ceking yang terhajar
dadanya tewas tadi?
Dan apa yang terlihat sekarang, bukankah persis seperti
pemandangan yang terlihat olehnya dibawah pohon depan kuil
tadi?
Mula mula Liong To seng mengira matanya telah melamur
atau salah melihat sehingga dia mengucak ucak matanya
sebelum mengamati kembali dengan seksama.
Sinar matahari langsung menyinari sisi pohon, nyata kalau
kakek ceking itu memang sedang berjongkok dibawah pohon,
malah sambil memicingkan matanya dan tertawa ia berkata:
"Aku si orang tua paling takut kalau ada orang berkelahi,
bila melihat orang berkelahi, aku jadi takut untuk
menghampirinya, untung bertemu denganmu, karenanya
kumohon kau saja yang melerai pertarungan itu..."
Apa yang diucapkan sekarang, persis seperti apa yang
pernah dikatakan kakek ceking tersebut tadi.
Hampir saja Liong To seng curiga dengan ketidak beresan
pendengarannya, curiga kalau matanya melantur, dengan
suatu gerakan cepat dia segera meluncur ke muka dan
melayang turun satu kaki dihadapan kakek ceking itu.
Pelan-pelan kakek ceking itu mendongakkan kepalanya
sambil mengerdipkan mata berulang kali, lalu serunya sambil
tertawa terkekeh kekeh :
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh, apakah kau ingin
bertanya lagi kepadaku, darimana aku bisa tahu kalau kau dari
marga Liong ?"
Sekarang terbukti sudah kalau kakek ceking itu memang
belum tewas akibat getaran pukulannya tadi.
Liong To seng segera sadar kalau telah bertemu dengan
jago tangguh, berkilat sepasang matanya, dengan langkah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berat dan menatap selangkah demi selangkah ia berjalan
mendekati kakek tersebut.
Setiap langkah kakinya dengan cepat meninggalkan bekas
telapak kaki sedalam berapa inci diatas tanah yang kering,
jelas sudah kalau dia telah mengerahkan tenaga dalamnya
hingga mencapai dua belas bagian...
Begitulah, dengan tangan kiri menempel dipinggang,
tangan kanan disembunyikan di balik baju, Liong To seng
mendesak maju terus hingga tiba hanya tiga langkah dari
hadapan kakek ceking itu, kemudian ia baru menegur :
"Anda benar benar seorang manusia yang tak mau
menonjolkan diri, nyata sekali bahwa kau adalah seorang jago
lihay"
Terhadap sikap lawan yang semakin mendekati tubuhnya
itu ternyata kakek ceking tersebut bersikap acuh tak acuh dan
tetap berdiri mantap diposisi semula.
Setelah mendengar perkataan itu, dia baru mengangkat
kepalanya dan berkata sambil tertawa terkekeh kekeh.
"Heeehh... heeehh... heeehh... sudah barang tentu aku si
orang tua bukan setan tapi sungguh sungguh manusia asli,
barusan aku cuma mengajak gurau dirimu saja... heeehh...
heeehh... soal aku hebat atau tidak, itu mah urusan sepele
dan lagi pula aku bukan orang yang tingginya amat hebat kau
percaya tidak? Bila aku berdiri paling banter tinggiku hanya
sebahumu, tentu saja kau yang lebih hebat daripada diriku"
Kemudian tidak menunggu Liong To seng buka suara,
sambil mengerdipkan matanya berulang kali, dia berkata lebih
jauh
"Setelah berlarian sekian waktu, tentunya kau merasa lelah
bukan? Bagaimana kalau duduk sebentar dan minum arak
seteguk? Arakku masih baru dan harum, baru saja membeli
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dari toko, ehmmm... coba cicipilah, tanggung lezat, nikmat
dan memuaskan"
Sementara itu jubah panjang yang dikenakan Liong To
seng telah menggelembung besar sekali, katanya sambil
tertawa rendah:
"Apakah hingga sekarang anda masih mencoba untuk
bermain gila dihadapanku?"
"oooh... gilanya sih sudah tidak gila tapi aku rasa
belakangan nanti bisa bertambah gila" sahut kakek ceking itu
sembari manggut manggut.
Menyaksikan kakek tersebut masih saja berbicara melantur,
Liong To seng tak bisa menahan hawa amarahnya lagi, ia
segera mendongakkan kepalanya dan tertawa nyaring, lalu
bentaknya:
"Rasakan dulu pukulanku ini, tanggung kau akan
bertambah gila nanti..."
Begitu selesai berkata, tangan kanannya segera digetarkan
keras keras, sebuah telapak tangan raksasa meluncur keluar
dari balik bajunya dan secepat kilat membacok tubuh kakek
ceking itu.
Sebagaimana diketahui, selisih jarak antara kedua orang
tersebut dekat sekali oleh karena si kakek sedang berjongkok
sementara perawakan Liong To seng tinggi besar, maka dalam
sekali ayunan tangan saja tangannya hampir mencapai atas
kepala kakek ceking tersebut.
Serangannya ini benar benar dilancarkan dengan kecepatan
bagaikan sambaran petir gulungan angin pukuian yang
meluncur ke muka menyambar lewat dengan membawa suara
gemuruh yang sangat memkikkan telinga...
Tampaknya kakek ceking itu tak sempat untuk menghindar,
ia nampak terkejut dan diawasinya tangan yang sedang
menyambar datang itu sambil berteriak. "Hey, mau apa kau?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara dia masih berseru, telapak tangan raksasa dari
Liong To seng telah menghantam batok kepalanya dan tinggal
berapa inci saja dari sasaran.
Tampaknya kakek ceking itu merasa berat hati untuk
meninggalkan guci araknya, buru buru dia memeluk guci
araknya itu dan menghindarkan diri kesisi kanan. "Weeess..."
suara angin berhembus.
Disaat ia masih tertegun itulah, angin berhembus lewat dan
debupun pelan-pelan membuyar ternyata sikakek dengan
membopong guci araknya telah berdiri tiga langkah disisi
kanannya sambil memandang kearahnya dengan wajah tak
senang, bahkan menegurnya pula:
"Aku toh bermaksud baik dengan menawari arak kepadamu
lantaran kulihat kau sudah lelah berlarian, mengapa kau justru
mengajakku berkelahi? Untung saja serangan tak mengena,
coba kalau sampai kena digebuk, kau anggap berapa berat
tulang rongsokanku ini tidak rontok semua? Kalau ada
persoalan toh bisa dibicarakan, mengapa sih mesti
mempergunakan kekerasan ?"
Dari sikap serta gerak geriknya, Liong To seng mengerti
bahwa lawannya memang bermaksud mempermainkan
dirinya, ia semakin mendongkol bercampur marah, dengan
sinar mata yang bengis, ia berseru sambil tertawa seram: "Tua
bangka celaka, coba sambut lagi sebuah pukulan ku ini"
Kali ini dia mengincar musuhnya secara bersungguh
sungguh, kaki kanannya melangkah maju sementara tangan
kanannya yang dipentangkan lebar lebar mencengkeram dada
kakek ceking itu dengan jurus "Naga sakti mementang cakar".
Sambil tertawa terkekeh kekeh kakek ceking itu menarik
bahunya kebelakang sambil ejeknya lagi:
"Kalau jurus Bukit Thay san memindahkan kepala yang kau
pergunakan tadi berasal dari Thay sanpay, maka jurus naga
sakti mementang cakar yang kau pakai sekarang hasil curian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dari Hoa san pay, waah... waahh... gawat rupanya kau hanya
bisa mencuri belajar ilmu orang... eh mm... tapi tenaga
kasarmu memang mengagumkan juga ..."
Kali ini dia tidak mencoba berkelit menyusul perkataan
tersebut guci araknya didorong ke depan untuk menyambut
datangnya cengkeraman maut dari Liong To seng.
Rupanya ia lupa untuk menghindarkan diri saking asyiknya
berbicara tadi, sampai cengkeraman maut Liong To seng telah
berada didepan mata ia baru gelisah dan buru buru menahan
ancaman tersebut dengan mempergunakan guci araknya.
Liong To seng sebagai seorang jagoan lihay yang
merupakan orang pilihan didalam dunia persilatan tentu saja
memiliki kemampuan yang luar biasa kekuatan
cengkeramannya itu mampu menghancur remukkan sebuah
batu cadas apalagi sebuah guci arak yang begitu tipis aneh
rasanya bila guci tersebut mampu untuk membendung
serangannya.
Tapi keanehan justru terletak disitu, dalam melancarkan
serangannya kali ini Liong To seng justru telah melipat
gandakan kecepatannya ketimbang ancaman pertama tadi
padahal kakek itu asyik berbicara sebelum akhirnya
mendorong guci arak tersebut secara tergesa gesa.
Seharusnya bila diperhitungkan dari kecepatan gerak
serangannya, ancaman tadi harus sudah mengenai sasaran
terlebih dulu sebelum tangkisan dari guci arak tadi sempat
meluncur ke depan-
Siapa tahu, disaat kelima jari tangannya yang kuat
bagaikan jepitan baja itu berhasil mencengkeram diatas guci
arak tersebut bukan saja guci itu tak hancur, malahan guci
tadi seolah olah terbuat dari baja asli yang amat keras, kelima
jari tangannya sendiri yang tergetar sambil lamat lamat terasa
sakit.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bagaimana pun juga Liong To seng bukan manusia
sembarangan, begitu cakar kanannya meluncur ke depan,
tangan kirinya ikut melepaskan sebuah bacokan lagi kearah
pinggang si kakek.
"Heeehh... heeehh... heeehh..." kakek ceking itu tertawa
terkekeh kekeh, "apa kubilang, dasar tak becus buktinya toh
tetap tak becus, lagi lagi jurus pedang terbang diluar langit
yang dipergunakan merupakan hasil curian dari Go bipay...
he,jurus macam apa sih yang merupakan jurus serangan asli
milikmu sendiri ?"
Sewaktu Liong To seng melepaskan pukuian dengan tangan
kirinya tadi, kebetulan tangan kanannya baru menghantam
guci arak tersebut, saat itulah tiba tiba guci arak tersebut
menggeser ke kiri, kemudian... "Blaaammm"
Lagi lagi tangan kirinya menghantam guci arak tersebut.
Kali ini dia merasa guci arak tersebut seakan akan sedang
dibakar diatas api yang membara, panasnya bukan kepalang,
tatkala telapak tangannya menempel pada permukaan guci,
kulit tangannya seolah olah terbakar hangus, sakitnya sampai
merasuk ke tulang sumsum.
Tentu saja kejadian ini membuat hatinya amat terkejut
cepat cepat ia membuyarkan serangannya sambil melompat
mundur.
Kemudian dengan perasaan setengah percaya setengah
tidak ia berpikir.
"Kendatipun kau memiliki ilmu Sam ya singkang dan
mampu menyalurkan hawa murni Sam wi ciu hwee untuk
memanaskan guci arak tersebut, bukan berarti hal tersebut
dapat dilakukan dalam waktu singkat Sungguh aneh, padahal
sewaktu tangan kananku menghantam guci arak tadi, guci
tersebut masih terasa dingin, mengapa disaat guci itu
bergeser ke kiri, tiba tiba saja guci itu menjadi panas
menyengat? Ilmu sesat dari perguruan manakah ini?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara itu sikakek ceking masih tetap memeluk guci
araknya sambil tertawa terkekeh kekeh, seakan akan tak
pernah terjadi sesuatu kejadian, malah katanya:
"Locu benar.. kali ini apa sih salahnya guci ku ini mengapa
kau malah memusuhinya? Tadi kusuruh kau minum, kau
enggan, sebaliknya malah menggebuki guci ku ini berulang
kali, masih untung kau tidak memakai tenaga, andaikata guci
ini sampai remuk, waah... bukankah berabe, sayang kan kalau
sampai setengah guci arak tertumpah keluar"
Setelah peristiwa barusan, si Hakim mati hidup Liong To
seng telah sadar bahwa musuh yang dihadapi adalah tokoh
sakti yang berilmu tinggi, untuk sesaat semangatnya jadi
kempes.
Sambil mengawasi wajah kakek itu, katanya kemudian ragu
ragu:
"Aku manusia she Liong tahu kalau bukan tandinganmu
boleh kutahu siapakah anda yang sebenarnya?"
Kakek ceking itu memandang sekejap ke arahnya,
kemudian setelah tertawa terkekeh kekeh ia baru berkata:
"Kau pingin tahu siapakah aku? Baiklah ada sebuah kisah
cerita yang ingin kusampaikan apakah kau berminat untuk
mendengarkan?"
"Aku manusia she Liong siap mendengarkan dengan
seksama"
"Bagus sekali... Setelah termakan dua buah pukulan
beratmu tadi, banyak tenagaku mesti terbuang dengan
percuma hingga badanku menjadi lemas sekarang, biar
kuteguk arak lebih dulu untuk menambah semangat"
Berbicara sampai disini, ia lantas mengambil guci arak dan
diteguknya dengan lahap. kemudian sambil menyeka bibirnya
dengan ujung baju, ia berkata sambil tertawa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sudah kelewat lama aku mesti berdiri terus, kakiku
rasanya kaku, mari kita berjongkok sebelum bercerita"
Liong To seng tahu, kakek itu sengaja beralasan demikian,
karenanya iapun tak banyak berbicara.
Kakek ceking itu benar benar jongkok, lalu baru katanya
sambil tertawa: "Lebih kurang..."
Ia menghitung sebentar dengan jari tangannya, kemudian
baru manggut manggut sambil melanjutkan-
"Ehmmm, cerita ini sudah berlangsung lima puluhan tahun
berselang, waktu itu aku mempunyai seorang engkoh tua
yang menjadi tosu dan berdiam disuatu gua terpencil,
sepanjang hidupnya kakakku ini tidak mempunyai kesukaan
lain selain minum arak. didepan pintu guanya bertumpukan
guci guci arak dalam jumlah banyak..."
Agak tergerak hati Liong To seng ketika mendengar kisah
tersebut, namun ia tidak berbicara
Kakek ceking itupun tidak menggubrisnya, ia bercerita lebih
jauh.
"Aku pernah bilang kepadanya, kalau ingin menjadi dewa
tak boleh minum arak kalau minum arak hanya bisa menjadi
dewa arak tak bisa menjadi dewa sungguhan. kakekku yang
menjadi tosu lantas berkata Siapa bilang menjadi dewa tak
boleh minum arak bukankah Hau Tong Thi koay Li dan Lu
Tong peng minum arak semua? Bukankah mereka menjadi
dewa? Sebab itulah ia meneruskan kegemarannya minum
arak".
Setelah tertawa dan berganti napas ia meneruskan.
"Aku sengaja bercerita demikian dengan maksud untuk
menjelaskan asal usul dari begitu banyak guci arak yang
tertumpuk didepan pintu gua kakak tosu ku itu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liong To seng tetap membungkam. Kakek ceking itupun
melanjutkan.
"Suatu musim semi pada lima puluh enam tahun berselang,
aku naik gunung untuk menjenguknya "
Setelah berhenti sebentar, ia segera menerangkan:
"oya, perlu kujelaskan, dengan kakak tosu ku ini aku sudah
dua tiga belas tahun tak pernah bersua, karena ingin
menjenguknya lagi pula aku tahu kalau dia gemar minum
arak, maka aku sengaja pergi ke Hong siang untuk membeli
dua guci arak Say hong ciu yang paling baik..."
Kembali dia mengangkat guci araknya dan minum dua
tegukan sebelum melanjutkan-
"Ternyata dalam jangka waktu dua tiga belasan tahun ini,
kakak tosu ku itu telah menerima seorang murid, bocah itu
baru berumur empat lima belas tahunan, tapi bandel dan
mempunyai watak bajingan cilik, sewaktu melihat aku naik
gunung dengan membopong dua guci arak seberat lima puluh
kati dan merangkak dengan nafas tersengkal2"
Berbicara sampai disini, tiba tiba ia menengok kearah Liong
To seng dan tertawa nyengir, kemudian bertanya:
"Saudara tua, tahukah kau betapa nakalnya bocah itu?
Rupanya dia baru saja belajar ilmu membidik burung gereja,
sewaktu melihat aku si orang tua naik gunung sambil
membopong guci arak, ternyata ia pergunakan guci arakku
sebagai pengganti burung gereja, untung saja batu itu kecil
sehingga guci arakku tak sampai pecah, dalam
mendongkolnya aku si orang tua lantas berteriak: Hey bocah
nakal, bagus sekali perbuatanmu, awas kau, setibanya dibukit
nanti akan kulaporkan perbuatanmu ini kepada gurumu.."
Tiba tiba paras muka Liong To seng berubah hebat setelah
mendengar cerita tersebut. Kakek ceking itu masih juga belum
menggubris, ia bercerita lebih lanjut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jangan dilihat bocah itu masih muda namun binalnya tak
karuan, ketika mendengar ancaman ku tadi ternyata
perbuatannya malah tidak malang tanggung, ia segera
menerjang kehadapanku dan langsung meninju dadaku keras
keras. Heeehhh... heeehh... persis seperti kejadian tadi, aku
sama sekali tak bergerak, hanya guci arakku kudorong ke sana
kemari, tahu tahu kepalannya sudah meninju diatas arak,
tentu saja ia kesakitan sehingga menangis tersedu sedu...
coba bayangkan, menggelikan tidak ?"
Gemeetar keras sekujur badan Liong To seng, serunya
tertahan : "Kau..."
"Jangan menukas dulu" sela si kakek sambil tertawa, "
ceritaku toh belum habis. Sejak kunjunganku waktu itu, dalam
waktu singkat delapan sembilan tahun sudah lewat, tatkala
aku datang berkunjung lagi ternyata bocah binal itu sudah tak
ada disana."
"Menurut penjelasan kakak tosu ku, rupanya ia minggat
dari gunung secara diam diam, aku menjadi marah sekali dan
mengumpat bocah itu sebagai manusia tak kenal budi dan
bertekad hendak turun gunung untuk mencarinya sampai
ketemu"
"Siapa tahu kakak ku itu tak tega, apalagi sudah belasan
tahun bocah itu hidup bersamanya, bagaimana pun masih
terjalin hubungan batin diantara mereka berdua. Waktu itu ia
berkata kepadaku. Mungkin ia tak kerasan tinggal disini,
biarkan saja dia pergi toh ia sudah makin dewasa dan mampu
menghidupi diri sendiri rasanya aku tak perlu menguatirkan
dirinya lagi"
"Pada akhirnya kakak ku itu berulang kali berpesan
kepadaku, agar aku sudi memandang pada hubungan
dengannya selama puluhan tahun secara diam diam menjaga
serta melindungi keselamatannya. Aaai... kalau dihitung hitung
semestinya bocah itu sudah berusia enam puluh empat lima
tahunan sekarang..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liong To seng menatap wajak kakek itu lekat lekat, lalu
serunya dengan perasaan terkejut bercampur heran-
"Se... sebenarnya siapakah kau?"
Kakek ceking itu menarik topi bulunya ke bawah, tapi
kemudian seperti merasa tak benar, akhirnya ia melepaskan
topi itu sehingga kelihatan kepalanya yang botak, lalu sambil
tertawa nyengir katanya:
"Masa kau sudah lupa? Bukankah tampangku masih seperti
sedia kala? Apa sudah tak mirip?"
Liong To seng memandang kakek itu sekejap mendadak ia
berlutut secara tergopoh gopoh sambil serunya:
"Ternyata kau orang tua adalah paman guru Yu, sedikitpun
tak berubah, masih seperti sedia kala, tecu benar benar punya
mata tak berbiji, ternyata tak dapat mengenali kau orang tua,
harap Yu susiok..."
Siapa tahu ketika dia mengangkat kepalanya kembali
bayangan tubuh kakek ceking itu sudah lenyap hal ini
membuatnya tertegun. Saat itulah terdengar suara dari si
kakek bergema dari belakang tubuhnya.
"Aku si orang tua paling benci kalau melihat orang menjadi
ulat penyembahan bocah kalau kau tidak cepat cepat bangun
aku bisa pergi meninggalkan dirimu."
Tak salah lagi kakek ceking itu memang tak lain adalah
Pengemis sakti berwajah senyum Yu It man-
Buru buru Liong To seng bangkit berdiri seraya berkata "Yu
susiok, suhu.. dia orang tua... Sudah mati mabok"
Tapi kemudian sambil gelengkan kepalanya dia
menambahkan
"Meski jalan menuju ke surga masih jauh, namun kakak ku
itu benar benar telah menjadi dewa arak "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendadak wajahnya berubah menjadi keren, lalu terusnya:
"saat ajalnya menjelang tiba tiba, kebetulan aku si orang
tua berada disampingnya, dia minta aku menyampalkan
kepadamu, bahwa partai Khong tong selanjutnya diserahkan
kepemimpinannya kepadamu..."
Dengan air mata bercucuran Liong To seng menggelengkan
kepalanya berulang kali katanya:
"Aku tidak pantas aku tak punya muka bertemu lagi dengan
suhu, sekalipun suhu telah berpulang kealam baka, namun
aku tak pantas menjadi penerus dia orang tua"
"Kau pantas dan berhak" seru pengemis sakti dengan suara
dalam dan berat, "kalau aku siorang tua mengatakan kau
pantas, berarti kau memang pantas"
Sekuat tenaga Liong To seng menjambak rambut sendiri
dan berseru dengan penuh penderitaan-
"Tidak, aku tak pantas, aku sungguh sungguh tak pantas"
Mendadak ia membalikkan badan dan kabur meninggalkan
tempat tersebut.
"Berhenti kau " Pengemis sakti membentak dengan suara
menggeledek.
Menyusul bentakan tersebut, tubuhnya meluncur ke depan
dengan kecepatan tinggi, setelah melewati diatas kepala Liong
To seng, ia melayang turun persis dihadapannya.
"Lepaskan tanganmu itu" kembali serunya dengan suara
dalam.
Liong To seng keder oleh wibawanya, ia menurut dan
segera menurunkan sepasang tangannya yang menutup muka
sendiri. Pengemis sakti segera berkata lagi:
"Tahukah kau, apa sebabnya aku si orang tua mengatakan
kau pantas untuk menerima jabatan itu ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tecu tidak tahu"
Sesudah mendehem dingin siengemis sakti berkata lebih
jauh :
"Mangkanya jangan cepat cepat menyela pembicaraan
orang lain, kalau toh merasa tidak tahu, sepantasnya bila kau
menanyakan alasannya, memangnya kau kira aku si orang tua
cuma pandai bicara tanpa dasar ?"
Kemudian tidak menunggu Liong To seng menjawab, dia
telah melanjutkan kembali kata katanya:
"Biarpun gurumu Kong tong sangjin termasuk seorang yang
disiplin dan saleh, akan tetapi Khong tong pay tidak tercantum
dalam urutan partai partai besar, bahkan tenaga dalam yang
dilatih pun bukan terhitung ilmu tenaga dalam dari aliran yang
murni, itulah sebabnya gurumu gagal menjadi dewa, heee...
heeehhh padahal sekalipun berhasil mempelajari ilmu murni,
siapa pula yang berhasil menjadi dewa ?"
Karena si kakek belum menyelesaikan perkataannya, sudah
barang tentu Liong To seng tak berani menimbrung.
"Aaah, rasanya kita sudah berbicara kelewat jauh" kakek
pengemis sakti selanjutnya sambil angkat bahu, "maksudku
membicarakan persoalan tersebut kepadamu tak lain
bermaksud bahwa Khong tong pay sesungguhnya bukan
termasuk suatu perguruan yang murni, tapi tidak termasuk
pula sebagai aliran sesat, atau dengan perkataan lain, aku tak
perlu menganggap tingkah lakumu selama ini kurang murni
dan lurus sehingga merasa rendah diri dan enggan
meneruskan kedudukan gurumu, coba bayangkan sendiri,
seandainya bukan kau yang mewarisi kedudukan gurumu itu,
lantas siapa yang pantas untuk mewarisinya ?"
Liong To seng tetap membungkam dalam seribu bahasa.
Pengemis sakti berkata lagi :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lagipula, meski kau sudah lima puluhan tahun turun
gunung, kau anggap gurumu sama sekali tidak menggubris
dirimu lagi ? Justru dikarenakan sikapmu, meski angkuh dan
tinggi hati namun tak pernah melupakan ajaran guru, tak
pernah membunuh secara semena mena, maka gurumu baru
merasa lega."
"Hmmm, coba kalau bukan begitu, dengan sedikit
kemampuan yang kau miliki itu, asalkan melakukan suatu
perbuatan yang melanggar peraturan dunia persilatan, apakah
gurumu tak akan menuntut kembali ilmu silatmu serta
melenyapkan kau dari muka bumi ini..."
Mendengar kesemuanya itu, Liong To seng menjadi
bergidik sendiri sehingga mengucurkan keringat dingin.
Pengemis sakti berkata lebih jauh:
"Sejak gurumu wafat, hampir selama tiga tahun terakhir ini
aku si orang tua melaksanakan titipan gurumu dengan secara
diam diam mengawasi semua tindak tandukmu selama ini,
andaikata aku si orang tua merasa tak senang dengan
perbuatanmu, kau anggap aku bisa mengatakan dirimu pantas
menjadi pewaris gurumu?"
"Setelah mendengar keterangan dari Yu susiok, tecu baru
menyadari akan kehilafan yang telah tecu lakukan selama ini"
kata Liong To seng kemudian, "dengan susah payah suhu
telah mendidik serta memelihara diriku namun secara diam
diam aku telah minggat dari gunung, aaai... tecu merasa
berdosa sekali, tecu tak berani lagi menerima budi kebaikan
dari suhu dia orang tua... Yu susiok tecu telah sadar kini saat
ini juga tecu akan pulang gunung dan duduk menghadap
dinding untuk menebus dosa dosaku itu..."
"Tak usah terburu nafsu... tak usah terburu nafsu" buru
buru pengemis sakti menggoyangkan tangannya berulang kali,
"kau anggap dengan duduk menghadap dinding selama
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
belasan tahun maka semua dosa dan kesalahan besar yang
telah kau lakukan selama ini akan tertebus semua?"
Liong To seng menjadi tertegun selang sesaat kemudian ia
bertanya keheranan: "Jadi maksud kau orang tua..."
Pengemis sakti segera mengulumkan senyuman diujung
bibirnya ia berkata.
"Di depan mata saat ini sudah terbuka suatu kesempatan
besar bagimu untuk membuat pahala dan pahala itu jauh lebih
bermanfaat dari pada kau duduk menghadap dinding selama
seratus bahkan seribu tahun sekalipun."
Buru buru Liong To seng memberi hormat sambil berseru.
"Yu susiok mohon kau orang tua sudi memberi petunjuk."
Pengemis sakti segera menghampirinya lalu mengucapkan
sesuatu dengan suara yang rendah.
Kemudian tampak Liong To seng manggut manggut dengan
sikap hormat seraya jawabnya. "Tecu mengerti"
"Nah, kalau begitu pergilah cepat" kata pengemis sakti
kemudian sambil tertawa terkekeh kekeh
Liong To seng mengiakan, cepat ia menjejakkan kakinya
keatas tanah dan meluncur kedepan dengan kecepatan tinggi.
ooodwooo
Sang surya telah memancarkan sinar keemas emasannya
menyinari ruang timur kuil Sa ko bio.
Suara lonceng yang dibunyikan bertalu talu mengalun
merdu diangkasa dan membelah keheningan yang semula
mencekam suasana disekeliling tempat tersebut.
Ketika suara itu mengalun tiba, kawanan jago yang semula
duduk bersila sambil mengatur pernapasan itu serentak
membuka mata masing masing.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah melalui semedi yang serius selama hampir satu
kentongan lamanya, racun jahat yang mengeram dalam tubuh
mereka telah punah sama sekali, ditambah pula dengan kasiat
arak tenaga dalam yang menambah hawa murni, saat ini
semua orang merasakan tenaga mereka amat segar dan
penuh, bahkan semangat mereka jauh lebih segar daripada
keadaan sebelum keracunan.
Ban Tiong tat yang bertugas memeluk setengah guci kecil
arak "tenaga dalam" pertama tama yang melompat bangun
lebih dulu. Menyusul kemudian terdengar Yu Hua Liong
berseru memuji.
"Kasiat dari arak tenaga dalam memang luar biasa sekali,
arak tersebut pantas disebut arak paling aneh diseluruh
kolong langit"
"Benar, sambung Yo Leng kong sambil tertawa, bila
persoalan disini telah usai, siautepun akan mengarungi semua
bukit termashur untuk mengumpulkan bahan obat obatan dan
membuat seguci arak semacam ini"
"Yo ciangbunjin" kata Lian Sam sin segera, "padahal kau
tak perlu bersusah payah mencari bahan obat obatan lain, asal
kau dapat memperoleh sebiji raja jinsom berusia seribu tahun
dan merendamnya dalam arak. tanggung kasiatnya tak akan
kalah dengan arak tenaga dalam "
"Raja jinsom berusia seribu tahun adalah benda langka
yang tak ternilai harganya, benda semacam itu hanya bisa
diperoleh secara kebetulan dan susah ditemukan bila sengaja
dicari. Namun kalau cuma jinsom liar berusia dua tiga ratus
tahun mah tak susah untuk mendapatkannya "
Tiba tiba Ban lo hujin berkata :
"Sekarang hari sudah terang, semacam tenaga dalam yang
kalian miliki pun telah pulih kembali seperti sedia kala mari
kita melanjutkan perundingan kita tentang bagaimana caranya
menghancurkan Lo Cu san"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Perkataan hujin memang tepat sekali" seru Hoa Tin tin,
"hey... kemana perginya Yu cianpwee ?"
Dengan seruan tersebut maka semua orang pun turut
berpaling, betul juga mereka tak berhasil menemukan
bayangan tubuh dari si pengemis sakti berwajah senyum.
Yu Hua Liong segera berkata :
"Yu cianpwee memang seorang pendekar sejati yang suka
akan kebebasan, jejaknya tak ubah seperti naga sakti yang
nampak kepala tak nampak ekornya, kalau toh ia sudah pergi,
enso tua, sepantasnya bila enso yang memimpin operasi kita
selanjutnya untuk menghancurkan sarang Tay im kau"
"Aaah, aku tak lebih hanya kaum wanita lemah, tak berani
kupikul tanggung jawab seberat ini, menurut pendapatku,
lebih baik Yu tayhiap saja yang memimpin operasi kita kali ini,
sebab hanya Yu tayhiap yang pantas menjadi pemimpin kita
semua"
"Perkataan Ban lo hujin memang tepat sekali" sambung Kui
Hou nian pula,
"Nah Yu tayhiap. kau tak usah menampik lagi"
Sambil mengelus jenggotnya yang panjang Yu Hua Liong
memandang sekejap ke arah kawanan jago yang berada
dihadapannya, kemudian setelah mendehem pelan ujarnya :
"Melenyapkan Tay im kau dari muka bumi telah menjadi
keinginan dari segenap perguruan besar dari ribuan rekan
persilatan di dunia ini, apalagi membasmi kaum iblis dan
menegakkan keadilan memang merupakan suatu perbuatan
mulia, siaute sebagai seorang anggota persilatan sudah
sepantasnya bila ikut memikul tanggung jawab tersebut,
sehingga tidak pantas kutampik tawaran ini..."
"Suatu ucapan yang amat bagus "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Semua orang segera mengenali suara yang muncul secara
mendadak itu sebagai suara si pengemis sakti berwajah
senyum, cepat cepat mereka berpaling ke arah mana berasal
suara tersebut.
Tampaklah si pengemis sakti telah duduk ditempat semula
dimana semalam ia berada disisinya terletak sebuah guni arak
seakan akan benda tersebut tak pernah bergeser dari
posisinya semula.
Biarpun dalam ruangan hadir begitu banyak jaGoan lihay
kenyataannya tak seorang pun diantara mereka yang
mengetahui sejak kapan pengemis sakti ini balik ke tempatnya
Dengan perasaan gembira Siang Siau Un segera berseru:
"sukong, rupanya kau telah pulang"
Sambil memicingkan matanya karena mabuk air kata kata
pengemis sakti menguap keras keras lalu jawabnya:
"Siapa bilang aku telah pergi? Sejak tadi aku toh tetap
duduk disini..."
"Aaah, kau orang tua jangan berbohong, kalau tidak pergi,
masa kami sekian banyak orang tak melihat dirimu?"
Pengemis sakti segera tertawa terkekeh kekeh:
"Heeehhh... heeehhh... heeeh tentu saja, bukankah kalian
sedang bersemedi untuk mengatur pernapasan dan aku si
orang tua telah bertindak sebagai pelindung kalian? Sebagai
seorang pelindung, maka kewajibanku adalah mencegah agar
musuh jangan sampai menyusup kemari dan melukai kalian
semua itulah sebabnya aku si orang tua segera
menggoyangkan badan dan mengeluarkan ilmu menghilang
diri agar orang lain tak bisa melihatku, dengan cara begitulah
aku baru dapat mengawasi gerak gerik kaum laknat, dia
memang tak dapat melihatku, tapi aku dapat melihatnya
dengan jelas, bukankah cara ini bagus sekali?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bersinar sinar sepasang mata Siang Siau Un mendengar
perkataan itu segera tanyanya: "Sukong, benarkah kau orang
tua bisa menggunakan ilmu menghilang diri...?"
"Buat apa aku si orang tua membohongi dirimu?"
"Aaah... sukong, bersediakah kau mewariskan ilmu itu
kepadaku?" pinta Siau Un dengan wajah berseri.
"Ilmu semacam ini mah susah untuk dipelajari dalam waktu
singkat. begini saja, sebentar bila kita telah tiba di Lo Cu san,
biar kulukiskan sebuah Hu untuk melenyapkan diri diatas
jidatmu, dengan begitu kau dapat melihat orang lain, tapi
orang lain tak dapat melihatmu, dengan begitu kau bisa
masuk kamar semau sendiri, bahkan sekalipun kau tonjok atau
menendang mereka, tak ada yang tahu siapa yang telah
memukul mereka, bagaimana pendapatmu?"
"Bagus, bagus sekali" dengan kegirangan Siau Un bertepuk
tangan keras keras, "itu menarik namanya... sukong,
bagaimana kalau kau buatkan Hu itu sekarang juga?"
"oooh, tak bisa kalau sekarang, sebab hu itu tak boleh
diketahui orang lain, apalagi sekarang begitu banyak orang
yang sedang memperhatikanmu, bisa tak manjur nanti"
"Lantas sampai kapan sukong baru akan membuatkan
untukku?"
"Sekarang mah masih terlalu awal" kata pengemis sakti,
"dan lagi rahasia tersebut tak boleh diketahui orang lain,
sekarang menyingkirlah dulu kesamping kita harus
merundingkan persoalan pokok lebih dulu. . . "
Siang Siau Un mengira sungguhan, ia betul betul
menyingkir ke samping dan berdiri disitu.
Pengemis sakti kembali mengangkat gucinya dan meneguk
araknya dengan lahap kemudian setelah menjilat sisi bibir
dengan lidahnya, ia melompat banyak dan melompat naik
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keatas kursi ditengah ruangan, katanya kemudian seraya
menggoyangkan sepasang tangannya.
"Sekarang silahkan kalian duduk semua dengarkan dulu
perkataanku. Nah... kalian mesti tahu, pertempuran yang
bakal berkobar hari ini merupakan suatu pertarungan yang
luar biasa, bukan saja merupakan saatpenentuan bagi mati
hidupnya kaum seluruh sesat, pun menyangka mati hidup dari
setiap orang yang menghadirinya, entah siapa pun orangnya,
bila bertindak ceroboh dan kurang berhati hati maka bukan
saja rusak namanya, rusak pula badannya serta nyawanya,
berarti pula namanya bakal tercantum dalam buku besar raja
akhirat"
Setiap orang tahu perkataan yang diucapkan pengemis
tersebut sering kali berbicara seenaknya, tapi sering kali
mengandung maksud yang mendalam dibalik kata katanya itu
maka siapa pun tak bersuara dan mereka semua
mendengarkan dengan tenang dan seksama. Pengemis sakti
berkata lebih jauh:
"Barusan yang dibicarakan cuma kata kata pembukaan, dan
sekarang akan tiba pada masalah pokoknya, dalam
penyerbuan kita kebukit Lo cusan hari ini, kita semua harus
mempunyai seorang pemimpin, bila tak ada bukankah
keadaan tersebut ibarat naga tanpa kepala..."
"Yu locianpwee" Ban lo hujin segera berseru, "kami semua
akan menuruti petunjuk kau orang tua adalah pemimpin kami
semua"
"Tidak bisa, tidak bisa" buru buru pengemis sakti
menggoyangkan tangannya berulang kali, "aku siorang tua
bisa berpisah dari guci arak, dan biasanya orang yang suka
minum arak paling gampang melakukan kesalahan dan
kecerobohan, andaikata aku yang memimpin kalian dalam
penyerbuan kebukit Lo Cu san kali ini, mendadak aku mabuk
ditengah jalan, nah apa jadinya? oleh sebab itu janganlah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekali kali..." Setelah menggelengkan kepalanya, dia
menambahkan-
"Aaai, sudahlah kalian jangan ikut menimbrung lagi coba
dengarkan perkataanku selanjutnya"
Sambil menuding ke arah Yu Hua Liong dia segera berseru
lantang: "Yu Hua Liong, dengarkan perintah"
Cepat cepat Yu Hua Liong bangkit berdiri seraya menjura,
sahutnya: "Aku yang rendah siap menerima perintah dari kau
orang tua..."
"Eeei... aaai... kalau begitu sih keliru besar" omel pengemis
sakti, "bila aku berseru kepadamu untuk menerima perintah,
maka kau mesti menjawab: "Pasukan perang siap menerima
perintah." begitu baru mirip seorang militer... mari, kita ulangi
lagi"
Ia benar benar duduk kembali dikursinya sambil bergaya
seperti seorang jenderal, kemudian sambil menunjuk Yu Hua
Liong kembali berseru: "Yu Hua Liong, dengarkan perintah"
Melihat tingkah lakunya itu semua orang merasa geli,
namun tak seorangpun yang berani bersuara.
Dihari hari biasa Yu Hua Liong termasuk seorang yang
amat beraturan dalam tingkah laku, namun kedudukan
pengemis sakti memang amat tinggi, sehingga mau tak mau
dia menurut dan menyahut sambil memberi hormat:
Dengan setengah jongkok setengah duduk pengemis sakti
segera berseru lantang:
"Kuangkat dirimu menjadi jenderal yang memimpin
segenap pasukan untuk menyerbu Lo Cu san dan menindas
perkumpulan Tay im kau, jangan sekali kali kau berpikiran
cabang, karena pada akhirnya nama besarmu akan turut
tercantum dalam daftar orang orang yang berjasa..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendadak ia berseru tertahan-"Aaah... aahhh... aduh
celaka..."
Rupanya saking asyiknya dia berbicara tadi pengemis sakti
jadi kurang berhati hati hingga jatuh terjungkel keatas tanah.
Buru buru Siang Siau Un bertanya:
"sukong kau tidak apa apa bukan?"
Dengan cepat pengemis sakti telah merangkak bangun,
sahutnya:
"Tidak apa apa kalau cuma jatuh terjungkal macam begitu
mah tak bakal melukai diriku"
Lalu sambil menggelengkan kepalanya berulang kali, dia
menambahkan-"Huuuh, tidak menarik permainan seperti ini,
aku segan jadinya"
Beberapa patah kata tersebut segera membuat air muka Yu
Hua Liong berubah hebat tapi lantaran pengemis sakti jatuh
terjungkal dari kursi sehingga perhatian semua orang tertuju
kearah pengemis tersebut maka tak ada yang memperhatikan
perubahan itu.
Sementara itu Yu Hua Liong telah berkata lagi dengan
wajah serius dan nada bersungguh sungguh:
"Yu locianpwee, operasi yang akan kita lakukan mempunyai
pengaruh yang besar sekali terhadap keamanan dunia
persilatan selanjutnya, sudah sepantasnya bila kita rundingkan
persoalan ini dengan sebaik baiknya apa lagi jika dianggap
sebagai permainan kanak kanak saja..."
Perkataan yang diutarakan dengan nada keras ini jelas
menandakan ketidak puasannya terhadap perbuatannya serta
niat si pengemis sakti barusan sehingga jelas kedengaran
nada tegurannya yang tajam.
Semua orang pun tahu akan sifat pengemis sakti yang suka
bergurau, tapi ia takkan berbicara secara sembarangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
walaupun apa yang diucapkan kepada Yu Hua Liong tadi mirip
bergurau, namun sedikit banyak perbuatan semacam itu
memang tak heran kalau Yu Hua Liong segera
memperlihatkan wajah tak senang.
Cepat cepat Ban lo hujin menimbrung:
"Yu locianpwee, waktu sudah siang, bagaimana kita mesti
membagi tugas harap kau orang tua melakukannya segera
sebab kita pun harus segera berangkat"
"Heeehh... heeehh... heeehh..." sambil tertawa terkekeh
kekeh pengemis sakti mengangkat bahunya, "bukankah aku
siorang tua telah selesai membagi tugas Yu tayhiap adalah
pemimpin kalian semua, dialah yang akan memimpin seluruh
pasukan otomatis tindakan selanjutnya harus diatur sendiri
oleh Yu tayhiap. sedang kau Ban lo hujin merupakan wakil
pemimpin yang akan memimpin pasukan perempuan, dengan
berbagi diri dua arah yang berlawanan, niscaya Tay im kau
dapat ditumpas sampai keakar akarnya"
"Bagaimana dengan Yu locianpwee sendiri?" tanya Yu Hua
Liong, "apakah kau tidak menempuh perjalanan kami?"
Pengemis sakti segera tertawa.
"Tentu saja aku si orang tua akan turut ke situ, cuma saja
kalau kau masuk melalui pintu gerbang secara terang
terangan, maka aku si orang tua akan menyelundup masuk
secara diam diam, dengan begitu kita baru bisa menggencet
mereka dari luar dalam" Lalu sambil menjura kepada Ban lo
hujin katanya lagi:
"Tapi si orang tua ingin meminjam satu orang dari hujin
untuk menjadi pembantuku"
"Siapa yang hendak diajak kau orang tua?"
Sambil menuding ke arah Ban Tiong tat pengemis sakti
berkata: "Tentu saja Ban congkoan, sebab ia harus
membawakan guci arak ku..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tiong tat" Ban lo hujin segera berpaling "kau boleh ikut
bersama Yu locianpwee"
Dengan wajah bersemu karena kegirangan Ban Tiong tat
menyahut:
"Hamba bisa mengikuti Yu locianpwee berarti merupakan
kebanggaan untuk diri hamba."
Semua tertawa pengemis sakti berseru,
"Kebanggaan sih tiada kebanggaan apa apa, cuma bila kau
mengikuti diriku maka asal kubuatkan sebuah gambar hu
diatas jidatmu, tanggung tiada orang yang bisa melihat
dirimu"
"Sukong" Siang Siau Un segera berteriak. "bukankah kau
orang tua telah berjanji pula kepadaku, masa kau lupa?"
"Tak usah terburu nafsu..." cepat cepat pengemis sakti
mengulapkan tangannya, "bukankah kau ingin menonton
keramaian dan mencoba kemampuan yang kau miliki? Nah
inilah kesempatan terbaikmu. Selewatnya hari ini, sekalipun
kau mempelajari ilmu silat yang lebih hebat pun tak ada
gunanya apalagi jika kau mesti mengikuti diriku dan
menggunakan ilmu melenyapkan diri, bukan saja tak boleh
berbicara, kau pun tak bisa bertarung dengan orang. Nah,
silahkan kau memilih sendiri"
Siang Siau Un berpikir sebentar, kemudian jawabnya
"Kalau begitu lebih baik aku mengikuti bibi Ban saja,
dengan begitu aku bisa turut bertarung sepuas puasnya,
daripada mesti turut kau orang tua, mana tak boleh bersuara
tak bisa berkelahi lagi, tentu sebal.."
"Nah, makanya itu lebih baik kau tetap tinggal disini saja"
kata pengemis sakti sambil tertawa.
Kemudian iapun berpaling sambil serunya "Ban congkoan"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hamba siap " buru buru Ban Tiong tat menyahut. "Hayo
kita berangkat"
Dengan membopong guci araknya, pengemis sakti beranjak
lebih dulu menuju keluar ruangan-
Ban Tiong tat sambil membopong setengah guci arak
tenaga dalam segera mengikuti dibelakangnya .
Menanti kedua orang itu telah berlalu, Yu Hua Liong baru
menjura kepada semua orang sambil ujarnya:
"Enso dan saudara saudara sekalian, dalam perjalanan kita
menuju kebukit Lo Cu san kali ini mesti dilakukan bersama
sama namun paling tidak rombongan harus kita pecah
menjadi rombongan muka, belakang kiri dan kanan, dengan
ebgitu kita baru bisa saling bantu membantu bila terjadi
sesuatu oleh karenanya siaute merasa kita harus membagi diri
menjadi empat kelompok agar perjalanan dan gerak gerik kita
dapat lebih lincah, entah bagaimana pendapat kalian semua ?"
Yo Leng kong manggut manggut:
"Perkataan Yu tayhiap sangat cepat, dalam suatu
penyerbuan memang layak bila dibagi menjadi rombongan
ujung tombak, rombongan pelindung dan pasukan sayap kiri
kanan, dengan begitu setiap rombongan baru dapat saling
lindung melindungi"
"Tapi bagaimana cara membaginya ?" tanya Ban lo hujin-
Sambil mengelus jenggotnya Yu Hua Liong memperhatikan
sekejap kawanan jago yang berada dihadapannya, kemudian
setelah termenung sejenak dia baru berkata:
"Biar siaute bersama saudara Yo (Yo Leng kong), saudara
Kui (Kui Hou nian) dan keponakanBan berempat menjadi
pasukan ujung tombak. Kemudian Leng pangcu (Leng Kang
to), Lian loko (Lian Samsin) beserta segenap anggota Kay
pang menjadi pasukan sayap kiri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Enso dengan memimpin putrimu (Ban Huijin) nona Hee
(Hee Giok yang) serta orang nona Siang (Siang Ci Un dan Siau
Un) menjadi pasukan sayap kanan. Sedang Hoa pangcu (Hoa
Tin tin) dengan seluruh anggota perkumpulan Pek hoa pang
menjadi belakang. Masing masing pasukan boleh
melangsungkan pertarungan secara menunggal tapi bisa pula
bergabung untuk saling bantu membantu dengan cara begini
maka gerak gerik pasukan besar kita menjadi lebih lincah dan
hidup entah bagaimana menurut pendapat kalian semua?"
Ban lo hujin segera manggut manggut.
Pembagian yang Yu tayhiap lakukan memang tepat sekali
bagus sekali. Lian Sam sin berkata pula sambil tertawa
terbahak bahak.
"Haaahhh... haaaahhh... haaahhhh tampaknya Yu tayhiap
ahli sekali dalam mengatur pasukan dan siasat militer."
Yu Hua Liong turut tertawa tergelak. "Engkoh Lian kelewat
memuji"
Lalu setelah memandang sekejap kepada semua orang ia
berkata lebih jauh.
"Pembagian kita lakukan hanya disebabkan untuk mencari
keleluasaan didalam gerakan nanti setibanya dibukit Lo cusan
dan telah saling berhadapan dengan pasukan musuh nanti kita
wajib untuk bergabung kembali"
"Nah, bila pertempuran sudah pecah kita baru bertarung
menurut rombongan masing masing dengan begitu kita tak
menjadi kalut bila terkepung pasukan musuh tentunya kalian
sudah jelas bukan?"
Semua orang manggut manggut.
"Bagus sekali" kembali Yu Hua Liong berkata, "kalau begitu
kita boleh segera berangkat."
Selesai berkata ia lantas berpaling sambil katanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Saudara Yo, saudara Kui, keponakan Ban, mari kita
berangkat lebih dulu"
Dengan mengikuti dibelakangnya, berangkatlah ketiga
orang itu meninggalkan ruangan.
Rombongan jago lainnya turut meninggalkan kuil say ko bio
dengan mengerahkan ilmu meringankan tubuh masing masing
berangkatlah mereka semua menuju ke utara.
Jarak antara kuil Say ko bio dengan bukit Lo Cu san hanya
lima puluhan li, meski perjalanan yang ditempuh tidak melalui
jalan pemerintah yang lebar namun jalanan tersebut rata dan
mendatar.
Dengan kecepatan gerak semua orang, tidak sampai
setengah jam kemudian mereka telah tiba di bukit Lo Cu san,
persis di muka pesanggrahan keluarga Hee.
Sepanjang perjalanan mereka tidak menjumpai
penghadangan apapun bahkan setibanya didepan
pesanggrahanpun tidak nampak suatu gerak gerikpun dari
dalam gedung.
Yu Hua Liong segera menghentikan langkahnya sambil
memberi tanda kepada semua orang agar berhenti kemudian
bisiknya kepada Ban Sian ceng dengan suara lirih.
"Keponakan Ban coba tampillah ke depan untuk mohon
bertemu."
Ban Sian cing mengiakan dan maju seorang diri ke depan-
Baru saja ia menaiki undakan batu pintu gerbang gedung
telah terbuka lebar lalu muncul seorang lelaki berbaju hijau.
Setelah memperhatikan sekejap kawanan jago yang berada
dibelakang Ban Sian ceng ia berkata:
"Sudah sejak tadi cubo kami menantikan kedatangan kalian
dalam ruangan silahkan saudara sekalian masuk kedalam
untuk minum teh."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ban Sian ceng yang menghadapi keadaan tersebut menjadi
tertegun untuk berapa saat lamanya ia tak tahu bagaimana
mesti menjawab perkataan tersebut. Sambil tertawa terbahak
bahak Yu Hua Liong segera berkata:
"Haaahh... haaah... haah... aku Yu Hua Liong bersama Ban
lo hujin dari Hong san sengaja datang kemari untuk
menjumpai ketua Tay im kau."
Sambil menjura lelaki berbaju hijau itu berkata:
"Yu tayhiap. tempat kami adalah Pesanggrahan dari Hee
bengcu, sedang majlkan kami adalah istri Hee bengcu, apakah
Yu tayhiap tidak salah alamat? Masa Pesanggrahan dari
keluarga Hee dianggap sebagai markas perkumpulan Tay im
kau ? Tapi barusan cubo telah mendapat laporan dan
mengetahui akan kunjungan Yu tayhiap sekalian, oleh sebab
itu hamba diutus untuk mengundang kalian semua. Yu
tayhiap. bila ada persoalan rasanya belum terlambat bila
dibicarakan sendiri dengan majlkanku, maaf bila hamba tak
bisa memberi jawaban"
Yu Hua Liong manggut manggut, ujarnya sambil
tersenyum.
"Dibawah pimpinan seorang pengurus rumah tangga dari
Pesanggrahan keluarga Hee pun memiliki ketajaman lidah
yang mengagumkan, hal ini betul betul membuat aku salut "
"Yu tayhiap kelewat memuji" kata lelaki berbaju hijau itu
dingin.
"Kalau toh IHee hujin telah mengundang kami, silahkan
anda memimpin jalan"
"Hamba akan bertindak sebagai petunjuk jalan-
Dia mengajak semua orang memasuki pintu gerbang,
ketika semuanya sudah lewat mendadak terdengar benturan
yang keras, ternyata kedua belah pintu gerbang telah
menutup kembali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hoa Tin tin yang memimpin pasukannya dipaling belakang,
diam diam tertawa dingin setelah melihat hal ini, pikirnya :
"Setelah kami berani datang kemari,jangan lagi pintu
gerbang yang macam begitu, sarang naga gua harimaupun
akan kami terjang"
Sementara itu lelaki berbaju hijau itu telah mengajak
semua orang memasuki pintu gerbang lapis kedua pintu
gerbang yang tebal dan berat itupun segera menutup kembali
begitu rombongan terakhir telah lewat.
Menghadapi keadaan seperti itu, semua jago tidak ambil
perhatian, selewatnya pelataran luas, tampaklah diatas undak
undakan batu tiga tingkat berdiri seorang perempuan berbaju
hijau yang berambut sanggulan penuh mutu manikam, dia
adalah Sim hujin.
Disisi kiri kanan perempuan itu, masing masing berdiri dua
orang dayang berbaju hijau.
Ketika Sim hujin melihat kehadiran para jago, ia segera
menuruni undak undakan untuk menyambut, katanya sambil
tersenyum.
"Setelah mendapat laporan dari, aku mendapat tahu kalau
Yu tayhiap dan Ban hujin sekalian telah datang berkunjung ke
Lo Cu san, sayang Hee Beng Cu tak hadir disini sehingga tak
bisa menyambut dari jauh harap Yu tayhiap dan Ban hujin
sekalian sudi memaafkan, silahkan, silahkan masuk ke dalam
ruangan untuk minum teh"
Sejak awal sampai jauh memasuki gedung pesanggrahan
keluarga Hee, semua orang boleh dibilang tak berhasil
menemukan sesuatu gerak gerikpun, hal semacam ini segera
menimbulkan kecurigaan dalam hati mereka.
Semua jago mengerti, pihak Tay im kau sudah termashur
karena kelicikan dan banyak akalnya, rencana keji apa pula
yang mereka siapkan dibalik siasat benteng kosong ini?
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil tertawa terbahak Yu Hua Liong segera menjura
seraya berkata :
"Hee hujin kelewat merendah, sesungguhnya kedatangan
kami semua memang ada persoalan yang hendak dibicarakan
dengan hujin sim hujin tertawa hambar.
"Kalau tidak urusan tak bakal memasuki ruang sam-po-tian,
tentu saja kedatangan saudara sekalian dari tempat yang jauh
bukannya tanpa persoalan, tapi sebelum membicarakan
masalah tersebut, bagaimana kalau kita minum teh dulu
diruang dalam."
Kemudian sinar matanya dialihkan kewajah Hee Giok yang
dan katanya pula sambil manggut manggut seraya berkata:
-oo0dw0oo-
Jilid: 62
"Oooh, rupanya Giok yongpun ikut datang, coba kalau
pedang pelangimu tidak tersoren dipinggang, penyaruanmu
sebagai lelaki pasti tak akan dikenali oleh bibi"
Sebagaimana diketahui, Hee Giok yang, dua bersaudara
Siang maupun Ciu Gwat dan Ciu Kui memang berdandan
sebagai pria sepanjang jalan.
Hee Giok yang mendengus dingin, ia tidak menjawab
perkataan tersebut, bahkan bersikap acuh tak acuh. Sambil
tertawa Sim hujin berkata lagi:
"coba lihat bocah itu, kalau toh ikut datang bersama
rombongan, sepantasnya kalau membantu bibi untuk
menerima tamu" Kemudian dia mengulapkan tangannya
sambil berkata: "Yu tayhiap. Ban hujin silakan masuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah semua orang memasuki ruangan kembali Sim hujin
berkata: "Silahkan duduk"
Yu Hua Liong, Ban lo hujin dan Yo Leng kong sekalian
duduk menurut urutan, sementara anak buah masing masing
berdiri dibelakangnya.
Tak lama kemudian muncul empat orang dayang berbaju
hijau yang mempersembahkan air teh.
"silahkan minum teh " kata Sim hujin kemudian sambil
tersenyum.
Mendadak Yu Hua Liong bangkit berdiri kemudian ujarnya
sambil memberi hormat: "Hee hujin, tahukah kau akan
maksud kedatangan kami?"
Dalam kata pembukaan, rupanya dia telah menyinggung
langsung ke masalah pokok.
"Kebetulan sekali aku memang ingin minta petunjuk"
"Bagus sekali kalau begitu" seru Yu Hua Liong sambil
mengelus jenggotnya dan tertawa nyaring, "lebih baik aku
berbicara secara terang terangan saja Sesungguhnya
kehadiranku bersama enso Ban, ketua Tiang pek pay, ketua
Kui dari perguruan Hong lui bun di Lam hay, ketua Leng dari
Kay pang dan ketua Hoa dari Pek hoa pang sekalian dibukit Lo
Cu san ini tak lain adalah untuk mengunjungi ketua Tay im
kau, semoga Hee hujin suka menjadi perantara kami untuk
bertemu dengannya"
Sementara pembicaraan itu berlangsung Ban lo hujin, Yo
Leng kong, Kui Hou nian Leng Kang to dan Tin tin sekalian
telah bangkit berdiri bersama sama.
Sekulum senyuman masih tetap menghiasi wajah Sim hujin,
ia tak bergerak dari posisi semula dan tetap duduk dengan
tenang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah memandang sekejap wajah kawanan jago tersebut,
ia berkata sambil tertawa bahwa :
"Rupanya diantara rombongan masih terdapat dua orang
ciangbunjin dan dua orang pangcu maaf kalau begitu... dari
Hee Beng cu, seringkali kudengar ia membicarakan sembilan
partai besar, tapi rasanya berapa orang ciangbunjin ini bukan
termasuk darlam daftar sembilan partai besar...
Kalau bukan termasuk dalam sembilan partai besar berarti
perguruan tersebut hanya suatu perguruan kecil.
Tidak menunggu semua orang sempat berbicara, dia telah
mengalihkan pandangan matanya ke wajah Ban Lo hujin
sambil katanya lagi:
"Akupun pernah mendengar dari Hee Bengcu bahwa
setelah Ban Sian hong, itu Bengcu yang lalu meninggal dunia,
istri Ban hujin telah mewakili suaminya menjadi Bengcu untuk
memimpin sembilan partai besar, dan kudengar jabatan
tersebut kebetulan telah berakhir hari Toan yang tahun ini.
"Ban hujin, setelah menyelesaikan jabatan Bengcumu tahun
berselang, mengapa pula kau mulai memimpin kembali dua
perguruan yang tidak tercantum dalam daftar partai
TiongGoan serta dua perkumpulan yang bukan termasuk
dalam sembilan partai besar dewasa ini? Bila kau merasa
kurang puas dengan jabatan ini, apa salahnya jika kau
memimpin pula berapa perkumpulan dan partai kecil lainnya?
Dan mengapa pula kau telah memimpin anak buahmu itu
mencari keonaran dipesanggrahan Hee Bengcu yang kini
memimpin umat persilatan didaratan TiongGoan?"
Ucapan semacam ini benar benar tajam dan amat beracun.
Berubah hebat paras muka Ban hujin, segera serunya:
"Benarkah tempat ini merupakan Pesanggrahan dari Hee
Bengcu ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siapa bilang tidak?" jengek Sim hujin dingin "aku adalah
istri Hee Beng cu, akulah yang mengurusi pesanggrahannya
dibukit Lou cusan, aku rasa setiap umat persilatan mengetahui
hal ini, siapa bilang tidak?"
"Benar atau tidak tempat ini sebagai pesanggrahan
keluarga Hee, asal kau undang kemari Hee bengcu, maka
semuanya akan terbukti jelas" kata Hoa Tin tin-
"Sayang sekali Hee bengcu telah pulang ke benteng
keluarga Hee, kata Sim hujin "maaf aku suka akan ketenangan
maka aku tinggal bertahun tahun disini, bila kalian ingin
mencari Hee bengcu seharusnya pergi mencarinya dibenteng
keluarga Hee" Kata katanya tajam sekali, membuatpara jago
tak menjawab untuk berapa saat lamanya. Dengan suara
dingin, Hee Giok yang segera berkata:
"Yang hendak kami cari adalah dirimu bukankah kau adalah
anggota Tay im kau?"
Sim hujin memandang sekejap ke arahnya lalu sambil
menarik muka dan tertawa dingin katanya
"Nona besar mengapa kau bersikap begitu kurang ajar
kepada ibu tirimu? Kita orang beradab lebih mengutamakan
sopan santun dan kebebasaan, dalam agama pun kita bebas
untuk mempercayai agama apa saja, apa salahnya kalau aku
menganut suatu aliran tertentu? Ini toh merupakan hak
kebebasanku sendiri. Memang tak kupungkiri diriku sebagai
penganut aliran Tay im kau tapi apa urusannya dengan orang
lain? Toh hukum negara tidak ada peraturan yang
mengatakan bahwa barang siapa menganut aliran Tay im kau
maka dia bakal dijatuhi hukuman pancung?"
"Bagus sekali, asal kau sudah mengakui, hal ini sudah
cukup" kata Hee Giok yang, "kami pun sudah tahu kalau Tay
im kau ditunjang oleh kalian Sim bersaudara, sudah banyak
kejahatan dan kebiadaban yang kalian lakukan dalam dunia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
persilatan, dosa dan kesalahan kalian sudah menumpuk,
apakah kesemuanya itu masih belum cukup?"
"Aaah, kamu anak kecil tahu apa?" jengek Sim hujin dingin,
"dosa dan kesalahan apa yang telah dilakukan Tay im kau? Di
mana letak dosa dan dimana pula letak kesalahannya"
Yo Leng kong yang selama ini membungkam segera
menyela:
"Tay im kau berambisi hendak mencaplok semua partai
besar didunia persilatan menggunakan obat pemabok untuk
meringkus dan mengurung para ketua dari partai partai besar,
lalu mengurung mereka semua termasuk suamimu sendiri di
bukit belakang. Nah, semua bukti telah berada didepan mata,
apakah kau masih mencoba untuk menyangkal?"
"Dari siapa kalian mendengar persoalan semacam ini?" seru
Sim hujin terkejut bercampur keheranan.
"Bila tak ingin diketahui orang, lebih baik janganlah
melakukannya" kata Ban lo hujin, "semua anggota Tay im kau
telah berkumpul dibukit Lo Cu san bukan?"
Sim hujin menghela napas panjang, katanya kemudian:
"Padahal Tay im kau tidak sejahat apa yang kalian
bayangkan selama ini, apalagi sejak terjadinya pembantaian
secara besar besaran tempo dulu, yang masih tertinggalpun
cuma kami kakak beradik dua orang, kalau aku diperistri Hee
Bengcu, maka enci ku telah hidup menyendiri sebagai seorang
biara..."
"Apakah encimu juga berada disini?"
"Benar, karena tiada tempat lain untuk berteduh maka ia
lari kepadaku, aku rasa kejadian semacam ini adalah wajah
dan lumrah, oleh sebab itulah aku sengaja membangunkan
sebuah biara dibelakang sana sebagai tempatnya berteduh,
apakah seorang biara dapat melakukan pelbagai kejahatan?
Apa bila kalian tak percaya aku bersedia mengajak kalian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk menengok dibiara tersebut setelah kalian saksikan
sendiri nanti, tentu akan terbukti kalau perkataanku tak salah"
Dari sikap maupun mimik wajanya Ban lo hujin percaya
kalau perkataan tersebut tak bohong sedikit banyak ia mulai
mempercayainya maka sambil manggut manggut katanya. Apa
bila Hee hujin bersedia mengajak kami semua untuk
menjumpai encimu tentu saja hal ini lebih bagus lagi.
Pelan-pelan Sim hujin bangkit berdiri lalu berkata. "Kalau
begitu silahkan anda sekalian mengikuti dibelakangku."
Tanpa diperintah lagi keempat orang dayang berbaju hijau
itu beranjak lebih dulu di paling depan.
Tiba tiba Sim hujin berpaling dan memandang sekejap ke
arah beberapa orang itu, lalu katanya agak ragu:
"Biara adalah tempat suci apalagi biara dari seorang rahib,
lebih baik dari antara kalian semua, hanya Yu tayhiap. Ban
hujin dan ciangbunjin berdua serta pangcu berdua saja yang
ikut, sebab kalau terlalu banyak orang, rasanya kurang
leluasa..."
"Perkataan Hee hujin memang benar" sahut Yu Hua Liong,
sambil manggut manggut, "lebih baik kalian semua menunggu
disini saja"
"Tidak " Hee Giok yang segera berseru, "kita hanya terdiri
dari berapa orang, rasanya kruang baik bila dipencarkan,
apalagi Tay im kau sudah termashur karena kekejaman dan
kebuasannya, bila dibiarkan berada disini malah bisa jadi akan
dimanfaatkan mereka. Andaikata mereka berdua tidak
mempunyai maksud apa apa, apa salahnya bila ditambah lagi
dengan berapa orang ?"
"Nona besar mengapa kau begitu banyak curiga?" seru Sim
hujin sambil tertawa licik, "apa bila kami kakak beradik berdua
benar benar mempunyai maksud tertentu, setelah kalian
berada dalam Pesanggrahan keluarga Hee, jangan lagi baru
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berapa orang, biarpun ditambah dengan sekian banyak jago
pun juga tak berarti apa apa"
Kemudian sambil mengulapkan tangannya dia
menambahkan : "Kalau toh kalian merasa kuatir mari kita
masuk bersama sama"
Selesai berkata, dia berjalan lebih dulu didepan, seakan
akan ia tidak kuatir bila Ban lo hujin membokongnya dari
belakang.
Ban lo hujin, Hoa Tin tin serta segenap pasukan perempuan
berjalan dimuka, sedang Yu Hua Liong yang memimpin
pasukan lelaki mengikuti dibelakangnya.
ooodwooo
Sesudah keluar dari ruang tengah mereka menelusuri
serambi panjang sebelah kiri. setelah melewati dua bangunan
rumah akhirnya mereka tiba dilapisan pintu terakhir. Tampak
sepasang pintu besar berwarna hitam pekat tertutup rapat
rapat...
Waktu itu, keempat dayang dari Sim hujin telah menanti
disisi kiri kanan pintu gerbang, ketika melihat Sim hujin
muncul bersama para jago, salah seorang diantaranya segera
mengetuk pintu tiga kali.
Pelan-pelan pintu gerbang berwarna hitam itu terbuka lebar
dan muncullah seorang nenek berbaju hitam.
Sewaktu melihat kedatangan Sim hujin, ia segera memberi
hormat berkata: "Nenek menjumpai hujin, tolong tolong tanya
mereka adalah..."
"Mereka hendak berjumpai dengan An cu" Sim hujin
menerangkan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan perasaan serba salah nenek berbaju hitam itu
memandang sekejap ke arah Sim hujin, lalu katanya: "An Cu
sedang liam keng, aku rasa..."
"Tidak mengapa" tukas Sim hujin "bila An Cu menegur
nanti, biar aku yang menjelaskan kepadanya"
Nenek berbaju hitam itu mengiakan dan terpaksa
menyingkir ke samping...
Sim hujin mengajak kawanan jago itu melewati pelataran
yang lebar dan menaiki undak undakan batu.
Mendadak ia berhenti, sambil berpaling katanya:
"Setelah memasuki biara nanti, harap saudara sekalian
memperingan langkah masing masing, dan alangkah baiknya
kalau cuma Ban hujin seorang yang berbicara dengan enci ku"
"Baiklah" Ban lo hujin menyanggupi. "Kalau begitu harap
kalian mengikuti diriku"
Ia masih tetap berjalan dipaling depan sedang Ban lo hujin
dengan memimpin pasukan perempuan mengikuti
dibelakangnya. Tiba tiba Yu Hua Liong berpaling seraya
bisiknya :
"Saudara Yo, rasanya kita berapa orang harus tetap tinggal
diluar ruangan sambil berjaga jaga terhadap segala
kemungkinan yang tidak diinginkan"
"Perkataan Yu tayhiap memang benar" Yo Leng kong
mengangguk, "saudara Kui, bagaimana kalau kita tinggal disini
?"
"Yaa, kita berapa orang harus menunggu diluar sini" kata
Leng Kang to pula.
Maka Yo Leng kong, Kui Hou nian, Leng Kang to, Lian Sam
sin, Lian Sam Goan serta keempat anggota Kay pang
menunggu di luar ruangan hanya Yu Hua Liong dan Ban Sian
ceng berdua yang mengikuti dengan langkah lebar...
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ruang biara tersebut lebarnya seperti ruang tengah gedung
bangunan pada umumnya ditengah ruangan terdapat sebuah
meja sembahyangan, diatas altar tersebut terletak patung
dewi Kwan im sedangkan didepan patung terdapat sebuah
hiolo yang mengepulkan asap dupa. Disisi kiri altar dekat
dengan dinding terdapat sebuah lentera minyak sebuah bokhi
serta peralatan sembahyangan lainnya.
Waktu itu seorang perempuan berbaju hijau sedang duduk
menghadap dinding sementara tangan kanannya memukul
bokhi mulutnya berkemak kemik membaca doa:
Dengan memperingan langkah kakinya pelan-pelan Sim
hujin berjalan mendekati perempuan itu lalu bisiknya lirih.
"Toaci."
Perempuan berbaju rahib itu tidak mengguris dia
melanjutkan doanya sambil memukul bokhi.
Kembali Sim hujin berbisik dengan suara lirih.
"Toaci ada beberapa orang tamu hendak menjengukmu,
mereka ingin berbincang bincang denganmu"
Perempuan itu menggelengkan kepalanya berulang kali
sementara mulutnya tetap komat kamit membaca doa,
nampaknya dia enggan berbicara dengan orang asing.
Sim hujin segera mendekati perempuan itu dan berbisik
disamping telinganya:
"Yang datang adalah Ban hujin dari bukit Hong san,
Sumoay telah menyanggupi permintaannya, karena itu
sengaja mengajak mereka masuk kemari, asal toaci bersedia
untuk bertemu dengan Ban hujin, maka selanjutnya tak akan
ada orang yang datang mengganggu ketenanganmu lagi..."
Kali ini perempuan tersebut manggut manggut, sementara
tangan kanannya masih memukul bokhi, tangan kirinya
menuju ke arah luar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sim hujin manggut manggut sambil membalikkan badan ia
segera berkata:
"Silahkan saudara sekalian berdiri di depan ruangan sebab
enci ku tak senang ada orang mendekatinya sehingga
mengusik kekhusukannya dalam berdoa, bila enci telah selesai
membaca doa nanti, tentu dia akan bertemu dengan anda
sekalian"
Walaupun Ban lo hujin serta Hoa Tin tin sekalian tak
percaya dengan ucapannya, namun mereka dapat
membuktikan sendiri bahwa perempuan tersebut memang
benar benar sedang bersembahyang.
Kalau ada orang yang tak senang melihat orang lain
mendekati disaat ia sedang bersembahyang, rasanya kejadian
semacam ini pun merupakan sesuatu yang lumrah.
Apalagi disaat semua orang memasuki ruangan biara tadi
telah melakukan pemeriksaan yang seksama, tempat tersebut
memang tiada tempat yang mencurigakan, dengan sendirinya
tak perlu mencurigai perempuan itu
Ban lo hujin sendiri pun terhitung orang yang percaya
Budha, seringkali ia bersembahyang seorang diri dalam
ruangan maka setelah mendengar perkataan Sim hujin, ia
segera manggut manggut dan menarik ujung baju Hoa Tin tin
untuk diajak mundur ke depan ruangan-
Dalam pada itu, perempuan tersebut masih saja memukul
bokhi sambil bersembahyang tiada hentinya.
Sim hujin berdiri menanti disisinya, seakan akan sedang
menanti sampai ia selesai membaca doanya.
Untuk sesaat suasana dalam ruangan itu menjadi hening,
semua orang menanti dengan tenang.
Pada saat itulah, tiba tiba terdengar suara ledakan keras
bergema dari bawah kaki semua orang, dalam waktu singkat
dunia seolah olah bergoncang keras.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Semua merasa tak mampu untuk berdiri tegak lagi,
sehingga hampir saja terjerembab atau saling bertumbukan.
Peristiwa ini berlangsung dalam waktu singkat, menanti
semua orang berusaha untuk mengendalikan keseimbangan
tubuh masing masing, saat itulah mereka telah merasakan
bahwa tempat mereka berpijak bukan merupakan tanah keras
lagi, melainkan selembar papan besi yang sedang meluncur
kebawah dengan cepat.
Bukan cuma begitu, bahkan seluruh ruangan termasuk juga
altar sembahyang tersebut ikut terlempar kebawah.
Baru sekarang semua orang sadar kalau mereka telah
tertipu mentah mentah oleh siasat Sim hujin, jelas sudah ia
telah mengatur rencana tersebut jauh hari sebelumnya.
Dengan penuh kegusaran Ban lo hujin membentak:
"Perempuan siluman, ternyata hatimu memang jauh lebih
keji daripada kala jengking beracun"
Yu Hua Liong berseru pula sambil tertawa terbahak bahak :
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... aku memang sudah
menaruh curiga bila ia mempunyai rencana busuk. itulah
sebabnya sengaja kusuruh saudara Yo, saudara Kui serta Leng
pangcu sekalian dari Kay pang agar menunggu diluar, ternyata
apa yang kuduga memang benar"
Terdengar suara dari Sim hujin bergema dari atas ruangan:
"Yu tayhiap. soal ini tak perlu kau risaukan, beberapa orang
yang kau tinggalkan diluar ruangan telah disambut oleh orang
orang ku, pokoknya setiap orang yang telah memasuki bukit
Lo Cu san, jangan harap bisa meloloskan diri dalam keadaan
selamat"
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh..." kembali Yu Hua Liong
tertawa tergelak, "perhitunganmu kali ini salah besar, kami
masih mempunyai seorang pengemis sakti yakni Yu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
locianpwee yang telah menyusup masuk kedalam
pesanggrahan keluarga Hee ini"
"Apa?" seru Sim hujin sambil tertawa dingin, "masa Yu It
man berani datang kemari"
"Hmm, siapa bilang cuma Yu locianpwee" seru Yu Hua
Liong sambil tertawa tergelak "bahkan para jago dari
perguruan besar yang kalian sekap di bukit belakang pun
sebentar lagi akan sampai disini "
Hoa Tin tin yang mendengar perkataan tersebut segera
berubah hebat wajahnya, cepat cepat ia menegur:
"Yu tayhiap. mengapa rahasia ini kau bocorkan dengan
begitu saja...?"
Masih tertawa terbahak bahak sahut Yu Hua Liong:
"Mengapa tak boleh kuutarakan keluar? Memangnya kau
anggap Yu locianpwee akan merasa takut menghadapi
perkumpulan Tay im kau? Sekalipun kita terkurung sekarang
masalahnya hanya tergantung soal waktu belaka..."
Sim hujin yang berada diatas tidak bersuara lagi, untuk
sesaat suasana disekeliling tempat itu menjadi hening.
"Yu tayhiap" ujar Ban lo hujin kemudian sambil
mengernyitkan alis matanya, "sesungguhnya kau memang tak
boleh membocorkan rahasia tersebut dihadapan musuh,
dengan perbuatanmu itu, bukankah sama artinya memberi
peringatan kepada mereka agar lebih waspada?"
"Kalau begitu aku tak akan banyak berbicara lagi" sahut Yu
Hua Liong sambil tertawa dingin
ooodwooo
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara itu Yo Leng kong, Kui Hou nian, Leng Kang to
serta Lian sam sin sekalian berapa orang berjaga jaga diluar
ruangan
Ketika melihat beberapa orang itu telah masuk ke dalam
ruangan tanpa terjadi keributan ataupun perselisihan paham,
meski di hati kecil mereka tetap berpendapat bahwa
perbuatan Sim hujin itu tentu mempunyai maksud tertentu,
namun untuk berapa saat mereka tak dapat menebak siasat
licik apakah yang sesungguhnya dipersiapkan perempuan itu.
Kui Hou nian paling jarang berkelana di dalam dunia
persilatan, sudah barang tentu pengalamannya paling cetek
diantara jago-jago yang hadir saat itu. Lama kelamaan habis
sudah kesabarannya tanpa terasa ia bertanya dengan lirih:
"Yo loko menurut pendapatmu siasat buruk apakah yang
sedang dilaksanakan perempuan siluman itu?
"Perkumpulan Tay im kau sudah termasyur karena kelicikan
kekejaman serta kebusukan hatinya tindakan yang diambilnya
tadi sudah pasti diselingi suatu rencana tertentu untung saja
orang orang kita hanya masuk selangkah jadi andaikata terjadi
hal hal yang kurang berespun paling banter hanya selisih
sebuah dinding. Kalau mereka dapat menyerbu keluar kita pun
dapat menyerbu masuk.
Apalagi musuh yang kita hadapi sekarang adalah orang
orang Tay im kau peduli siasat busuk macam apa yang hendak
mereka lakukan, pokoknya kita sambut saja semanis
mungkin."
"Ucapan Yo loko memang benar" ujar Lian Sam sin,
"menurut penglihatanku si pengemis tua, sepanjang jalan
menuju kemari hampir boleh dibilang kita tak berhasil
menemukan sesuatu pun yang mencurigakan hal ini
menunjukkan bahwa pihak Tay im kau memang sengaja
bersikap seolah olah tak siap agar kita menjadi teledor dan
mengendorkan kewaspadaan sendiri..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baru saja perkataan tersebut diutarakan sampai ke situ
mendadak terdengar suara benturan keras yang memekikkan
telinga bergema di tengah udara... Blaaammm...
Menyusul benturan keras itu, tahu tahu kedua belah pintu
ruangan telah menutup sendiri rapat rapat.
"Aduh celaka " pekik Yo Leng kong terperanjat.
Telapak tangan kirinya segera diayunkan ke depan dengan
ilmu pukulan membelah bukit dan menghantam pintu yang
tertutup itu sekuat tenaga.
Dalam serangannya kali ini, ia sertakan tenaga dalamnya
sebesar sepuluh bagian lebih sedangkan kekuatannya boleh
dibilang luar biasa hebatnya. "Blaaammm. . . "
Tatkala serangan tersebut berhasil menghantam pintu
ruangan tersebut, bukan saja tidak menimbulkan kerusakan
apa apa, sebaliknya Yo Leng kong merasakan telapak tangan
lamat lamat terasa sakit.
"Bagaimana ?" Lian Sam sin segera bertanya, "begitu kokoh
kedua belah pintu tersebut"
"Baik, biar aku si pengemis tua pun turut mencoba coba..."
Tangan kanannya segera diangkat ke atas dan dia siap
dibacokkan kedepan... Yo Leng kong yang menyaksikan
keadaan tersebut buru memperingatkan : "Saudara Lian, pintu
tersebut terbuat dari baja asli"
Pengemis sakti penakluk harimau Lian Sam sin segera
tertawa terbahak bahak :
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... sekalipun terbuat dari
baja asli, aku si pengemis tua tetap akan memncobanya "
Selesai berkata dia segera menghimpun segenap
kekuatannya, lalu mengayunkan tangannya membacok pintu
baja itu keras keras.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekali lagi terjadi suara ledakan keras yang sangat
memekikkan telinga, tentu saja pintu baja tersebut gagal
terbelah oleh serangan tersebut, namun diatas pintu baja
bekas serangan tangan si pengemis penakluk harimau tadi,
dengan jelas tertera sebuah bekas lekukan yang cukup dalam.
Menyaksikan hal tersebut, diam diam Yo Leng kong
manggut manggut seraya berpikir:
"Nyata tenaga dalam yang dimiliki pengemis tua ini sangat
mengagumkan, tak heran kalau orang menyebutnya sebagai
penakluk harimau"
Mendadak terdengar seseorang berseru dengan suara
lantang: "Lian Sam sin tak nyana tenaga pukulanmu cukup
mengagumkan hati..."
Lian Sam sin merasa agak tertegun ketika secara tiba tiba
ada orang memanggil namanya, segera ia berpaling.
Terlihat ada belasan orang jago sedang munculkan diri dari
balik serambi sebelah timur lalu pelan-pelan berjalan
menghampiri mereka.
Orang yang berjalan dipaling muka adalah seorang kakek
bermuka merah tutul tutul putih yang berjubah panjang warna
kuning adalah yang barusan menegur.
Tentu saja Lian Sam sin kenal dengan orang ini, sebab dia
tak lain adalah salah satu diantara tiga gembong iblis utama
yang diakui kalangan hitam sejak lama, Hakim mati hitup
Liong To seng.
Empat orang yang mengikuti dibelakangnya juga dikenal
semua oleh Lian Sam sin mereka semua adalah tokoh tokoh
kenamaan dari golongan hitam yakni si Tangan sakti
menghancur jagad Kong Sam bin, penggaris sakti pengejut
langit Giam Cu Ki, kipas baja Cu Tiok Po serta si angin rontok
Cho KijuanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Diantara sekian jago kalangan hitam, rasanya hanya gelar
Cho Ki ju gan sebagai Siang in rontok yang kedengaran paling
halus dan lembut.
Padahal ia bukan termashur sebagai Siang in rontok karena
mampu merontokkan rekan rekannya, senjata andalannya
adalah sebilah golok Yan leng to, jurus goloknya sangat aneh
dan ia termashur karena jurus "angin rontok menyapu
dedaunan-nya yang sangat hebat
Entah sudah berapa banyak jago persilatan yang pernah
bertarung melawannya namun kebanyakan diantaranya harus
mencicipi kehebatan "si angin rontok"nya hingga lengan
terpapas kaki menjadi kutung.
Dari sinilah orang lantas memberi julukan si angin rontok
kepadanya.
Dibelakan keempat tokoh silat golongan hitam tadi masih
ada tujuh delapan orang lelaki kekar berbaju hitam, mereka
semua adalah anggota perkumpulan Tay im kau.
Agak tertegun juga Lian Sam sin setelah bertemu dengan si
Hakim mati hidup Liong To seng di tempat tersebut, tanpa
terasa pikirnya:
"Heran, kenapa si gembong iblis inipun terjaring oleh pihak
Tay im kau..."
Tapi diluar ia segera tertawa terbahak bahak seraya
berkata :
"Selamat bertemu Liong loko, aku sipengemis tua benar
benar tidak menyangka akan bersua kembali dengan loko
didalam sarangnya bajingan bajingan Tay im kau"
"Heeehhh... heeehh... heeehhh... persoalan yang tak kau
duga masih lebih banyak lagi " ujar Liong To seng sambil
tertawa dingin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau begitu Liong loko adalah anggota perkumpulan Tay
im kau...?"
"Betul, aku adalah wakil ketua pelindung hukum
perkumpulan Tay im kau, tidak kau sangka bukan ?"
"Waaah, kalau begitu salut untukmu "
Kemudian setelah telah tertawa dingin Lian Sam sin
menambahkan :
"Aku rasa kita pun tak usah banyak berbicara lagi "
Tak usah banyak berbicara lagi sama artinya dengan
penyelesaian lewat adu kepandaian
Siapa sangka baru selesai perkataan tersebut diutarakan,
mendadak terdengar suara bisikan yang sangat lirih bergema
disisi telinganya:
"siaute mendapatkan perintah dari Yu locianpewe untuk
memberi bantuan kepada anda semua utuslah seorang yang
berkepandaian silat paling rendah untuk bertarung melawan
siaute sementara Lian loko serta rekan lainnya mengurung
jago jago lainnya, dengan begitu siaute baru mendapat
kesempatan untuk menolong orang. Nah, waktu sudah amat
mendesak. kau tak usah menjawab perkataanku lagi, hati hati
rahasia kita terbongkar"
Menyusul kemudian terdengar gelak tertawa nyaring
bergema diudara dan bentaknya:
"Lian Sam sin, kau masih belum cukup pantas untuk
berkaok kaok dihadapanku, nah kemari saja kamu, mari kita
coba sampai dimanakah kehebatanmu sehingga diberi julukan
orang sebagai penakluk harimau"
Tentu saja perkataan semacam ini hanya merupakan suatu
kesengajaan saja guna menutupi rahasianya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tak terlukiskan rasa gembira Lian Sam sin setelah
mendapat bisikannya dengan ilmu menyampaikan suara
namun diluar dia sengaja tertawa seram sambil berseru
"Liong To seng, mana ketua pelindung hukum kalian?
selamanya aku sipengemis tua paling enggan bertarung
dengan orang yang cuma wakil belaka"
Berbicara sampai disitu, ia menuding kearah Liong To seng
dan berpaling seraya berkata :
"Sam Goan, coba kau sambut berapa jurus serangannya"
Lian Sam Goan mengiakan dan pelan-pelan tampil kemuka,
ujarnya sembari menjura: "Liong loko, silahkan"
"Ehmm... kau anggap sudah cukup pantas untuk bertarung
melawan diriku?" dengus Liong To seng.
Sambil tertawa tergelak Lian Sam sin berkata:
"Dia adalah adik tongcu yang bernama Lian Sam Goan, apa
bila kau mampu mengungguli dirinya, aku rasa belum
terlambat untuk bertarung melawan aku sipengemis tua"
Lalu sambil berpaling, serunya.
"Pangcu, Yo loko, Kui loko, waktu yang tersedia bagi kita
sangat terbatas, sudah saatnya kita untuk turun tangan "
Sementara pembicaraan masih berlangsung dengan Liong
To seng tadi, secara diam diam ia telah memperhitungkan
kekuatan lawannya dibanding kemampuan pihak sendiri,
secara diam dia iapun berbisik kepada Leng Kang to dengan
ilmu menyampaikan suara: "Pangcu, hadapilah sipengemis
sakti pengejut langit Giam Cu Ki"
Berbicara sampai disitu, ia sendiri telah menyerang si angin
rontok Cho Ki Juan, katanya sambil tertawa tergelak:
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... Cho loko aku si
pengemis tua pingin mencoba sampai dimanakah kehebatan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ilmu ^Angin rontok menggugurkan dedaunan-mu itu..."
Sebuah ayunan tangan segera menyapu ke depan-
Cho Ki juan mengigos kesamping dengan Cekatan sekali,
setelah lolos dari ancaman tersebut, ujarnya sambil tertawa
dingin:
"Nampaknya Lian loko sudah bosan dengan sepasang
tanganmu..." "Sreeet "
Golok Yan leng to nya segera diloloskan dari sarung,
menyusul kaki kirinya maju selangkah, mata golok diayunkan
kedepan mengancam dada musuh...
Lian Sam sin sengaja mengutus Leng Kang to menghadapi
si penggaris sakti pengejut langit Giam Cu Ki karena lawannya
ini bersenjatakan sebuah penggaris pendek, sebaliknya
tongkat penggebuk anjing milik Leng Kang to justru
panjangnya mencapai delapan depa.
Biarpun menurut teori dunia persilatan satu cun senjata
lebih pendek berarti satu Cun lebih ampuh, namun menurut
perhitungannya, asal Leng Kang to sudah mengembangkan
permainan tongkatnya dengan ilmuTah kau pang hoat,
kendatipun belum tentu dapat mengungguli Giam Cu Ki, paling
tidak masih sanggup untuk melindungi keselamatan sendiri.
Apalagi dalam bisikannya tadi, Liong To seng hanya
menyarankan agar berapa jaGoan pihaknya dapat mengurung
jago jago lawan untuk sementara waktu.
Sementara itu Leng Kang to telah memutar tongkatnya
sambil menyerbu kehadapan Giam Cu Ki.
"Aku hendak memohon petunjuk dari Giam cianpwee"
serunya dengan suara lantang
Dengan sinar matanya yang tajam sembilu Giam Cu Ki
menatap wajah Leng Kang to sekejap lalu katanya sambil
tertawa seram:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jadi kau adalah pejabat ketua Kay pang yang baru Leng
pangcu...?"
"Aku yang muda adalah Leng Kang To" pemuda itu segera
menjura.
Giam Cu Ki manggut manggut, ujarnya
"Sudah lama aku dengar tentang kehebatan ilmu tongkat
Tau kau pang hoat dari Kay pang kebetulan sekali hari ini aku
ingin merasakan sampai di manakah kehebatan ilmu ilmu
tersebut."
"cianpwee terlalu memuji mari silahkan"
"Kalau begitu aku tak akan sungkan sungkan lagi"
Berbicara sampai disini Giam Cu Ki segera menggerakkan
senjata penggaris bajanya deruan angin yang amat kencang
langsung menyambar ke depan dan mengancam tubuh Leng
Kang to.
Dengan suatu gerakan yang ringan Leng Kang to
menghindarkan diri ke sisi kanan tapi baru saja tongkatnya
digerakkan keatas tahu tahu senjata penggaris baja dari Giam
Cu Ki telah mengancam iganya dengan kecepatan bagaikan
sambaran petir.
Menghadapi ancaman tersebut buru buru Leng Kang to
menggerakkan tongkatnya menyapu ke bawah untuk
membendung serangan tersebut, sementara badannya
bergeser ke sisi kanan-
Sejak pertarungan berlangsung, Giam Cu Ki sudah menaruh
perhatian khusus terhadap kehebatan ilmu tongkat Tah kau
pang hoat yang tersohor diseantero jagad itu, karenanya
begitu melihat datangnya sambaran toya yang begitu hebat,
serta merta dia melompat kesamping untuk menghindarkan
diri dari ancaman mana.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siapa tahu begitu serangan toya itu mencapai ditengah
jalan, tiba tiba saja Leng Kang to merubah taktik pertarungan
dengan mempergunakan tehnik "mengikat"
Senjata tongkatnya segera diculik ke atas sembari menjirat,
baik dalam kecepatan gerak. maupun dalam perubahan jurus,
nyata sekali diluar dugaan pihak lawan-
Waktu itu Giam Cu Ki baru saja melejit kesamping,
maksudnya hendak melepaskan diri dari ancaman musuh,
siapa sangka belum lagi tubuhnya melayang turun kembali ke
tanah, tahu tahu tongkat musuh telah menculik ke atas
dibarengi gerakan menjirat.
Dengan ancaman mana seandainya dia meneruskan
gerakannya untuk melayang turun ke atas tanah, niscaya
sepasang kakinya akan termakan oleh sapuan musuh.
Giam Cu Ki memang bukan jagoan sembarangan, nyata
benar dia merupakan seorang tokoh yang boleh diandaikan
dari golongan hitam.
Tiba tiba sepasang tangannya melakukan gerakan
mendayung, lalu dengan memanfaatkan posisinya selagi
melejit, ia mengeluarkan gerakan "burung elang menyambar
kelinci" untuk membawa badannya meluncur lagi sejauh satu
kaki enam tujuh depa ke depan, setelah itu baru menyambar
kebawah dengan kecepatan luar biasa.
Kalau semula gerak tongkat Leng Kang to cuma mencukil
setinggi setengah depa saja menyusul gerakan Giam Cu khi
yang menyambar ke muka dengan kecepatan tinggi itu, gerak
toyanya turut pula membuntuti dari belakang.
Kini dari teknik "mengikat" dia mempergunakan teknik
"melekat" untuk membayangi gerakan lawan-
Tampaklah bayangan tongkat yang menyambar ke muka
dengan kecepatan tinggi dan membendung gerakan senjata
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
penggaris Giam Cu khi yang sebetulnya sudah siap
melepaskan serangan itu. "Traaanggg..."
Tongkat dan senjata penggaris itu saling membentur satu
dengan lainnya sehingga menimbulkan suara bentrokan yang
amat nyaring.
Biarpun tenaga dalam yang dimiliki Giam Cu Ki jauh lebih
unggul ketimbang lawannya, sayang sekali ia berada pada
posisi yang tidak menguntungkan yakni badannya masih
tergantung ditengah udara.
Apalagi tongkat bambu hijau milik Leng Kang to memang
memiliki sifat melentur ditambah pula ia sedang menggunakan
teknik "melekat" yang mengandung gerakan menggetar yang
cukup kuat.
oleh sebab itu akibat terjadinya bentrokan tadi, ternyata
tubuh si Penggaris sakti pengejut langit Giam Cu Ki terlempar
kembali ke tengah udara bagaikan sebuah bola karet.
Diam diam Giam Cu Ki merasa terkejut sekali, untung
pengalamannya cukup matang sementara tubuhnya masih
meluncur sejauh satu kaki lebih dari permukaan tanah, cepat
cepat ia mengeluarkan ilmu bobot seribunya untuk melayang
turun kembali ke atas tanah.
Begitu sepasang kakinya mencapai permukaan tanah, tiba
tiba ia menerjang maju lagi ke depan sambil berseru diiringi
gelak tertawa yang nya ring:
"Haaahh... haaahh... haaahh... Leng pangcu, tidak
kusangka jurus seranganmu barusan begitu hebat dan luar
biasa"
Senjata penggaris bajanya dilontarkan secara beruntun ke
depan melepaskan serangkaian ancaman
Sementara itu Leng Kang to telah merasakan permainan
ilmu Tah kau pang hoatnya jauh lebih mantap dan matang
ketimbang saat dia masih menguasahi dua puluh empat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gerakan tempo hari, perasaan tersebut diperolehnya ketika ia
sudah terlibat dalam dua gebrakan dengan musuhnya
barusan-
Kalau semula ia masih dibebani perasaan was was dan
ngeri, maka saat ini dia jauh lebih tenang dan mantap.
sehingga tanpa sadar semangatnya pun tampak lebih segar
Dengan dukungan perasaan yang lebih segar inilah,
permainan tongkatnya kelihatan jauh lebih matang dan
sempurna, secara beruntun dia menggunakan teknik menotok
membendung dan menyambar untuk mendesak musuhnya
habis habisan.
Dalam pada itu Yo Leng kong telah terjun pula ke dalam
arena pertarungan setelah Lian Sam sin terlibat dalam
pertarungan yang cukup seru melawan si angin rontok Cho Ki
juan.
Sembari menghadang dimuka si Tangan sakti pengacau
langit Kiong Sam bin ujarnya sembari tertawa:
"Loko, nampaknya kau belum memperoleh pasangan
bukan? Bagaimana kalau siaute menemanimu? "
Kiong Sam bin adalah seorang jago kawakan dalam dunia
persilatan, meskipun ia tidak kenal dengan ciangbunjin dari
Tiang sanpay ini, namun pengalamannya cukup luas.
Dari pakaian yang dikenakan Yo Leng kong, jubah panjang
dari kain kasar kaus putih yang panjang serta sepatu rumput
dan model yang aneh sekali, ditambah dengan tangan
kanannya yang kutung, mukanya yang bopeng dan melekuk
tak rata, batang hidung yang terpapas serta tampang yang
aneh, hati kecilnya sudah timbul perasaan was was.
Sebab sebagai umat persilatan yang sering melakukan
perjalanan dalam dunia kangouw, ia selalu menaruh perasaan
was was dan prasangka jelek terhadap kawanan manusia
cacad seperti ini, karena hanya manusia yang berkepandaian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tinggi saja yang berani melakukan perjalanan dalam dunia
persilatan dengan kecacatan badannya.
oleh sebab itu ia tak berani memandang enteng musuh
yang berada dihadapannya saat ini.
Sembari menjura memberi hormat katanya kemudian:
"Dengan senang hati kusambut petunjuk dari loko, siaute
Kiong San bin dapatkah kuketahui nama loko?"
Yo Leng kong tertawa pelan, sahutnya:
"Tidak berani, siaute adalah Yo Leng kong dari Tiang pek
san"
Kiong San bin merasa terkejut sekali, ia tak mengira kalau
orang yang berada di hadapannya adalah ketua Tiang pek
pay, Yo Leng kong yang nama besarnya telah tersohor
diseantero jagad itu.
Tak kuasa lagi ia berseru setelah tertawa tergelak:
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh rupanya Yo ciangbunjin,
selamat bersua, selamat bersua dengan cara bagaimana Yo
ciangbunjin hendak memberi petunjuk kepadaku?"
"Bila saudara Kiong tidak menggunakan senjata, mari kita
mencoba beradu tangan kosong"
"Kalau begitu siaute akan mencoba kelihayan ilmu tangan
kosong saudara Yo, mari silahkan"
"Silahkan saudara Kiong" kata Yo Leng kong pula.
Mereka berdua sama sama melangkah mundur selangkah
ke sisi kanan-
"Nyata sekali nama Yo ciangbunjin bukan nama kosong
belaka" puji Kiong San bin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tubuhnya segera berputar ringan ditengah udara,
menyusul kemudian tangan kanannya melepaskan sapuan ke
muka.
Dengan gerakan memutar tadi, ia berhasil menghindarkan
diri dari gerak serangan lawan yang langsung dibacokkan ke
arahnya berbareng itu juga ia balas melepaskan sebuah
sapuan ke depan-
Angin pukulan yang menderu deru seperti hembusan angin
puyuh segera menggulung ke muka dengan dahsyatnya.
"Sebuah jurus Malang melintang seribu li yang sangat
hebat" puji Yo Leng kong keras keras.
Tiba tiba ia mendadak maju ke muka tangan kanannya
diayunkan secara beruntun menciptakan lapisan bayangan
tangan yang bersusun.
Dalam waktu singkat seluruh angkasa telah dipenuhi
bayangan tangan yang berlapis lapis itu, namun bayangan tadi
kelihatan begitu ringan, seakan akan nyata seolah olah juga
bukan nyata, tapi secara tetap dan mantap menyambar
kebawah tiada hentinya.
Diam diam Kiong San bin merasa terkejut bercampur
keheranan, tiba tiba teringat oleh akan sesuatu:
"Aaah... betul Dia adalah ciangbunjin dari partai Tiang pek.
sudah pasti ilmu pukulan yang diandalkannya adalah ilmu
pukulan bunga salju dari Tiang pek pay"
Begitu ingatan tersebut melintas dalam benaknya, serta
merta sepasang tangannya diayunkan berulang kali untuk
menyongsong datang nya ancaman tersebut.
Kali ini dia pun mengeluarkan ilmu pukulan pengaduk
anginnya yang amat termashur itu, tentu saja serangan yang
dilancarkan hampir semuanya disertai tenaga dalam yang
amat sempurna.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pertarungan yang berkobar antara kedua orang ini
berlangsung amat sengit dan ramai satu pihak gerakannya
enteng bagaikan bunga yang beterbangan dibulan keenam,
sebaliknya dipihak lain gerakannya berat dan mantap bagaikan
kapak raksasa pembelah bukit, masing masing pihak memiliki
keistimewaan serta keunggulan tersendiri sehingga untuk
sementara waktu keadaan mereka bimbang dan sukar untuk
menentukan siapa unggul siapa kalah. Sementara itu musuh
yang dihadapi Kui Hou nian adalah sikipas baja Cu Tiok Po.
Mereka berdua sama sama mempergunakan senjata,
senjata merekapun termasuk senjata aneh yang jarang
dipergunakan orang.
Senjata yang dipergunakan Kui Hou nian adalah sebilah
pedang pendek. panjangnya tidak mencapai dua depa, namun
tubuh pedang luasnya hampir selebar telapak tangan manusia,
itulah pedang angin guntur atau Hul lui kiam dari perguruan
Hong lui bun di Lam hay.
Sebaliknya senjata andalan sikipas baja Cu Tiok Po tentu
saja sebuah kipas baja, kalau pada kipas bajapada umumnya
besar maupun bentuknya tak berbeda seperti kipas biasa
hanya rangkanya terbuat dari baja asli, maka kipas baja milik
Cu Tiok Po ini panjangnya dua depa, sedang rangkanya
terbuat dari dua puluh empat lembar lempengan baja yang
disambung menjadi satu, hingga bila dipentangkan maka lebar
kipas nya hampir selebar meja delapan kaki.
Tampaknya kedua orang ini sama sama tidak mengetahui
akan keanehan senjata andalan lawan, menanti kedua belah
pihak sudah menyiapkan senjata masing masing Kui Hou nian
baru berseru sambil tertawa terbahak bahak:
"Haaahh... haaahh... haaahh... bagus sekali, baru pertama
kali ini siaute melihat bentuk kipas seperti ini"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Cu Tiok Po yang sombong dan jumawa segera menjengek
keras: "Kalau begitu akan kutunjukkan kau kebolehanku
kepadamu nanti "
Meluap juga hawa amarah Kui Hou nian mendengar kata
kata yang begitu jumawa segera balasnya dengan nada yang
tak kalah angkuhnya:
"Walaupun senjatanya cukup aneh, entah bagaimana
dengan permainanmu menggunakan kipas tersebut? Hmmm
aku orang she Kui ingin melihat, berapa jurus kau sanggup
menghadapi permainan pedangku... Nah, silahkan kau
melancarkan serangan lebih dulu."
Cu Tiok Po tertawa dingin kipas bajanya dipentangkan lebar
lebar lalu diantara perputaran pergelangan tangannya,
bagaikan segulung angin topan ia membacok tubuh Kui Hoa
nian secara ganas.
Kui Hoa nian tertawa dingin pula, cepat cepat badannya
bergeser kesamping kemudian mendesa maju ke muka,
pedang pendek di tangan kanannya digetarkan keras keras
menciptakan selapis cahaya bianglala lalu ditusukkan langsung
keperut musuh.
Cu Tiok Po tidak menyangka kalau gerak serangan pedang
lawan begitu ringan dan cepatnya, buru buru ia membalik
kipas bajanya sambil menyambar kebawah, maksudnya ia
hendak menindih pedang pendek lawan dibawah senjata kipas
nya.
Tentu saja Kui Hou nian tak akan membiarkan senjata nya
tertindih oleh kipas musuh, tiba tiba pedangnya diputar sambil
menusuk ke atas, dengan jurus "Membelah rumput mencari
ular" pedang nya langsung menusuk pergelangan tangan Cu
Tiok Po.
Menghadapi ancaman tersebut, Cu Tiok Po membentak
keras, badannya miring kesamping, lalu kipas nya ditutup
secara tiba tiba, dengan mempergunakan senjatanya bagaikan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebuah penggaris baja dia merubah gerak menekannya
menjadi gerakan memotong, jurus serangan yang digunakan
adalah "mendorong sampan mengikuti arus"
Mendadai Kui Hou nian melejit ketengah udara, ujung
kakinya menutul dinding kipas lawan sementara kaki kanannya
melepaskan sebuah tendangan kewajah Cu Tiok Po, dengan
gerakan "bintang kui menendang kepala"
Bagi orang lain, gerak serangan semacam ini boleh dibilang
merupakan suatu gerak serangan yang amat berbahaya,
namun bagi Kui Hou nian yang mendalami ilmu silat aliran
Hong lui bun, gerak serangan semacam ini justru merupakan
keistimewaannya suatu jurus tangguh untuk merebut
kemenangan secara cepat.
Cu Tiok Po tidak pernah menduga kalau musuhnya bakal
mengeluarkan jurus serangan seperti ini dalam kagetnya buru
buru ia membuang badannya kebelakang.
Kui Hou nian tertawa tergelak, lagi lagi tubuhnya melejit ke
tengah udara sambil mempersiapkan pedangnya untuk
melancarkan terkaman berikut.
Namun Cu Tiok Po hanya membuang badannya ke
belakang dan tidak berarti mundur, begitu melihat musuhnya
molos kembali ke tengah udara, senjata kipasnya lagi lagi
dipentangkan lebar lebar kemudian tanpa menunggu sampai
serangan pedang musuh mengancam tiba bayangan kipas
selebar permukan meja telah mengurung tengah kaki
disekeliling kawanan tersebut.
Dengan begitu tubuh Kui Hou nian yang masih berada
ditengah udara menjadi sulit untuk menghindarkan diri.
Dibawah bentangan senjata kipas Cu Tiok Po dengan
permukaan kipas yang tajam bagaikan golok itu, asal
tubuhnya berani melayang turun satu depa saja kebawah,
nisCaya sepasang kakinya akan terpapas kutung, apalagi jika
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melayang turun sampai sejauh tiga depa, tak disangsikan lagi
pinggangnya pasti akan terbabat putus menjadi dua bagian.
Keadaan seperti ini boleh dibilang suatu keadaan yang
amat kritis dan berbahaya sekali.
Siapa tahu Kui Hou nian bukannya kaget malahan tertawa
terbahak bahak. mendadak tubuhnya melayang turun diatas
permukaan kipas (permukaan kipas Cu Tiok Po seluas meja
bundar berkaki delapan) lalu dengan cepat melangkah maju
setindak kemuka (langkah tersebut mengarah kehadapan Cu
Tiok Po) setelah itu tangan kanannya diayunkan berulang kali,
seCepat kilat ia melepaskan tiga jurus serangan secara
beruntun, menciptakan selapis cahaya pedang yang
mengancam batok kepala Cu Tiok Po.
Tindakan saat ini tak ubahnya seperti seorang yang
melompat naik diatas meja bundar dan membacokkan
pedangnya kearahmu dengan posisi dibawah meja berarti
ketinggian badanmu masih setengah lebih rendah dari lawan,
otomatis susah untuk menghindarkan diri secara cepat.
Padahal bila ada orang berdiri dimeja sambil membacok
kepalamu, sekalipun kau tak mampu menangkisnya, asal
bergerak mundur menjauhi meja tersebut, tentu bacokan
maut tak akan mengenai badanmu.
Sayang sekali meja yang dimaksud disini justru merupakan
senjata kipas yang berada ditangan Cu Tiok Po sendiri,
disinilah letak kerugian baginya. Sekalipun kau sudah
berusaha untuk mundur, namun pihak lawan toh tetap berdiri
diatas permukaan kipasmu...
Kalau tadinya posisi Kui Hou nian yang kritis dan sangat
berbahaya, maka sekarang gantian Cu Tiok Po yang terancam
bahaya maut.
Untung saja Cu Tiok Po bukan bocah kemarin sore, biarpun
menghadapi ancaman bahaya maut namun ia tak sampai
kalut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil membentak keras tangan kanannya digerakkan ke
atas, tiba tiba saja ia mengeluarkan jurus Ji lay hud membalik
tangan-, permukaan kipas nya diputar balik lalu meluncur ke
bawah dengan cepat.
Jurus serangan ini merupakan gubahan dari gerakan
tangan Ji lay hud yang membalikkan tangan untuk menindih
Sun Go kong sewaktu sun Go kong hendak melepaskan diri
dari tangan Ji lay gat dalam cerita See yu.
Kalau Sun Go kong yang lihay pun tak mampu meloloskan
diri, bagaimana mungkin Kui Hou nian dapat melepaskan diri
dari ancaman tersebut...?
Tapi sayang Cu Tiok Po tidak sehebat Ji lay hud, sebaliknya
gerakan tubuh Kui Hou nian justru jauh lebih cepat daripada
gerakan Sun Go kong.
Baru saja permukaan kipas Cu Tiok Poo dimiringkan ke
samping, bagaikan seekor burung saja ia sudah meluncur
pergi dengan gerakan yang cepat dan ringan.
Menanti permukaan kipas Cu Tiok Poo sudah terbalik sama
sekali ia telah meluncur ke sisi kanan Cu Tiok Po dan
mengejek sambil tertawa dingin-
"Nah, apa kataku tadi, kipas bajamu kelewat berat bukan
untukmu...?"
Baru berbicara sampai disini, mata pedangnya yang tajam
telah menusuk ketiak kanan Cu Tick po.
Buru buru Cu Tiok Po membalikkan badannya, sekali lagi
kipas bajanya dirampatkan diiringi kilatan Cahaya penggaris
baja, dia songsong datangnya ancaman mana
Dalam bentrokan yang sekali lagi berlangsung, kedua belah
pihak tak berani memandang enteng lawannya lagi.
Cu Tiok Po segera mengembangkan permainan silatnya
sehebat mungking, kipas bajanya dengan gerakan menotok.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memutar membacok, dan menyambar, bagaikan naga sakti
yang main diangkasa saja menciptakan pelbagai perubahan
jurus yang ramai dan membingungkan.
Sebaliknya Kui Hou nian mengembangkan pula permainan
pedang lebarnya sedahsyat mungkin, cahaya pedang yang
membias ke empat penjuru lamat lamat membawa deruan
angin dan guntur yang memekikkan telinga
Beberapa orang yang hadir dalam arena saat ini telah
membagi diri menjadi empat kelompok yang saling
bermusuhan, pertarungan begitu berkobar, angin pukulan
menderu deru cahaya golok bagaikan biasan cahaya salju,
bayangan menggaris malang melintang gerakan toya
membukit, jurus serangan kipas menggulung, hawa pedang
menciptakan mega. Suasana betul betul amat tegang dan
mengerikan hati.
Waktu itu, keempat anggota Kay pang telah mengundurkan
diri kesudut sebelah kanan, dengan senjata tongkat dalam
kesiap-siagaan penuh, mereka telah membentuk posisi barisan
su siu tin untuk menjaga segala kemungkinan yang tak
dlinginkan-
Kedelapan busu Thi ciang dari perkumpulan Tay im kau
pun sudah terpojok disudut sebelah kiri, tak seorangpun
diantara mereka berani turut terjun kearena pertarungan-
Sementara pertarungan berlangsung dengan amat serunya
itulah, si hakim mati hidup Liong To seng telah bergebrak
sebanyak tiga kali jurus melawan Lian Sam Goan-Mendadak ia
berbisik lirih: "Kau cepat mundur keposisimu"
Dengan suatu gerakan cepat ia menyambar ujung baju Lian
Sam Goan lalu dilemparkan kebelakang, dilemparkan kesisi
keempat anggota Kay pang lainnya.
Setelah itu ia menjejakkan sepasang kakinya ke atas tanah,
tampak bayangan manusia berkelebat lewat secepat terbang,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tahu tahu sudah lenyap dibalik serambi panjang disisi ruang
tengah.
Liam Sam Goan melayang turun ditengah barisan Su su tin
yang dibentuk keempat anggota perkumpulannya, sekalipun ia
terlempar hingga pusing dan tak tahu arak mata angin namun
tubuhnya sama sekali tak mengalami cedera.
Hanya saja bagaimana cara lawan meninggalkan dirinya? ia
tak sempat melihat dengan jelas, terpaksa bersama keempat
anggota perkumpulan Kay pang lainnya ia melakukan
penjagaan disitu.
ooodwooo
Sudah seperempat jam lamanya Yu Hua Liong, Ban lo hujin
dan Hoa Tin tin sekalian terjebak didasar ruang tengah dan
tersekap dalam ruang bawah tanah yang gelap.
Tentu saja ruangan dibawah tanah itu gelap karena tiada
cahaya matahari yang sempat menerobos masuk kedalam,
apalagi ruangan yang tenggelam ke dasar tanah itu terbuat
dari lempengan baja yang tebal lagi berat, masih bisa bernafas
secara leluasa pun sudah terhitung suatu keberuntungan yang
luar biasa.
Suasana gelap gulita hingga melihat kelima jari sendiri pun
tak dapat, memang merupakan suatu ancaman yang paling
besar dan berbahaya, untungnya ancaman yang terbesar dan
paling berbahaya ini berhasil mereka atasi.
Rupanya Hoa Tin tin telah mengeluarkan sebutir mutiara
Yang beng Cu dari sakunya ketika mutiara itu diletakkan diatas
permukaan telapak tangan, memancarlah secercah cahaya
lembut yang menerangi seluruh ruangan Dengan perasaan
girang Hee Giok yang berseru:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bibi Hoa, apakah kau punya akal untuk menjebol dinding
baja yang tebal dan kuat ini?" Sahut Hoa Tin tin sambil
tertawa.
"Kita semua tersekap ditempat ini, seandainya aku punya
akal untuk menjebol dinding baja tersebut, masa tidak
kuutarakan keluar sedari tadi...?"
"Sayang sekali dinding ini terbuat dari lempengan baja"
kata Ban Huijin pula, "coba kalau terbuat dari dinding batu
bata, kita dapat menghantamnya sampai jebol sehingga kita
semua dapat keluar dari sini.
"Aaah, aku pikir tidak akan semudah itu" seru Siang Siau
Un. "sekalipun dindingnya bisa jebol diluar dinding toh masih
ada permukaan tanah yang cukup tebal, biarpun sewaktu
tenggelam tadi daya luncurnya sangat cepat, aku rasa paling
tidak dalamnya pun mencapai puluhan kaki lebih..."
"Apa kesulitannya hal seperti itu?" Ban Huijin tertawa,
"bukankah kau mempunyai alat pancing yang hebat? Dengan
alat pancing tersebut pelan-pelan kau bisa memancing setiap
orang untuk merangkak keluar dari sini, bila berita ini tersebar
luas dalam dunia persilatan dikemudian hari, kau pasti akan
termashur di seantero jagad sebagai gadis laba laba cantik..."
"Aaah kamu sendiri yang si gadis laba laba cantik dari gua
siluman Boan si tong" balas Siau Un tak mau kalah.
"Apa ? Apa kau bilang ?"
-ooo0dw0ooo-
Jilid: 63
Ban Huijin maju menghampiri kesisinya lalu mengitik ngitik
pinggang si nona, maka kedua orang itupun tertawa terpingkal
pingkal.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ssst, jangan berisik terus" tiba tiba Hee Giok yang
menegur, "aku sudah mendapat akal "
Ban IHuijin dan Siang Siau Un segera menghentikan
gurauannya, lalu buru Siau Un bertanya : "Toako, apa akalmu,
hayo cepat katakan"
Hee Giok yang tidak menggubris pertanyaan tersebut, ia
berpaling ke arah Ban lo hujin lalu ujarnya :
"Bibi Ban, pedang milik keponakan tajam sekali kita dapat
menjebol dinding baja ini untuk keluar dari kepungan"
Sembari berkata ia segera meloloskan pedang pelanginya.
Semua orang merasakan Cahaya tajam yang amat
menyilaukan mata memancar keluar dalam ruangan, dalam
waktu singkat suasana disekeliling tempat itu menjadi terang
benderang. Sambil tersenyum Hoa Tin tin segera berseru
"coba kau lihat, setelah pedang mestikamu kau loloskan
dari sarungnya, cahaya mutiaraku menjadi redup sekali"
Yu Hua Liong pun tidak menyangka kalau pedang mestika
tersebut dapat memancarkan cahaya seterang itu, ia tahu
benda tersebut tentu bukan barang sembarangan. Tanpa
terasa ia maju menghampiri seraya bertanya:
"Nona Hee, benarkah pedangmu dapat dipakai untuk
menjebol lempengan baja tersebut?"
"Asal boanpwee mencobanya kita akan memperoleh
buktinya"
Habis berkata pedang itu segera ditusukkan keatas dinding
baja tersebut.
"criiing..."
Cahaya terang tadi tahu tahu menjadi redup ternyata
pedang pelangi itu sudah amblas dibalik lempengan baja yang
tebal tadi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Oleh karena itu tubuh pedang tersebut sudah amblas
dibalik dinding, otomatis cahaya terang tadi menjadi hilang
suasana dalam ruanganpun kembali dicekam kegelapan.
Dengan rasa gembira yang meluap luap Hee Giok yang
berseru:
"Berhasil!! Berhasil!!! Padahal aku tidak menggunakan
tenaga terlalu besar, tapi nyatanya pedang tersebut sudah
amblas dibalik dinding baja itu"
Menyusul perkataan mana ia mencabut kembali pedangnya
secara ringkas, cahaya terang pun kembali menyinari seluruh
ruangan.
Diam diam Yu Hua Liong merasa terkejut bercampur
keheranan setelah melihat pedang pelangi milik Hee Giok yang
tersebut benar benar merupakan senjata mestika yang bisa
menembusi dinding baja secara mudah.
Dengan cepat ia berjalan menuju kebelakang tubuhnya,
lalu ujarnya: "Nona Hee mari biar aku yang mencoba,
serahkan pedang itu kepadaku..."
Hee Giok yang menurut dan mengangsurkan pedang
pelangi itu kepadanya...
Sambil menyambut pedang pelangi itu mendadak tangan
kiri Yu Hua Liong digerakkan cepat untuk menotok jalan darah
cing cut hiat dipinggang sebelah kanan gadis tersebut. Hee
Giok yang segera mendengus tertahan dan jalan darahnya
tertotok dengan telak.
Sekalipun mulutnya tak mampu berkata kata lagi, namun
gadis itu sudah mengerti apa yang telah terjadi, buru buru dia
menghimpun hawa murninya dan berusaha untuk
membebaskan diri dari pengaruh totokan tersebut. "cici,
kenapa kau?" Siau Un segera berseru Hee Giok yang masih
tetap membungkam dalam seribu bahasa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kini semua orang sudah melihat bagaimana wajah Hee Giok
yang menjadi kaku dan hanya berdiri tak berkutik, kejadian ini
membuat seluruh jago menjadi terkejut sekali tanpa terasa
Siang Ci Un, Siau Un serta Ciu Gwat dan Ciu Kui bersama
sama memburu ke samping Hee Giok yang.
Dengan wajah yang amat serius dan bersungguh sungguh
Yu Hua Liong mengulapkan tangannya seraya berkata:
"Tunggu sebentar, kalian jangan kemari aku lihat keadaan
nona Hee sedikit kurang beres, Hoa pangcu lebih
berpengalaman dan pengetahuan luas, biar dia saja datang
memeriksa"
Hoa Tin tin tidak menaruh Curiga kepadanya dan betul
betul maju mendekat dan melakukan pemeriksaan dengan
teliti.
Dalam waktu singkat ia telah menemukan bahwa jalan
darah Hee Giok yang agaknya telah ditotok orang belum
sempat ia berbicara...
Yu Hua Liong yang berada disisinya telah bertanya: "Hoa
pangcu bagaimana keadaan nona Hee ?"
Sewaktu mengajukan pertanyaan itu, secepat kilat tangan
kirinya yang disembunyikan dibalik ujung bajunya telah
melepaskan sentilan jari tangan yang hebat. Dengan cepat
segulung desingan angin tajam menyambar kesisi badan Hoa
Tin tin-
Ketika itu Hoa Tin tin telah merasakan sesuatu yang tak
beres atas diri Hee Giok yong, jelas terbuti kalau nona itu
sudah tertotok jalan darahnya, dan kejadian ini berlangsung
disaat itu ia hendak menyerahkan pedang pelanginya kepada
Yu Hua Liong, padahal waktu itu hanya Yu Hua Liong seorang
yang berdiri paling dekat dengannya.
Begitu ingatan mana melintas didalam benaknya, tanpa
terasa ia menaruh curiga terhadap Yu Hua Liong, otomatis
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pula ia meningkatkan kewaspadaannya. Walaupun waktu itu
tangan kiri Yu Hua Liong disembunyikan dibalik ujung bajunya,
namun ketika desingan angin yang tak bersuara itu
mengancam tubuh Hoa Tin tin, perempuan ini segera
merasakan datangnya ancaman mana.
Dengan suatu gerakan yang ringan cepat cepat dia
melayang ke samping setelah itu tegurnya sambil tertawa
cekikikan: "Yu tayhiap. apa sih yang hendak kau lakukan?"
Tapi disaat dadanya sedang mengigos itulah, tangan
kanannya Yu Hua Liong telah melancarkan kembali sebuah
totokan yang menyergap secara diam diam kemuka.
Maka sebelum perkataan tersebut selesai diucapkan, jalan
darah Hoa Tin tin sudah tertotok sehingga ia tak mampu
bersuara lagi.
Mendadak Yu Hua Liong mendongakkan kepalanya sambil
tertawa terbahak bahak. lalu ujarnya:
"Haaahh... haaahh... haaahh..., sekarang aku baru tahu,
rupanya diantara kita semua benar benar terdapat
penghianat"
"Siapa yang Yu tayhiap maksudkan?" tanya Ban lo hujin
terperanjat. Sambil menuding Hoa Tin tin, kata Yu Hua Liong
lagi: "Kecuali Hoa pangcu siapa lagi orangnya?"
Dengan perasaan setengah percaya setengah tidak Ban lo
hujin berseru tertahan: "Ini..."
Hoa hiang pun terkejut, buru buru serunya. "Yu tayhiap.
pangcu telah kau apakan?"
Begitu seruan itu bergema, murid murid Hoa Tin tin seperti
Leng Bwee oh, Huan Ang tho serta siau bi bertiga bersama
sama berubah wajahnya, tanpa terasa mereka meraba gagang
pedang masing masing. Dengan suara berat Yu Hua Liong
segera membentak:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hey murid murid Pek Hoa bun dengarkan baik baik, bila
kalian berani bergerak secara sembarangan, aku akan segera
membacok pangcu kalian hingga mampus"
Hoa hiang berempat menjadi terpojok posisinya, mereka
benar benar tak berani bergerak secara sembarangan-
Yu Hua Liong segera berpaling ke arah Ban Huijin sambil
katanya lagi: "Keponakanku, coba kau totok jalan darah
keempat orang itu"
Ban Huijin memandang kearahnya dengan perasaan ragu
ragu, mendadak ia mendengar suara yang amat lembut
berbisik disisi telinganya: "Tidak mengapa, totok saja jalan
darah mereka"
Ban Huijin segera mengenali suara bisikan yang
disampaikan dengan ilmu menyampaikan suara itu berasal dari
bibi Hoa meski berbagai pertanyaan memenuhi benaknya
namun ia menurut saja dan menotok jalan darah keempat
orang itu.
Dalam pada itu Siang Ci Un telah merasakan ada gelagat
yang tak beres, namun berhubung ia serta Siau Un berada
paling jauh, maka ia hanya bisa memberi tanda kepada
adiknya agar tidak melakukan sesuatu tindakan secara
gegabah.
Ketika Ban Huijin selesai menotok jalan darah Hoa Hiang
sekalian berempat dengan suatu gerakan secepat kilat Yu Hua
Liong telah menerjang ke muka dan mencengkeram
pergelangan tangan kanan Ban Huijin berseru : "Empek Yu,
kau..."
Dengan satu totokan yang ringan Yu Hua Liong telah
menotok jalan darahnya, kemudian ia baru berkata setelah
tertawa tergelak:
"Haaahhh... haaahh... haaahh... enso tua, siapa yang tahu
keadaan, dialah manusia yang bijaksana. Kini sembilan partai
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
besar sudah tak dapat diandalkan lagi, siaute rasa kau pun
tidak seharusnya memusuhi perkumpulan Tay im kau lagi"
Oleh karena itu ia telah berhasil membekuk Hee Giok yang
serta Hoa Tin tin, dengan sendirinya beberapa orang yang
masih berada dihadapannya sekarang bukan tandingannya
lagi.
Dengan penuh amarah Ban lo hujin berteriak: "Kau adalah
begundal Tay im kau "
Yu Hua Liong tertawa seram :
"Heeehhh... heeehhh... heeehhh... tidak usah peduli siaute
anggota perkumpulan mana yang jelas siaute dan Ban bengcu
almarhum sudah menjalin hubungan persahabatan selama
puluhan tahun, mengingat hubungan mana tak nanti aku akan
mencelakai enso serta keponakan perempuanku, asal enso
mau menghentikan akalmu memusuhi Tay im kau dan segera
menarik diri dari sini, maka kau bisa pulang kembali ke Hong
san dengan membawa serta keponakan Sian cing dan
keponakan perempuan Huijin. Siaute jamin orang orang Tay
im kau pun tak akan mendekati kawasan seluas dua puluh li
disekeliling perkampungan Ban siong san ceng di bukit Hong
san- Nah enso, bagaimana pendapatmu?"
Melihat putri kesayangannya sudah terjatuh ke tangan
musuh, Ban lo hujin kelihatan sedikit putus asa, setelah
menghela nafas panjang katanya :
"Aaai... tampaknya aku memang tak pantas mencampuri
urusan orang lain lagi"
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh..." Yu Hua Liong segera
tertawa terbahak bahak penuh rasa bangga "asal enso bisa
berpandangan demikian, hal ini lebih bagus lagi"
Berbicara sampai disitu, tiba tiba ia berpaling ke arah Siang
Ci Un dan Siang Siau Un sambil bentaknya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagaimana rencana kalian berdua budak budak cilik? Aku
rasa kalian pun harus mengambil suatu keputusan cepat"
"Lantas apa maumu?" tanya Ci Un.
"Aku adalah kenalan lama ayah kalian jadi hitung hitung
kalian pun termasuk putra putri kenalan kama ku,
sesungguhnya aku tak berniat menyusahkan kalian, tentu saja
asal kalian mau mengikuti semua perkataanku"
"Maksudmu, kau mengharap kami kakak beradik mau
menggabungkan diri dengan pihak Tay im kau?"
"Memang begitulah pengharapanku"
Siang Ci Un termenung sambil berpikir sebentar, kemudian
katanya: "Aku tidak tahu"
"Kalau begitu kalian tidak bersedia?" hardik Yu Hua Liong
dengan suara menggeledeg
"Bukankah kau adalah sahabat karib ayahku, mengapa
tidak kau tanyakan sendiri kepadanya?"
"Baiklah" kata Yu Hua Liong kemudian "akan kutanyakan
persoalan ini langsung ayahmu, tapi kalian berdua paling
banyak tipu muslihatnya, kamu berdua jangan manfaatkan
kesempatan ini untuk mengacau. Dewasa ini aku harus
menotok dulu jalan darah kalian berdua, menanti setelah
bersua dengan saudara siang, tentu akan ku bebaskan
kembali jalan darah kalian yang tertotok"
Sembari berkata, dengan langkah lebar ia berjalan
mendekat.
Tentu saja ia mengetahui secara pasti kemampuan yang
dimiliki dua bersaudara Siang terutama sekali permainan
tongkat bambu yang berada ditangan Siang Siau Un dimana
bukan saja dapat mengail orang seperti sedang memancing
ikan, terutama sekali kepandaiannya memainkan ilmu Tah kau
pang hoat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekalipun ia pribadi tidak takut menghadapi kepandaian
tersebut, namun sedikit banyak toh menimbulkan perasaan
was was di dalam hati kecilnya...
Ternyata Siang Ci Un sama sekali tidak memberikan reaksi,
dia malam ini meluruskan tangannya kebawah seraya berkata
"Baiklah bila empek Yu berniat menotok jalan darah kami
silahkan melakukannya"
Sudah puluhan tahun lamanya Yu Hua Liong mengembara
didalam dunia persilatan pada mulanya dia masih mengira
kawanan pasukan wanita ini paling susah dihadapi dalam
perkiraannya sekalipun dia dapat mengambil tindakan cepat
dan sama sekali di luar dugaan dengan menguasahi satu dua
orang diantaranya yang lain pasti akan memberikan
perlawanan secara mati matian
Untung saja ia berhasil menguasahi pedang pelangi milik
Hee Giok yang lebih dahulu sehingga meskipun Ban lo hujin
bakal bekerja sama dengan dua bersaudara Siang untuk
melakukan perlawanan, kekuatan mereka tidak perlu
dikuatirkan.
Tapi mimpipun ia tak pernah menyangka kalau segala
sesuatunya akan berlangsung begitu lancar tanpa aral
melintang apapun juga , sampai-sampai Ban lo hujin yang
dihari hari biasa berwatak kaku dan keras kepala kali ini tidak
memberikan perlawanan lagi setelah mendengar beberapa
patah perkataannya.
Bukan hanya begitu, malah dua bersaudara Siang yang
paling susah dihadapi pun, kali ini menyerah dengan begitu
saja tanpa syarat. Kesemuanya ini benar benar diluar
dugaannya sama sekali.
"Jangan-jangan mereka mempunyai maksud atau rencana
tertentu...? Tapi hal ini tak mungkin terjadi, dewasa ini hampir
semua yang hadir disini telah berhasil kukuasahi, rencana apa
pula yang masih bisa mereka lakukan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan membawa pedang terhunus dan sikap yang masih
berhati hati sekali melangkah Yu Hua Liong berjalan
mendekati dua bersaudara Siang, kemudian dengan jari
telunjuk serta jari tengah tangan kirinya secara mudah ia
menotok jalan darah dari kedua orang bersaudara tersebut.
Sekarang tinggal Ban lo hujin seorang yang belum
dikuasahi jalan darahnya walaupun begitu kendatipun ilmu
silatnya paling tinggi, jelas perempuan tua itu sudah mati
langkahnya. (Bagaimana pun juga ia masih mempertahankan
derajatnya dan merasa sungkan untuk menotok pula jalan
darah Ban lo hujin).
Pada saat itulah, ruangan yang semula tenggelam kedasar
tanah tiba tiba timbul suara getaran pelan, lalu disusul
gerakannya meluncur kembali keatas permukaan tanah. Tak
selang berapa saat kemudian, terdengar suara benturan yang
amat keras sekali
"Blaaammm. . . "
Tahu tahu kedua belah pintu yang semula tertutup rapat,
kini terbuka kembali cahaya matahari yang menyilaukan
matapUn segera memancar ke dalam ruangan-
Baru saja semua orang merasakan matanya silau oleh
cahaya matahari, sesosok bayangan manusia telah menyusup
masuk ke dalam ruangan dengan kecepatan tinggi.
Dengan suatu gerakan cepat Yu Hua Liong membalikkan
badannya sembari melintangkan pedangnya di depan dada,
lalu hardiknya keras keras : "Siapa disitu ?"
Orang berusaha masuk itu segera menjura seraya
menjawab : "Ketua pelindung hukum, siaute adalah Liong To
seng"
Ternyata Yu Hua Liong adalah ketua pelindung hukum dari
perkumpulan Tay im kau.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Semua berada disini telah kubereskan.." kata Yu Hua
Liong kemudian-
"Siaute sudah tahu" sahut Liong To seng manggut
manggut. Lalu sambil mengangkat kepalanya, ia melanjutkan :
"Siaute perlu memberi tahukan sesuatu kepada congkoan,
yakni saat ini matahari persis menunjukkan tengah hari"
"Matahari menunjukkan tengah hari? Apa maksud
perkataanmu itu?" tanya Yu Hua Liong terheran heran.
Tiba tiba Ban lo hujin yang berada di belakangnya
menyambung:
"Mungkin Yu tayhiap masih belum memahami bukan ?
Matahari tepat menunjukkan tengah hari berarti saat seluruh
tenaga dalam yang kau miliki mulai tersumbat dan lenyap
telah sampai"
Dalam hati kecilnya Yu Hua Liong merasa sangat terkejut,
namun sambil tertawa tergelak serunya lagi :
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... siapa yang sanggup
menyumbat aliran tenaga dalamku ?"
"Tentu saja Yu locianpwee" tiba tiba Hoa Tin tin berseru
sambil tertawa cekikikan, "sebab sudah sejak lama Yu
locianpwee telah mengetahui kedudukanmu yang sebenarnya
yaitu sebagai Ketua pelindung hukum Tay im kau, oleh sebab
itu ketika kau diberi arak tenaga dalam semalam, secara diam
diam beliau telah menghadiahkan pula sebuah pukulan
untukmu, pukulan tersebut bernama “menyumbat nada batas
waktu” jadi pada batas waktumu adalah tepat disaat matahari
menunjukkan tengah hari. Nah coba lihatlah, bukankah semua
orang yang telah totok jalan darahnya, saat ini dapat
membebaskan diri dengan sendirinya ?"
Yu Hua Liong masih belum mau percaya, ia tak yakin
tenaga dalam hasil latihannya selama puluhan tahun bisa
disumbat orang tanpa ia sadari sama sekali. Tapi kenyataan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sudah terpampang didepan mata, sehingga mau tak mau dia
harus mempercayainya juga .
Tampak olehnya Hoa Tin tin, Hee Giok yang, Siang Ci Un
maupun Siang Siau Un yang telah ditotok jalan darahnya, kini
telah meluncur kehadapannya dengan gerakan paling cepat.
Sementara itu Ban Huijin telah menepuk bebas pula jalan
darah Hoa Hiang berempat yang tertotok dengan kecepatan
tinggi. Sambil tertawa hambar Ban lo hujin berkata :
"Yu cong huhoat, orang bilang siapa yang tahu keadaan
dan situasi disekelilingnya, dialah manusia yang pandai. Saat
runtuhnya perkumpulan Tay im kau sudah berada diambang
pintu, aku rasa kau tidak seharusnya memusuhi lagi umat
persilatan dari seantero jagad "
Perkataan tersebut tak lain adalah perkataan yang
disampaikan Yu Hua Liong kepada Ban lo hujin tadi, hanya
berapa patah kata saja diantaranya yang peroleh perubahan-
Mencorong sinar buas dari balik mata Yu Hua Liong sambil
tertawa terbahak bahak serunya :
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... walaupun kalian dapat
membebaskan diri sendiri dari pengaruh totokan, tapi...
hmmm, jangan harap semudah itu kalian bisa menerjang
keluar dari ruangan ini "
"Yu cong huhoat" jengek Hee Giok yang dingin, "pedangku
bisa dikembalikan kepadaku lagi bukan ?"
Sembari berkata dia mengangsurkan tangannya kedepan
untuk mengambil pedang pelangi miliknya.
Dengan suara menggeledek Yu Hua Liong membentak:
"Nona Hee, apakah kau sudah bosan dengan lenganmu itu
?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pedang ditangan kanannya diputar kencang lalu bersiap
siap untuk dibacokkan keatas lengan si nona yang menjulur
kehadapannya
Siapa tahu gerakan tubuh Hee Giok yong jauh lebih cepat
dari pada gerakannya dalam waktu singkat ia telah berhasil
merebut kembali pedang pelangi dari tangannya.
Mimpipun Yu Hua Liong tidak mengira kalau gerak
serangan dari Hee Giok yang sedemikian cepatnya, terutama
sekali kemampuannya untuk merampas kembali pedang
mestika itu dari tangannya.
Kejadian tersebut kontan saja membuat amarahnya
meluap. setelah mendengus berat tangan kirinya segera
diayunkan kemuka langsung melepaskan sebuah pukulan
dahsyat.
Sam siang tayhiap Yu Hua Liong sudah termashur
semenjak puluhan tahun berselang bisa dibayangkan betapa
sempurnanya tenaga dalam yang dimiliki, serangan yang
dilancarkan olehnya jarang sekali dapat dihadapi oleh umat
persilatan dewasa ini, sekalipun ada, itupun bisa dihitung
dengan jari tangan.
Namun begitu serangannya telah dilancarkan saat ini, tiba
tiba saja paras mukanya berubah sangat hebat, sebab dalam
serangan tersebut ternyata tiada titik kekuatanpun bisa
dipancarkan keluar dari dalam tubuhnya.
Sambil tertawa manis Hoa Tin tin berseru: "Nah Yu cong
huhoat, lebih baik menyerah saja"
Sebuah ayunan jari tangannya berhasil menotok jalan
darahnya sehingga segera roboh terjungkal ketanah.
Kepada Leng Bwee oh dan Huan Ang tho kembali ia
berseru: "orang ini kuserahkan kepada kalian"
Selesai berkata dengan tubuh yang lemah gemulai dan
langkah yang sangat indah, ia meluncur keluar dari ruanganTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Hee Giok yang Ban Huijin, Siang Ci Un, Hoa Hiang Siau bi
ciu gwee dan Ciu Kui sekalian serentak berhamburan keluar
dari ruangan bagaikan hembusan angin ringan-
Memandang gadis gadis tersebut, Ban lo hujin segera
tersenyum, menanti Leng Bwee oh serta Huan Ang tho telah
menggusur keluar Yu Hua Liong dari ruangan tersebut, diapun
menyusul dibelakangnya.
ooodwooo
Dipelataran tengah yang luas, pertarungan Yo Leng kong
melawan Kiong San bin, Leng Kang to melawan Giam Cu Ki,
Kui Hoa nian melawan Cu Tiok Po serta Lian Sam sin melawan
Cho Kijuan masih berlangsung amat seru dan sukar ditentukan
siapa pemenangnya
Cahaya cahaya golok. pedang, kipas dan penggaris masih
bersusun susun membentuk lapisan tebal ditengah udara,
pertarungan tersebut sudah berlangsung hampir ratusan
gebrakan lebih, namun masih belum nampak tanda tanda
siapa lebih unggul, kedua belah pihak sama sama tak berhasil
meraih posisi diatas angin.
Meskipun Lian Sam Goan beserta keempat anggota Kay
pang lainnya telah berhasil membentuk sebuah barisan yang
cukup tangguh namun melihat suasana pertarungan yang
masih berlangsung ditengah arena, sulitlah buat mereka untuk
melibatkan diri dalam pertarungan mana.
Pada saat itulah tampak sesosok bayangan kuning tiba tiba
meluncur keluar dari ruang tengah, lalu dengan kecepatan
tubuh yang begitu hebat sehingga hampir hampir tak sempat
melihat dengan jelas bayangan tubuhnya ia langsung terjun
kedalam arena pertarungan-
Tak sampai sekejap mata, tampak segumpal bayangan
manusia meluncur keluar dari arena pertarungan secara tiba
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tiba dan langsung menerjang masuk kedalam barisan yang
telah dibentuk para anggota Kay pang.
Sementara Lian Sam Goan baru saja bersiap siap akan
turun tangan, tahu tahu gumpalan bayangan manusia itu
sudah roboh terbanting diatas tanah keras keras. "Blammm..."
Sesudah tergeletak ditanah wajah orang itupun dapat
terlihat dengan lebih jelas, ternyata dia tak lain adalah si
Tangan sakti pengacau langit Kiong San bin-
Agaknya jagoan ini dilemparkan kearah mereka setelah
ditotok jalan darahnya, oleh sebab itu ia sama sekali tidak
memiliki kekuatan lagi untuk memberikan perlawanan-
Buru buru Lian Sam Goan mengulapkan tangannya,
seorang anggota Kay pang segera melangkah maju ke depan
serta menariknya bangun.
Siapa tahu dalam waktu singkat kembali ada sesosok
bayangan manusia yang dilemparkan kembali kearah mereka.
Kali ini, jago yang terlempar adalah si Kipas baja Cu Tiok
Po, seperti juga rekannya, ia dilempar orang dalam keadaan
jalan darah telah tertotok...
Bukan hanya begitu, ternyata bayangan manusia bagaikan
orang orang saja yang terbuat dari jerami, satu persatu
dilemparkan ke arah secara berurutan, mula mula sipenggaris
sakti pengejut langit Giam Cu khi, menyusul kemudian si angin
rontok Cho Kijuanpun ikut dilempar masuk ke dalam barisan
yang dibentuk orang orang Kay pang.
Lian Sam Goan tidak paham mengapa keempat orang ini
tertotok jalan darahnya semudah itu, dia pun tak tahu siapa
yang telah melakukan kesemuanya itu, sebab dia cukup
dibikin sibuk oleh situasi tersebut dengan memberi petunjuk
kepada anggota perkumpulan untuk meringkus orang orang
yang dilemparkan ke arah mereka itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Menanti Hoa Tin tin serta sekalian pasukan wanita yang
menyerbu keluar dari ruangan bagaikan harimau betina yang
lepas dari kandang, pertarungan yang semula berlangsung
dipelataran tengah, kini sudah mereda dan berhenti sama
sekali...
Dengan wajah tertegun dan terheran heran Yo Leng kong,
Kui Hou nian, Leng Kang to serta Lian Sam sin masih berdiri
kaku di tempat.
Sesaat kemudian, Lian Sam sin baru berseru sambil tertawa
terbahak bahak penuh rasa gembira.
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh Liong loko kau betul betul
sangat hebat"
Diantara mereka berempat kini telah bertambah dengan
seorang jago lagi, ternyata dia tak lain adalah bayangan
kuning yang meluncur keluar dari ruangan dengan kecepatan
luar biasa tadi, si Hakim mati hidup Liong To seng.
Sembari menjura kepada semua orang, ia menyahut sambil
tertawa pula.
"Lian loko terlalu memuji, padahal siaute hanya
melaksanakan perintah dari Yu locianpwee, yaitu membantu
rekan persilatan menumpas kaum iblis dari muka bumi serta
menegakkan kembali keadilan serta kebenaran didalam dunia
persilatan"
Rupanya Kong San bin berempat telah ditotok jalan
darahnya olehnya, dengan kepandaian silat yang begitu lihay
nyata sudah betapa cepatnya gerakan tubuh yang dimiliki
orang ini.
Sambil tertawa keras Yo Leng kong memuji pula.
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... nama besar Hakim mati
hidup memang bukan hanya nama kosong belaka"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara itu Ban lo hujin telah berjalan keluar dari
ruangan, sambil tersenyum ia segera berkata:
"Seandainya Liong tayhiap tidak turun tangan pada
peristiwa hari ini, rasanya sulit juga buat kami meloloskan diri
dari kesulitan"
"Ban hujin terlalu memuji, padahal siaute sendiri hanya
melaksanakan tugas karena perintah Yu locianpwee"
Baru selesai ucapan itu diutarakan, tiba tiba terdengar
seseorang tertawa keras sambil berseru:
"Saudara Liong, mengapa kau berubah pendirian ditengah
jalan dengan berkhianat kepada Tay im kau?"
Menyusul suara teguran itu, tampak tiga sosok bayangan
manusia meluncur datang dengan kecepatan luar biasa.
Orang yang barusan berbicara adalah seorang kakek
berjubah hitam berperawakan tingg besar serta berwajah
hitam pekat seperti pantat kuali.
Orang ini memiliki alis mata yang tebal sekali seperti sapu,
bahkan jenggotnya pun amat tebal sehingga sulit untuk
diduga berapa usianya.
Orang yang berada disebelah kiri adalah seorang lelaki
jangkung bertubuh ceking yang berwajah kuning kepucatpucatan,
sekilas pandang orang ini tinggal kulit pembungkus
tulang belaka.
Sebaliknya orang yang berada di sebelah kanan adalah
ketua Sau hoa bun yakni Hoa Siang siang yang telah dikenal
semua orang.
Dibelakang ketiga orang itu menyusul pula belasan orang,
ada diantaranya lelaki kekar berbaju hitam, ada pula beberapa
orang lelaki berbaju ringkas warna biru, tapi diantara mereka
terdapat empat orang nona berwajah cantik, mereka adalah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sau hoa, Peng hoa, Cu hoa dan Ti hoa keempat anggota
perguruan Sau hoa bun.
Dengan cepat Ban lo hujin sekalian telah menyaksikan
kehadiran ketiga orang itu, di antara mereka selain ketua Sau
hoa bun, dua orang lainnya terasa asing sekali, jangan lagi
buat Ban lo hujin yang jarang berkelana didalam dunia
persilatan, sekalipun sipengemis penakluk harimau Lian Sam
sin yang sering berkelana dalam dunia kangouw
berpengetahuan sangat luaspun tidak mengenali identitas
kedua orang tersebut.
Ternyata manusia berjubah hitam seperti pantat kuali itu
adalah situkang jagal Cia Pun Sin, sedangkan lelaki berwajah
kepucat-pucatan itu adalah si Dewa belalang Ho Tay Goan-
Kedua orang ini merupakan tokoh tokoh sakti yang
berkepandaian sangat tinggi dalam kalangan hitam, orang
persilatan menyebut mereka berdua bersama si Hakim hidup
mati Liong To seng sebagai tiga benteng Iblis dari kalangan
hitam.
Kedua orang tokoh dari dunia hitam itu telah ditarik
bersamaan waktunya oleh pihak Tay im kau untuk dijadikan
sebagai wakil ketua pelindung hukum, bahkan pihak Tay im
kau pun menganggap mereka bertiga sebagai tonggak
penyanggah utama kekuatan perkumpulannya.
Sementara itu Liong To seng telah menjengek dingin-
"Apa maksud ucapan saudara cia? Aku pernah bergabung
dengan salah satu perkumpulan atau partai, selama ini aku tak
lebih hanya ingin mengendon sementara waktu saja dalam
tubuh perkumpulan Tay im kau..."
Situkang jagal Cia Pun Sin mendengus dingin.
"Setiap orang memang mempunyai Cita Cita yang berbeda,
andaikata saudara Liong dengan mengendon dalam Tay im
kau, tentu saja kami tak akan mencampuri, tapi... hm" Setelah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berhenti sebentar sambil mendengus, kembali ia melanjutkan
:
"Tapi saudara Liong telah menjual pula ketua pelindung
hukum beserta keempat pelindung hukum lainnya kepada
musuh, hey saudara Liong, kita toh sama sama orang
persilatan, apakah kau sudah tidak mempedulikan lagi
masalah peraturan dunia persilatan?"
Ban Lo hujin yang berada disamping arena segera
menimbrung:
"Perkumpulan Tay im kau sudah tersohor karena perbuatan
jahatnya yang banyak mencelakai umat persilatan, apa
salahnya bisa Liong tayhiap melepaskan jalan gelap kembali
kejalan yang terang setelah mendapat nasehat dari
sipengemis sakti berwajah senyum Yu locianpwee? Bila
diantara kalian ada juga yang mau bertobat serta
meninggalkan sikap serta perbuatan yang lama, terutama
sekali bila bersedia melepaskan diri dari keanggotaan Tay im
kau, sama juga terhadap Liong tayhiap. kami umat persilatan
akan menyambutnya dengan senang hati"
Sesudah berhenti sejenak. ia berkata lebih jauh:
"Sebaliknya Yu Hua Liong justru merupakan manusia
munafik yang patut dikutuk diluarnya ia berlagak seolah olah
seorang pendekar besar, padahal kenyataannya adalah
seorang manusia munafik yang licik dan berbahaya. Padahal
waktu Yu locianpwee mendapat kabar yang mengatakan
bahwa ia disekap dalam ruang bawah tanah pihak Tay im kau,
dengan susah payah dan menggunakan pelbagai daya upaya
menolongnya lolos dari cengkeraman maut, sementara
segenap umat persilatan pun menaruh hormat dan kagum
atas kepribadiannya. Siapa tahu ia justru berniat jahat
berpikiran licik dengan niat mencelakai seluruh partai yang
ada dalam dunia persilatan. Bukan hanya begitu malah dia tak
segan segan merendahkan derajat sendiri dengan
menggabungkan diri dalam perkumpulan Tay im kau. Untung
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
saja Yu locianpwee berhasil mengetahui kedok
kemunafikannya sehingga dengan ilmu menyumbat nadi batas
waktu melenyapkan ilmu silatnya tepat tengah hari ini."
"Keempat pelindung hukum telah berhasil kami tawan
setelah pertarungan yang cukup lama melawan Yo Leng kong
sekalian berempat, dalam hal ini hanya bisa disalahkan ilmu
silat mereka tak becus sehingga tak mampu melampaui orang
lain apa pula sangkutpautnya soal ini dengan Liong tayhiap?"
"Mumpung masih ada kesempatan aku ingin menasehati
kalian semua agar segeralah bertobat. ketahuilah keruntuhan
Tay im kau sudah berada diambang pintu apalah gunanya
kalian membantu kaum durjana untuk melakukan kejahatan
apa lagi mencampuri persoalan keruh ini"
"Aku tahu dalam dunia persilatan memang terdapat dua
golongan manusia yang berada golongan putih serta golongan
hitam, tapi bukankah dunia oersilatan yang ada didunia ini
bersumber satu? Nah inilah saat yang tepat bagi kalian untuk
mengundurkan diri secara teratur aku berharap kalian bisa
berpikir tiga kali sebelum mengambil sesuatu keputusan-"
Dengan sorot mata yang tajam bagaikan sembilu si Tukang
jagal Cia Pun Sin berpaling sekejap memperhatikan sekeliling
arena lalu setelah tertawa aneh katanya:
"oooh, rupanya kau adalah Nyonya Ban Bengcu dari bukit
Hong san Heeehh... heehh... heeehhh... Ban Bengcu adalah
pemimpin dari sembilan partai besar sebaliknya aku justru
tidak termasuk dalam kesembilan partai besar itu. Terus
terang saja aku bilang di waktu waktu biasa sembilan partai
besar selalu menganggap dirinya sebagai partai yang lurus
dan putih seakan akan keCuali sembilan partai besar,
perguruan lain yang berada dalam dunia persilatan hanya
partai partai golongan golongan sesat oleh sebab itu
keruntuhan sembilan partai besar tiada sangkutpautnya sama
sekali denganku, Aku adalah orang persilatan, sedang orang
persilatan paling mengutamakan soal kesetiaan kawan apa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lagi kami semua telah memangku jabatan sebagai wakil ketua
pelindung hukum perkumpulan Tay im kau dengan sendirinya
kami akan memusuhi sembilan partai besar. Ada pun apa yang
dikatakanBan hujin tadi hanya didasari atas pendapatmu yang
kelewat dalam kau sudah kelewat menganggap sembilan
partai besar sebagai golongan yang betul betul lurus dan
murni, sedang golongan kami hanya manusia manusia sesat
belaka. Kalau kau menganggap mati hidupnya golongan lurus
sebagai persoalan besar, lantas bagaimana pula dengan mati
hidupnya golongan sesat bagi kami? Nah coba bayangkan
sendiri, kalau pertimbangan yang berat sebelah mana
mungkin bisa kuterima dengan begitu saja ?"
"Perkataan dari saudara cia sangat tepat" sambung si dewa
belalang Ho Tay Goan pula sambil tertawa Seram, "tujuan
kami adalah mendukung kaum sesat membasmi kaum lurus,
aku rasa Ban hujin sudah mendengar dengan jelas bukan
tujuan kami ?"
Sebelum Ban lo hujin sempat buka suara Yo Leng kong
telah berkata dengan lantang:
"Dengan niat baik Ban lo hujin berusaha membujuk kalian
untuk kembali kejalan yang benar, tapi kenyataannya kalian
berdua belum mau juga sadardan bertobat, jika kalian
memang bersikeras hendak menjual nyawa buat Tay im kau...
ya sudahlah, cuma sayang perbuatan kalian itu betul betul
kelewat bodoh"
"Tutup mulut" bentak clo Pan sin penuh amarah. "siapa
kau?"
"Aku adalah Yo Leng kong"
"Heeh... heeh... heeh... dia adalah Ciangbunjin dari partai
Tiangpek" sela Hoa Siang siang sambil tertawa.
"Kalau begitu aku pun bukan termasuk dalam sembilan
partai besar...?" ucap si dewa belalang Ho Tay GoanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
"Biarpun tidak termasuk dalam daftar sembilan partai
besar, namun akupun bukan mansia dari golongan sesat yang
menggabungkan diri dalam pihak kaum hitam"
Pada saat itulah, mendadak dari dalam ruangan bergema
datang suara seruan seorang perempuan yang amat nyaring:
"Kaucu tiba "
Waktu itu Ban hujin masih berdiri didepan undak undakan,
sewaktu mendengar seruan mana berasal dari belakang
tubuhnya, buru buru dia berpaling.
Tampaklah dua baris gadis gadis berpakaian ringkas warna
hitam berjalan keluar dari balikpintu ruangan sepasang demi
sepasang
Cepat cepat dia mengajak rekan rekan lainnya
mengundurkan diri ke sisi undak undakan
Kedua baris nona nona berbaju hitam itu diketuai seorang
pemimpin (yakin orang yang berteriak lantang tentang
kehadiran kaucu tadi) di belakangnya mengikuti lima
pasangan
Setiap orang menyoren sepasang pedang dipinggangnya,
tubuh mereka rata rata ramping, usianya antara tujuh delapan
belas tahunan.
Setelah keluar daripintu ruangan, mereka segera berdiri
berjajar dikedua sisi undak undakan-
Disusul kemudian adalah seorang nenek jangkung bertubuh
kering yang memakai baju hijau dan bermuka panjang seperti
muka keledai, seperti yang lain ini pun berdiri disudut atas
undak undakan sebelah kiri.
Tak lama kemudian dari balik pintu kecil lagi dua orang
perempuan bergaun hijau sebelah kanan adalah Sim hujin
yang memakai mutu manikam di atas kepalanya, sedang
disebelah kiri memakai kain cadar muka berwarna hitam,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
langkah orang ini sangat lambat sehingga menimbulkan
kemisteriusan bagi yang memandangnya.
Dibelakang Sim hujin menyusul pula dua orang dayang
berbaju hitam, sebaliknya di belakang perempuan bercadar
hijau terdapat dua orang dayang berbaju hijau.
Kedua orang dayang itu masing masing membawa sebilah
pedang panjang berpita hijau dengan sarung berwarna hijau
pula serta sebuah hud tim bergagang berwarna hijau.
Bila ditinjau dari sikap serta gerak geriknya, bisa diduga
perempuan berbaju hijau yang mengenakan kain cadar itu tak
lain adalah kaucu dari perkumpulan Tay im kau
Betul juga , si tukang jagal Cia Pun Sin, si dewa belalang
Ho Tay Goan serta ketua Sau hoa bun Hoa siang siang
sekalian serentak membungkukkan badan memberi hormat
kepada perempuan bercadar hijau itu sambil serunya: "Hamba
menjumpai kaucu serta wakil kaucu."
Pada saat itulah mendadak terdengar suara teriakan yang
lengking lagi parau berkumandang dari kejauhan dan makin
lama semakin mendekat:
"Eeei... bagaimana sih kamu ini? Mengapa kau mengejarku
terus menerus? kan tahu kakiku sudah mulai linu, toh kau
sudah berjanji tak akan memukuliku, mengapa kau hendak
menggebuk diriku lagi.."
Sewaktu perkataan terakhir diutarakan, orangnya sudah
berlari mendekati, ia adalah seorang kakek ceking yang
membawa sebuah guci arak
Dengan tergopoh gopoh dia lari menuju kehadapan Hee
Giok yang, lalu sambil bersembunyi dibelakang gadis itu
serunya gelisah:
"cepat, cepat bila si hwesio itu menyusul tiba, hadiahkan
sebuah tusukan pedang ke tubuhnya"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tentu saja kakek ceking itu adalah si Pengemis sakti
berwajah senyum...
Semua peristiwa ini berlangsung dalam waktu singkat, baru
selesai perkataannya diutarakan, tiba tiba terdengar seseorang
membentak keras: "Tua bangka celaka, mau kabur kemana
kau?"
Sesosok bayangan merah, bagaikan rajawali
mementangkan sayapnya, terbang tiba sambil melakukan
terkaman, deruan angin serangan yang ditimbulkan sungguh
luar biasa.
Kebetulan sekali si pengemis sakti sedang mengintip dari
balik badan Hee Giok yang, melihat datangnya terkaman
bayangan merah itu, buru buru ia menarik kembali kepalanya
seraya berseru:
"Itu dia datang, cepat cepat hadiahkan sebuah tusukan
ketubuhnya..."
Tak sempat lagi melihat jelas tampang muka bayangan
merah tersebut, Hee Giok yang segera menggetarkan tangan
kanannya, sekilas cahaya bianglala berwarna warni meluncur
kemuka melepaskan sebuah tusukan kilat.
Waktu itu si bayangan merah yang menerjang kebawah
sudah mengejar tiba dihadapan Hee Giok yang, tiba tiba saja
ia merasakan berkelebatnya cahaya bianglala berwarna warni
yang meluncur datang seperti naga sakti yang pentang cakar.
Dalam sekilas pandangan saja ia sudah mengetahui bahwa
senjata tersebut adalah sebilah pedang mestika yang tajam
luar biasa dalam keadaan begini cepat cepat dia membuang
tubuhnya kesamping sambil meluncur terus keatas tanah.
Ternyata bayang merah itu adalah lo Cu dari dua rasul Ngo
tay san Tay tat cuncu adanya.
Dengan hawa amarah yang berkobar kobar terdengar ia
berseru penuh luapan emosi:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tua bangka Celaka cepat katakan kau sembunyikan
kemana senjata toya beroda emasku?"
Sekali lagi sipengemis sakti munculkan diri dari belakang
Hee Giok yong seraya sahutnya:
"Aku betul betul tidak mengambil. coba lihatlah, bukankah
aku hanya membawa sebuah guci arak. mana mungkin aku
yang mengambil toya... apa? Toya roda emas. Mungkin
kejadian tadi cuma kebetulan saja sewaktu aku lagi melongok
dari bawah jendela kau mengejar pencuri itu apalagi jika
tongkat roda emas tersebut roda betul betul terbuat dari emas
murni, sudah pasti telah dicuri orang lain-.."
"Kau tak usah ngaco belo lagi tukas Toat tat cuncu penuh
emosi. "sudah jelas lolap melihat kau mempermainkan toya
roda emas ku ditanah lapang depan jendela, kalau bukan kau
yang mencuri lantas siapa lagi?"
"Aduuuh mak..." dengan berkerut kening pengemis sakti
mengomel, "tuduhan semacam ini benar benar suatu fitnahan
belaka, sewaktu kau bertemu denganku tadi bukankah aku
sedang memegang guci arak ini? Bagaimana mungkin jadi aku
yang memainkan toya roda emasmu? Wah, kalau begitu
perbuatan tersebut tentu ulah kakakku. Kau tahu, dia dengan
aku adalah saudara kembar wajah kami persis bagaikan
pinang dibelah dua. Aaai... seumur hidupku akulah yang selalu
ketimpa sialnya, padahal dia tak pernah melakukan perbuatan
baik. malah aku dengar belakangan ini dia telah menerima
kaucu dari perkumpulan Tay im kau menjadi cucu perempuan
angkatnya, aku dengar pula cucu perempuan angkatnya ini
terlalu berbakti dan menurut kepadanya, kalau bertemu selalu
memanggilnya 'kong kong' 'kakek sayang' itulah sebabnya aku
sengaja datang ke mari untuk mencarinya"
Berbicara sampai disitu, dia lantas menuding ke arah
perempuan bercadar hijau itu sambil bertanya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hey, bukankah kau adalah Kaucu nio nio dari perkumpulan
Tay im kau? Hayo cepat suruh kong kong mu keluar dan
mengembalikan toya hweslo gundul itu, apalah artinya
bergurau dengan hweslo gundul macam dia"
Sementara dia masih berbicara, kembali tampak sesosok
bayangan merah meluncur datang dengan kecepatan tinggi,
orang ini adalah adik seperguruan Toa tat cuncu yang
bernama Tay tek sangjin.
Dengan membawa tongkat baja penakluk iblisnya dia
berjalan mendekati sambil teriaknya keras keras:
"Toa suheng, tua bangka itu licin sekali setelah mengejar
cukup jauh, lagi lagi siaute kehilangan jejaknya"
"Nah, betul tidak?" pengemis sakti segera berteriak lagi
sambil menongolkan kepalanya dari balik Hee Giok yang
"sekarang kau tentu percaya bukan dengan perkataanku?"
Perempuan bercadar hijau itu tertawa dingin tiba tiba ia
berkata:
"Dia adalah sipengemis sakti berwajah senyum, hayo rekan
rekan serentak maju dan bekuk orang itu"
Begitu suara bentakan bergema, Toa tat cuncu serta Tay
tek Sangjin telah mengurung Hee Giok yang dari sisi kiri dan
kanan-
Sementara itu si Tukang jagal Cia Pun Sin, si Dewa
belalang Ho Tay Goan serta ketua Sau hoa bun Hoa siang
siang telah mengambil tindakan pula dengan melakukan
gerakan mengepUng dari belakang Hee Giok yang.
Ban lo hujin, Hoa Tin tin, Yo Leng kong dan Kul Hou nian
sekalianpun serentak meloloskan senjata masing masing
sambil bersiap sedia melakukan perlawanan-Mendadak
pengemis sakti berteriak keras
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalian tak usah kemari, nona Hee seorang pun sudah
cukup untuk membantu aku si orang tua kawanan gentong
nasi ini belum belum cukup pantas untuk melayani sendiri"
Mendengar teriakan itu, terpaksa semua orang
menghentikan gerak majunya. Terdengar pengemis sakti
berteriak lagi dengan lantang
"Aduh celaka nona Hee, cepat kau lepaskan dua tusukan
pedang untuk mendesak mundur kedua orang hwesio itu"
Mendengar teriakan mana, Hee Giok yang segera memutar
tangan kanannya mengeluarkan jurus "kiri kanan bermuka
satu" untuk menciptakan dua lingkaran cahaya pedang yang
berwarna warni.
Benar juga , begitu cahaya pedang menyambar ke muka,
kedua orang hweslo itu masing masing mundur satu langkah.
Sementara itu dalam hati kecilnya diam diam Hee Giok
yang merasa keheranan, dengan mata kepala sendiri ia
pernah saksikan betapa lihay dan hebatnya ilmu silat yang
dimiliki hweesio berbaju merah dari bukit Ngo tay san ini,
jangan lagi kemampuannya seorang tak mampu menandingi
mereka berdua sekalipun salah seorang diantara mereka
melepaskan serangan yang gencar dan belum tentu ia sendiri
mampu menghadapinya.
Tapi kenyataan sekarang, hanya didalam satu gebrakan
saja ia telah berhasil mendesak mundur kedua orang tersebut
bukankah kejadian ini aneh sekali?
Si tukang jagal Cia Pun Sin mendengus dingin, tangan
kirinya melancarkan sebuah bacokan sementara tangan
kanannya dengan cepat mencabut keluar sebilah golok
berwarna biru yang panjangnya dua depa sambil bersiap slap
melancarkan serangan-Pengemis sakti kembali berteriak:
"Aduh celaka, si tukang jagal babi hendak mengayunkan
goloknya"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mengikuti tudingannya, tahu tahu pedang pelangi yang
berada ditangan kanan Hee Giok yong turut pula menuding ke
arah Cia Pun Sin-
Bukan hanya menuding saja, tahu tahu terdengar suara
desingan tajam membelah angkasa... "criiittt..."
Sekilas cahaya tajam telah memancar keluar dari ujung
senjata tersebut dan ternyata menembusi angin pukulan
dahsyat yang dilontarkan si tukang jagal Cia Pun Sin tadi
Belum sempat golok Cia Pun Sin melancarkan bacokan, ia
sudah merasakan gelagat yang tidak beres, buru buru
tubuhnya melompat mundur kebelakang untuk meloloskan diri
Sementara itu Toa tat Cuncu yang terdesak mundur satu
langkah menjadi gusar sekali. dengan kedudukannya yang
tinggi dan terhormat, tentu saja ia merasa terhina karena
didesak mundur oleh sebuah tusukan seorang nona muda.
Dengan perasaan mendongkol yang luar biasa tangan
kirinya diayunkan kemuka melepaskan sebuah pukulan tanpa
menggerakkan kakinya lagi untuk mendesak ke depan
Serangan tersebut dilancarkan dalam keadaan gusar,
sedang ilmu pukulan yang dipergunakan adalah "Ha lohan tay
jiu eng" yang merupakan ilmu pukulan terhebat dalam
perguruan Mi Tiong
Begitu serangan dilontarkan, terasalah gulungan angin
pukulan yang sangat kuat meluncur ke depan dengan sangat
hebatnya.
Kalau dikatakan serangan itu kuat, sesungguhnya bukan
dalah wujud deruan angin yang menggebu gebu, tapi hanya
berupa aliran hawa murni yang tak berwujud, dimana dalam
waktu singkat menguasai kawasan seluas tiga kaki dan
menghimpit korbannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hal demikian membuat orang yang berdiri dekat sana
merasakan dadanya menjadi terhimpit keras, akibatnya napas
menjadi susah dan kepalanya terasa pening
"Aduh celaka" kembali pengemis sakti berteriak. "hweesio
gede itu telah mengeluarkan lima pukulan cakar anjingnya,
cepat kau lancarkan serangan untuk membendungnya"
Walaupun pedang pelangi berada dalam genggaman Hee
Giok yang, padahal ia sendiri sudah kehilangan kendalinya,
sebab tanpa dipikir lagi bagaimana caranya membendung
serangan musuh, tangan kanannya seakan akan memiliki
kekuatan ajaib, secara otomatis meluncur kedepan dengan
sendirinya...
Demikian pula keadaannya kali ini, baru selesai si pengemis
sakti berkata, pedang di tangan kanannya telah meluncur
kedepan dengan kecepatan luar biasa
Cahaya pedang bagaikan rantai yang bersambungan
cahaya pelangi memancar melingkupi sekeliling arena, tentu
saja tenaga pukulan sebagaimana pun hebatnya tak akan
mampu membendung ketajaman hawa pedang tersebut.
Begitu kedua gulung tenaga pukulan itu saling bertemu
satu dengan lain-nya, terjadilah suara desingan tajam yang
memekikkan telinga.
Angin pukulan yang dilontarkan dengan ilmu pukulan Hu
lohan tay jiu eng tadi ternyata buyar tersapu hawa pedang
sehingga beterbangan kemana mana seperti bunga salju yang
terhembus angin.
Mimpipun Toa tat Cungcu tidak menyangka kalau Hee Giok
yang pandai menggunakan hawa pedang untuk membendung
serangannya, ia terkesiap dan sekali lagi terdesak mundur
sejauh satu langkah.
pada saat Toa tat Cungcu melontarkan pukulannya tadi,
Tay tek Sangjinpun tidak ambil diam, toya penakluk iblisnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diputar kencang lalu sambil mendesak maju kesisi kanan, ia
melepaskan sebuah bacokan dengan sang bukit Tay san
menindih kepala. Pengemis sakti yang bersembunyi di
belakang Hee Giok yang, lagi lagi berteriak keras:
"Hweslo cilik ini jahat sekali, cepat kau putar pedangmu
sambil menghadiahkan sebuah bacokan kepadanya"
Pedang pelangi ditangan Hee Giok yang segera mendesak
mundur Tay tek Sangjin dan diantara putaran pedangnya
ternyata ia benar benar menyapu kesisi kanan-
Setiap kali pedang pelanginya digerakkan selalu terbawalah
cahaya bianglala yang panjangnya mencapai berapa kaki,
dengan putaran pedangnya tersebut maka badannya secara
otomatis berputar pula kesebelah kanan.
Dengan tindakan mana, secara kebetulan sekali ia berhasil
meloloskan diri dari serangan tongkat penakluk iblis dari Tay
tek Sangjin, namun saat itulah mata pedang yang bersinar
tajam telah menyambar tiba.
Dalam keadaan demikian, bila mana ia tidak segera
melompat mundur untuk menghindarkan diri, niscaya
pinggangnya akan terbabat putus, tentu saja Tay tek Sangjin
memilih melompat mundur dengan gerakan tubuh yang paling
cepat.
Si tukang jagal Cia Pun Sin membentak keras,
menggunakan kesempatan yang sangat baik ini goloknya
diputar kencang menciptakan selapis cahaya golok yang amat
rapat untuk melakukan penghadangan, tapi dengan serangan
tersebut maka tubuhnya juga ikut mendesak lebih dekat.
Terdengar si pengemis sakti berseru:
"Untuk menghadapi si tukang jagal babi itu kita tak usah
menggunakan pedang, hadiahkan saja sebuah tusukan jari
tangan "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika Hee Giok yang menggerakkan tangan kirinya, segera
terasa adanya segulung tenaga murni yang secara tiba tiba
menyusup lewat punggungnya, lalu dari lengan menuju kejari
tangan, dan dari jari telunjuk serta jari tengahlah hawa murni
tadi menyembur keluar. "Criiittt..."
Desingan tenaga serangan ilmu jari Can hoa ci ternyata
berhasil menyusup masuk ke balik cahaya golok. seketika itu
juga cahaya golok yang diciptakan lawan buyar tak berbekas.
Bukan hanya begitu, malah Cia Pun Sin merasakan
goloknya yang diterjang serangan jari itu menjadi bergetar
keras, hampir hampir saja senjatanya tak sanggup
tergenggam lagi.
Didalam kagetnya buru buru Cia Pun Sin melompat mundur
kebelakang untuk menyelamatkan diri.
Biarpun harus menghadapi tiga orang tokoh golongan
hitam yang paling tangguh ternyata Hee Giok yang dengan
pedang pelanginya sama sekali tidak dibuat gentar ataupun
kepayahan, ia nampak melayani musuhnya dengan tenang
tapi mantap.
Sebaliknya Toa tat Cuncu, Tay tek Sangjin serta si tukang
jagal Cia Pun Sin dibuat kocar kacir dan mesti melompat
mundur berulang kali akibat desakan hawa pedang yang
terpancar dari pedang pelangi.
Kenyataan yang terpampang didepan mata saat ini, kontan
saja membuat kedua belah pihak yang menonton jalannya
pertarungan itu menjadi terkejut bercampur kagum.
Tentu saja rahasia sebenarnya hanya diketahui Hee Giok
yang seorang, sebab tenaga pukulan yang setiap kali
dipancarkan keluar sesungguhnya bukan kekuatan milik
sendiri tapi si pengemis sakti Yu locianpweelah yang
menyalurkan secara diam diam lewat belakang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bagi pandangan orang lain, selama ini si pengemis sakti
berwajah senyum hanya menyembunyikan diri dibelakang Hee
Giok yang sambil memeluk guci araknya, selain berteriak
teriak dan menuding kesana kemari orang tidak menyangka
sama sekali kalau dia telah membantu Hee Giok yang secara
diam diam.
Toa tat cuncu serta Tay tek sangjin merupakan dua tokoh
utama dari bukit Ngo tay san, mereka pun sengaja diundang
pihak Tay im kau untuk menunjang kekuatan mereka atau
dengan perkataan lain, kedua orang inilah merupakan tonggak
penyangga dari segenap kemampuan Tay im kau.
Sebenarnya kedua orang ini diharapkan bisa menghadapi si
pengemis sakti berwajah senyum, tapi buktinya walaupun
sudah dibantu oleh si tukang jagal Cia Pun Sin, mereka baru
mampu bertarung seimbang melawan Hee Giok yang,
bagaimana mungkin peristiwa ini tidak membuat orang orang
Tay im kau menjadi lemas dan putus asa?
Waktu itu, kemarahan Toa tat cuncu telah mencapai pada
puncaknya, sepasang matanya melotot besar segede gundu,
jubah merahnya sudah menggelembung besar bagaikan
sebuah lampu lentera.
Tiba tiba ia melesat ketengah udara dengan kecepatan
seperti petir, dalam setiap kali lompatan, puklan dengan ilmu
Hu loh an tay jiu eng pun dilontarkan secara bertubi tubi.
Tay tek sangjin tak mau ketinggalan, dia ikut melejit ke
tengah udara sementara tongkat penakluk iblisnya seperti
dewa guntur melepaskan gunturnya, menyambar nyambar
kian kemari.
Cia Pun Sin dengan golok besarnya terhitung pula tokoh
paling disegani dalam kalangan hitam di dunia persilatan,
melihat dua hweesio dari ngo tay san telah menyerang secara
hebat, ia tak mau ketinggalan, Setiap ada peluanh ia selalu
memanfaatkannya dengan mengirim Serangkaian bacokan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dahSyat. Hee Giok yang tetap tenang dan tidak menjadi
gugup meski harus menghadapi kerubutan tiga orang jago
paling tangguh didunia saat itu, pedang pelanginya
menciptakan cahaya bianglala yang menyilaukan mata,
bagaikan naga sakti yang bermain diangkasa setiap serangan
yang dilancarkan selalu meninggalkan bekas cahaya
sepanjang berapa kaki, hawa pedang yang tajam serasa pula
menyayat badan.
-ooo0dw0ooo-
Jilid: 64 TAMAT
Ada kalanya dalam satu gebrakan hanya mendesak mundur
seorang musuh, tapi seringkali dalam satu serangan ia berhasil
memukul dua orang lawannya.
Yang jelas, betapa pun lihaynya ilmu silat yang kau miliki,
tak nanti berani menghadapi ketajaman pedang seCara
gegabah.
Pertarungan ini boleh dibilang telah menarik perhatian
semua pihak yang berada disekeliling arena dan hampir pula
melupakan dua arena pertarungan lain yang masih
berlangsung bersamaan waktunya.
Lalu siapakah dua babak pertarungan lain yang sedang
berlangsung.
Anda tentu masih ingat bukan, selain si tukang jagal Cia
Pun Sin, masih ada dua jago lagi yang muncul bersamaan
waktunya mereka adalah si Dewa belalang Ho Tay Goan serta
ketua Sau hoa bun Hoa Siang Siang.
Disaat perempuan bercadar hijau membentak: "Dia adalah
pengemis sakti berwajah senyum, hayo serentak maju
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menangkapnya" tadi, mereka bertiga telah maju bersama
mengepung belakang tubuh Hee Giok yong.
Tapi akhirnya mengapa Cuma si tukang jagal Cia Pun Sin
seorang yang turun tangan terhadap Hee Giok yang:
Hal ini tak lain disebabkan si dewa Belalang dan Hoa Siang
siang telah dihadang orang.
Jago yang menghadang Hoa Siang siang tentu saja ketua
Pek hoa pang Hoa Tin tin
Dengan pedang terhunus ia menghadang di hadapan Hoa
Siang siang, wajahnya kelihatan serius dan keren sekali,
begitu bersua segera tegurnya: "cici, lagi lagi kita bersua
muka"
"Adikku, apakah kau hendak berkelahi melawanku ?"
jengek Hoa Siang siang dingin-"Masih ingatkah cici dengan
perkataanku ketika berada di kuil Say ko bio tempo hari?"
Hoa Siang siang segera tertawa cekikikan:
"Apa sih yang pernah kau katakan ? Sayang aku tak dapat
mengingatnya kembali"
Sambil berkerut kening, sepatah demi sepatah kata Hoa Tin
tin berkata :
"Aku telah memberitahukan cici, kesempatan waktu itu
adalah kesempatan yang terakhir bagimu, bila kau dekat
bertobat dan kembali menjadi orang yang baik, kita tetap
sebagai saudara kandung, sebaliknya kalau tidak maka
perjumpaan yang kemudian terjadi merupakan saat bagiku
untuk membersihkan perguruan dari segala anasir jahat.
Sayang sekali kita telah bersua kembali disini hari ini"
"Betul, kita memang berjumpa lagi disini mau apa kau?
Memangnya kau bisa berbuat sesuatu kepadaku? "jengek Hoa
siang siang sambil tertawa dingin, tangannya segera meraba
gagang pedangnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hoa Tin tin kelihatan rada sedih, ia menghela napas
panjang:
"Aaai... cici. benarkah kau berharap aku melakukan
pembersihan atas pergaulan dari anasir jahat?"
Hoa Siang siang menjengek semakin sinis:
"Huuuh, percuma kau menggunakan nama setan tua itu
untuk menakut nakuti aku, sayang sekali tidak akan termakan
oleh gertak sambel itu"
"Bagaimanapun juga kita adalah saudara kandung" ujar
Hoa Tin tin sambil menarik muka, "aku tak tega
membunuhmu..."
"Sudah tak usah banyak berbicara lagi" tukas Hoa Siang
siang sambil meloloskan pedangnya, "adikku, aku rasa lebih
baik kau menyingkir saja dari sana"
"cici, kau benar benar..."
"Kau adalah Pek hoa pangcu, sedang aku adalah Sau hoa
Buncu, sayang sekali kau masih bukan tandinganku, jika tidak
menyingkir lagi, jangan salahkan jika kubunuh dirimu secara
keji"
Pedangnya segera diputar sampai menimbulkan suara
dengungan keras, sekilas cahaya pedang yang bening
bagaikan air meluncur ke hadapan Hoa Tin tin... Berubah
hebat paras muka Hoa Tin tin, katanya kemudian sedih :
"Kelihatannya kau memang sudah tak bisa disembuhkan lagi "
Setelah mundur selangkah, bentaknya keras keras: "Hoa
congkoan, undang keluar lencana bunga"
Hoa Hiang mengiakan, dengan membawa botol bunga
terbuat dari kemala hijau yang berisi sekuntum bunga Botan
besar, pelan-pelan ia tampil ke depan.
Selama ini, Hoa Siang siang hanya tahu "lencana bunga"
adalah benda keramat pek hoa pang, juga merupakan tanda
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perintah untuk melaksanakan hukuman terhadap murid yang
murtad. Tapi ia tak tahu bagaimana cara menggunakan
lencana tersebut dan sampai dimanakah kehebatan yang bakal
ditimbulkan-
Namun dia tidak ambil peduli soal tersebut. baginya prinsip
siapa turun tangan lebih dulu ia lebih kuat, masih tetap
berlaku.
Demikianlah, begitu ingatan tersebut melintas di dalam
benaknya tidak menunggu sampai Hoa Hiang berjalan
mendekati, ia telah memutar pedangnya sambil menerjang ke
muka. sebuah bacokan langsung dilontarkan ke atas kepala
Hoa Hiang. Tapi pada saat itu pula terdengar suara ledakan
keras...
"Bluuukkk "
Bunga Botan raksasa yang berada dalam vas bunga itu
meledak secara tiba tiba, putik putik bungapun berhamburan
keangkasa bagaikan bidadari yang menabur bebungaan
Tubuh Hoa Siang siang yang sedang menerjang tiba
mendadak kelihatan bergetar keras, tujuh delapan buah jalan
darahnya tahu tahu sudah ditembusi oleh putik bunga Bo tan
yang terbuat dari batu jambrut berwarna merah tua itu.
Bukan begitu, batu batu jambrud merah itu meleset masuk
sampai menembusi tulang badannya hal ini membuat sekujur
badannya menjadi kaku serta mati rasa. "Traaang..."
Pedangnya segera teriepas dari genggaman dan terjatuh
tanah, menyusul kemudian orangnya juga berlutut dan jatuh
keatas tanah.
Sau hoa, Peng hoa, Cu hoa serta Ti hoa keempat orang
dayang itu menjadi terkejut sekali setelah menyaksikan
kejadian tersebut tanpa terasa serentak mereka meloloskan
senjata sambil berebut maju kemuka. "Sreeett..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekali lagi terdentar suara desingan tajam segumpal putik
putik bunga Bo tan dalam jumlah yang cukup banyak
berhamburan keluar bagaikan hujan gerimis.
Kendatipun keempat orang dayang tersebut sama sama
menggenggam pedang, namun sulit rasanya bagi mereka
untuk meloloskan diri dalam keadaan selamat, tak ampun lagi
mereka semua roboh terjengkang keatas tanah.
Tatkala putik putik bunga Bo tan tadi telah berhamburan
keluar, tiba tiba pada pucuk bunga tersebut terjadi retakan
yang besar, disusul kemudian tampak emas berkelebat lewat
dan meluncur keluar dengan kecepatan luar biasa.
Hoa siang siang menjerit kesakitan, suaranya ngeri dan
memilukan hati, menyusul kemudian tubuhnya ikut roboh
terjungkal ke atas tanah.
Sewaktu semua orang mengalihkan perhatiannya ketengah
arena, tampaklah diatas dada Hoa Siang siann telah tertancap
tiga bilah pedang kecil berwarna emas dalam posisi segitiga.
Pedang kecil itu panjangnya hanya tiga inci sedangkan
ujung pedang yang menusuk masuk kedalam tubuh tak
sampai satu inci tapi Hoa siang siang telah tewas seketika
begitu pedang pedang kecil tadi menghujam ketubuhnya.
Dari kejadian mana bisa ditarik kesimpulan bahwa diujung
pedang pedang kecil berwarna emas tersebut telah dlolesi
dengan racun jahat yang sangat mematikan.
Waktu itu, air mata jatuh bercucuran membawahi wajah
Hoa Tin tin, sejak tadi ia telah melengos kearah lain-
Pelan-pelan Hoa Hiang berjalan menuju ke sisi tubuh Hoa
Siang siang, sesudah diperiksa dan yakin kalau korbannya
telah tewas ia mencabut kembali pedang pedang emasnya
dan mencabuti ketujuh puluh dua batang putik bunga yang
kecil dan lembut itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kemudian ia baru bangkit berdiri dan memberi hormat
kepada Hoa Tin tin sambil berkata:
"Laporpangcu, Hoa Siang siang, sipenghianat perguruan
yang berani melakukan kejahatan semena mena telah selesai
menjalani hukumannya diujung pedang emas"
"Bagus sekali" sahut Hoa Tin tin sambil manggut manggut.
Ketika perkataan tersebut sudah selesai diutarakan, ia baru
berseru lagi sambil menangis: "oooh, cici.."
Ia segera menubruk ke atas jenasah Hoa Siang siang dan
menangis tersedu sedu:
(Jawaban "bagus sekali" tadi menunjukkan jawabannya
dalam urusan dinas, karena dia adalah ketua perkumpulan Pek
hoa pang. Tapi kemudian ia menangis tersedu karena
menangisi hubungannya dengan Hoa Siang siang sebagai
kakak beradik, jadi hal ini merupakan urusan pribadi)
Dalam pada itu, baru saja si dewa belalang Ho Tay Goan
mengherankan badannya, mendadak sesosok bayangan
manusia meluncur masuk dari balik dinding pekarangan dan
langsung melayang turun dihadapannya.
Ternyata orang itu adalah seorang nenek berbaju hijau
yang rambutnya telah berubah, begitu sampai di tengah
arena, nenek itu menatap lawannya tajam tajam, kemudian
tegurnya:
"Kau kah yang bernama Dewa belalang Ho Tay Goan?"
Ho Tay Goan tidak kenal siapakah nenek berbaju hijau itu,
setelah tertegun, Sejenak sahutnya :
"Yaa, akulah Ho Tay Goan, tolong tanya..."
"Tak usah tahu siapakah diriku" tukas nenek berbaju hijau
itu ketus, "aku dengar ilmu barisan belalang terbangmu
sangat hebat dan tiada tandinganya dikolong langit coba
keluarkan sekarang, aku si nenek ingin menyaksikan"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ternyata nenek itu tak lain adalah bibi bopeng perenggut
nyawa Thia lo nio.
"Sesungguhnya, manusia macam dirimu belum pantas
untuk menyaksikan kehebatan ilmu barisan belalang
terbangku" kata Ho Tay Goan sambil tertawa terbahak bahak
"haaahhh... haaahhh... haaahhh... tapi kau tak usah keCewa,
sebab aku memang ingin mengeluarkan ilmu barisan belalang
terbangku "
Tiba tiba sepasang tangannya diayunkan ke depan, dari
balik ujung bajunya segera berhamburan keluar segerombol
besar belalang yang jumlahnya mencapai ratusan ekor lebih.
Secara terpencar kawanan belalang itu meluncur ke udara
kemudian menyambar kearah Hee Giok yang dan Ban lo hujin
sekalian.
Rupanya ia diberi julukan sebagai si Dewa belalang karena
kemampuannya untuk memelihara serta mendidik ratusan
ekor belalang yang sangat beracun, demikian hebatnya daya
kerja racun belalangnya sehingga barang siapa tergigit oleh
binatangnya itu baik manusia maupun binatang niscaya akan
keracunan hebat dan tewas tak tertolong lagi.
Karena kelihayan serta kehebatannya itulah, orang
persilatan banyak yang segan bermusuhan dengannya.
Thia lo nio tertawa dingin bersamaan "(hilang)" pula
ketengah udara.
Dalam waktu singkat beterbanganlah beribu ribu buah serat
lembut yang menyebar ke seluruh penjuru udara, pada ujung
serat serat tersebut tampaklah setitik cahaya bintang yang
gemeriapan serta memancarkan cahaya tajam yang amat
menyilaukan mata
Disaat Thlo lo nio melancarkan serangannya itu, kembali
dari balik dinding pekarangan bergema suara bentakan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
nyaring menyusul munculnya seorang perempuan berbaju
hijau.
Dia adalah menantu Thia lo nio yang bernama Cia Cui Nio.
Seperti juga mertuanya, begitu munculkan diri sepasang
tangannya segera diayunkan ke muka melepaskan segumpal
serat yang berbentuk seperti jaring laba laba, jaring tadi
langsung mengancam batok kepala Dewa belalang Ho Tay
Goan-
"(hilang)"pasukan Ho Tay Goan tadi, enam puluh ekor
diantaranya merupakan belalang besi yang terbuat dari baja
serta dilengkapi dengan jarum beracun-
Siapa tahu, begitu binatang binatang itu terbang melaju ke
depan, kawanan belalang tadi telah bertemu dengan senjata
serat berjarum terbang yang dilontarkan Thia lo nio
Akibatnya satu persatu belalang tersebut kena tertusuk
perutnya dan berguguran ke atas tanah, bahkan belalang
yang terbuat dari baja pun kena ditembusi jarum tajam si
nenek sehingga rontok ke tanah.
Dengan demikian, hanya didalam satu gebrakan saja
senjata serat yang dilepaskan Thia lo nio telah berhasil
merontokkan semua belalang terbang lawan-
Betapa terperanjatnya Ho Tay Goan sewaktu melihat
barisan belalang terbangnya menunjUkkan gejala yang tidak
menguntungkan baru saja ingatan tersebut melintas lewat
siapa tahu pada saat itulah segulung serat yang dilontarkan
Cia Cui Nio telah menyambar ke bawah.
Menanti dia berusaha untuk menghindarkan diri dari
ancaman mana, keadaan sudah terlambat.
Seperti juga senjata milik Thia lo nio tadi, jala berserat dari
Cia Cui Nio pun dilengkapi dengan jarum jarum terbang yang
khusus menembusi tiga puluh enam buah jalan darah manusia
dan menjebolkan pertahanan hawa khikang lawanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Selama hampir dua puluh tahunan lamanya perempuan ini
berlatih kepandaian tersebut dari mertuanya, tak lain
tujuannya hendak membalaskan dendam bagi kematian
suaminya.
Adapun kedatangan mereka kali ini adalah atas perintah si
pengemis sakti berwajah senyum yang khusus dipersiapkan
untuk menghadapi si Dewa belalang Ho Tay Goan
Betapa pun lihay nya ilmu yang dimiliki Ho Tay Goan,
setelah ketiga puluh enam buah jalan darahnya tertembusi
oleh tiga ratus enam puluh batang jarum terbang penjebol
jalan darah ini, hawa murninya langsung punah dengan begitu
saja.
Seseorang yang terjirat oleh tiga ratus enam puluh batang
jarum, keadaannya tak jauh berbeda seperti bola karet yang
boeor dan kempes secara tiba tiba.
Dewa belalang Ho Tay Goan bergulingan diatas tanah
dalam keadaan sangat lemah saking Sakitnya dia mengerang
dengan suara yang memilukan hati, tubuhnya sama sekali tak
mampu berdiri tegak lagi.
Terdengar pengemis sakti yang bersembunyi dibelakang
Hee Giok yang berseru keras
"Thia Toa nio, sudah cukup perbuatanmu orang she Ho itu
bukan dalangnya, tusuk saja badannya berapa kali agar dia
mendusin dari kesakitan, asal dia bersedia menjadi orang baik
dikemudian hari, lepaskan saja dia pergi dari sini"
Thia Toa nio segera berkata kepada menantunya:
"cui nio, kalau toh Yu locianpwee telah berkata demikian,
bebaskanlah orang itu"
Cui nio menarik kembali senjata jalanya kemudian berkata
dengan suara sedingin es
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hey orang she Ho, kuampuni selembar jiwamu. nah, cepat
enyah dari sini "
Waktu itu Ho Tay Goan merasakan badannya sudah rada
kendor, namun tenaga dalamnya telah punah sama sekali,
karenanya ia tak berani banyak berbicara lagi, dengan langkah
terhuyung huyung ia beranjak pergi meninggalkan tempat itu.
Pada saat itulah, dari serambi sebelah kanan ruang tengah
telah muncul serombongan besar manusia.
Mereka tak lain adalah jago-jago dari perbagai perguruan
besar yang disekap dalam gua batu belakang bukit Lou Cu san
sebagai orang pertama yang berjalan didepan adalah Hway
lam tayhiap Hee Im hong.
Menyusul kemudian adalah jago berbaju hijau Huan Tay
seng Siang Han hui dari Hoa san pay Seng Bian tong Hui san
taysu dari siau limpay Giok ceng totiang dari Bu tong pay
Liok Tiong Goan dari Hang san pay Hong ci cing dari Pat
kwa bun Ki Cu ho dan Ki Cu yu dari Lak hap bun ciok Lip sam
beserta menantunya Tong bun huan putrinya ciok Siau go dari
Heng gi bun, cing im totiang dari Go bi pay, Lau Siau tang si
auman bulu emas Kiang Cu tin, si bintang kejora Huan Tong
Lu Siu dan akhirnya congkoan benteng keluarga Hee yang
telah kehilangan ilmu silatnya si burung berkepala sembilan
Soh Han sim serta congkoan bukit Hong san Ban Tiong tat
yang bertugas membawa guci arak.
Tay im kaucu yang berkain cadar hijau serta adiknya Sim
hujin yang melihat, badan siap melarikan diri dari situ
Tiba tiba dari arah ruang tengah terdengar seseorang
berseru sambil tertawa dingin. "Aku si nenek pengemis berada
disini, kalian tak usah masuk lagi."
Orang itu adalah sinenek pengemis bermata buta yang
membawa tongkat hijau sepanjang delapan depa, disamping
kirinya adalah Huan Cu Im yang membawa pedang pelangi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hijau, sedangkan disebelah kanannya adalah Yap Ling ang
membawa tongkat bambu. Mereka bertiga telah menghadang
jalan mundurnya.
Tay im kaucu menggerakkan kalian secara tiba tiba, lalu
tangan kanannya diayunkan kedepan, segumpal serat hitam
yang amat tebal segera memancar keluar dari balik bajunya
dan langsung menyebar ke atas kepala nenek pengemis
sekalian.
Begitu memancar keluar dari ujung bajunya, gumpalan
serat hitam itu segera berkembang dan memancar kemana
mana berubah diri menjadi beribu ribu benang lembut yang
meliputi kawasan seluas berapa kaki, dalam waktu singkat
nenek pengemis bertiga telah terkurung sama sekali.
Tiba tiba nenek pengemis membuka matanya, sinar mata
setajam sembilu memancar keluar dari balik matanya itu
katanya sambil mendengus dingin: "Hmm, rupanya serat Hek
kim si"
Tampaknya pengemis menaruh rasa segan menghadapi
serat tadi, tiba tiba ia mendorong Yap Ling ke samping kiri
sejauh satu kaki, sementara badannya berputar kencang dan
toya kemala ditangan kanannya menyapu keatas undak
udakan batu.
Hantaman toya kemala diatas undakan batu itu segera
menimbulkan suara ledakan yang sangat keras, percikan batu
yang hancur tergulung oleh angin puyuh yang pusing dan
dibawa terbang ke tengah udara, lalu bagaikan bongkahan
salju yang berguguran dari udara, hancuran batu itu
menyongsong datangnya hamburan serat hitam tersebut.
Sementara itu nenek pengemis telah menggerakkan
badannya mengelak sejauh berapa kaki, kemudian sambil
menyambar tangan Yap Ling, ia melayang kearah pelataran.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hancuran batu krikil yang terbawa gulungan angin
berpusing tadi persis menyongsong datangnya beribu ribu
serat hitam tadi dan segera terbungkus rapat rapat.
Tiba tiba bergema suara desingan tajam disertai munculnya
kepulan asap kuning yang cukup tebal, hancuran batu kerikil
yang terbungkus dibalik serat hitam tadi tahu tahu sudah
hancur lembut menjadi debu dan membuyar kemana mana
tanpa wujud lagi.
Peristiwa ini tentu saja mengejutkan semua jago yang hadir
dalam arena, paras muka mereka sampai berubah hebat.
Sambil menjengek dingin nenek pengemis berkata:
"Hmm, tak nyana siluman perempuan itu telah berhasil
menciptakan serat Hek kim si yang tangguh"
"Suhu, sangat hebatkah He kim si tersebut?" tanya Yap
Ling.
"Hek kim si merupakan benda sesat yang paling lihay dari
perkumpulan Tay im kau, konon senjata tersebut terbuat dari
serat laba laba beracun yang dipintal menjadi sebuah jala,
baik manusia maupun binatang yang terkena serat itu, dalam
waktu singkat korban akan tewas dan hancur berubah menjadi
gumpalan darah kental. Bukankah kau telah menyaksikan
sendiri tadi, hancuran batu yang keras pun dapat dilumat
menjadi gumpalan asap kuning dan buyar?"
"Kalau begitu tiada benda lain yang bisa menghancurkan
senjata tersebut...?" tanya Yap Ling tercekat.
"Setiap benda yang ada dialam dunia ini pasti ada
tandingannya, demikian pula dengan senjata Hek kim si"
"Lantas siapa yang bisa menghancurkan senjata itu?"
"orang tersebut telah hadir diantara kita sekarang"
Disaat nenek pengemis menghindarkan diri dari serangan
serat Hek kiam si tadi, rupanya kaucu dari Tay im kau serta
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sim hujin telah berhasil menyusup masuk ke dalam ruangan
dengan kecepatan tinggi, kedua belah pintu gerbang pun
sudah ditutup rapat rapat.
Sesungguhnya peristiwa itu hanya berlangsung dalam
sekejap mata, sementara itu pengemis sakti telah berkata
sambil tertawa tergelak:
"Mereka semua telah datang (yang dimaksud adalah jagojago
dari pelbagai partai besar), rasanya aku si orang tua pun
tak usah bermain main lebih lama lagi dengan kalian (yang
dimaksud adalah Toa tat cuncu bertiga), nah nona Hee,
berikan sebuah tusukan pedang yang berarti untuk mereka
semua..."
Begitu ucapan tersebut selesai diutarakan, tiba tiba saja
pedang pelangi yang berada ditangan Hee Giok yang
memancarkan cahaya tajam yang amat menyilaukan mata.
Cahaya bianglala tersebut memancar ke empatpenjuru
membuat segenap jago yang hadir dalam arena hampir saja
tak mampu matanya lantaran amat silau.
Dan pada saat itu pula terdengar suara benturan nyaring
yang amat memekikkan telinga bergema ditengah udara.
Menanti semua orang mengalihkan kembali perhatiannya
kearena, cahaya pedang bayangan manusia semua telah
menjadi tenang kembali.
Jubah merah Toa tat cuncu yang telah diisi penuh dengan
hawa murni sehingga menggelembung besar tadi kini sudah
robek oleh bacokan cahaya pedang tadi, hanya saja timbulnya
tak sampai terluka.
Sebaliknya tongkat penakluk iblis milik Tay tek sangjin dan
golok milik si tukang jagal Cia Pun Sinjustru telah tersapu oleh
hawa pedang tersebut hingga kutung menjadi berapa bagian
dan jatuh tersebar diatas tanah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil membawa guci araknya pelan-pelan pengemis sakti
munculkan diri dari belakang Hee Giok yang, katanya sambil
bertepuk tangan dan tertawa:
"Hey dua hweslo bau dan tukang jagal babi, tentunya
kalian sudah mengerti bukan bahwa aku telah mengampuni
jiwa jiwi kalian semua, Hmmm coba kalau aku tidak menaruh
belas kasihan kepada kalian, batok kepala kamu bertiga sudah
kupetik sedari tadi untuk cawan minum arak. Nah, mau apa
berdiri melongo terus disitu hayo cepat pulang ke rumah
masing masing "
Sekarang Toa tat cuncu serta Tay tek sangjin baru
mengerti bahwa lawannya telah menggunakan hawa murni
yang hebat untuk meminjam tenaga Hee Giok yang guna
bertarung melawan mereka bertiga.
Berbicara sejujurnya, mereka bertiga akui kalau
kemampuan seperti itu tak mungkin bisa mereka lakukan.
Berpikir demikian, kedua orang hweslo itu segera
menjejakkan kakinya ke atas tanah dan meluncur pergi
meninggalkan tempat itu.
Si tukang jagal Cia Pun Sin pun tidak banyak berbicara, ia
meninggalkan tempat itu pula dengan kecepatan tinggi.
Kini para begundal Tay im kau sudah berhasil dibereskan
semua, tapi Tay im kaucu serta Sim hujin justru telah
melarikan diri ke dalam ruangan-
Pintu baja yang besar dan tebal telah tertutup rapat, ini
berarti satu satunya jalan buat mereka adalah menyerbu
masuk dengan kekerasan.
Segenap jago dari pelbagai perguruan telah berkumpul
dipelataran muka ruangan, ada diantara mereka yang tak
sabaran mulai menggedor pintu keras keras. Pengemis sakti
segera menggoyangkan tangannya berulang kali sambil
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berkata: "Tak perlu digedor, tak perlu digedor, toh mereka
bakal keluar sendiri..."
Mendengar ucapan itu, tanpa terasa semua orang
menghentikan perbuatannya. Sambil tertawa terkekeh kekeh
kembali pengemis sakti berkata:
"Tak usah kuatir aku mempunyai rencana yang bagus
sekali" Menyusul kemudian serunya keras keras. "Ban
congkoan-"
Sambil mengiakan buru buru Ban Tiong tat tampik ke
muka:
"Aku si orang tua menyuruh kau membagi arak tersebut
kepada semua anggota perguruan besar seorang secawan
apakah tugas ini sudah kau laksanakan...?" tanya sipengemis.
"Hamba telah melaksanakannya."
"Bagus sekali sekarang aku si orang tua masih ada sebuah
tugas lagi yang akan mengutusmu untuk melaksanakannya".
"Silahkan locianpwee memberi perintah..."
"Aku hendak menyuruh kau bertindak sebagai algojo untuk
melaksanakan hukuman mati terhadap Yu Hua Liong manusia
munafik yang telah bersekongkol dengan kaum durjana dari
Tay im kau ini kemudian baru menyerbu masuk ke dalam
ruangan untuk membekuk hidup hidup Tay im kaucu."
"Baik, baik" Ban Tiong tat mengiakan berulang kali.
Mendadak disisi telinganya ia mendengar suara bisikan
pengemis sakti dengan ilmu menyampaikan suara:
"Kau mesti berlagak seolah olah akan bertindak sungguhan,
dengan lagak yang bersungguh sungguh, orang baru akan
percaya"
Diam diam Ban Tiong tat mengangguk setelah meletakkan
guci araknya, ia bertepuk tangan sambil berseru:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hey pengawal, bawa kemari Yu Hua Liong bajingan yang
telah bersekongkol dengan Tay im kau "
Dua orang centeng segera muncul di tengah arena sambil
menggusur Yu Hua Liong. Ban Tiong tat kembali membentak:
"Yu Hua Liong, kau penghianat dunia persilatan manusia
munafik, yang bersekongkol dengan majikan Tay im kau
sudah tahu akan kesalahanmu sekarang.."
Dengan sedih Yu Hua Liong menundukkan kepalanya
rendah rendah. "Dosa dan kesalahan aku she Yu memang
pantas dihukum."
"Bagus sekali... mumpung para ciangbunjin dan wakil
pelbagai perguruan besar hadir semua disini aku hendak
melaksanakan hukuman mati terhadap dirimu apakah kau
tidak terima?"
"Biar mati pun aku akan menerimanya segera pasrah"
"Bagus sekali"
Dengan suara lantang Ban Tiong tat segera berseru.
"Laksanakan hukuman-.."
Salah seorang centeng segera meloloskan goloknya dan
diangkat tinggi tinggi.
Mendadak pintu gerbang ruang tengah terbuka lebar lebar,
kemudian tampak Tay im kaucu berlarian kelaur dan manjerit
sambil menangis. "Tunggu sebentar "
"Hey kaucu nio nio, mengapa kau ?" seru pengemis sakti.
Tay im kaucu segera mencampakkan kain cadar mukanya
ke atas tanah, lalu sambil menangis tersedu sedu ia berlutut
dihadapan orang banyak sambil katanya :
"Tayhiap sekalian, akulah Tay im kaucu biar semua dosa
dan kesalahan kupikul seorang diri, mau dibunuh mau
dicincang, aku pasrah dan tak menggerutu, tapi suamiku tak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bersalah. akulah yang salah dalam semua peristiwa ini, oooh...
kumohon kepada kalian, bebaskanlah dirinya, nama baiknya
sudah hancur gara gara aku, tapi selama hidupnya ia pernah
melakukan kebaikan dan kebajikan terhadap umat persilatan,
selama hidupnya hanya kali ini dia berbuat salah, masakah
kalian tak sudi membebaskan dirinya?"
"Siapakah suamimu ?" tanya lo hujin.
"Siapa lagi?" dengus pengemis sakti, "tentu saja si
penghianat umat persilatan yang hendak menjalani hukuman
mati itu"
Ternyata suami Tay im kaucu tak lain adalah Sam siang
tayhiap Yu Hua Liong... Ban lo hujin segera berkata:
"Silahkan bangkit berdiri, dapatkah kau mengisahkan
masalah Tay im kau, agar kita semua mengetahui lebih jelas?
Asal perbuatan kalian masih dapat dimaafkan, apa salahnya
kalau suamimu juga ikut dibebaskan?"
Dengan penuh rasa berterima kasih Tay im kaucu berkata:
"Terima kasih Ban hujin, terima kasih tayhiap sekalian"
Sesudah bangkit berdiri ia berkata:
"Kami dua orang kakak beradik tak lain adalah keturunan
Sim Kau lun, Tay im kau Cu yang dulu, aku yang rendah
bernama Hui hong sedang adikku bernama Hui hong. Disaat
Tay im kau mengalami keruntuhan, kami berdua telah dibawa
kabur oleh inang pengasuh... (sambil berkata ia menunjuk
kearah nenek berbaju hitam yang telah terjirat oleh jala Cia
Cui Nio). kemudian mak inang pengasuh kami mendapat kabar
yang mengatakan bahwa Yu tayhiap telah kematian istrinya,
maka aku pun dijodohkan kepadanya untuk menggantikan
kedudukan Yu hujin yang telah tiada. Sementara itu mak
inang pengasuh kami melanjutkan didikannya atas adikku,
bahkan suatu ketika dengan jarum Im khek ciam ia berhasil
membunuh istri Hee tayhiap. dimana selanjutnya adikku
dijodohkan pula dengan Hee tayhiap."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Setelah adikku diperistri Hee Tayhiap maka kami pun
menggunakan pesanggrahan yang berada di Lou Cu san untuk
menampung orang orang persilatan guna menunjang partai
kami itu, serta menjadikannya sebagai markas besar."
"Mengenai Yu tayhiap sendiri, berhubung dari istri
pertamanya ia mempunyai sepasang putra putri, maka mak
inang menitahkan orang untuk menculiknya kemudian
mengancam Yu tayhiap agar mau menuruti perintah kami
serta menjabat kedudukan ketua pelindung hukum."
"Sementara itu dipihak lain kami pun berusaha menguasai
Hee tayhiap dengan mempergunakan obat racun yang
berdaya kerja lambat. Dan atas dasar keberhasilan
keberhasilan itulah kami berhasil mendirikan Tay im kau
dibukit Lou Cu san ini..."
Dalam pada itu si bibi bopeng perenggut nyawa telah
berjalan mendekat sambil menggusur seseorang yang
terkurung didalam jala berserat dengan suara keras ia segera
membentak :
"Siapa yang telah mencelakai jiwa putra ku Thia Tiong
Liong ?"
Ternyata perempuan berbaju hitam berwajah seperti
keledai itu telah melarikan diri secara diam diam menuju ke
serambi di saat Tay im kaucu dan Sim hujin kabur ke dalam
ruangan tadi.
Namun usahanya itu berhasil diketahui Thia Toa nio
sehingga pengejaran segera dilakukan dengan tiga ratus enam
puluh batang jarum penembus jalan darahnya, ia berhasil
membekuk wakil congkoan dari Lou Cu san itu dalam keadaan
hidup hidup. Sementara itu Tay im kaucu telah menjawab:
"Pembunuhan tersebut menurut prakarsa mak inang kami,
dia berharap dengan diculiknya Thia Tiong Liong tak mau
menyerah bahkan dalam waktu kesempatan ia berhasil
menghajar mak inang kami. Didalam gusarnya mak inang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kami pun menotok jalan darah kematiannya dengan ilmu Im
Khek ciam..."
"Nenek bedebah yang tak berperi kemanusiaan"
Sepasang tangannya segera digetarkan bersama, ketiga
ratus enam puluh batang jarum terbang penembus jalan
darahnya serentak menghujam ke atas tubuhnya dan melesak
hingga lenyap dibalik permukaan badan.
Nenek berbaju hitam itu menjerit kesakitan ketika Cia Cui
Nio menggetarkan kembali tangannya, jala dengan jarumjarum
terbang itu tercabut kembali dari badannya.
Dalam waktu singkat ketiga ratus enam puluh buah jalan
darah ditubuh nenek berbaju hitam itu telah berubah menjadi
tiga ratus enam puluh buah mata lubang yang menyembur
darah segar.
Tak ampun lagi tewaslah biang keladi dari semua kejahatan
dalam dunia persilatan ini dalam keadaan yang sangat
mengenaskan.
Pada saat itulah tiba tiba muncul dua orang dayang yang
segera berlutut dimuka Tay im kaucu sambil berseru:
"Lapor kaucu, Hee hujin telah tewas menelan racun"
Dengan sedih Tay im kaucu berbisik:
"Aaai..., semua bencana ini timbul gara gara ulah adikku,
tapi kematiannya sungguh mengenaskan. . . "
Tiba tiba ia membalikkan badan dan lari menuju ke dalam
ruangan
Ban lo hujin segera memberi tanda kepada Ban Huijin agar
menghalangi kepergian Tay im kaucu, kemudian katanya:
"Yang sudah mati biarkan mati, kalau toh kau telah
menyesal dan mau bertobat, jalan kehidupan masih terbuka
untukmu, banyaklah berbuat amal dan kebajikan bagi umat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
manusia dikemudian hari, hitung hitung sebagai penebus dari
dosa dosa yang pernah kau lakukan dimasa lalu"
Dalam pada itu pengemis sakti berwajah senyum telah
mendekati pula Yu Hua Liong sambil menepuk badannya ia
berkata:
"Kuampuni Selembar jiwamu dari kematian tapi tenaga
dalammu hanya kusisakan tiga bagian. asal kau tidak
berambisi untuk melatih kembali kepandaianmu itu, kujamin
jiwa dapat selamat, nah kalian suami istri berdua boleh masuk
untuk mencari putra putri kalian, kemudian pergilah dari sini
dan carilah kehidupan yang tenang disuatu tempat terpencil"
Kemudian secara beruntun ia menepuk bebas jalan darah
Kiong San bin, Cu Tiok Po Giam Cu Ki serta Cho kijuan yang
tertotok sambil katanya pula:
"Tenaga dalam kalian milikipun tinggal tiga bagian, aku
rasa kekuatan tersebut masih lebih dari cukup untuk
melindungi keselamatan kalian, tapi ingat, jangan coba coba
untuk berlatih ilmu kembali bila ingin selamat, akibatnya kalian
akan muntah darah sampai mati. Nah, kalian pun boleh pergi
dari sini"
Keempat orang itu segera mengiakan berulang kali,
kemudian berturut-turut pergi meninggalkan tempat tersebut.
Yu Hua Liong sendiri dengan wajah tersipu sipu malu
mengajak istrinya (ilmu silat dari Tay im kaucu hanya biasa
biasa saja) untuk mengucapkan terima kasih kepada semua
orang, kemudian menemukan kembali putra-putrinya
berangkatlah mereka meninggalkan bukit itu.
Pengemis sakti berwajah senyum segera berpaling kearah
nenek pengemis begitu semua persoalan telah usai, katanya
sambil tertawa. "Hey nenek pengemis, aku rasa kita pun harus
pergi dari sini"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi belum berapa langkah beranjak. tiba tiba ia berpaling
kembali kearah Huan Cu Im dan serunya sambil tertawa:
"Hey anak muda, jangan lupa mengundang aku si orang
tua untuk mencicipi tiga cawan arak kegiranganmu, sampai
waktunya, aku siorang tua dan nenek pengemis pasti akan
menghadirinya"
Perkataan tersebut kontan saja membuat paras muka Huan
Cu Im, Hee Giok yang, Siang Ci Un dan Yap Ling berubah
menjadi semu merah karena jengah.
Dan sampai disini pula kisah cerita "pedang pelangi" sampai
bertemu kembali dalam cerita lain.
TAMAT

Anda sedang membaca artikel tentang Cerita Silat : Pedang Pelangi 7 Tamat dan anda bisa menemukan artikel Cerita Silat : Pedang Pelangi 7 Tamat ini dengan url http://cerita-eysa.blogspot.com/2012/08/cerita-silat-pedang-pelangi-7-tamat.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Cerita Silat : Pedang Pelangi 7 Tamat ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Cerita Silat : Pedang Pelangi 7 Tamat sumbernya.

Unknown ~ Cerita Silat Abg Dewasa

Cersil Or Post Cerita Silat : Pedang Pelangi 7 Tamat with url http://cerita-eysa.blogspot.com/2012/08/cerita-silat-pedang-pelangi-7-tamat.html. Thanks For All.
Cerita Silat Terbaik...

{ 1 komentar... read them below or add one }

hendri prastio mengatakan...

artikelnya bagus sekali sob,,menambah pengetahuan dan wawasan.. terima kasih banyak atas sharenya..semoga selalu menciptakan karya" terbaiknya,,,dan ditunggu UPDATEan terbarunya sob,,,pokoknya mantap deh! keren buat blog ente ! dan saya mohon dukungannya sob buat lomba kontes SEO berikut:
Ekiosku.com Jual Beli Online Aman Menyenangkan
Commonwealth Life Perusahaan Asuransi Jiwa Terbaik Indonesia
terima kasih atas dukungannya sob,, saya doakan semoga ente selalu mendapatkan kebaikan,, dan terus sukses!! amin hehe sekali lagi terima kasih banyak ya sob...thaks you verry much...

Posting Komentar